Anda di halaman 1dari 30

Anak Gizi Buruk

(Malnutrisi Akut Berat)


dr. Ni Nyoman Sri Yuliani, Sp.GK
Penilaian gizi buruk
• Malnutrisi akut berat atau gizi buruk, yaitu kondisi gizi yang ditandai
oleh sangat kurus dan atau adanya edema pitting bilateral.
• Bentuk malnutrisi akut yang lebih ringan, yaitu malnutrisi akut
sedang ditandai dengan kurus.
ANTROPOMETRI
• Anak usia 6-59 bulan :
Gizi buruk ditandai oleh adanya :
- edema pitting bilateral atau
- Sangat kurus berdasarkan LILA < 11,5cm, atau
- BB/TB < -3 Z- Score
• Bayi < 6 bulan :
Gizi buruk ditandai oleh adanya :
- edema pitting bilateral atau
- Sangat kurus berdasarkan BB/TB < -3 Z- Score
TANDA KLINIS GIZI BURUK

SANGAT KURUS
• Akibat kehilangan jaringan lemak dan otot
• Terminologi klinis yaitu disebut MARASMUS
• Kulit di daerah bokong dan paha melipat-lipat
menyerupai baggy pant
• LILA akan berkurang, dan berat badan lebih rendah dari
anak sehat yang mempunyai tinggi yang sama
• LILA dan BB/TB digunakan untuk mrngkonfirmasi kondisi
sangat kurus
TANDA KLINIS GIZI BURUK
Edema Pitting Bilateral
• Edema yang disebabkan karena kekurangan gizi memiliki ciri/ sifat :
bilateral dan pitting.
• Pitting = edema jika ditekan, lekukan tidak segera kembali.
• Edema dimulai dari dorsum pedis, tungkai bawah, lengan , tangan dan
muka.
• Terminologi klinis yang digunakan untuk kondisi ini yaitu
KWASHIORKOR
DERAJAT EDEMA pada kwashiorkor, dinyatakan sebagai
berikut:
+ RINGAN Edema di kedua kaki
++ SEDANG Edema pada kaki, tungkai bawah, tangan dan lengan
+++ BERAT Edema generalisata, termasuk kedua kaki, tungkai bawah, tangan,
lengan, perut dan muka
TANDA KLINIS GIZI BURUK
Dermatosis
• Kelainan pada kulit yang dapat berupa bercak kulit hipopigmentasi
(pucat) atau hiperpigmentasi (gelap), kulit kasar atau bersisik dan
ulserasi (luka) kulit di daerah perineum (area antara genital dan anus),
selangkangan, tungkai, belakang telinga dan ketiak.
• Dapat juga ditemukan luka garukan atau kelainan kulit didaerah
popok.
• Disebut juga sbg flaky paint dermatose
Derajat Dermatosis, dideskripsikan :
+ RINGAN Perubahan warna atau beberapa bercak kasar pada kulit
++ SEDANG Banyak bercak pada kulit lengan dan atau tungkai
+++ BERAT Kulit kering, belah-belah, kasar dan tampak luka

Bila ditemukan dermatosis berat, anak perlu dimandikan menggunakan cairan antiseptik
TANDA KLINIS GIZI BURUK
TANDA KEBUTAAN MATA
Anak gizi buruk dapat dijumpai tanda infeksi mata
dan/atau tanda defisiensi vitamin A.
• BITOT’S SPOT, bercak putih pada konjungtivaà
berkaitan dg defisiensi vitamin A
• KEKERUHAN KORNEA, terlihat kekeruhan pada kornea
yang seharusnya transparan. Merupakan tanda Bitot’s spot
defisiensi vitamin A BERAT.
• ULSERASI KORNEA, luka pada permukaan kornea.
Merupakan tanda defisiensi vitamin A yang SANGAT
BERAT. Bila tidak segera diobati, lensa mata dapat keluar
dan menyebabkan KEBUTAAN
• Gizi buruk berisiko terjadi kondisi hipotermia, hipoglikemia, anemia,
kelainan mata akibat defisiensi vit A, diare, dehidrasi dan syok.
• Kondisi ini perlu dipantau dan dilakukan pencegahan atau
penanganan bila telah terjadi.
• Pemberian formula yang sesuai untuk mengatasi fase stabilisasi dan
pemberian antibiotika juga perlu dilakukan menyesuaikan klinis
pasien.
10 LANGKAH TATALAKSANA GIZI BURUK
TATALAKSANA DIET PADA ANAK GIZI BURUK

• MAKANAN YANG HARUS TERSEDIA DI RUMAH SAKIT :


