Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH KELEMBABAN KAYU TERHADAP KONSENTRASI PM2.

5 DAN
BLACK CARBON : ANALISIS DARI SKALA LABORATORIUM DAN LAPANGAN
Azaria Primelya *), Irawan Wisnu **), Titik Istirokhatun **)

ABSTRAK
Salah satu polutan dari aktivitas memasak rumah tangga dengan menggunakan kayu
bakar adalah PM2,5 yang secara teori 10-40% mengandung karakteristik kimia berupa black
carbon. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kelembaban kayu terhadap
konsentrasi PM2,5 dan black carbon pada proses pembakaran. Penelitian dilakukan pada
skala laboratorium dengan menggunakan reaktor sederhana serta dapur replikasi, dan skala
lapangan di 10 rumah yang menggunakan bahan bakar kayu untuk aktivitas memasak. Dari
hasil penelitian skala laboratorium kelembaban kayu terhadap distribusi massa PM 2,5
memiliki hubungan yang cukup, karena adanya kontrol udara pada penelitian sehingga
partikel yang dihasilkan oleh pembakaran kayu dapat ditangkap baik. Sedangkan penelitian
lapangan distribusi massa PM2,5 yang dihubungkan dengan 4 faktor yaitu lama memasak,
penggunaan kayu, laju pembakaran serta kelembaban kayu, tidak satupun hubungan yang
didapatkan,karena proses memasak setiap sampel berbeda. Dari hasil penelitian lapangan
distribusi ukuran black carbon tidak terdapat hubungan dengan kelembaban kayu, karena
tidak adanya pengaruh rendah atau tingginya kelembaban kayu terhadap distribusi ukuran
black carbon yang dihasilkan. Dan dari hasil penelitian skala laboratorium semakin tinggi
kelembaban maka semakin tinggi konsentrasi PM 2,5 dan Black Carbon yang dihasilkan
karena dilakukan kontrol udara serta waktu pembakaran dan dari hasil skala lapangan
kelembaban kayu tidak mempengaruhi konsentrasi PM 2,5 dan Black Carbon karena adanya
pengaruh angin, tambahan bahan bakar yang digunakan serta faktor lainnya.

Kata Kunci : Kelembaban Kayu; Proses Pembakaran Kayu; PM2,5; Black Carbon

A. PENDAHULUAN Kadar air bahan bakar (dalam hal ini


Diperkirakan bahwa sekitar 50% dari yaitu kayu bakar) yang menunjukan
populasi di dunia, sekitar 90% dibeberapa jumlah air yang dikandung oleh partikel
negara berkembang masih menggunakan bahan bakar merupakan faktor yang sangat
bahan bakar biomasa (kayu, kotoran berpengaruh terhadap perilaku api,
hewan dan sisa hasil panen) yang secara terutama dalam kecepatan pembakaran dan
khusus dibakar dalam tungku atau kompor kemampuan terbakar dari bahan bakar.
sederhana untuk kegiatan memasak dan Dalam hal ini, semakin tinggi kadar air
kegiatan pembakaran lainnya (Reddy et bahan bakar semakin banyak panas yang
al., 1997;WHO, 2005). Kayu sebagai diperlukan untuk mengeluarkan air dari
produk alam yang tersusun atas karbon bahan bakar. Hasilnya, terjadi penurunan
(46% C), hydrogen (6% H), oksigen (44% kecepatan pembakaran dan flamabilitas
O) serta mineral (1%). Panshin, et.al, dari bahan bakar tersebut. Olehkerena itu,
(1964) mengemukakan bahwa kayu kadar air sering digunakan dalam prediksi
memiliki sifat higroskopis dimana perilaku api (Syaufina 2008).
keberadaan sifat ini menyebabkan kayu Sejumlah studi menemukan bahwa
dapat menyerap (absorpsi) dan melepaskan terdapat hubungan antara partikulat hasil
(desorpsi) air untuk menyesuaikan diri pembakaran dengan dampak negatif
dengan kondisi lingkungannya. terhadap kesehatan manusia (Kreyling et
Kemampuan absorpsi dan desorpsi kayu al., 2006). Studi epidemologi juga
ini berakibat pada besarnya kadar air yang menghubungkan dampak tersebut dengan
selalu berubah tergantung pada suhu dan konsentrasi massa partikulat meliputi
kelembaban lingkungan sekitarnya. PM2,5 , PM10 dan ultrafine partikel dalam
angka konsentrasi (Hauser et al., 2001). Alat-alat yang digunakan pada
Partikel halus (PM2,5) secara umum berasal penelitian, antara lain Wood Moisture
dari proses pembakaran, proses fotokimia MD818, SKC Sioutas Cascade
dan proses konversi gas ke dalam bentuk Impactor (SKC Inc) with Leland
partikel (Mitra et al., 2002). Bermacam Legacy® dan Cyclone PM2,5 URG-
studi menyatakan bahwa proses 2000-30EN yang digunakan untuk
pembakaran kayu menghasilkan tingkat mengukur nilai masa Particulate Matter
pencemaran udara dalam ruang yang tinggi 2,5 (PM2,5), kertas saring, neraca
yang berupa CO dan PM2,5 di Guatemala analitik Merk ACIS AW-X series
(Bruce et al., 2000) dan PM2,5 Meksiko untuk menimbang berat kayu yang
(Braurer et al., 1996). akan digunakan untuk aktivitas
Terjadinya proses pembakaran memasak , meteran, jam tangan, dan
biomasa sering disertai emisi dalam alat tulis.
jumlah yang besar yaitu partikel aerosol
dan black carbon (Kozlov et al., 2005).
Pengukuran dibeberapa wilayah kota di
Australia memperlihatkan bahwa black
carbon secara tipikal 10-40 % dari fraksi
partikel halus (PM2,5) (Cohen et al 1995,
1995b, 1996, 1999, Ayer et al 1998).
Dengan mempertimbangkan
pentingnya kualitas udara dalam ruang
yang bersih dan tidak tercemar, maka
(a) (b)
dilakukan penelitian untuk melihat
pengaruh kelembaban kayu bakar terhadap Gambar 1
black carbon partikel halus PM2,5 yang (a) SKC Sioutas Cascade Impactor
terdapat dalam dapur suatu rumah tangga with Leleand legacy
dimana terjadi kegiatan pembakaran (b) Cyclone PM2,5 URG-2000-30EN
menggunakan kayu bakar seperti Sumber: Dokumentasi, 2011
memasak.
