Anda di halaman 1dari 6

GEMA Lingkungan Kesehatan

VOL. 17 NO 1 JANUARI 2019

PENGARUH POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL


Miftahul Hasanah*, Winarko
Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
*Email korespondensi: Mif.hasanah18@gmail.com

ABSTRAK

Posisi kerja yang tidak tepat menyebabkan gangguan otot dan memberikan beban
kerja. Ada banyak faktor yang menyebabkan gangguan muskuloskeletal pada pekerja salah
satunya adalah postur tubuh. Postur tubuh adalah salah satu faktor potensial penyebab
gangguan muskuloskeletal pada pekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh postur kerja pada gangguan muskuloskeletal pada pekerja bagian
Konstruksi Hull di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero).
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross
sectional. Prosedur pengumpulan data akan dilakukan dengan mengamati pekerjaan
pekerja, mewawancarai pekerja tentang gangguan muskuloskeletal menggunakan
kuesioner Nordic Body Maps (NBM) dan penilaian postur kerja menggunakan metode
Ovako Working Analysis System (OWAS). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50
pekerja bagian Konstruksi Hull. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple
random sampling. Data yang terkumpul akan dianalisis secara univariat dan bivariat
dengan uji statistik yaitu chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja usia lebih dari 35 tahun
(88%), memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun (88%), memiliki kebiasaan merokok sedang
(60%), memiliki postur kerja dengan kategori sedang (58%), dan memiliki gangguan
muskuloskeletal sedang (66%). Ada korelasi yang signifikan antara postur kerja (p = 0,00),
usia (p = 0,00), masa kerja (p = 0,00) pada gangguan muskuloskeletal. Tidak ada efek
merokok (p = 1,00) pada gangguan muskuloskeletal.
Dianjurkan agar perusahaan memberikan istirahat pendek (5-10 menit), memberikan
dukungan kembali, rotasi pekerjaan dan pemeriksaan medis yang berkaitan dengan kondisi
otot dan tulang untuk meminimalkan gangguan muskuloskeletal. Para pekerja disarankan
untuk pelatihan tentang ergonomis terutama gangguan muskuloskeletal dan peregangan
sebelum melakukan aktivitas kerja.

Kata Kunci: Postur Kerja, Muskuloskeletal, Pekerja

PENDAHULUAN disebabkan oleh kecelakaan kerja dan


Ergonomi merupakan suatu disiplin penyakit akibat kerja. Data tersebut
ilmu yang terkait dengan interaksi menyebutkan 2 juta kematian
manusia dengan unsur lain pada suatu disebabkan karena penyakit akibat kerja.
sistem dan profesi yang menerapkan ILO juga melaporkan bahwa gangguan
teori, prinsip, metode, dan data untuk muskuloskeletal saat ini mengalami
mendesain dalam rangka peningkatan kasus di banyak negara
mengoptimalkan kenyamanan dan (ILO, 2014).
kesehatan manusia. Tujuannya adalah OSHA (2000), menyatakan bahwa
untuk menurunkan tingkat risiko cidera sekitar 34% dari total hari kerja yang
dan meningkatkan motivasi dalam hilang karena cedera dan sakit yang
bekerja serta meningkatkan produktivitas diakibatkan oleh Muskuloskeletal
dari aktivitas pekerjaan dalam suatu Disorder’s (MSD’s) sehingga memerlukan
tempat kerja. Salah satu risiko ergonomi biaya kompensasi sebesar 15 sampai 20
yang menyebabkan cidera tubuh akibat miliar dolar US. Karyawan melaporkan
kerja adalah Musculoskeletal Disorders hampir 600.000 Muskuloskeletal
(MSD’s) (Angrianti, 2017). Disorder’s (MSD’s) membutuhkan waktu
Menurut Internasional Labor istirahat dari pekerjaannya setiap tahun
Organization (ILO) tahun 2013, setiap dan perusahaan harus menyisihkan $1
tahun terjadi 2,3 juta kematian yang setiap $3 untuk biaya kompensasi tenaga

