SANGAT KURUS
• Akibat kehilangan jaringan lemak dan otot
• Terminologi klinis yaitu disebut MARASMUS
• Kulit di daerah bokong dan paha melipat-lipat
menyerupai baggy pant
• LILA akan berkurang, dan berat badan lebih rendah dari
anak sehat yang mempunyai tinggi yang sama
• LILA dan BB/TB digunakan untuk mrngkonfirmasi kondisi
sangat kurus
TANDA KLINIS GIZI BURUK
Edema Pitting Bilateral
• Edema yang disebabkan karena kekurangan gizi memiliki ciri/ sifat :
bilateral dan pitting.
• Pitting = edema jika ditekan, lekukan tidak segera kembali.
• Edema dimulai dari dorsum pedis, tungkai bawah, lengan , tangan dan
muka.
• Terminologi klinis yang digunakan untuk kondisi ini yaitu
KWASHIORKOR
DERAJAT EDEMA pada kwashiorkor, dinyatakan sebagai
berikut:
+ RINGAN Edema di kedua kaki
++ SEDANG Edema pada kaki, tungkai bawah, tangan dan lengan
+++ BERAT Edema generalisata, termasuk kedua kaki, tungkai bawah, tangan,
lengan, perut dan muka
TANDA KLINIS GIZI BURUK
Dermatosis
• Kelainan pada kulit yang dapat berupa bercak kulit hipopigmentasi
(pucat) atau hiperpigmentasi (gelap), kulit kasar atau bersisik dan
ulserasi (luka) kulit di daerah perineum (area antara genital dan anus),
selangkangan, tungkai, belakang telinga dan ketiak.
• Dapat juga ditemukan luka garukan atau kelainan kulit didaerah
popok.
• Disebut juga sbg flaky paint dermatose
Derajat Dermatosis, dideskripsikan :
+ RINGAN Perubahan warna atau beberapa bercak kasar pada kulit
++ SEDANG Banyak bercak pada kulit lengan dan atau tungkai
+++ BERAT Kulit kering, belah-belah, kasar dan tampak luka
Bila ditemukan dermatosis berat, anak perlu dimandikan menggunakan cairan antiseptik
TANDA KLINIS GIZI BURUK
TANDA KEBUTAAN MATA
Anak gizi buruk dapat dijumpai tanda infeksi mata
dan/atau tanda defisiensi vitamin A.
• BITOT’S SPOT, bercak putih pada konjungtivaà
berkaitan dg defisiensi vitamin A
• KEKERUHAN KORNEA, terlihat kekeruhan pada kornea
yang seharusnya transparan. Merupakan tanda Bitot’s spot
defisiensi vitamin A BERAT.
• ULSERASI KORNEA, luka pada permukaan kornea.
Merupakan tanda defisiensi vitamin A yang SANGAT
BERAT. Bila tidak segera diobati, lensa mata dapat keluar
dan menyebabkan KEBUTAAN
• Gizi buruk berisiko terjadi kondisi hipotermia, hipoglikemia, anemia,
kelainan mata akibat defisiensi vit A, diare, dehidrasi dan syok.
• Kondisi ini perlu dipantau dan dilakukan pencegahan atau
penanganan bila telah terjadi.
• Pemberian formula yang sesuai untuk mengatasi fase stabilisasi dan
pemberian antibiotika juga perlu dilakukan menyesuaikan klinis
pasien.
10 LANGKAH TATALAKSANA GIZI BURUK
TATALAKSANA DIET PADA ANAK GIZI BURUK
• Untuk menentukan jumlah pemberian F-75, selalu gunakan berat badan awal,
meskipun berat badan anak kemudian berubah.
• Jika anak dengan edema berat, lanjutkan dengan menggunakan BB awal untuk
menentukan jumlah F-75 meskipun edema berkurang sehingga BB juga akan
berkurang selama mendapat terapi F-75.