B. METODOLOGI
Secara keseluruhan pelaksanaan
penelitian dibagi dalam tiga tahapan,
meliputi :
1. Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan merupakan Gambar 2
segala persiapan yang perlu dilakukan Wood Moisture MD818
untuk mendukung terlaksananya Sumber: Dokumentasi, 2011
penyusunan tugas akhir, meliputi tahap Lokasi penelitian skala
persiapan, survey alat, dan survey awal laboratorium dilakukan di 1 dapur
kondisi wilayah penelitian. Tahapan warga dan penelitian lapangan
persiapan merupakan segala sesuatu dilaksanakan di 10 dapur rumah tangga
yang perlu dilakukan untuk di Desa Bakaran Wetan, Kelurahan
mendukung terlaksananya penyusunan Juwana, Kabupaten Pati yang masih
tugas akhir, yaitu pemahaman lebih menggunakan kayu bakar sebagai
mendalam mengenai permasalahan bahan bakar untuk aktivitas memasak.
yang akan diangkat pada tugas akhir 2. Tahap Pelaksanaan
dengan diduhului kegiatan studi Pelaksanaan penelitian skala
pustaka, perijinan, penyusunan dan laboratorium dibagi menjadi dua,
persetujuan proposal. yaitu; skala mikro dengan reaktor
sederhana yang terbuat dari PVC didapatkan dari pengambilan sampel di
dengan melakukan pembakaran kayu penelitian skala laboratorium dan
dengan dimensi yang sama selama 3 lapangan, dilanjutkan dengan analisis
menit dengan kelembaban yang konsentrasi PM2,5 di Laboratorium di
berbeda-beda dan pembakaran kayu di Balai Pendidikan dan Pelatihan
dapur replikasi dengan melakukan Metrologi Bandung dan analisis black
pembakaran kayu berdimensi sama carbon di kantor PT Ganesha
berkelembaban berbeda di tungku Environmental & Energy Services
tanpa memasak selama 30 menit. Bandung.
Pengukuran menggunakan alat C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Cyclone PM2,5 URG-2000-30EN 1. ANALISIS KONSENTRASI PM2,5
dengan Leland Legacy beraliran 10 Konsentrasi PM2,5 dianalisis dengan
lpm. Sedangkan pelaksanaan penelitian menggunakan metode gravimetri, yaitu
lapangan dilakukan di 10 dapur rumah dengan melakukan penimbangan filter
warga menggunakan alat SKC Sioutas sebelum dan setelah sampling, sehingga
Cascade Impactor (SKC Inc) with berat partikulat yang terdapat dalam filter
Leland Legacy® beraliran 9 lpm dapat diketahui.
diletakkan disuatu penyangga tiang 1.1 Analisis dan Pembahasan Hubungan
dengan ketinggian sama setiap rumah Kelembaban Kayu terhadap
yaitu 82 cm dan diletakkan didekat Konsentrasi PM2,5
tungku yang digunakan untuk 1.1.1Penelitian Skala Mikro dengan
memasak dengan jarak antara 30 – 40 Reaktor Sederhana
cm dari tungku serta disesuaikan Konsentrasi dan kelembaban yang
dengan kemungkinan ibu rumah tangga didapatkan dari 6 variasi kelembaban
memasak tanpa mengganggu dapat dilihat pada tabel berikut :
pergerakan normal orang memasak. Di Tabel 1
samping itu dilakukan pencatatan suhu, Kelembaban Kayu dan Konsentrasi PM2,5
dan kelembaban kayu yang digunakan. pada Penelitian Skala Mikro dengan Reaktor
Setelah sampling, filter hasil sampling Sederhana
disimpan dalam desikator untuk Konse
Selis ntrasi Kelem
kemudian dianalisis di laboratorium. Sa
Keteranga ih
Vol
PM baban
Sebelum sampling, terlebih dahulu mp ume
n Bera 2,5 Kayu
el (L)
dilakukan penimbangan filter secara t (g) (µg/m (%)
3)
langsung untuk mengetahui berat awal Tanpa 0,01 26,1 44830
filter sebelum sampling. Penimbangan 1 Perlakuan 1743 0 4,496 12,16
filter ini menggunakan neraca analisis Penjemura 0,01 26,3 42049
2 n 14 Jam 1099 0 6,748 6,5
yaitu Mass Comparator Mettler Toledo Penjemura 0,00 25,0 13387
Tipe XP 26 Comparator yang 3 n 21 Jam 3359 0 6,522 5
mempunyai tingkat ketelitian 6 desimal Perendama 0,00 23,3 49093,
4 n 30 Jam 1148 0 058 18,75
(0,000000 g). Penimbangan ini Perendama 0,00 26,0 13528
dilakukan di Laboratorium Balai 5 n 36 Jam 3530 0 0,684 19,75
Pendidikan dan Pelatihan Metrologi Perendama 0,05 22,4 24639
6 n 48 Jam 5392 0 59,728 24,16
Bandung. Masing-masing filter diberi
kode agar tidak tertukar satu sama lain. Sumber : Hasil Analisis, 2011
3. Tahap Analisis Data Dari tabel di atas dapat dilihat
Analisis data dilakukan dengan bahwa semakin kecil angka kelembaban
menganalisis data yang telah diperoleh kayu maka semakin kecil konsentrasi
dari sampling, yaitu masa partikel PM2,5 yang dihasilkan dan semakin tinggi
halus PM2,5 dan karakteristik kimia kelembabannya maka semakin tinggi
Black Carbon. Data primer yang konsentrasi PM2,5 yang dihasilkan.
Hubungan antara kelembaban kayu Sumber : Hasil Analisis, 2011
terhadap konsentrasi PM2,5 pada penelitian Dari tabel di atas dapat dilihat
ini dapat dilihat pada grafik berikut. bahwa semakin tinggi kelembaban kayu
yang digunakan maka akan semakin tinggi
konsentrasi PM2,5 yang dihasilkan.
Hubungan antara kelembaban kayu
terhadap konsentrasi PM2,5 pada penelitian
ini dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 1
Grafik Hubungan Kelembaban Kayu
terhadap Konsentrasi PM2,5 pada Penelitian
Skala Mikro dengan Reaktor Sederhana
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Dari grafik dapat dilihat bahwa Gambar 2
terdapat hubungan antara kelembaban Grafik Hubungan Kelembaban Kayu
kayu terhadap konsentrasi PM2,5 yang terhadap Konsentrasi PM2,5 pada Penelitian
cukup. Hal ini dapat dilihat bahwa Replikasi
hubungan antara kelembaban kayu Sumber : Hasil Analisis, 2011
terhadap konsentrasi PM2,5 diperoleh Dari grafik dapat dilihat bahwa
persamaan dengan nilai R2 = 0,3103 dan terdapat hubungan antara kelembaban
hampir mendekati 1. Hal ini dapat kayu terhadap konsentrasi PM2,5 yang kuat.
disimpulkan bahwa semakin tinggi Hal ini dapat dilihat bahwa hubungan
kelembaban kayu maka semakin tinggi antara kelembaban kayu terhadap
pula konsentrasi PM2,5 yang dihasilkan. konsentrasi PM2,5 diperoleh persamaan
Faktor yang lain yang kemungkinan dengan nilai R2 = 1. Hal ini dapat
mempengaruhi pada percobaan ini disimpulkan bahwa semakin tinggi
disebabkan karena kontrol udara yang kelembaban kayu maka semakin tinggi
tidak banyak terpapar angin karena pula konsentrasi PM2,5 yang dihasilkan.
