Anda di halaman 1dari 1

Provinsi Kalimantan Tengah berhasil menyelesaian pembangunan sarana air minum melalui

program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Tahun 2020 yang
tersebar di 81 Desa se-Kalimantan Tengah.  Dengan telah selesainya pembangunan sarana air
minum tersebut menambah jumlah pemanfaat air minum sebanyak 62.838 jiwa.

Pembangunan sarana air minum yang dikoordinasikan oleh Kelompok Keswadayaan Masyarakat
(KKM), selanjutnya diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Air Minum (PPK AM) Balai
Prarasana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kalimantan Tengah, yang dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima (BAST).  Sarana tersebut selanjutnya diserahkan kepada KPSPAMS
untuk dikelola.  Serah terima sarana secara virtual tersebut turut disaksikan Kepala Satuan Kerja
Pelaksanaan PPW Provinsi Kalimantan Tengah, dipusatkan di Kantor BPPW Provinsi Kalimantan
Tengah, Senin (30/11/2020).

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala BPPW Provinsi Kalimantan Tengah, Januar Seto Nugroho, turut
dihadiri Ketua CPMU Program Pamsimas, PPMU Pamsimas Kalimantan Tengah, Kasatker
Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Kalimantan Tengah dan seluruh DPMU, PAKEM,
KKM, KPSPAMS, ROMS 12 Pamsimas Provinsi dan Kabupaten, Fasilitator Senior dan Tim
Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas.

Januar, dalam sambutan berpesan agar sarana yang telah dibangun melalui program Pamsimas,
agar dapat dimanfaatkan masyarakat desa  untuk memenuhi kebutuhan akses air minum.  Januar
meminta Kepala Desa sebagai representatif pemerintah pusat penyalur BLM dari APBN, diharapkan
dapat melakukan pembinaan kepada masyarakat yang diberikan amanah meneglola aset untuk
memenuhi kebutuhan sosial dasar masyarakat.

Pada kesempatan tersebut Ketua CPMU Pamsimas Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Novi
Rindani, mengamini arahan yang disampaikan Kepala Balai.  Novi juga berpesan agar sarana
terbangun dikelola dan dipelihara dengan baik mengingat sarana tersebut merupakan aset
masyarakat.  KPSPAMS sebagai pengelola sarana dapat menjadi representasi masyarakat, dan
karenanya diharapkan dukungan dari masyarakat untuk keberlanjutan pelayanan.

Novi berharap masyarakat membayar iuran untuk membiayai perawatan sarana dan mesin serta
membayar tagihan listrik untuk menunjang operasional KPSPAMS.  Untuk warga yang belum
terjangkau layanan air Pamsimas, KPSPAMS diharapkan mencari alternatif pembiayaan dari
sumber lain.  “Jangan lupa untuk menjaga dan melestarikan daerah tangkapan air sehingga
kuantitas dan kualitas air dapat terjaga dengan baik,” pinta Novi sekaligus mengakhiri sambutan.

Abdul Hakam selaku Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Kalimantan Tengah
menegaskan, program Pamsimas tidak hanya sekedar memindahkan air dengan kualitas yang
sama dibandingkan sebelum ada Pamsimas.  Adanya program Pamsimas diharapkan dapat
menghasilkan air yang layak untuk dikonsumsi masyarakat.  Untuk itu perlu diperhatikan proses
pengolahan air sehingga menghasilkan air yang lebih layak untuk dikonsumsi masyarakat.

Sarana yang dibangun melalui program Pamsimas tersebut tersebar di 81 desa, dengan rincian  44
desa lokasi baru program Pamsimas,  26 desa penerima program Hibah Insentif Desa (HID), dan 11
desa penerima Hibah Khusus Pamsimas (HKP).

Sebagaimana dilaporkan Abdul Hakam, pembangunan sarana di 81 desa tersebut secara


keseluruhan menghabiskan biaya sebesar  Rp 23.381.825.000, terdiri dari APBN sebesar Rp
18.369.100.000, APBDes sebesar Rp 1.731.800.000, dan sisanya sebesar Rp 5.012.725.00
merupakan swadaya masyarakat baik berupa uang tunai maupun dalam bentuk material lokal dan
gotong royong.

Terkait sumber air baku yang digunakan;  27 desa menggunakan air permukaan, 18 desa
menggunakan mata air, dan  sisanya menggunakan sumber air sumur bor.  Untuk pengolahan air
terdapat 10 buah menggunakan Saringan Pasir Lambat, tabung 3 way sebanyak 43 desa, Reverse
Osmosis (RO) 1 desa, dan 2 desa menggunakan IPA Sederhana.

http://pamsimas.org/pamsimas-kalimantan-tengah-selesaikan-pembangunan-air-minum-di-81-desa/

Anda mungkin juga menyukai