1. Formula 75 (F-75)
2. Formula 100 (F-100)
3. F-100 yang diencerkan
4. Makanan terapeutik gizi buruk
F-75
• Merupakan formula susu terapeutik yang digunakan saat tatalaksana
awal.
• Dimulai sesegera mungkin dan dilanjutkan dengan untuk 2-7 hari
sampai anak stabil.
• Mengandung 75 kkal, protein 0,9 g per 100 ml.
• Segera setelah anak stabil dengan F-75, maka perkenalkan F-100
F-100
• Formula kejar tumbuh untuk membangun kembali jaringan yang
menyusut.
• Mengandung 100 kkal dan protein 2,9 g per 100 ml susu F-100
• Diberikan pada fase transisi.
F-100 yang diencerkan
• Mengandung 74 kkal/ 100ml
• Pengenceran dilakukan dengan menambahkan 1/3 bagian air pada F-
100).
• F-100 yang diencerkan memberikan energi dan zat gizi yang cukup
dengan osmolaritas dan beban zat terlarut ke ginjal yang lebih rendah
daripada F-75 atau F-100.
• Diberikan pada bayi rawat inap usia < 6 bulan, jika tidak ada pitting
edema bilateral.
• Pemberian F-75 direkomendasikan bila ada edema sampai terjadi
penyembuhan edema.
MAKANAN TERAPEUTIK GIZI BURUK
• Disebut juga Ready to use therapeutic foods (RTUF)
• Merupakan makanan padat energi, kaya mineral/vitamin.
• Diberikan pada fase rehabilitasi atau bila anak gizi buruk mendapat
pelayanan rawat jalan.
• Komposisi serupa F100, kecuali pada RTUF ditambahkan zat besi.
• Biasanya disediakan oleh pabrik dalam bentuk siap saji.
• Energi : 520-550 kkal/100 g
• Energi berasal dari : KH : Protein: lemak = 50% : 10% : 40%
Modifikasi makanan terapeutik gizi buruk
• Tepung fortifikasi berbagai merk makanan bayi umumnya tiap 25 gram
mengandung energi sekitar 105 kkal, dengan komposisi KH : protein :
lemak sekitar 68 : 12 : 20 dan kandungan mineral vitamin relative sama
• Bila 25 gram tepung fortifikasi makanan bayi ditambahkan minyak nabati
3,75 ml, maka berat jenis minyak 0,9 berarti 3,75 ml mengandung berat
3,4 gram atau mengandung energi 3,4 x 9 = 30,6 kkal.
Sehingga total energi menjadi 135 kkal dengan komposisi KH : protein :
lemak = 52 % : 10 % : 38 %
TERAPI GIZI FASE STABILISASI
• Kebutuhan energi : 80 -100 kkal/kgbb/hari
• Kebutuhan protein : 1 – 1,5g/kgbb/hari
• Kebutuhan cairan : 130ml/kgbb/hari atau 100 ml/kgbb/hari bila edema (+)
• Jenis makanan : F-75
• Frekuensi pemberian makan :
üPada hari pertama, F-75 tiap 2 jam ( 12 penyajian dalam 24 jam, termasuk malam hari).
üJika anak hipoglikemia, beri ¼ dari jumlah pemberian 2 jam tiap 30 menit untuk 2 jam
pertama atau sampai glukosa darah naik paling sedikit 54 mg/dL.
üPemberian makan malam hari sangat penting karena banyak anak meninggal akibat
hipoglikemia akibat tidak diberi makan pd malam hari.
üAnak harus dibangunkan untuk pemberian makan ini.
üSetelah hari pertama, tingkatkan volume F-75 secara perlaham sehingga system tubuh tidak
terlalu terbebani (mencegah refeeding syndrome)
üJika sudah terbiasa dg volume yang lbh besar, maka frekuensi diberikan tiap 3 jam kemudian
tiap 4 jam.
üLanjutkan menyusui antara pemberian makan dan sesuka bayi.
• Anak dengan edema berat, maka berat badan anak mungkin lebih
berat 30% karen akumulasi kelebihan cairan.
• Anak dengan edema harus diberikan F-75 hanya 100ml/kgbb/hari

• Untuk menentukan jumlah pemberian F-75, selalu gunakan berat badan awal,
meskipun berat badan anak kemudian berubah.
• Jika anak dengan edema berat, lanjutkan dengan menggunakan BB awal untuk
menentukan jumlah F-75 meskipun edema berkurang sehingga BB juga akan
berkurang selama mendapat terapi F-75.
• Jika anak menderita dehidrasi dan mendapat penanganan dehidrasi atau syok
karena dehidrasi, gunakan BB setelah dehidrasi teratasi sebagai BB awal untuk
menentukan jumah pemberian F-75.
TERAPI GIZI FASE TRANSISI