pembakaran dilakukan didalam reaktor, Faktor yang lain yang kemungkinan
menggunakan api yang cenderung konstan mempengaruhi pada percobaan ini
serta waktu permbakaran kayu yang sama. disebabkan karena tanpa adanya alat
1.1.2 Penelitian di Sebuah Dapur masak di atas tungku yang mempengaruhi
(Replikasi) gerak api dan besaran api tidak
Konsentrasi dan kelembaban yang dipengaruhi oleh apa yang di masak di
didapatkan dari 2 variasi kelembaban atasnya, serta angin yang tidak banyak
dapat dilihat pada tabel berikut : pada saat pembakaran karena pada saat
Tabel 2 pembakaran ruangan dalam keadaan
Kelembaban Kayu dan Konsentrasi PM2,5 tertutup.
pada Penelitian Replikasi 1.1.3 Penelitian Lapangan
Konse Kelembaban dan konsentrasi PM2,5
Selis
Sa ih
Vol ntrasi Kelem dari sampel 10 rumah penelitian lapangan
Keterang um PM baban
mp
an
Ber
e 2,5 Kayu
dapat dilihat pada Tabel berikut
el at
(L) (µg/m (%)
(g)
3)
Penjemura 0,00 299, 347,85
1 n 8 Jam 0105 90 7 7,33
Perendama 0,00 287, 534,65
2 n 48 Jam 0154 00 5 24,67
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Tabel 3 Dari grafik dapat dilihat bahwa
Kelembaban Kayu dan Konsentrasi PM2,5 tidak terdapat hubungan antara
pada Penelitian Lapangan kelembaban kayu terhadap konsentrasi
Konsentrasi PM 2,5 Tiap PM2,5. Hal ini dapat dilihat bahwa
Konse
Distribusi Ukuran
ntrasi Kelem
hubungan antara kelembaban kayu
Sa (µg/m³) terhadap konsentrasi PM2,5 diperoleh
PM baban
mp
el 1,0 0,5 0,2
<
2,5 Kayu persamaan dengan nilai R2 yang jauh dari
- - 5- (µg/m (%)
2,5 1,0 0,5
0,25 ³)
angka 1, yaitu R2 = 0,04. Hal ini dapat
µm disimpulkan bahwa kelembaban kayu tidak
µm µm µm
137 260 709
660,
mempengaruhi nilai konsentrasi PM2,5
,82 ,72 ,80 1768.7 yang dihasilkan.
414
R1 6 0 1 6 11,5
27, 7,3 71, 169, Sebagai contoh hal ini dapat dilihat
R2 087 87 411 909 275,79 17,0 jelas pada sampel 3 dan sampel 10, pada
13, 17, 86, 333, sampel 3 kayu yang digunakan lebih tinggi
R3 886 358 791 279 451,31 19,33
131 377 angka kelembabannya daripada sampel 10.
28, 971,
082
,39 ,75
120
1508,3 Pada sampel 3 kayu yang digunakan kayu
R4 0 8 5 16,37 yang sudah dibelah menjadi lebih kecil,
114
2,5 10,
,28
720, tungku yang digunakan masih kokoh, api
40 159 011
R5 7 847,00 17,6 terkontrol, ruangan memiliki luasan
294 sedang, dan angin yang tidak banyak,
85, 73, ,14 1067 1521,0
R6 939 362 8 ,598 5 16,67 sehingga asap yang dihasilkan lebih
103 mudah menyebar ke udara. Sedangkan
4,5 14, ,06 367, pada sampel 10 kayu yang digunakan
R7 81 887 6 604 490,14 16,6
3,7 11, 35, 72,8 berupa batangan yang memiliki diameter
123,54
R8 06 119 827 89 12,57 lebih besar, tungku yang digunakan lebih
125 terbuka, api tidak terkontrol disebabkan
34, 48, 549,
,50 757,34
R9
327 272
8
233
13,35 angin yang masuk melalui jendela yang
200 ada pada dapur dan dimensi ruangan
94, 76, ,22 985, 1356,4 tempat memasak sangat kecil, sehingga
R10 225 557 7 432 4 16,14
asap yang dihasilkan oleh pembakaran
Sumber : Hasil Analisis, 2011
kayu tidak memiliki banyak ruang untuk
Dari tabel di atas dapat dilihat
tersebar di udara.
bahwa kelembaban kayu yang digunakan
1.2 Analisis dan Pembahasan
tidak mempengaruhi konsentrasi PM2,5
Distribusi Massa PM2,5 dari dapur
yang dihasilkan. Hubungan antara
yang menggunakan kayu bakar
kelembaban kayu terhadap konsentrasi
(Penelitian Skala Laboratorium)
PM2,5 pada penelitian ini dapat dilihat pada
Pembakaran yang dilakukan pada
grafik berikut.
skala lab. menggunakan alat Cyclone PM2,5
, sehingga partikel hasil pembakaran
terkumpul pada 1 filter.
1.2.1 Penelitian Skala Mikro dengan
Reaktor Sederhana
Dari penelitian skala mikro dengan
reaktor sederhana, dilakukan pembakaran
kayu sebanyak 6 sampel yang memiliki
kelembaban yang berbeda-beda.
Gambar 3
Grafik Hubungan Kelembaban Kayu
terhadap Konsentrasi PM2,5 pada Penelitian
Lapangan
Dari grafik dapat dilihat bahwa
terdapat hubungan antara kelembaban
kayu terhadap konsentrasi PM2,5 yang
cukup. Hal ini dapat dilihat bahwa
hubungan antara distribusi massa terhadap
kelembaban kayu diperoleh persamaan
Tabel 4 dengan nilai R2 yang mendekati angka 1,
Distribusi Massa Pada Penelitian Skala Mikro yaitu R2 = 0,430. Hal ini dapat
dengan Reaktor Sederhana disimpulkan bahwa kelembaban kayu
Kelem Penimbang Distr cukup mempengaruhi distribusi massa
Sa baban an Filter ibusi
mp Kayu (mg) Mass
Keteranga PM2,5 yang dihasilkan.
n Faktor yang dapat mempengaruhi
el Akhir Sebe Sesu a
(%) lum dah (mg) hubungan ini antara lain pembakaran yang
114. 119. Penjemura dilakukan pada kondisi tertutup, sehingga
3 5 449 058 3.359 n 21 Jam
114. 126. 11.09 Penjemura tidak banyak udara yang ada dan partikel
2 6.5 180 529 9 n 14 Jam yang terhisap bisa lebih banyak karena
115. 128. 11.74 Tanpa tidak banyak terdapat ruang untuk
1 12.16 619 612 3 Perlakuan
113. 115. Perendama pergerakan partikel.
