Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT.


Hanya kepada-Nya lah saya memuji dan hanya kepada-Nya lah saya bersyukur.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Ucapan terima kasih juga tidak lupa saya sampaikan kepada bapak
Mohammad Noer, S.ST.,M.T. selaku dosen mata kuliah Rancangan Instalasi
Penerangan telah membimbing serta membantu saya selama proses penyelesaian
laporan ini hingga rampungnya laporan ini.
Selain itu saya juga sadar bahwa pada laporan saya ini dapat ditemukan
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar
menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat saya revisi dan saya tulis di masa
yang selanjutnya, sebab sekali lagi saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Akhirnya, semoga laporan ini dapat berguna dan memberikan manfaat
bagi setiap pihak terutama bagi mereka para pembaca.

Palembang, 05 November 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................1
Daftar isi .................................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

1.1 Tujuan...............................................................................................................3

1.2 Landasan Teori................................................................................................3

BAB II.....................................................................................................................4

PEMBAHASAN....................................................................................................4

2.1 Alat dan Bahan ...............................................................................................4

2.2 Diagram Rangkaian dan Cara Kerja Rangkaian.......................................32

BAB III..................................................................................................................38

PENUTUP.............................................................................................................38

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................38

3.2 Saran...............................................................................................................38

3.3 Daftar Pustaka...............................................................................................38

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PENULISAN

1. Mahasiswa dapat menggambar diagram lokasi

2. Mahasiswa dapat menggambar diagram pengawatan

3. Mahasiswa mengetahui nama setiap komponen pada diagram lokasi dan


diagram pengawatan

4. Mahasiswa mengetahui fungsi nama setiap komponen pada diagram lokasi dan
diagram pengawatan

1.2 LANDASAN TEORI

Dengan berkembanganya zaman, kebutuhan hidup manusia akan hal


yang berhubungan dengan kelistrikan semakin tidak dapat dipungkiri, baik pada
industri maupun pada konsumen yaitu masyarakat umum, hampir semua peralatan
yangdigunakan sehari-hari memerlukan listrik.
Agar segala bentuk instalasi dapat terselenggara dengan baik dalam
berbagai hal, maka diperlukan suatu acuan standar, baik untuk keamanan instalasi
maupun perlengkapannya agar dapat digunakan secara terus-menerus dan
terutama aman dari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi.
Instalasi listrik adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menyalurkan
daya listrik untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupannya. Dalam
perancangan sistem instalasi listrik sebuah gedung, instalasi listrik dibagi menjadi
2 yaitu:

1. Instalasi pencahayaan buatan

2. Instalasi daya listrik

Instalasi pencahayaan buatan adalah upaya untuk memberikan daya listrik


pada lampu sehingga dapat dijadikan sumber cahaya ketika pencahayaan alami
terkendala waktu dan lingkungan. Pencahayaan buatan ini meliputi lampu,
armatur lampu, kabel/penghantar dan sakelar. Instalasi pencahayaan buatan ini

3
bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada penghuni sebuah gedung dalam
menjalankan aktivitas keseharian. Instalasi daya listrik merupakan instalasi untuk
menjalankan mesin-mesin listrik yang ada dalam gedung untuk memeberikan
supply daya listrik pada seluruh peralatan yang membutuhkan daya listrik dalam
sebuah gedung. Sebuah rancangan instalasi listrik harus memenuhi standar dan
undangundang yang berlaku di Indonesia. Ketentuan mengenai
komponenkomponen instalasi listrik sudah terangkum dalam Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) dan ketentuan-ketentuan lain sebagai berikut:

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016


Tentang Persyaratn Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.

2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pedoman-Pedoman Teknis


Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit Tahun 2014.

3. SNI 03-0711-2004, atau edisi terakhir, Keselamatan pada bangunan fasilitas


kesehatan.

4. SNI 04-7018-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan
siaga.

5. SNI 04-7019-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan
menggunakan energi tersimpan.

6. Kriteria desain konsultan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ALAT DAN BAHAN

1. KABEL

Kabel Fasa / Phase atau dikenal juga dengan fase adalah bagian dari
instalasi listrik yang mengandung tegangan dan biasanya selalu dilambangkan
dengan simbol sinusoida " ~ " dan sering menggunakan warna kuning / merah /
hitam. Jika stop kontak / kabel yang merupakan fasa ini kita test dengan testpen
maka indikator lampu testpen akan menyala. Pada banyak instalasi listrik juga
kabel ini banyak dilabeli dengan " L " yang berarti Line. Aliran fasa ini juga yang
bisa menyebabkan tersengat listrik dan akan berakibat fatal jika tersengat listrik di
tempat lembab dengan tanpa alas kaki.

Kabel Netral, jika dalam instalasi listrik sering menggunakan warna biru,
kabel netral walaupun tersentuh kita tidak akan tersetrum karena sesuainamanya
adalah netral atau tidak mengandung tegangan, jika kita test dengan sebuah
testpen netral ini tidak akan menyalakan lampu testpen. Pada dasarnya kabel
netral ini adalah kabel acuan / tegangan 0 dalam instalasi listrik, jika di
pembangkin listrik netral ini disambungkan ke tanagh (jika di pembangkit listrik,
bedakan dengan instalasi rumahan ya). Pada instalasi listrik sering dilabeli dengan
" N " yang berarti Netral.