14
GEMA Lingkungan Kesehatan
VOL. 17 NO 1 JANUARI 2019

kerja yang mengalami Muskuloskeletal HASIL PENELITIAN DAN


Disorder’s (MSD’s). PEMBAHASAN
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya 1. Faktor Individu
(Persero) adalah salah satu galangan Berdasarkan hasil penelitian
kapal BUMN yang bergerak di bidang mengenai umur menunjukkan bahwa
pembuatan kapal dan reparasi kapal. Hull 44 tenaga kerja (88%) berumur ≥ 35
Construction merupakan bagian yang tahun dan 6 tenaga kerja (12%)
berperan penting dalam proses reparasi berumur < 35 tahun. Menurut
kapal. Dalam melaksanakan proses kerja, Tarwaka (2015) bahwa keluhan
seringkali postur tubuh bagian Hull pertama pada otot skeletal mulai
Construction ditentukan oleh tugas dan dirasakan pada umur 35 tahun dan
lingkungan kerja. tingkat keluhan akan meningkat terus
Berdasarkan survei pendahuluan yang menerus sejalan dengan
dilakukan, saat melakukan pengelasan bertambahnya umur.
banyak pekerja yang bekerja dalam Masa kerja dalam penelitian ini
postur kerja yang tidak ergonomi atau menunjukkan bahwa 44 tenaga kerja
postur janggal. Postur tubuh pekerja (88%) memiliki > 5 tahun dan 6
bervariasi seperti posisi membungkuk, tenaga kerja (12%) berumur ≤ 5
jongkok, tangan terangkat dan berdiri tahun. Masa kerja yang lama dapat
dengan sebelah kaki menekuk sehingga memberikan dampak positif yaitu
postur tersebut dapat mempengaruhi tenaga kerja semakin berpengalaman
otot bagian bahu, punggung, pinggang, dan mengetahui risiko bahaya yang
lengan dan kaki. akan diterima, sedangkan dampak
Berdasarkan data yang tercatat di negatifnya adalah tenaga kerja
poliklinik tahun 2017 sebanyak 25% merasa sudah ahli dalam pekerjaanya
pekerja bagian Hull Construction pernah namun secara tidak sadar pekerjaan
mengalami keluhan otot. Dari 8 pekerja tersebut dapat membahayakan
bagian Hull Construction yang dirinya (Kurnianto, 2013).
diwawancarai, sebanyak 4 pekerja (50%) Kebiasaan merokok dalam
merasakan keluhan nyeri pada pinggang, penelitian ini menunjukkan bahwa 30
bahu, dan lengan, sebanyak 2 pekerja tenaga kerja (60%) termasuk perokok
(25%) merasakan keluhan pada sedang, 2 orang tenaga kerja (4%)
punggung dan sebanyak 2 pekerja (25%) termasuk perokok ringan, dan 18
merasakan keluhan pada punggung dan tenaga kerja (36%) termasuk bukan
kaki. perokok. kebiasaan merokok dapat
Tujuan dari penelitian ini adalah menurunkan kapasitas paru – paru,
mengetahui pengaruh postur kerja sehingga kemampuan untuk
terhadap keluhan muskuloskeletal pada mengkonsumsi oksigen menurun
tenaga kerja bagian Hull Construction di yang mengakibatkan tingkat
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya kesegaran tubuh menurun. Apabila
(Persero) Tahun 2018). yang bersangkutan harus melakukan
tugas yang membuat pengerahan
METODE PENELITIAN tenaga, maka akan mudah lelah
Jenis penelitian ini adalah karena kandungan oksigen dalam
observasional dengan analisis secara darah lemah, pembakaran
analitik dengan desain penelitian karbohidrat terhambat sehingga
digunakan adalah crosssectional. terjadinya tumpukan asam laktat dan
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 57 akhirnya timbul rasa nyeri otot
tenaga kerja bagian Hull Construction, (Tarwaka, 2015).
sedangkan sampel penelitian berjumlah 2. Postur Kerja
50 tenaga kerja. Data diperoleh dari hasil Berdasarkan penelitian mengenai
observasi, penilaian, dan wawancara postur kerja menunjukan bahwa 8
diolah dalam bentuk tabel dan dianalisis tenaga kerja (16%) melakukan postur
menggunakan uji Chisquare. kerja kategori sangat tinggi, 29
tenaga kerja (58%) melakukan postur