4 18.75 6 998 1.148 n 30 Jam 1.2.2 Penelitian di Sebuah Dapur
115. 120. Perendama (Replikasi)
5 19.75 433 213 3.53 n 36 Jam
114. 117. Perendama Dari penelitian replikasi ini,
6 24.16 668 131 1.213 n 48 Jam dilakukan pembakaran kayu sebanyak 2
Bla 116. 117. sampel yang memiliki kelembaban yang
nko 037 287 1.25
*Blanko merupakan pembakaran spiritus saja
berbeda-beda. Kelembaban dari masing-
Sumber : Hasil Analisis, 2011 masing sampel beserta distribusi massa
Dari tabel dapat dilihat kelembaban yang dihasilkan selama pembakaran 30
kayu tidak terlalu berpengaruh terhadap menit dapat dilihat pada tabel 5
distribusi massa yang dihasilkan. Kayu Tabel 5
yang memiliki kelembaban rendah Distribusi Massa Pada Penelitian di Sebuah
menghasilkan distribusi massa yang lebih Dapur (Replikasi)
Seli
banyak daripada kayu yang memiliki Kelem Penimbanga sih
Sa baban n Filter (mg)
kelembaban tinggi. Untuk hubungan antara mpe Kayu
Ber Keteranga
distribusi massa PM2,5 terhadap at n
l Akhir Sebe Sesu (m
kelembaban kayu dapat dilihat pada grafik (%) lum dah g)
berikut 117. 117. 0.0 Penjemuran
1 7.33 160 265 81 8 Jam
113. 113. 0.1 Perendama
2 24.67 688 842 30 n 48 Jam
Bla 113. 113. 0.0
nko 045 069 24  
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Dari tabel dapat dilihat kayu yang
memiliki kelembaban rendah
menghasilkan distribusi massa yang lebih
Gambar 4 sedikit daripada kayu yang memiliki
Grafik Hubungan Distribusi Massa kelembaban tinggi. Untuk hubungan antara
terhadap Kelembaban Kayu pada distribusi massa PM2,5 terhadap
Penelitian Skala Mikro dengan Reaktor kelembaban kayu dapat dilihat pada grafik
Sederhana berikut
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Tabel 6
Distribusi Massa Data Lapangan 10 Sampel
Rumah
Selisih Berat Filter Distri
Sa
< busi
mpe
1,0 - 0,5 - 0,25 - 0,25 Mass
l
2,5 µm 1,0 µm 0,5 µm µm a (g)
0,0001 0,0002 0,0006 0,000 0,001
R1 20 27 18 575 540
Gambar 5 0,0000 0,0000 0,0001 0,000 0,000
R2 55 15 45 345 560
Grafik Hubungan Distribusi Massa 0,0000 0,0000 0,0000 0,000 0,000
terhadap Kelembaban Kayu pada R3 12 15 75 288 390
Penelitian di Sebuah Dapur (Replikasi) 0,0000 0,0001 0,0004 0,001 0,001
R4 31 34 17 072 654
Sumber : Hasil Analisis, 2011 0,0000 0,0000 0,0001 0,001 0,001
Dari grafik dapat dilihat bahwa R5 04 16 80 134 334
terdapat hubungan antara kelembaban 0,0001 0,0001 0,0004 0,001 0,002
R6 23 05 21 528 177
kayu terhadap konsentrasi PM2,5. Hal ini 0,0000 0,0000 0,0000 0,000 0,000
dapat dilihat bahwa hubungan antara R7 04 13 90 321 428
distribusi massa terhadap kelembaban 0,0000 0,0000 0,0000 0,000 0,000
R8 03 09 29 059 100
kayu diperoleh persamaan dengan nilai 0,0000 0,0000 0,0001 0,000 0,000
R2=1. Hal ini dapat disimpulkan bahwa R9 32 45 17 512 706
kelembaban kayu mempengaruhi distribusi 0,0000 0,0000 0,0001 0,000 0,000
R10 48 39 02 502 691
massa PM2,5 yang dihasilkan.
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Faktor yang dapat mempengaruhi
Jumlah distibusi massa yang
hubungan ini antara lain pembakaran yang
dihasilkan dapat dipengaruhi oleh
dilakukan hanya pembakaran kayu saja
beberapa faktor lain seperti, lama
tanpa melakukan kegiatan memasak diatas
memasak, jumlah penggunaan kayu, laju
api / tungku. Sehingga api banyak tertiup
pembakaran kayu dan kelembaban kayu.
oleh angin, dan dapat mempengaruhi laju
Berikut tabel untuk mengetahui hubungan
pembakaran kayu serta pergerakan asap ke
distribusi massa dengan aktivitas
segala arah sehingga partikel yang
memasak.
dihasilkan tidak dapat diserap oleh alat
Tabel 6
secara maksimal.
Distribusi Massa, Lama Memasak,
1.3 Analisis dan Pembahasan
Penggunaan Kayu, Laju Pembakaran,
Distribusi Massa PM2.5 yang
Kelembaban Kayu
Berhubungan dengan Aktivitas Lam
Memasak Distr Laju
a Pengg Kelem
Sa ibusi Pemba
Kayu bakar yang digunakan mp Mass
Mem unaan
karan
baban
asak Kayu Kayu
sebagai bahan bakar untuk memasak, jika el a
(men (Kg)
(Kg/m
(%)
sudah terbakar maka akan menghasilkan (mg) enit)
it)
asap yang merupakan partikel yang R1 1,54 96 2,13 0,022 11,5
terbang ke udara. Dan banyaknya partikel R2 0,56 220 10,64 0,048 17,0
yang dihasilkan oleh kayu bakar
R3 0,39 97 4,18 0,043 19,33
tergantung dari berbagai macam faktor.
R4 1,654 123 3,27 0,027 16,37
Adapun distribusi massa disini merupakan
jumlah dari keempat distribusi ukuran R5 1,334 176 5,50 0,031 17,6
yang ada, berikut distribusi massa dari 10 R6 2,177 98 5,00 0,051 16,67
sampel rumah dapat dilihat pada tabel R7 0,428 100 3,44 0,034 16,6
sebagai berikut. R8 0,100 90 3,71 0,041 12,57
R9 0,706 102 3,98 0,039 13,35
R10 0,691 56 3,777 0,067 16,14
Sumber : Hasil Analisis, 2011 membawa partikel ke udara. Lamanya
Dari data yang didapat dari tabel waktu yang diperlukan untuk memasak
dapat dilihat penggunaan kayu serta lama juga sangat mempengaruhi banyaknya
memasak masing-masing sampel berbeda. timbulan asap yang dihasilkan dari
Sebagai contoh pada saat memasak, di pembakaran.
rumah yang memasak selama 220 menit 1.3.2 Hubungan Distribusi Massa
menggunakan kayu 10,64 kg dan terhadap Penggunaan Kayu
menghasilkan distribusi massa 0,56 mg.