• Butuh waktu sampai 7 hari bahkan lebih utk proses stabilisasi dengan
F-75.
• Bila anak sudah stabil, dapat mulai diberikan F-100, makanan kejar
tumbuh yg mengandung energi dan protein lebih tinggi.
• Kebutuhan energi = 100 – 150 kkal/kgbb/hari.
• Jika fase transisi terlalu cepat, dapat terjadi gagal jantung. Pemberian
F-100 harus dilakukan secara bertahap dan monitoring ketat.
Mengenali kesiapan utk transisi
Perhatiakn tanda kesiapan berikut, biasanya setelah 2-7 hari dengan F-75
• Pulihnya nafsu makan (menghabiskan pemberian F-75 tiap 4jam
dengan mudah)
• Edema berkurang atau menjadi minimal
• Penyembuhan komplikasi medis
Anak juga mulai tampak tersenyum
Pemberian F-100 bertahap dan perlahan
• Tehnik pemberian sama seperti pemberian F-75 , sebagai berikut :
• 48 jam (2 hari) pertama : F-100 diberikan setiap 4 jam dengan volume
sesuai dengan volume F-75 terakhir diberikan = 130 ml/kgbb/hari yang
mengandung Energi 130 kkal/kgbb/hari. Jangan tingkatkan jumlah utk
waktu 2 hari.
• Hari ke 3, tingkatkan jumlah pemberian makan 10 ml selama anak dapat
menghabiskan formula yg diberikan.jika tidak bisa menghabiskan, beri
jumlah yg sama utk pemberian berikutnya, jika pemberian makan
dihabiskan maka tingkatkan lagi volumenya 10 ml. tingkatkan terus sampai
makan hanya bersisa sedikit ( Energi sekitar 150kkal/kgbb/hari).
• Setiap 4 jam periksa frekuensi respirasi dan denyut nadi anak. Jika F-100
diberikan secara bertahap, jarang terjadi masalah. Kenaikan RR dan denyut
nadi memberikan tanda kegagalan jantung.
TERAPI GIZI FASE REHABILITASI

• Setelah melewati fase transisi, anak memasuki fase rehabilitasi.


• Tujuan fase rehabilitasi adalah untuk tumbuh kejar.
• Diberikan formula tinggi kalori yang mengandung zat besi dan mineral
vitamin lengkap.
• Gunakan formula yg tersedia di RS, dapat juga diberikan makanan
terapeutik utk gizi buruk (makanan yg difortifikasi)
• Kebutuhan energi = 150 – 220 kkal/kgbb
• Protein = 4 – 6 g/kgbb
• Lemak minimal sebesar 40% dari kebutuhan energi sehari.
Contoh :
• Kebutuhan energi seornag balita dg bb 6 kg pada fase rehabilitasi :
6 kg x 150 kkal/kgbb/hari = 900 kkal/hari
kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan :
susu formula dengan kandungan 100 kkal/100 mL = 3 x 150ml 450 kkal
makanan terapeutik (3x) 450 kkal
(makanan bayi buatan pabrik 30 gram + minyak 3,75ml

Total energi 900 kkal


JALUR PEMBERIAN MAKANAN

ORAL
• Jalur pemberian makan terbaik adalah dengan cangkir, jangan botol.
• Jika anak muntah saat atau setelah diberikan makan, perkirakan
jumlah muntahnya dan gantikan jumlah tsb dengan memberikan
kembali F-75. jika tetap muntah, berikan F-75 setengah jumlah yg
direncanakan dan diberikan 2 kali dalam waktu yg direncanakan.
• Misalnya perencanaan F-75 diberikan 40ml/ 2 jam, maka F-75
diberikan 20 ml/ jam sampai muntah berhenti.
JALUR PEMBERIAN MAKANAN

NGT
Pemberian makan menggunakan NGT jika :
• Selama fase stabilisasi, pemberian makan < 80% 2 kali berturut-turut.
• Menderita pneumonia (nafas cepat) dan kesulitan menelan.
• Ada luka/ ulkus di mulut
• Menderita bibir sumbing atau deformitas fisik lain
• Sangat lemah dan kesadaran menurun
Penggunaan NGT sebaiknya tidak melebihi 3 hari dan hanya digunakan pada
fase stabilisasi. Namun jika anak sakit berat (tidak sadar atau dg cerebral
palsy) akan menggunakan NGT lebih lama.
NGT
• Mengganti jalur pemberian makan dari NGT ke oral dilakukan jika :
- Anak dapat menghabiskan 80% asupan, atau
- Anak dapat menghabiskan F-75 yang diberikan dalam 2 kali
pemberian
PEMANTAUAN BERAT BADAN

• Dilakukan penimbangan setiap hari.


• Penimbangan harus dilakukan pada waktu yang kira-kira sama setiap
harinya, yaitu sekitar 1 jam sebelum atau sesudah makan.
• Hasil penimbangan anak dicatat dan diplot pada formulir berat badan,
sehingga dapat terlihat perkembangan BB, penurunan BB akibat
hilangnya edema ataupun bila terjadi kegagalan dalam perbaikan gizi.
• Catat BB awal, TB dan derajat edema
• Pada fase stabilisasi, BB umumnya tidak banyak berubah,
pertambahan BB terlihat pada fase transisi. Anak dengan edema
umumnya BB akan turun terlebih dahulu.
Referensi
• Advanced in Pediatric Nutrition Support 2019, IDAI
• Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I, Kemenkes RI, 2011
• Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II, Kemenkes RI,
2011
• Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk, Kemenkes RI 2011
• Pelayanan Kesehatan Anak Di RS, Bab 7. Gizi buruk, hal 193

Setelah membaca materi ini, silakan mengisi googleform dibawah ini sbg
absensi dan pertanyaan terkait materi.
https://forms.gle/MfEF2AN3pGJgmBVZ9

Anda mungkin juga menyukai