• Jika anak menderita dehidrasi dan mendapat penanganan dehidrasi atau syok
karena dehidrasi, gunakan BB setelah dehidrasi teratasi sebagai BB awal untuk
menentukan jumah pemberian F-75.
TERAPI GIZI FASE TRANSISI
• Butuh waktu sampai 7 hari bahkan lebih utk proses stabilisasi dengan
F-75.
• Bila anak sudah stabil, dapat mulai diberikan F-100, makanan kejar
tumbuh yg mengandung energi dan protein lebih tinggi.
• Kebutuhan energi = 100 – 150 kkal/kgbb/hari.
• Jika fase transisi terlalu cepat, dapat terjadi gagal jantung. Pemberian
F-100 harus dilakukan secara bertahap dan monitoring ketat.
Mengenali kesiapan utk transisi
Perhatiakn tanda kesiapan berikut, biasanya setelah 2-7 hari dengan F-75
• Pulihnya nafsu makan (menghabiskan pemberian F-75 tiap 4jam
dengan mudah)
• Edema berkurang atau menjadi minimal
• Penyembuhan komplikasi medis
Anak juga mulai tampak tersenyum
Pemberian F-100 bertahap dan perlahan
• Tehnik pemberian sama seperti pemberian F-75 , sebagai berikut :
• 48 jam (2 hari) pertama : F-100 diberikan setiap 4 jam dengan volume
sesuai dengan volume F-75 terakhir diberikan = 130 ml/kgbb/hari yang
mengandung Energi 130 kkal/kgbb/hari. Jangan tingkatkan jumlah utk
waktu 2 hari.
• Hari ke 3, tingkatkan jumlah pemberian makan 10 ml selama anak dapat
menghabiskan formula yg diberikan.jika tidak bisa menghabiskan, beri
jumlah yg sama utk pemberian berikutnya, jika pemberian makan
dihabiskan maka tingkatkan lagi volumenya 10 ml. tingkatkan terus sampai
makan hanya bersisa sedikit ( Energi sekitar 150kkal/kgbb/hari).
• Setiap 4 jam periksa frekuensi respirasi dan denyut nadi anak. Jika F-100
diberikan secara bertahap, jarang terjadi masalah. Kenaikan RR dan denyut
nadi memberikan tanda kegagalan jantung.
TERAPI GIZI FASE REHABILITASI
ORAL
• Jalur pemberian makan terbaik adalah dengan cangkir, jangan botol.
• Jika anak muntah saat atau setelah diberikan makan, perkirakan
jumlah muntahnya dan gantikan jumlah tsb dengan memberikan
kembali F-75. jika tetap muntah, berikan F-75 setengah jumlah yg
direncanakan dan diberikan 2 kali dalam waktu yg direncanakan.
• Misalnya perencanaan F-75 diberikan 40ml/ 2 jam, maka F-75
diberikan 20 ml/ jam sampai muntah berhenti.
JALUR PEMBERIAN MAKANAN
NGT
Pemberian makan menggunakan NGT jika :
• Selama fase stabilisasi, pemberian makan < 80% 2 kali berturut-turut.
• Menderita pneumonia (nafas cepat) dan kesulitan menelan.
• Ada luka/ ulkus di mulut
• Menderita bibir sumbing atau deformitas fisik lain
• Sangat lemah dan kesadaran menurun
Penggunaan NGT sebaiknya tidak melebihi 3 hari dan hanya digunakan pada
fase stabilisasi. Namun jika anak sakit berat (tidak sadar atau dg cerebral
palsy) akan menggunakan NGT lebih lama.
NGT
• Mengganti jalur pemberian makan dari NGT ke oral dilakukan jika :
- Anak dapat menghabiskan 80% asupan, atau
- Anak dapat menghabiskan F-75 yang diberikan dalam 2 kali
pemberian
PEMANTAUAN BERAT BADAN
Setelah membaca materi ini, silakan mengisi googleform dibawah ini sbg
absensi dan pertanyaan terkait materi.
https://forms.gle/MfEF2AN3pGJgmBVZ9