Sedangkan di rumah lain yang memasak
selama 90 menit menggunakan kayu 3,71
kg mengahasilkan distribusi massa yang
kecil, yaitu 0,100 mg. Hal ini dapat dilihat
bahwa semakin lama memasak atau
semakin banyak kayu yang digunakan
belum tentu menghasilkan distribusi massa
yang banyak pula. Dari hasil analisis ini Gambar 7
maka dapat dilihat hubungan distribusi Grafik Hubungan Distribusi Massa
massa dengan masing-masing faktor lain terhadap Penggunaan Kayu
yang mungkin berhubungan pada saat Sumber : Hasil Analisis, 2011
aktivitas memasak. Dari grafik dapat dilihat bahwa
1.3.1 Hubungan Distribusi Massa tidak terdapat hubungan antara
terhadap Lama Memasak kelembaban kayu terhadap konsentrasi
PM2,5. Hal ini dapat dilihat bahwa
hubungan antara kelembaban kayu
terhadap konsentrasi PM2,5 diperoleh
persamaan dengan nilai R2 yang jauh dari
angka 1, yaitu R2 = 0,021. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa distribusi massa tidak
berpengaruh terhadap jumlah penggunaan
kayu.
Gambar 6 Adapun beberapa faktor yang
Grafik Hubungan Distribusi Massa kemungkinan dapat mempengaruhi
terhadap Lama Memasak hubungan distribusi massa terhadap
Sumber : Hasil Analisis, 2011 penggunaan kayu karena kayu yang
Dari grafik dapat dilihat bahwa digunakan besarnya berbeda-beda. Kayu
tidak terdapat hubungan antara yang berukuran kecil lebih cepat habis
kelembaban kayu terhadap konsentrasi daripada kayu yang besar.
PM2,5. Hal ini dapat dilihat bahwa 1.3.3 Hubungan Distribusi Massa
hubungan antara kelembaban kayu terhadap Laju Pembakaran Kayu
terhadap konsentrasi PM2,5 diperoleh
persamaan dengan nilai R2 yang jauh dari
angka 1, yaitu R2 = 0,020. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa distribusi massa tidak
berpengaruh terhadap lama memasak.
Adapun beberapa faktor yang
kemungkinan dapat mempengaruhi
hubungan distribusi massa terhadap lama
memasak karena pada saat pembakaran
kayu tidak semua partikel terserap oleh Gambar 8
alat dikarenakan adanya angin yang
Grafik Hubungan Distribusi Massa Adapun beberapa faktor yang
terhadap Laju Pembakaran Kayu kemungkinan dapat mempengaruhi
Sumber : Hasil Analisis, 2011 hubungan distribusi massa terhadap
Dari grafik dapat dilihat bahwa kelembaban kayu karena kayu yang
tidak terdapat hubungan antara digunakan walaupun memiliki kelembaban
kelembaban kayu terhadap konsentrasi yang tinggi tetapi jika proses hidupnya api
PM2,5. Hal ini dapat dilihat bahwa bagus dan tidak ada angin akan
hubungan antara kelembaban kayu mempercepat pembakaran kayu.
terhadap konsentrasi PM2,5 diperoleh 2 Analisis Konsentrasi Black Carbon
persamaan dengan nilai R2 yang jauh dari Setelah dilakukan pengukuran
angka 1, yaitu R2 = 0,092. Hal ini dapat black carbon pada filter setelah sampling,
disimpulkan bahwa distribusi massa tidak dapat dihitung konsentrasi black carbon di
berpengaruh terhadap laju pembakaran PM2,5 yang terdapat dalam filter dengan
kayu. menggunakan reflektansi EEL
Adapun beberapa faktor yang Elektrometer.
kemungkinan dapat mempengaruhi 2.1 Analisis dan Pembahasan
hubungan distribusi massa terhadap laju Hubungan Kelembaban Kayu
pembakaran kayu karena kayu yang terhadap Konsentrasi Black
digunakan besarnya berbeda-beda. Kayu Carbon di PM2,5
yang berukuran kecil lebih cepat terbakar 2.1.1 Penelitian Skala Mikro dengan
dan habis, sedangkan kayu yang besar Reaktor Sederhana
lebih lama terbakar dan lama pula Kelembaban kayu dan konsentrasi
habisnya, dan biasanya sisa pembakaran black carbon di PM2,5 yang didapatkan dari
kayu atau arang sudah tidak digunakan 6 variasi kelembaban dapat dilihat pada
lagi. tabel berikut:
1.3.4 Hubungan Distribusi Massa Tabel 7
terhadap Kelembaban Kayu Kelembaban Kayu dan Konsentrasi Black
Carbon di PM2,5 pada Penelitian Skala Mikro
dengan Reaktor Sederhana

Konsentr
Kelembab
Samp asi Black
Keterangan an Kayu
el Carbon
Akhir (%)
(µg/cm3)

Penjemuran 14
1 Jam 6.5 3231.49
Gambar 9 Penjemuran 21
2 Jam 5 2651.84
Grafik Hubungan Distribusi Massa Perendaman 30
terhadap Kelembaban Kayu 3 Jam 18.75 2028.68
Sumber : Hasil Analisis, 2011 Perendaman 36
4 Jam 19.75 2214.65
Dari grafik dapat dilihat bahwa Perendaman 48
tidak terdapat hubungan antara 5 Jam 24.16 1761.6
kelembaban kayu terhadap konsentrasi 6 Tanpa Perlakuan 12.16 3215.24
PM2,5. Hal ini dapat dilihat bahwa Sumber :Hasil analisis, 2011
hubungan antara kelembaban kayu Dari tabel di atas dapat dilihat
terhadap konsentrasi PM2,5 diperoleh bahwa konsentrasi black carbon yang
persamaan dengan nilai R2 yang jauh dari dihasilkan besar, dan kelembaban kayu
angka 1, yaitu R2 = 0,019. Hal ini dapat tidak terlalu berpengaruh dengan
disimpulkan bahwa distribusi massa tidak konsentrasi black carbon yang dihasilkan,
berpengaruh terhadap kelembaban kayu akan tetapi jika di tarik garis lurus
yang digunakan untuk memasak. hubungan antara kelembaban kayu
terhadap konsentrasi black carbon di PM2,5
pada penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 8
grafik berikut Kelembaban Kayu dan Konsentrasi Black
Carbon di PM2,5 pada Penelitian Replikasi
Konsentr
Kelembab
Samp asi Black
Keterangan an Kayu
el Carbon
Akhir (%)
(µg/cm3)

Penjemuran 8
1 Jam 7.33 73.56
Perendaman 48
2 Jam 24.67 89.35
Gambar 10 Sumber : Hasil Analisis, 2011
Grafik Hubungan Kelembaban Kayu Dari tabel di atas dapat dilihat
terhadap Konsentrasi Black Carbon di bahwa konsentrasi black carbon di PM2,5
PM2,5 pada Penelitian Skala Mikro dengan yang dihasilkan, semakin tinggi
Reaktor Sederhana kelembaban kayu akan mempengaruhi
Sumber : Hasil Analisis, 2011 tingginya konsentrasi black carbon di
Dari grafik dapat dilihat bahwa PM2,5 yang dihasilkan, Hubungan antara
terdapat hubungan yang kuat antara kelembaban kayu terhadap konsentrasi
kelembaban kayu terhadap konsentrasi black carbon di PM2,5 di penelitian ini,
black carbon di PM2,5. Hal ini dapat dilihat dapat dilihat pada grafik berikut.
bahwa hubungan antara kelembaban kayu
terhadap konsentrasi black carbon di PM2,5
diperoleh persamaan dengan nilai R2 =
0,670 dan mendekati 1. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi
kelembaban kayu maka semakin tinggi
pula konsentrasi black carbon di PM2,5
yang dihasilkan.