Kabel Ground biasanya menggunakan kabel dengaan warna hijau -


kuning yang hampir disetiap instalasi listrik rumahan sering dilupakan padahal
memiliki fungsi yang vital. Apalagi jika pengguna lstrik beraada di daerah yang
rawan peetir.Tentunya sering melihat pada steker listrik yang biasa digunakan
terdapat seperti logam di sisi atas dan bawah. hampir semua jenis barang yang
memerlukan listrik memiliki steker dengan ground yang dimana fungsi dasarnya
adalah untuk menetralkan barang elektronik tersebut jika terdaapat kebocoran
listrik. Sebagai contohnya jika di rumah terdapat kulkas yang sudah berumur
tentunya terdapat sebagian cat yang sudah mengelupas dan jika secara tidak
sengaja tersentuh maka akan tersa kejutan listrik, itulah yang dimaksud kebocoran

5
listrik. kebocoran listrik ini tidak akan terjadi jika menggunakan steaker dengaan
ground, dengan catatan di rumah tersebut grounding nya sudah terinstal dengan
baik ke tanah dengan kedalaman tertentu. Berikut merupakan contoh tempat
pemasangan untuk kabel phasa, netral, dan ground.

Beberapa jenis kabel yang biasa digunakan dalam instalasi listrik adalah
sebagai berikut:

a. Kabel NYA

Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar atau
kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam sesuai
dengan peraturan PUIL.. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat,
tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman
memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau
saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila
ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang. Gambar berikut
ini merupakan contoh kabel NYA.

Gambar 2.24. Kabel NYA

6
b. Kabel NYM

Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abuabu),
ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis,
sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal
dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah,
namun tidak boleh ditanam. Gambar berikut ini merupakan contoh dari kabel
NYM.

Gambar 2.25. Kabel NYM

c. Kabel NYAF

Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut
berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan
fleksibelitas yang tinggi. Gambar berikut ini merupakan contoh dari kabel NYAF.

Gambar 2.26. Kabel NYAF

d. Kabel NYY

Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya berwarna hitam), ada yang
berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel
tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya

7
lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan
yang tidak disukai tikus. Gambar Berikut ini merupakan contoh dari kabel NYY.

Gambar 2.27. Kabel NYY

e. Kabel NYFGbY

Kabel NYFGbY digunakan untuk keperluan instalasi listrik bawah tanah,


ruangan, saluran-saluran dan pada tempat-tempat yang terbuka yang
membutuhkan perlindungan terhadap gangguan mekanis, atau untuk tekanan
rentangan yang tinggi selama dipasang dan dioperasikan.

Gambar 2.28 Kabel NYFGbY

f. Kabel BCC

Kabel Bare Copper Conductor (BCC) merupakan kawat tembaga telanjang yang
biasanya digunakan untuk saluran udara dan kabel tanah. Konduktor jenis BCC
ini digunakan untuk transmisi daya saluran udara. Kabel BCC sering digunakan
dalam instalasi penyalur petir dan pentanahan.

8
Kawat penghantar adalah penghantar yang tidak diberi isolasi, misalnya
penghantar berlubang (Hollow Conductor), BC (Bare Conductor), ACSR
(Allumunium Conductor Steel Reinforced). Berikut ini merupakan beberapa tipe
kawat penghantar yang sering digunakan dalam instalasi listrik:

a. Kawat Penghantar ACSR (Alluminium Conduct Steel Reinforced) Kawat


penghantar ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari aluminium
berinti kawat baja. Kabel ini digunakan untuk saluran-saluran transmisi tegangan
tinggi, dimana jarak antara menara atau tiang berjauhan, mencapai ratusan meter,
maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat
penghantar ACSR.

Gambar 2.30. Kawat penghantar ACSR

b. Kawat Penghantar AAAC (All Alluminium Alloy Conductor)

Kawat penghantar ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran


logam, keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk
memberi sifat yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan aluminium
6201. AAAC mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang baik, sehingga daya
hantarnya lebih baik.

Gambar 2.31. Gambar Kawat penghantar AAAC

9
Peraturan warna selubung penghantar dan warna isolasi inti penghantar
harus diperhatikan pada saat pemasangan. Hal tersebut di atas diperlukan untuk
mendapatkan kesatuan pengertian mengenai penggunaan sesuatu warna atau
warna loreng yang digunakan untuk mengenal penghantare guna keseragaman dan
mempertingi keamanan.

a. Penggunaan warna loreng Hijau – kuning

Warna hijau-kuning hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar


pembumian, pengaman dan penghantar yang menghubungkan ikatan penyama
tegangan ke bumi.

b. Penggunaan warna biru

Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah, pada
instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan kesalahan, warna
biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya. Warna
biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada instalasi tersebut tidak
terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak untuk kabel
pentanahan.