15
GEMA Lingkungan Kesehatan
VOL. 17 NO 1 JANUARI 2019

kerja kategori sedang, dan 13 tenaga untuk postur kerja dengan kategori
kerja (26%) melakukan postur kerja sangat tinggi perbaikan perlu
kategori rendah. dilakukan sekarang juga karena dari
Postur kerja merupakan postur kerja tersebut efeknya sangat
pengaturan sikap tubuh saat bekerja. berbahaya pada sistem
Sikap kerja yang berbeda akan muskuloskeletal.
menghasilkan kekuatan yang berbeda 3. Keluhan Muskuloskeletal
pula. Dalam melakukakan aktivitas Berdasarkan hasil penelitian
kerja pada tenaga kerja Hull menunjukkan bahwa 6 tenaga kerja
Construction banyak yang melakukan (12%) mengalami keluhan
pekerjaan dengan postur kerja yang muskuloskeletal kategori tinggi, 33
tidak alamiah atau postur janggal tenaga kerja mengalami keluhan
seperti posisi membungkuk, dilakukan muskuloskeletal kategori sedang, dan
dengan posisi jongkok dan kedua 11 tenaga kerja (22%) mengalami
lengan berada dibawah dan di atas keluhan muskuloskeletal kategori
level bahu. Menurut Humantech rendah. Keluhan muskuloskeletal
dalam Kurnianto (2013) menjelaskan adalah keluhan pada bagian otot
bahwa salah satu faktor risiko skeletal atau otot rangka yang
ergonomi yang dapat menyebabkan dirasakan oleh seseorang mulai dari
terjadinya gangguan penyakit, atau keluhan ringan hingga keluhan sangat
cidera pada sistem muskuloskeletal sakit. Menurut Tarwaka (2015)
adalah postur janggal. Beberapa menjelaskan bahwa terdapat
postur janggal yang mempunyai risiko beberapa faktor penyebab terjadinya
terjadinya gangguan pada sistem keluhan pada sistem muskuloskeletal
muskuloskeletal yaitu punggung yaitu peregangan otot yang
membungkuk, kaki menekuk, dan berlebihan, sikap kerja tidak alamiah,
berdiri pada satu kaki dimana tubuh dan aktivitas berulang. Sikap kerja
bertumpu pada satu kaki. Semakin yang tidak alamiah atau postur
tinggi risiko pekerjaan maka semakin janggal seperti membungkuk,
tinggi peluang seseorang untuk jongkok, dan kedua tangan berada
mengalami keluhan muskuloskeletal. diatas level bahu dapat
Postur kerja dengan kategori mempengaruhi sistem
sedang perlu dilakukannya perbaikan muskuloskeletal karena semakin jauh
karena postur tersebut dapat posisi bagian tubuh dari pusat
berpotensi menyebabkan keluhan gravitasi maka semakin tinggi pula
pada sistem muskuloskeletal dan risiko terjadinya keluhan otot skeletal.

4. Pengaruh postur kerja Terhadap Keluhan Muskuloskeletal


Tabel 1
PENGARUH POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA
KERJA
Keluhan Muskuloskeletal
Total
Postur kerja Rendah Sedang Tinggi
n % n % N % N %
Rendah 5 10,0 8 16,0 0 0 13 26,0
Sedang 6 12,0 23 46,0 0 0 29 58,0
Sangat Tinggi 0 0 2 4,0 6 12,0 8 16,0
Total 11 22,0 33 66,0 6 12,0 50 100
ɑ = 0,05 ρvalue = 0,00

Tabel 1 menunjukkan bahwa tenaga kerja yang memiliki postur kerja kategori
kerja yang memiliki postur kerja kategori rendah tidak mengalami keluhan atau
sangat tinggi mengalami keluhan keluhan muskuloskeletal kategori
muskuloskeletal, sedangkan tenaga rendah. Hal ini didukung dengan hasil uji

16
GEMA Lingkungan Kesehatan
VOL. 17 NO 1 JANUARI 2019

chi-square bahwa (ρvalue <0,05) yang membutuhkan energi yang lebih besar
berarti ada pengaruh antara postur kerja pada beberapa bagian otot sehingga
terhadap keluhan muskuloskeletal. meningkatkan kerja jantung dan paru –
Keluhan otot skeletal umumnya paru yang menghasilkan energi.
terjadi karena konstraksi otot yang Semakin lama bekerja dengan postur
berlebihan akibat pemberian beban janggal, maka semakin banyak energi
kerja yang terlalu berat, aktivitas yang dibutuhkan untuk
berulang, dan sikap kerja yang tidak mempertahankan kondisi tersebut
alamiah yang mana sikap kerja sehingga dampak kerusakan pada otot
menyebabkan posisi tubuh bergerak skeletal yang ditimbulkan semakin kuat.
menjauhi pusat gravitasi sehingga risiko Oleh karena itu, perlu kiranya untuk
terjadinya keluhan otot skeletal semakin memperhatikan postur tubuh saat
tinggi. Sikap kerja yang tidak alamiah melakukan pekerjaan, istirahat, dan
atau postur janggal akan menyebabkan penyediaan back support, serta
stres mekanik pada otot, ligamen, dan pemeriksaan medis terkait keadaan otot
persendian sehingga menyebabkan rasa dan tulang untuk meminimalisir keluhan
sakit pada otot skeletal. Postur janggal muskuloskeletal.