Adapun beberapa faktor yang lain Gambar 11
yang kemungkinan mempengaruhi pada Grafik Hubungan Kelembaban Kayu
percobaan ini disebabkan karena kontrol terhadap Konsentrasi Black Carbon di
udara yang tidak banyak terpapar angin PM2,5 pada Penelitian Replikasi
karena pembakaran dilakukan didalam Sumber : Hasil Analisis, 2011
reaktor sehingga asap yang dihasilkan oleh Dari grafik dapat dilihat bahwa
pembakan kayu dapat terserap oleh alat terdapat hubungan yang sangat kuat antara
secara maksimal dan menghasilkan angka kelembaban kayu terhadap konsentrasi
konsentrasi black carbon yang tinggi, black carbon diPM2,5. Hal ini dapat dilihat
menggunakan api yang cenderung konstan bahwa hubungan antara kelembaban kayu
serta waktu permbakaran kayu yang sama. terhadap konsentrasi black carbon di PM2,5
2.1.2 Penelitian di Sebuah Dapur diperoleh persamaan dengan nilai R2 = 1.
(Replikasi) Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin
Kelembaban kayu dan konsentrasi tinggi kelembaban kayu maka semakin
black carbon di PM2,5 yang didapatkan dari tinggi pula konsentrasi black carbon di
2 variasi kelembaban dapat dilihat pada PM2,5 yang dihasilkan.
tabel berikut Adapun beberapa faktor yang lain
yang kemungkinan mempengaruhi pada
percobaan ini disebabkan karena
perbedaan kelembaban kayu yang beda
jauh, dan memilki waktu pembakaran yang Grafik Hubungan Kelembaban Kayu
sama. terhadap Konsentrasi Black Carbon di
2.1.3 Penelitian Lapangan PM2,5 pada Penelitian Lapangan
Kelembaban Kayu dan konsentrasi Sumber : Hasil Analisis, 2011
black carbon di PM2,5 dari sampel 10 Dari grafik dapat dilihat bahwa
rumah penelitian lapangan dapat dilihat tidak terdapat hubungan antara
pada tabel berikut. kelembaban kayu terhadap konsentrasi
Tabel 9 black carbon di PM2,5. Hal ini dapat dilihat
Konsentrasi Black Carbon di PM2,5 dan bahwa hubungan antara kelembaban kayu
Kelembaban Kayu pada Penelitian terhadap konsentrasi black carbon di PM2,5
Lapangan diperoleh persamaan dengan nilai R2 yang
Konsentrasi BC
Konse jauh dari angka 1, yaitu R2 = 0,017.
Distribusi Ukuran Kelem
Sa ntrasi
baban
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mp 1,0 BC
- 0,5 0,25 ≤ Kayu kelembaban kayu tidak mempengaruhi
el (µm/m
2.5 -1 -0.5 0.25 3
)
(%) nilai konsentrasi black carbon di PM2,5
µm µm µm µm yang dihasilkan.
4.4 4.2 6.03 50.1
R1 37 40 70 11 64.825 11.5 Adapun beberapa faktor yang lain
1.5 1.5 2.40 23.3 yang kemungkinan mempengaruhi pada
R2 90 90 00 60 28.940 17.0 percobaan ini seperti pada pembahasan
3.9 4.1 6.24 59.2
R3 82 39 50 69 73.635 19.33 sebelumnya, disebabkan karena ukuran
3.4 3.1 5.11 52.5 kayu yang berbeda-beda sehingga
R4 56 80 00 48 64.294 16.37 mempengaruhi proses pembakaran kayu,
2.1 2.0 2.97 30.5
R5 79 65 10 31 37.746 17.6 dimensi tungku yang digunakan, besaran
3.2 3.3 5.32 51.9 api yang tidak terkontrol terkadang mati
R6 72 32 20 76 63.902 16.67 atau dilakukannya pengurangan kayu jika
3.7 3.6 5.42 51.7
R7 01 94 40 01 64.520 16.6 api membesar, jenis masakan setiap
4.0 3.9 5.88 40.0 sampel berbeda-beda, luasan ruangan yang
R8 28 25 90 35 53.877 12.57 berbeda-beda, bahan bakar tambahan yang
4.0 4.1 6.57 79.3
R9 90 74 70 83 94.224 13.35 digunakan seperti minyak tanah/bensin/
8.0 7.5 12.9 163. 192.04 solar/ serbuk gergaji kayu atau bahkan
R10 62 38 550 490 5 16.14 penggunaan sampah untuk media
Sumber : Hasil Analisis, 2011 penghidupan api, serta arah angin yang
Dari tabel di atas dapat dilihat kadang berpengaruh dengan besaran api.
bahwa kelembaban kayu yang digunakan 2.2 Analisis dan Pembahasan
tidak mempengaruhi konsentrasi black Hubungan Black Carbon Tiap
carbon di PM2,5 yang dihasilkan. Distribusi Ukuran (Dekat dengan
Hubungan antara kelembaban kayu Pemasak) yang dihubungkan
terhadap konsentrasi black carbon di PM2,5 dengan Kelembaban Kayu
pada penelitian ini dapat dilihat pada Berikut merupakan perbandingan
grafik berikut. persentase konsentrasi black carbon tiap
distribusi ukuran pada 10 rumah penelitian
lapangan selama memasak dengan
kelembaban kayu yang digunakan untuk
kegiatan memasak pada tabel.

Gambar 12
yang didapatkan ukuran 1,0-25 µm 8,062
µm/m3, 0,5-1,0 µm 7,538 µm/m3, 0,25-0,5
µm 12.955 µm/m3 dan ≤ 0,25 µm 163.490
Tabel 10 µm/m3. Sedangkan pada rumah 3 yang
Kelembaban Kayu dan Distribusi Ukuran menggunakan kayu memiliki kelembaban
Black Carbon di PM2,5 pada Penelitian lebih tinggi 19,33% pertikel yang
Lapangan didapatkan ukuran 1,0-25 µm 3,982
µm/m3, 0,5-1,0 µm 4,139 µm/m3, 0,25-0,5
Distribusi Ukuran
Konsentrasi BC (µm/m3)
µm 6,245 µm/m3 dan ≤ 0,25 µm 59,269
Kelemba
Sam
ban Kayu
µm/m3.
pel Dari 2 contoh tersebut partikel
(%) 1,0- 0,5 - 0,25-
2.5 1 0.5 ≤ 0.25 yang berukuran ≤ 0,25 µm, pada
µm µm µm µm kelembaban kayu yang lebih rendah
4.43 4.24 6.037 50.11
R1 11.5 7 0 0 1
menghasilkan partikel yang lebih tinggi
4.02 3.92 5.889 40.03 daripada kelembaban kayu yang lebih
R8 12.57 8 5 0 5 tinggi.