c. Penggunaan warna kabel berinti tunggal

Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan hanya mengunakan


kabel dengan satu warna., khususnya warna hitam. Jika diperlukan warna lain
untuk penandaan disarankan mengunakan warna cokelat.

d. Pengenal untuk inti atau rel

Untuk kabel dengan isolasi dari bahan polyethylene disingkat dengan PE,
polyvinyl chloride disingkat dengan PVC, cross linked polyethylene disingkat
dengan XLPE. e. Warna untuk kabel berselubung berinti tunggal

Kabel berselubung berinti tunggal boleh digunakan untuk fase, netral, kawat
tengah atau penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel yang
terlihat ( bagian yang dikupas selubungnya ) dibalut isolasi khusus yang berwarna.
Untuk instalasi listrik - Fasa R merah - Fasa S kuning - Fasa T hitam - netral

10
biru Untuk pelengkapan listrik - U / X merah - V / Y kuning - W / Z hitam -
Arde loreng hijau – kuning

f. Warna selubung kabel ditentukan sebagai berikut :

- Kabel berisolasi tegangan pengenal (500 V) putih - Kabel udara berisolasi PE,
PVC, XPLPE (600 – 1000 V) hitam - Kabel tanah berselubung PE dan PVC (600
– 1000 V) hitam - Kabel tanah berselubung PE, PVC > 1000 V merah

2. JUNCTION BOX

Junction Box atau Kotak sambungan listrik merupakan wadah


untuk sambungan(wiring) listrik, biasanya digunakan untuk
menyembunyikankumpulan jaringan kabel dari pandangan dan
mencegah gangguan dari luar. Sebuah logamkecil atau kotak
persimpangan plastik dapat menjadi bagian dari sistem kabel saluran listrik di
gedung, atau mungkin ditutup dengan plester dinding, tersembunyi di
balik panelakses atau ditempelan ke beton dengan hanya menunjukkan permukaan
tutupnya. Terkadang meliputi terminal untuk sambungan kabel. Sebuah
kontainer yang sama digunakan untuk sambungan kabel ke saklar
listrik atau soket. Sebutan lain Junction Box Distributor alat listrik
murah biasanya dengan istilah Kabinet wiring.

3. PIPA

11
Fungsi pipa pada instalasi adalah untuk melindungi pemasangan kawat
penghantar dengan pemasangan pipa akan diperoleh bentuk instalasi yang baik
dan rapih. Jenis Pipa Pelindung :
 Pipa UNION

Pipa UNION adalah pipa yang terbuat dari plat besi dan dibuat
oleh pabrik tanpa mengguna- kan las dan diberi cat meni berwarna
merah.Pipa jenis ini dalam pengerjaannya mudah, karena dapat dengan
mudah dibengkokkan dalam keadaan dingin.Selain dari pada itu pipa
Union mudah pula dipotong dengan gergaji besi, pipa jenis ini mudah
didapat dipasaran dengan harga relatif murah.Dalam instalasi listrik
pada pemasangan pipa union jika masih dalam jarak jangkauan tangan
harus dihubungkan dengan bumi, kecuali bila digunakan untuk
menyelubungi kawat pembumian ( arde).Pemasangan pipa union
umumnya dipasang pada tempat yang kering dengan maksud
menghindari dari terjadinya korosi atau karat.

 Pipa PVC atau Paralon

Pipa pelindung yang terbuat dari bahan PVC atau paralon.


Keuntungan menggunakan pipa PVC dibandingkan dengan pipa Union
antara lain :

12
Pipa PVC lebih ringan, mudah pengerjaannnya, mudah
dibengkokkan.
Yang lebih penting adalah pipa PVC sendiri adalah merupakan
bahan isolasi sehingga dalam pemasangannya tidak akan
mengakibatkan terjadinya hubungan pendek antara penghantar
dengan pipa.

 Pipa Fleksibel

Pada instalasi listrik adakalanya dipasang pipa yang disebut pipa


fleksibel pipa ini dibuat dari logam yang mudah diatur dan lentur.
Contoh pipa KRF. Sebagai contoh misalnya dipakai sebagai pelindung
kabel yang berasal dari dak standar menuju ke meter pembatas listrik
atau juga dipakai sebagai pelindungpada penghantar instalasi tenaga
seperti mesin bubut. Pres dan mesin skraf.

 Perlengkapan Pipa (Klem atau Sengkang)

13
Klem atau sengkang adalah suatu bahan yang dapat dipakai untuk
menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit. Klem dibuat
dari bahan berupa Plat besi atau PVC, dan mempunyai ukuran yang diseduaikan
dengan pipanya. Jarak pemasangan klem tidak boleh lebih dari 100 cm. Untuk
meninggikan pemasangan pipa, klem biasanya dilengkapi dengan pelana,
pemasangan pipa yang perlu ditinggikan misalnya pada kotak sekering, atau pada
kotak penyambung. Didalam instalasi listrik dikenal beberapa macam klem yang
bentuknya disesuaikan dengan kebutuhannya misalnya :
 Klem atau sengkang setengah, dipakai pada tempat yang sempit.
 Klem atau sengkang ganda untuk pemasangan pipa yang sejajar.
 Klem atau sengkang mejemuk untuk pemasangan beberapa pipa
yang sejajar.

