sin θ
tanθ=
cos θ
1 cos θ
cot θ= =
tan θ sinθ
1
sec θ=
cos θ
1
csc θ=
sin θ
dengan 𝑎 panjang sisi di depan sudut 𝐴, 𝑏 panjang sisi di depan sudut 𝐵, dan 𝑐
panjang sisi di depan sudut 𝐶.
b. Aturan Cosinus. Pada suatu segitiga 𝐴𝐵𝐶 berlaku :
5. Suatu fungsi mempunyai invers adalah fungsi tersebut injektif (satu-satu). Jika
𝑓 merupakan fungsi yang benar-benar monoton naik atau turun pada
domainnya maka 𝑓 mempunyai invers.
Sehingga :
−π π
x=sin−1 y ≤¿ y=sin x dan ≤x ≤
2 2
−π π
x=tan−1 y≤¿ y=tan x dan <x<
2 2
tan α ± tan β
tan ( α ± β )=
1 ∓tan α . tanβ
1
cos α . cos β= ¿ ¿ ¿
2
1
sin α . cos β= ¿ ¿ ¿
2
e. Turunan dari 𝑥𝑛
d [ xn ]
𝑓(𝑥) =𝑥𝑛 dengan 𝑛 bilangan bulat tak nol maka 𝑓′ (𝑥) = = 𝑛𝑥𝑛−1
dx
f. Turunan dari fungsi trigonometri.
d (sin x)
= cos 𝑥
dx
d ( cos x )
= -sin 𝑥
dx
d ( tan x )
= sec2𝑥
dx
d ( sec x )
= sec 𝑥 . tan𝑥
dx
d (csc x)
= csc 𝑥 . cot 𝑥
dx
d (cot x)
= -csc2𝑥
dx
5. Turunan Fungsi Invers. Fungsi invers adalah sebuah fungsi yang apabila
dikomposisikan dengan fungsi semula akan menghasilkan fungsi identitas atau
dapat dituliskan
𝑓∘𝑓 −1 = 𝑓 −1 ∘𝑓 = 𝐼 atau (𝑓∘𝑓 −1 )(𝑥) = (𝑓 −1 ∘𝑓)(𝑥) = 𝑥.
8. Aplikasi Turunan
a. Nilai ekstrim
Penentuan nilai ekstrim suatu fungsi dapat dilakukan dengan uji turunan
pertama yaitu Jika 𝑓 ′ (𝑥) ada pada selang (𝑐 − ℎ, 𝑐 + ℎ) untuk suatu ℎ> 0
kecuali mungkin di titik 𝑐 sendiri maka 𝑓(𝑐) ekstrim relatif jika dan hanya
jika tanda 𝑓 ′ (𝑥) berganti tanda di 𝑥 = c
b. Kemonotonan grafik fungsi
Kemonotonan grafik fungsi dapat dilihat dari nilai turunan pertama fungsi
tersebut yaitu jika 𝑓 ′ (𝑥) > 0 untuk setiap 𝑥∈𝐼 yang bukan di titik
ujungmaka grafik 𝑓 naik pada 𝐼 dan jika 𝑓 ′ (𝑥) < 0 untuk setiap 𝑥∈𝐼 yang
bukan di titik ujung maka grafik 𝑓 turun pada 𝐼.
c. Kecekungan grafik fungsi
Kecekungan grafik fungsi dapat diperiksa menggunakan turunan kedua
dari fungsi tersebut. Kriterianya adalah grafik 𝑓 cekung ke atas pada 𝐼
apabila 𝑓 ′′(𝑥) > 0 ∀𝑥∈𝐼 yang bukan titik ujung 𝐼 dan grafik 𝑓 cekung ke
bawah pada 𝐼 apabila 𝑓 ′′(𝑥) < 0 ∀𝑥∈𝐼 yang bukan titik ujung 𝐼.
d. Masalah maksimum minimum
Penentuan nilai ekstrim juga dapat dilakukan dengan uji turunan kedua
dengan syarat 𝑓 ′ (𝑥) dan 𝑓 ′′(𝑥) ada pada 𝐼. Kriteria yang digunakan yaitu:
𝑓 ′′(𝑥) < 0 ⇒𝑓(𝑎) suatu maksimum relatif 𝑓, 𝑓 ′′(𝑥) > 0 ⇒𝑓(𝑎) suatu
minimum relatif 𝑓, dan 𝑓 ′′(𝑥) = 0 ⇒ tidak ada kesimpulan.
b. Kelinieran
∫𝐾𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐾∫𝑓(𝑥)𝑑𝑥,
c. Integral Parsial
∫𝑈. 𝑑𝑉 = 𝑈. 𝑉 -∫𝑉.𝑑𝑈.
d. Teknik pengintegralan
dx = x + c
a dx = a dx = ax + c
1 n+1
x dx =
n n+1
x +c
1
sin ax dx =– a cos ax + c
1
cos ax dx = a sin ax + c
1
sec2ax dx = a tan ax + c
[ f(x) g(x) ] dx = f(x) dx g(x) dx
c) Integral bentuk ∫cos 𝑚𝑥 · sin 𝑛𝑥𝑑𝑥, ∫cos 𝑚𝑥 · cos 𝑛𝑥𝑑𝑥 dan ∫sin 𝑚𝑥 ·sin
𝑛𝑥𝑑𝑥
b. Teorema:
a
(1) Jika 𝑓(𝑎) terdefinisi maka ∫ f ( x )dx = 0
a
a a b
(2) Jika 𝑎>𝑏 dan ∫∫ f ( x )dx terdefinisi, maka∫ f ( x )dx =−¿∫∫ f ( x )dx
b b a
∫ f ( x ) dx=∫ f ( x ) dx +∫ f ( x ) dx
a a c
7. Aplikasi Integral
a. Luas Daerah pada Bidang Datar
b. Volume Benda Putar
Metode Cakram
Metode Cincin
Metode Sel Silinder (Kulit Tabung)
c. Panjang Busur Suatu Grafik Fungsi
d. Luas Permukaan Benda Putar