4.09 4.17 6.577 79.38
R9 13.35 0 4 0 3
8.06 7.53 12.95 163.4 D. KESIMPULAN
R10 16.14 2 8 50 90 1. Dari hasil penelitian hubungan
3.45 3.18 5.110 52.54
R4 16.37 6 0 0 8
kelembaban kayu terhadap konsentrasi
3.70 3.69 5.424 51.70 PM2,5 memiliki hubungan yang cukup
R7 16.6 1 4 0 1 jika dilakukan kontrol udara serta
3.27 3.33 5.322 51.97
R6 16.67 2 2 0 6
waktu pembakaran dan tidak adanya
1.59 1.59 2.400 23.36 proses memasak di atas tungku. Pada
R2 17.0 0 0 0 0 penelitian skala laboratorium diperoleh
2.17 2.06 2.971 30.53
R5 17.6 9 5 0 1
korelasi mendekati 1, yaitu dengan
3.98 4.13 6.245 59.26 reaktor sederhana diperoleh korelasi R2
R3 19.33 2 9 0 9 = 0,3103 dan di dapur replikasi
3.87 3.78 60.24 diperoleh korelasi R2 = 1. Sedangkan
Rata-rata (%) 97 77 5.893 04
Sumber : Hasil Analisis, 2011 pada penelitian lapangan diperoleh
Dari tabel di atas, dilihat terdapat korelasi yang jauh dari 1 yaitu R2 =
kecenderungan yang sama dalam 0,04, hal ini dapat terjadi karena
penurunan maupun kenaikan persentase banyak faktor di 10 sampel, seperti
konsentrasi black carbon tiap distribusi jenis masakan yang dimasak, jumlah
ukuran yang terukur pada alat Sioutas kayu yang dipakai, laju pembakaran,
Personal Cascade selama memasak. kelembaban kayu, besar kecilnya kayu,
Distribusi ukuran yang terukur pada alat serta tambahan bakar lainnya.
yaitu 1,0-25 µm pada stage B, 0,5-1,0 µm 2. Dari hasil penelitian hubungan
pada stage C, 0,25-0,5 µm pada stage D kelembaban kayu terhadap konsentrasi
dan ≤ 0,25 µm pada Back Up. black carbon di PM2,5 memiliki
Jika black carbon tiap distribusi hubungan jika dilakukan kontrol udara
ukuran dihubungkan dengan kelembaban serta waktu pembakaran dan tidak
kayu yang digunakan, berdasarkan data di adanya proses memasak di atas tungku.
tabel 4.17 terlihat bahwa semakin rendah Pada penelitian skala laboratorium
atau semakin tinggi kelembaban kayu yang diperoleh korelasi mendekati 1, yaitu
digunakan tidak terlalu mempengaruhi dengan reaktor sederhana diperoleh R2
jumlah partikel di tiap distribusi = 0,670 dan di dapur replikasi
ukurannya. Sebagai contoh pada diperoleh R2 = 1. Sedangkan pada
penggunaan kayu yang memiliki penelitian lapangan diperoleh korelasi
kelembaban 16,14% di rumah 10, pertikel yang jauh dari 1 yaitu R2 = 0,017, hal
ini dapat terjadi karena banyaknya penurunan distribusi ukuran yang sama
faktor yang ada di 10 sampel, seperti dari sertiap pembakaran dan tidak
jenis masakan yang dimasak, jumlah adanya pengaruh tinggi rendahnya
kayu yang dipakai, laju pembakaran, kelembaban kayu terhadap distribusi
kelembaban kayu, besar kecilnya kayu, ukuran black carbon yang dihasilkan.
serta tambahan bakar lainnya. Hal ini terjadi karena adanya beberapa
3. Dari penelitian skala laboratorium faktor, antara lain seperti volume
dengan rekator sederhana dan di dapur ruangan memasak, jumlah kayu yang
replikasi, hasil distibusi massa PM2,5 digunakan, laju pembakaran kayu,
dari pembakaran kayu diperoleh jenis tungku yang digunakan.
pengaruh kelembaban kayu yang E. SARAN
digunakan. Pada penelitian skala Dilakukan penelitian lebih lanjut
laboratorium didapat korelasi yang dengan melakukan kontrol ventilasi atau
mendekati 1, dengan reaktor sederhana aliran udara, jenis tambahan bahan bakar
diperoleh R2 = 0,430 dan pada serta dilakukan penelitian pembakaran
penelitian di dapur replikasi R2=1. Hal kayu bakar dengan kelembaban kayu yang
ini terjadi karena adanya kontrol udara memiliki range berbeda jauh dengan
pada penelitian dengan reaktor dan melakukan perlakuan kayu yang lebih
kondisi dapur replikasi juga tertutup, lama baik untuk menurunkan atau
sehingga partikel yang dihasilkan oleh menaikkan kelembaban kayu yang akan
pembakaran kayu dapat ditangkap oleh dilakukan percobaan dan ukuran kayu
alat dengan baik. yang lebih bervariasi dan menggunakan
4. Dari penelitian lapangan di 10 sampel alat pengukur kelembaban kayu yang lebih
rumah warga, hasil distribusi massa akurat.
PM2,5 dihubungkan dengan 4 faktor
yaitu lama memasak, penggunaan F. DAFTAR PUSTAKA
kayu, laju pembakaran serta Anonim. 1999. Peraturan Pemerintah No. 41
kelembaban kayu. Dari masing-masing Tahun 1999 tentang Pengendalian
ke 4 faktor ini tidak satupun didapat Pencemaran Udara. Jakarta: Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
nilai korelasi mendekati 1, dengan kata
Balai Penelitian Sembawa. Kayu Karet Dapat
lain tidak ada hubungan terhadap Menggantikan Kayu Hutan Alam.
distribusi massa yang dihasilkan. www.pustaka.litbang.deptan.go.id/publika
Angka korelasi dari 4 faktor sebagai si/wr251032.pdf
berikut, R2 = 0,020 untuk hubungan Budianto, A. Dodong . 1996. Sistem
lama memasak, R2 = 0,021 untuk Pengeringan Kayu . Yogyakarta : Penerbit
hubungan penggunaan kayu, R2 = Kanisius.