 Sambungan Pipa

4. SAKLAR

Saklar berfungsi sebagai pemutus aliran listrik, dari sumber / main line
listrik ke titibeban dalam suatu rangkaian terttup. Jika suatu instalasi penerangan
dipasang tanpa saklar, maka lampu akan hidup terus dan biaya listrik jadi boros.
jadi saklar ini memang komponen penting dalam dunia listrik, terutama dalam
instalasi penerangan. Terdapat bermacam-macam sakelar listrik, diantaranya
adalah sakelar tunggal, sakelar deret (seri), sakelar tukar dan lain-lain.

a. Saklar Tunggal

14
Saklar tunggal adalah saklar yang terdiri dari satu buah tuas. Bisa
mematikan dan menghidupkan lampu dengan sekali tekan.

Bentuknya seperti ini :

Sedangkan cara kerjanya seperti dibawah ini :

Pada gambar diatas garis berwarna merah jambu dan merah adalah kabel
fase / phase nya. Perbedaannya adalah garis berwarna merah jambu artinya adalah
kabel listrik yang belum dialiri arus. Sedangkan yang berwarna merah artinya
kabel yang telah dialiri arus listrik. Kabel yang berwarna biru adalah kabel
netralnya. Pemasangan kabel fase adalah dari main line /PLN menuju ke saklar
kemudian menuju lampu. Sedangkan kabel netralnya langsung ke lampu. Yang
terpenting adalah kabel yang melewati saklar haruslah kabel fasanya, bukan kabel

15
netral. Karena untuk meminimalisir efek kesetrum ketika kita akan maintenance
lampu/ instalasi kabelnya.

Lampu akan menyala jika saklar ditekan, seperti analogi gambar dibawah ini :

Ketika saklar ditekan maka arus mengalir melewati saklar menuju ke


lampu, ini ditandai dengan perubahan warna kabel dari merah jambu menjadi
warna merah. seingga lampu menjadi nyala.

b. Saklar Seri

Suatu sistem sakalar seri merupakan suatu hubungan paralel dari dua buah
saklar satu arah yang dimana dua buah saklar satu arah tersebut dikombinasikan
dalam satu perangkat. Dua buah lampu penerangan dapat diatur oleh masing
masing saklar. Dengan menggunakan saklar seri ini, dua pemakai atau kelompok
pemakai dapat diatur secara terpisah tersendiri atau secara bersamaan dari satu
tempat. Saklar ganda ini biasa digunakan untuk menyalakan lampu yang berada
diruangan berbeda. Sebagai contoh lampu yang ditempatkan di ruang tamu dan
teras, dan dapat dinyalakan di satu tempat saja.

16
Untuk cara kerjanya sebagai berikut :

Prinsipnya sama dengan saklar tunggal, hanya berbeda di pengawatan saja.


Pemasangan kabel fase adalaah dari main line / PLNmenuju ke salah satu kutub
saklar kemudian di jumper ke kutub sebelahnya, kemudia dari masing masing
kutub menuju ke lampu. Sedangkan kabel netralnya langsung saja kemasing
masing lampu. Sama halnya dengan aturan saklar tunggal, pada saklar ganda pun
kabel yang melewati saklar haruslah kabel fasenya.

Pada gambar diatas garis berwarna merah jambu artinya adalah kabel
listrik yang belum dialiri arus. Sedangkan yang berwana merah artinya kabel telah
dialiri arus listrik. Lampu kan menyala jika saklar ditekan, seperti gambar
dibawah ini :

17
Ketika saklar ditekan maka arus akan melewati saklar menuju lampu, ini
ditandai dengan perubahan warna kabel dari merah jambu menjadi warna mera,
sehingga lampu menjadi menyala.

c. Saklar Double /Dua Arah

Saklar double atau saklar ganda dalam bahasa inggris disebut dengan


"double switch", sedangkan jika 3 saklar disebut "triple switch" dan 4 saklar
disebut "multi switch", fungsi saklar atau switch itu sendiri umumnya adalah
sebagai pengontrol lampu (mematikan dan menyalakan lampu). Pada kesempatan
ini saya akan menjelaskan tentang cara memasang double dwitch, triple switch
dan multi switch. Cara Memasang Saklar Ganda (Double Switch)

Diagram gambar cara memasang saklar ganda (Double Switch)

18
Keterangan:

1. Kable netral (hitam) di hubungkan langsung dari sumber ke fitting lampu.

2. Kabel phase (merah) dari sumber "L" dihubungkan ke saklar 1 kemudian


di jumper ke saklar 2

3. Pada gambar pemasangan saklar ganda diatas, terdapat cable jumper, kabel
jumper tersebut berfungsi sebagai penghantar arus listrik positif (phase) dari
saklar 1 ke saklar 2.

d. Saklar Silang

Saklar adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menghubungkan dan


memutuskan rangkaian listrik dalam keadaan berbeban dengan penguncian. 
Saklar tukar merupakan gabungan dari dua saklar tukar(saklar dua arah) yang
tuasnya dikopel menjadi satu, sehingga kedua tuas akan bergerak sekaligus.