5. Pengaruh Umur Terhadap Keluhan Muskuloskeletal


Tabel 2
PENGARUH UMUR TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA
Keluhan Muskuloskeletal
Total
Umur Rendah Sedang Tinggi
N % N % N % N %
< 35 tahun 6 12,0 0 0 0 0 6 12,0
≥ 35 tahun 5 10,0 33 66,0 6 12,0 44 88,0
Total 11 22,0 33 66,0 6 12,0 50 100
ɑ = 0,05 ρvalue = 0,00

Tabel 2 menunjukkan bahwa tenaga menurun sehingga risiko keluhan otot


kerja berumur ≥ 35 tahun (88%) meningkat.
mengalami keluhan muskolskeletal, Oleh karena itu, untuk mengurangi
sedangkan tenaga kerja yang berumur risiko keluhan muskuloskeletal yang
<35 tahun tidak mengalami keluhan ditimbulkan akibat oleh umur, sebaiknya
muskuloskeletal atau keluhan pihak perusahaan agar lebih
muskuloskeletal kategori rendah. Hal ini memperhatikan faktor individu dan
didukung dari hasil uji chi-square bahwa kondisi fisik tenaga kerja khususnya
(ρvalue <0,05 ) yang berarti ada pengaruh yang berumur > 35 tahun karena
umur terhadap keluhan muskuloskeletal. semakin bertambahnya umur, kekuatan
Keluhan skeletal mulai dirasakan fisik tenaga kerja akan berkurang.
pada usia kerja yaitu 25 – 65 tahun. Peregangan sebelum melakukan
Keluhan pertama dirasakan pada umur aktivitas kerja perlu dilakukan untuk
35 tahun dan tingkat keluhan akan terus mengurangi risiko keluhan otot dan
meningkat sejalan dengan perlunya beristirahat bilamana mulai
bertambahnya umur. Hal ini terjadi merasakan keluhan sakit.
dikarenakan pada umur setengah baya
kekuatan dan ketahanan otot mulai

17
GEMA Lingkungan Kesehatan
VOL. 17 NO 1 JANUARI 2019

6. Pengaruh Masa Kerja Terhadap keluhan Muskuloskeletal


Tabel 3
PENGARUH MASA KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA
KERJA
Keluhan Muskuloskeletal
Total
Masa Kerja Rendah Sedang Tinggi
n % n % n % N %
≤ 5 tahun 6 12,0 0 0 0 0 6 12,0
> 5 tahun 5 10,0 33 66,0 6 12,0 44 88,0
Total 11 22,0 33 66,0 6 12,0 50 100
ɑ = 0,05 ρvalue = 0,00

Tabel 3 menunjukkan bahwa tenaga menyepelekan keluhan sakit yang


kerja yang memiliki masa kerja > 5 dirasakan dari pekerjaannya. Masa kerja
tahun (88%) mengalami keluhan yang lama dapat menyebabkan
muskuloskeletal, sedangkan tenaga kejenuhan pada daya tahan otot dan
kerja yang memiliki masa kerja ≤5 tahun tulang secara fisik maupun psikis
tidak mengalami keluhan sehingga akumulasi cidera dari masa
muskuloskeletal atau keluhan kerja yang lama tersebut mempunyai
muskuloskeletal kategori rendah. Hal ini peranan untuk menimbulkan keluhan
didukung dari hasil uji chi-square bahwa otot. karena semakin lama bekerja
(ρvalue <0,05) yang berarti ada pengaruh semakin lama orang terpajan risiko,
masa kerja terhadap keluhan maka semakin besar pula risiko untuk
muskuloskeletal. Masa kerja yang lama mengalami keluhan muskuloskeletal.
dapat membuat tenaga kerja semakin Oleh karena itu, untuk memperkecil
berpengalaman dan mengetahui risiko risiko keluhan otot perlu dilakukan job
yang akan diterima dari pekerjaannya, rotation akibat pekerjaan yang monoton
namun secara tidak sadar aktivitas dan safety talk untuk tenaga kerja yang
pekerjaannya dapat membahayakan baru bekerja untuk memperhatikan
dirinya karena tenaga kerja merasa aspek K3 utamanya tentang ergonomi.
sudah ahli dalam melaksanakan
pekerjaannya sehingga sering kali

7. Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Keluhan Muskuloskeletal


Tabel 4
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL
Keluhan Muskuloskeletal
Total
Kebiasaan Merokok Rendah Sedang Tinggi
N % N % n % n %
Bukan Perokok 4 8,0 12 24,0 2 4,0 18 36,0
Perokok Ringan 0 0 1 2,0 1 2,0 2 4,0
Perokok Sedang 7 14,0 20 40,0 3 6,0 30 60,0
Total 11 22,0 33 66,0 6 12,0 50 100
ɑ = 0,05 ρvalue = 1,00

Tabel 4 menunjukkan bahwa keluhan muskuloskeletal. Efek


perokok sedang mengalami yang ditimbulkan bahaya rokok
keluhan muskuloskeletal dan bersifat kronik sehingga ada
bukan perokok juga mengalami kemungkinan bahwa bahaya
keluhan muskulosleletal. Hal ini rokok saat penelitian dilakukan
didukung dari hasil uji chi- belum terlihat pengaruh/ efek
square bahwa (ρvalue >0,05) yang berarti pada tenaga kerja
yang berarti tidak ada pengaruh dan kemungkinan tenaga kerja
kebiasaan merokok terhadap yang tidak merokok banyak

18
GEMA Lingkungan Kesehatan
VOL. 17 NO 1 JANUARI 2019

yang melakukan pekerjaan pelatihan tentang K3 khususnya


dengan risiko pekerjaan tinggi bahaya ergonomi.
sehingga tenaga kerja juga
mengalami keluhan DAFTAR PUSTAKA
muskuloskeletal. Meskipun Angrianti, Siska Maulina, 2017.
kebiasaan merokok berperan Hubungan Antara Postur
untuk menyebabkan keluhan Kerja Berdiri Dengan
muskuloskeletal, namun ada Keluhan Nyeri kaki Pada
faktor lain yang lebih besar pekerja Aktivitas Mekanik
pengaruhnya seperti usia, masa Section welding di PT. X.
kerja, indeks masa tubuh, Jurnal Kesehatan Masyarakat
kebiasaan olahraga, dan lain – (e- Journal), 5(5) : ISSN
lain yang berpotensi 2356-3346.
menyebabkan keluhan ILO 2014, Safety and Health at
muskuloskeletal. Work : A Vision for
Sustainable Pervention.
KESIMPULAN http://www.ilo.org/WCMS_3
Ada pengaruh postur kerja, umur, 01214.htm (Diakses 6
masa kerja dan kebiasaan merokok Januari 2018).
terhadap keluhan muskuloskeletal Kurnianto, Rian Yuni, 2013.
di PT. Dok dan Perkapalan Gambaran Postur Kerja dan
Surabaya (Persero). Risiko Terjadinya
Muskuloskeletal pada
SARAN Pekerja Bagian Welding di
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya Area Workshop Bay 4.2 PT.
(Persero) dapat menghimbau Alstom Power Energy System
tenaga kerja untuk melakukan Indonesia. The Indonesian
istirahat disaat tenaga kerja sudah Journal of Occuptional
mulai merasakan keluhan pada otot Safety, Health and
tubuh. Manajemen perusahaan Environment,1 (1) : 61-72.
melakukan rotasi pekerjaan untuk OSHA, 2000. Ergonomics : The
menghindari stres pada otot tubuh Study of Work. U.S.
akibat pekerjaan monoton. Departement oF Labour.
Perusahaan dapat menyediakan Tarwaka, 2015. Ergonomi Industri:
back support untuk menyokong Dasar – Dasar Ergonomi dan
pinggang dan punggung disaat Implementasi di Tempat
posisi membungkuk. Perusahaan Kerja. Surakarta: Harapan
meningkatkan safety talk dan Press.Hal 305-362.

19

Anda mungkin juga menyukai