0,092 untuk hubungan penggunaan Cooper, C. David and Alley, F.C. 1986. Air
kayu dan R2 = 0,019 untuk hubungan Pollution Control : A Design Approach.
kelembaban kayu. Hal ini terjadi Second Edition. Illinois : Waveland Press
karena proses memasak disesuaikan Incorporation
Depkes. 2010. Parameter Pencemar Udara
dengan kondisi setiap dapur, dan tidak
dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.
dilakukan kontrol udara, jenis http://www.depkes.go.id/downloads/Udara
masakan, besaran kayu yang .PDF
digunakan, serta volume ruangan. Dumanauw, J.F . 1990 . Mengenal Kayu .
5. Dari penelitian lapangan di 10 sampel Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
rumah warga yang memasak EPA. Fourth External Review Draft of Air
menggunakan kayu bakar, hasil Quality Criteria for Particulate Matter
distribusi ukuran black carbon tidak (June, 2003) : Volume 1 dan 2.
terdapat hubungan dengan kelembaban http://www.sciendirect.com/dcp42.pdf
kayu. Karena terdapat kenaikan dan
Faaij, Andre P.C. 2004. Biomass Combustion. National Academy of Science. 1981. Free
www.elsevier.com Executive Summary : Indoor Pollutants.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. www.nap.edu/catalog/1711.html
Yogyakarta: Kanisius. Ndiema, C. K. W. 1997. Emission Of
Frick, Heinz. 1999. Seri Konstruksi Arsitektur Pollutants From A Biomass Stove.
9: Ilmu Bahan Bangunan . Yogyakarta : www.elsevier.com
Penerbit Kanisius. Ndiema et,.al. 1998. Emission of Pollutans
Fullerton, Duncan et al. 2008. Indoor Air from A Biomass Stove. Elsevier Science
Pollution from Biomass Fuel Smoke in a Ltd.
Major Health Concern in The Developing Pandit, LK.N dan H, Ramdan.2002. Anatomi
World. Kayu ; Pengantar Sifat Kayu sebagai
www.elsevierhealth.com/journals/trst Bahan Bangunan. Bogor : Yayasan
Goldberg, E. 1972. Black Carbon in The Penerbit Fakultas Kehutanan IPB.
Environment. Wilwy and Sons, New York Panshin, I.K.N dan H. Ramdan.2002. Anatomi
Google . 2001. Sistem Pernafasan . Kayu: Pengantar Sifat Kayu sebagai
Graham, Frances. 2007. Indoor Air Pollution. Bahan Bangunan. Bogor : Yayasan
www.healthgoods.com Penerbit Fakultas Kehutann IPB
GreenFacts. 2005. Scientific Facts on Air Peavy, Howard S. 1985. Environmental
Pollution Particulate Matter. Engineering. Singapore : Mc Graw-Hill
www.greenfacts.org Co
Gyami et al.,. 2010. Black Carbon’s Prapti, Cokorda. 2010. Kemampuan Heat
Properties and Role in the Environment: A Exchabger dalam Pelepasan Kalor pada
ComprehensiveReview. Mesin.
http://www.ncrs.fs.fed.us/pubs/jrnl/2010/n www.gunadarma.ac.id/library/articles/.../2
rs_2010_shrestha_001.pdf 010/Artikel_20405084.pdf
Hidayat, Arief. 2009. Analisis Emisi Karbon Remy and Daniel. 2009. Integrating Black
Monoksida (CO) dan Distribusi Aliran Carbon into Climate Change Agreements:
Gas Pembakaran pada Udara dalam innovo
Ruang Dapur Rumah Tangga Riyanti, Anggrika. 2008. Analisis Konsentrasi
Menggunakan Model Computational Particulate Matter 10 (PM10) pada
Fluid Dinamics (CFD), Tugas Akhir. Udara dalam Ruang (Studi Kasus: Dapur
Semarang: Teknik Lingkungan Universitas Rumah Tangga Berbahan Bakar Kayu dan
Diponegoro. Minyak Tanah), Tugas Akhir. Semarang:
Himawanto, D.A. 2003. Pengolahan Limbah Teknik Lingkungan Universitas
Pertanian menjadi Biobriket sebagai salah Diponegoro.
satu Bahan Bakar Alternatif . UNS: Seinfeld, John H. 1986. Atmospheric
Laporan penelitian. Chemistry and Physics of Air Pollution.
Hirsch, Thomas. 2004. Udara dan Kesehatan New York : John Wiley & Sons, Inc.
Anda. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer Simpson, W dan Anton Ten Wolde. 1999.
Hong.. L.T.1985. Rubberwood Processing and Physical Properties and Moisture
Utilization. Kuala Lumpur : Forest Relations of Wood. Wood Handbook:
Research Institude of Malaysia, Kepong, Wood as An Engineering Material. Forest
Selangor. Product Laboratory General Techincal
Horvarth, 1993. Atmoshperic Light Report FPL-GTR-113. USA: USDA
Absorbtion, New York Forest Science, Forest Product Laboratory.
Lai, A.C.K and Ho, Y.W. 2007. Spatial Soedomo, Moestikahadi. 2001. Pencemaran
Concentration Variation of Cooking Udara (Kumpulan Karya Ilmiah).
Emmited Particles in a Residental Bandung: ITB Press.
Kitchen. Spengler et al.,. 2004. Indoor Air Quality
wwwelsevier.com/locate/buildenv Handbook. McGraw-Hill
Miah, Danesh, Md. 2008. Wood fuel use in the www.digitalengineeringlibrary.com
traditional cooking stoves in the rural Standar Nasional Indonesia Nomor SNI No.
floodplain areas of Bangladesh: A socio- 03-6572-2001 Tentang Tata Cara
environmental perspective. Perancangan Sistem Ventilasi Dan
www.elsevier/locate/biombioe
Pengkondisian Udara Pada Bangunan
Gedung.
Syamsiro dan Saptoadi. 2007. Pembakaran
Briket Biomassa Cangkang Kakao
:Pengaruh Temperatur Udara Preheat.
Yogyakarta
http://digilib.unsri.ac.id/download/.pdf
Tsoumis, G. 1991. Science and Technology of
Wood: Structure, Properties, Utilization.
New York : Van Nostrand Reinhold.
Umam, Khotibul . 2008 . Artikel PPM
2008 :Memanfaatkan Kaleng Bekas
sebagai Tungku Arang yang Hemat
Energi.
www.staff.uny.ac.id/download/.pdf
Vogel, Michael. 2005. Heating with Wood:
Principles of Combustion.
http://www.montana.edu/wwwpb/pubs/mt
8405.html
Wallenstein, Tami. 2003. From climate to
cookstoves: An analysis of black carbon
reduction policies. Columbia University
WHO Europe. 2005. Particulate Matter Ir
Pollution : How It Harms Helath. Berlin
Copenhagen Xinghua Li et al.,. 2006.
Emission Characteristics of Particulate
Matter from Rural Household Biofuel
Combustion in China. Beijing
http://cat.inist.fr/?
aModele=afficheN&cpsidt=18669596

Anda mungkin juga menyukai