        Sistem pengaturan saklar silang adalah suatu sistem yang dilakukan agar


dapat menyalakan dan memadamkan satu atau beberapa lampu penerangan dari
tiga tempat bahkan n  tempat yang berbeda.  Saklar silang ini adalah  perangkat
efisiensi termanufer, karena untuk melengkapi kekurangan dari saklar tukar yang
hanya bisa menyalakan dan memadamkan lampu dari dua tempat saja. Saklar
silang ini tentu membuat lebih efisien dari pada saklar tukar.

19
Sistim saklar silang harus menggunakan gabungan dua tipe saklar untuk dapat
beroperasi yaitu saklar tukar dengan saklar silang. 

e. Saklar Staircase

Staircase adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan prinsip


elektromagnetis, namun hanya untuk meng-on-kan beban. Saklar ini juga
dilengkapi dengan motor untuk timer (waktu), sehingga untuk mematikan beban
hanya menunggu waktu habis dari timer staircase.

Saklar Staircase bisa difungsikan untuk mengoperasikan beban terus-


menerus tanpa mati-mati (off) dan juga dapat difungsikan untuk mengoperasikan
beban dalam beberapa saat kemudian beban akan mati (off) tanpa penekanan
saklar tekan dan atau memutuskan rangkaian dari sumber tegangan. Oleh karena
itu saklar staircase sangat cocok digunakan untuk penerangan dimana tempat akan
memerlukan penerangan yang tidak terlalu lama, misallnya garasi mobil. Apabila
sudah di-on-kan maka tidak perlu lagidimatikan karena akan mati sendiri sesuai
dengan waktu off dan atau suatu tempat yang memerlukan penerangan terus-
menerus.

20
SISTEM PENGATURAN SRAIRCASE DARI SATU TITIK
A.1.   PENYAMBUNGAN  3 KAWAT                                                

21
 
A.2.  PENYAMBUNGAN 4 KAWAT

22
Tabel kebenaran pengaturan penerangan staircase dengan penyambungan 4
kawat
POSISI SAKLAR DURASI MENYALA
Ditekan 75 detik
Ditekan lagi 75 detik

Maka diperoleh rata-rata durasi lampunya menyala adalah     ; pada detik ke


setengah dari rata-rata tersebut saklar kembali ditekan, yaitu pada detik ke  ; 
maka diperoleh data sebagai berikut :

POSISI KAKLAR TEKAN DETIK KE DURASI MENYALA

Ditekan saat lampu nenyala 37,5 75 detik

Ditekan lagi 37,5 75 detik

23
f. Saklar Impuls

Saklar impuls adalah saklar yang bekerja dengan menggunakan prinsip


elektro magnetis. Ketika tegangan masuk kedalam coil maka akan menggerakkan
tuas saklar. 

Pada pengoperasiannya saklar impuls dibantu dengan tombol tekan , yaitu


sebuah alat yang dapat menghubungkan dan memutuskan rangkaian dalam
keadaan berbeban(bertegangan) tanpa adanya penguncian.

simbol saklar impuls pada diagram lokasi

simbol saklar impuls pada diagram pengawatan

simbol saklar impuls pada diagram kerja

Saklar impuls diciptakan untuk menyempurnakan saklar silang , yang


memang dapat menyalakan lampu pada banyak tempat, namun menggunankan
banyak kabel dan juga harus membongkar rangkaian apabila ingin menambah
jumlah dari pengoperasian saklar.

Dengan adanya saklar ini, akan mempermudah penginstalan, lebih baik


dari segi tampilan, dan akan lebih murah apabila ingin menambah jumlah tombol
tekannya.

24
Cara kerja saklar impuls:

cara kerja dari saklar impuls akan sangat mudah dipahami melalui diagram chart

Pada saat t1 posisi tombol tekan stanby , kemudian tombol ditekan selama
t2(kira-kira 1 detik) kemudian dilepas,  pada saat tombol ditekan lilitan impuls
mendapat tegangan 220 volt yang akan menimbulkan medan magnet yang
menggerser tuas saklar impuls sehingga lampu menyala, lalu lilitan tidak
mendapat tegangan lagi karena tombol dilepas. 

Kemudian dibiarkan selama t3 , selama waktu t3 lampu tetap menyala ,


karena saklar impuls memiliki penguncian sehingga tegangan masih mengalir ke
lampu.

Lalu tombol ditekan kembali selama t4(kira-kira 1 detik) kemudian


dilepas, pada saat tombol ditekan lilitan impuls mendapat tegangan 220 volt yang
akan menimbulkan medan magnet yang menggerser tuas saklar impuls sehingga
lampu padam, lalu lilitan tidak mendapat tegangan lagi karena tombol dilepas. 

"Apabila tombol di tekan dan ditahan selama 2 detik, 3 detik, atau n detik
kemudian di lepas ini ga akan mempengaruhi kerja saklar impuls." ini karena
impuls memiliki dua kontak yaitu kontak "ON" dan kontak "OFF". proses ini
terus berulang ulang sampai t=n .

25
5. LAMPU

Menurut SNI 03-6575-2001, dalam pemilihan lampu, ada dua hal yang
perlu diperhatikan, yaitu tampak warna yang dinyatakan dalam temperatur warna
dan efek warna yang dinyatakan dalam indeks renderasi warna. Temperatur warna
yang lebih besar dari 5300 Kelvin tampak warnanya dingin, 3300 ~ 5300 Kelvin
tampak warnanya sedang dan lebih kecil dari 3300 Kelvin tampak warnanya
hangat. Indeks renderasi warna dinyatakan dengan angka 0 sampai dengan 100,
dimana angka 100 menyatakan warna benda yang dilihat akan sesuai dengan
warna aslinya. Lampu pijar dan lampu halogen mempunyai indeks renderasi
warna mendekati 100. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada butir 4.4 perihal
kualitas warna cahaya.

Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata "lampu"


dapat juga berarti bola lampu. Lampu pertama kali ditemukan oleh Sir Joseph
William Swan. Lihat pencahayaan untuk pembahasan lebih lanjut. Lampu Listrik
adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan cahaya saat dialiri arus listrik.
Arus listrik yang dimaksud ini dapat berasal tenaga listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik terpusat (Centrally Generated Electric Power) seperti PLN dan
Genset ataupun tenaga listrik yang dihasilkan oleh Baterai dan Aki.

Di zaman modern ini, Lampu Listrik telah menjadi salah satu alat listrik
yang paling penting bagi kehidupan manusia. Dengan adanya lampu listrik, kita
dapat melakukan berbagai kegiatan pada malam hari, memperindah Interior
maupun Eksterior rumah, penerang ruangan yang gelap ataupun sebagai Indikator
tanda-tanda bahaya. Sebelum ditemukan lampu listrik, manusia pada saat itu
menggunakan lilin, lampu minyak dan api unggun sebagai alat penerang pada
malam hari.

Banyak yang beranggapan bahwa yang paling pertama kali menemukan


Lampu Listrik adalah Thomas Alva Edison (1847-1931) dari Amerika Serikat.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena sebelum Thomas Alva Edison,
telah banyak ilmuwan yang menciptakan berbagai jenis lampu listrik dengan
bermacam-macam bahan dan teknik, akan tetapi penemuan-penemuan mereka

26
tersebut tidak praktis, tidak bertahan lama, boros listrik dan harganya pun sangat
mahal.

Namun, Thomas Alva Edison merupakan ilmuwan pertama yang


menemukan lampu pijar (Incandescent lamp) komersial yang dapat tahan lama,
penggunaan listrik yang lebih hemat dan juga dengan bahan yang lebih murah.
Lampu Listrik temuan Thomas Alva Edison inilah yang digunakan oleh khalayak
ramai dan hingga saat ini kita masih menikmati hasil penemuannya ini. Lampu
Pijar pertama yang ditemukan oleh Thomas Alva Edison pada tanggal 22 Oktober
1879 hanya dapat bertahan hingga 13,5 jam.

Simbol Lampu Listrik dalam Elektronika

Jenis lampu listrik dibedakan menjadi dua yaitu lampu pijar dan lampu
pelepasan gas (SNI 03-6575-2001).
a. Lampu Pijar
Lampu pijar menghasilkan cahayanya dengan pemanasan listrik dari kawat
filamennya pada temperatur yang tinggi. Temperatur ini memberi radiasi dalam
daerah tampak dari spektrum radiasi yang dihasilkan. Komponen utama lampu
pijar terdiri dari : filamen, bola lampu, gas pengisi dan kaki lampu (fitting).
1. Filamen Makin tinggi temperatur filamen, makin besar energi yang jatuh pada
spektrum radiasi tampak dan makin besar efikasi dari lampu. Pada saat ini jenis
filamen yang dipakai adalah tungsten.
2. Bola Lampu Filamen suatu lampu pijar ditutup rapat dengan selubung gelas
yang dinamakan bola lampu. Bentuk bola lampu bermacam-macam dan juga warna
gelasnya. Bentuk bola (bentuk A), jamur (bentuk E), bentuk lilin dan lustre dengan

27
bola lampu bening, susu atau buram dan dengan warna merah, hijau, biru atau
kuning (SNI No. 04-1704-1989 ).
3. Gas Pengisi
Penguapan filamen dikurangi dengan diisinya bola lampu dengan gas inert. Gas
yang umumnya dipakai adalah Nitrogen dan Argon.
4. Kaki Lampu
Untuk pemakaian umum, tersedia dua jenis yaitu : kaki lampu berulir dan kaki
lampu bayonet, yang diindentifikasikan dengan huruf E (edison) dan B (Bayonet),
selanjutnya diikuti dengan angka yang menyatakan diameter kaki lampu dalam
milimeter (E27, E14dan lain-lain). Bahan kaki lampu dari alumunium atau
kuningan.
Terdapat dua jenis lampu pijar khusus yaitu lampu reflektor dan lampu halogen:
1. Lampu Reflektor
Lampu pijar yang mempunyai reflektor yang terbuat dari lapisan metal tipis pada
permukaan dalam dari bola lampu yang memberikan arah intensitas cahaya yang
dipilih. Reflektor dalam tidak boleh rusak, korosi atau terkontaminasi.
Ada dua jenis lampu berreflektor yaitu jenis Pressed glass dan jenis Blown bulb.
1. Lampu Pressed glass, adalah lampu yang kokoh dan gelas tahan panas. Gelas
depan mempunyai beberapa jenis pancaran cahaya seperti spot, flood, wide flood.
Lampu ini dapat dipasang langsung sebagai pasangan instalasi luar, tahan terhadap
cuaca.
2. Lampu Blown bulb, menyerupai lampu pressed glass, tetapi lampu ini hanya
dipasang di dalam ruangan.

2. Lampu Halogen
Lampu Halogen adalah Lampu pijar biasa yang mempunyai filamen temperatur
tinggi dan menyebabkan partikel tungsten akan menguap serta berkondensasi pada
dinding bola lampu yang selanjutnya mengakibatkan penghitaman. Lampu halogen
berisi gas halogen (iodine, chlorine, chromine) yang dapat mencegah penghitaman
lampu.
3. Lampu Pelepasan Gas
Lampu ini tidak sama bekerjanya seperti lampu pijar. Lampu ini bekerja
berdasarkan pelepasan elektron secara terus menerus di dalam uap yang diionisasi.

28
Kadang-kadang dikombinasikan dengan fosfor yang dapat berpendar. Pada
umumnya lampu ini tidak dapat bekerja tanpa balast sebagai pembatas arus pada
sirkit lampu. Lampu pelepasan gas mempunyai tekanan gas tinggi atau tekanan gas
rendah. Gas yang dipakai adalah merkuri atau natrium. Salah satu lampu pelepasan
gas tekanan rendah dan memakai merkuri adalah lampu fluoresen tabung atau
disebut TL (Tube Lamp). Pada lampu fluoresen tabung, sebagian besar cahayanya
dihasilkan oleh bubuk fluoresen pada dinding bola lampu yang diaktifkan oleh
energi ultraviolet dari pelepasan energi elektron. Umumnya lampu ini berbentuk
panjang yang mempunyai elektroda pada kedua ujungnya, berisi uap merkuri pada
tekanan rendah dengan gas inert untuk penyalaannya. Jenis fosfor pada permukaan
bagian dalam tabung lampu menentukan jumlah dan warna cahaya yang
dihasilkan. Lampu fluoresen mempunyai diameter antara lain 26 mm dan 38 mm,
mempunyai bermacam-macam warna; merah, kuning, hijau, putih, daylight dan
lain-lain serta tersedia dalam bentuk bulat (TLE).
Lampu fluoresen mempunyai dua sistem penyalaan, yaitu memakai starter dan
tanpa starter. Starternya dibahas dalam butir 5.2.1. Lampu fluoresen jenis tanpa
starter antara lain TL-RS, TL-X dan TL-M. Ada dua jenis lampu fluoresen tanpa
starter yaitu rapid start dan instant start. Bentuk lampu fluoresen dapat berbentuk
miniatur dan ada yang dilengkapi dengan balast dan starter dalam satu selungkup
gelas dan kaki lampunya sesuai dengan kaki lampu pijar . Lampu ini memakai
balast elektronik atau balast konvensional dan disebut lampu fluoresen kompak.
Lampu ini mengkonsumsi hanya 25% energi dibandingkan dengan lampu pijar
untuk fluks luminus yang sama serta umurnya lebih panjang.
6. STOP KONTAK

Stop Kontak
Stop Kontak terdiri dari dua bagian utama yaitu :
a.  Bagian Dasar atau kaki
Terbuat dari porselin, keramik atau bahan isolator lainya dan
sekaligus dudukan stop kontak yang di sekrup pada tembok atau kayu.
Pada bagian ini juga terdapat tiga buah titik kontak hubung untuk, kawat
penghantar , fasa, netral, PE.
b. Bagian Penutup

29
Adalah merupakan pelindung dari bagian dasar/kakinya, selain
sebagai pelindung juga memberikan keindahaan dari stop kontak tersebut.
Bagian penutup ini bisasnya terbuat dari ebonit atau plastik.

Klasifikasi Stop Kontak


Berdasarkan cara pemasangan stop kontak dapat dibedakan menjadi 2
yaitu:
 pemasangan stop kontak diluar tembok (Outbow),
perlu roset, pipa pelindung.
 Pemasangan stop kontak didalam tembok(Inbow) ,
perlu inbowdus dan pipa.
Selain stop kontak seperti diatas dipasaran banyak tersedia berbagai
macam jenis stop kontak , ada stop kontak yang sudah dikombinasikan dengan
sakelar dan bahkan dilengkapi dengan lampu tanda /indikator, fungsinnya
memberi tanda keberadaan stop kontak dalam keadaan gelap.

7. FITTING

 
Fiting adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk memasang atau
menempatkan bola lampu yang digunakan sebagai penerangan untuk menyalakan
dan memadamkan lampu fiting biasanya dihubungkan dengan sakelar.

Fiting terdiri dari dua bagian yaitu :

30
 Bagian dalam , merupakan penghantar arus listrik yang terdiri dari
hantaran  fasa dan hantaran  nol. Kedua hantaran tersebut disekat oleh
bahan isoaltor yang ada pada badannya.
 Bagian Luar, Merupakan bahan isolasi yang merupakan penutup dari
fiting, dengan maksud agar sipemakai tidak kena aliran listrik pada waktu
memasang bola lampu.

Konstruksi Fiting
Berdasarkan konstruksinya kita mengenal 2 macam fiting yaitu :
 Fiting Ulir, cara pemasangan Bola lampu dengan cara memutar, fiting
jenis ini banyak disukai karena lebih kuat.
 Fiting Bayonet , cara pemasangan bola lampu dengan cara
ditekan/ditusukan seperti memasang bayonet pada senjata panjang.
 Bentuk fiting tusuk ini ada dua sbb :
1. fiting tusuk biasa
2. fiting tusuk putar.

Penggunaan dan Pemasangan Fiting


Berdasarkan pengunaan dan pemasangan dalam instalasi penerangan ,
fiting dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu :
a. Fiting Duduk, pemasangan langsung didudukkan pada tempatnya
( dilangit-langit, dinding-dinding, bangku-bangku ), bahan dari bakelit,
ebonit, porselin.
b. Fiting gantung, pemasangan digantung pada langit-langit, menggunakan
kabel snur yg dilengkapi dengan tali diikat pada cincin fiting sebagai
penahan berat fiting dan armaturnya.
c. Fiting Kombinasi, Fiting yang dilengkapi dengan stop kontak sebagai
tempat pengambilan  arus listrik yang dibantu oleh steker.
d. Fiting kedap Air, fiting yang tidak mudah dimasuki air, fiting ini biasanya
dipasang pada tempat yang kedap air( lembab).

8. STEKER

31
Steker atau yang kadang sering disebut colokan listrik, karena memang
berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang yang
berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik, ditancapkan
pada kanal stop kontak sehingga alat listrik tersebut dapat digunakan.

Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker juga memliki dua jenis, yaitu:
 Steker kecil, merupakan steker yang digunakan untuk menyambung alat-
alat listrik berdaya rendah, misalnya lampu atau radio kecil, dengan
sumber listrik atau stop kontak.
 Steker besar, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang
berdaya besar, misalnya lemari es, microwave, mesin cuci dan lainnya,
dengan sumber listrik atau stop kontak. Steker jenis ini dilengkapi dengan
lempeng logam untuk kanal ground yang berfungsi sebagai pengaman.

32
2.2 DIAGRAM RANGKAIAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

2.2.1 Pengaturan Saklar Seri Dengan Stop Kontak

A. Diagram Lokasi

B. Diagram Pengawatan

C. Cara Kerja Rangkaian

 Apabila saklar seri ditekan pada posisi on maka lampu akan menyala. Dan
sebaliknya jika saklar seri dimatikan, maka lampu akan mati.

33
2.2.2 Pengaturan Saklar Satu Arah dan Saklar Seri dengan Stop Kontak

A. Diagram Lokasi

B. Diagram Pengawatan

C. Cara Kerja Rangkaian


 Apabila saklar tunggal dihidupkan (ditekan hidup), maka akan bekerja dan
lampu 1 akan menyala. Sebaliknya jika saklar tunggal dimatikan, maka lamp
akan mati.
 Apabila saklar seri dihidupkan (ditekan hidup), maka akan bekerja dan lampu
2 dan lampu 3 akan menyala. Sebaliknya jika saklar seri dimatikan, maka
lampu akan mati.

34
2.2.3 Pengaturan Saklar Kombinasi ( Satu Arah, Seri dan Dua Arah )

A. Diagram Lokasi

B. Diagram Pengawatan

C. Cara Kerja Rangkaian


 Apabila saklar tunggal dihidupkan (ditekan hidup), maka akan bekerja dan
lampu 1 akan menyala. Sebaliknya jika saklar tunggal dimatikan, lampu akan
mati.
 Apabila saklar seri dihidupkan (ditekan hidup), maka akan bekerja dan lampu
2 dan 3 akan menyala.

35
 Apabila saklar tukar 1 pada posisi 1 dan saklar tukar 2 pada posisi 1 lampu 4
tidak menyala. Jika saklar tukar 1 pada posisi 2 dan saklar tukar 2 pada posisi
1 maka lampu 4 akan menyala. Jika saklar tukar 1 pada posisi 2 dan saklar
tukar 2 pada posisi 2 maka lampu 4 tidak menyala.

2.2.4 Pengaturan Saklar Kombinasi ( Satu Arah, Seri, Dua Arah dan Silang )

A. Diagram Lokasi

B. Diagram Pengawatan

C. Cara Kerja Rangkaian


 Apabila saklar tunggal dihidupkan, maka akan bekerja dan lampu 3 akan
menyala. Sebaliknya jika saklar tunggal dimatikan maka lampu akan mati.
 Apabila saklar seri dihidupkan, maka akan bekerja dan lampu 1 dan 2 akan
menyala. Sebaliknya jika saklar seri dimatikan, maka lampu akan mati.
 Apabila saklar tukar 1 ditekan, maka lampu 4 akan menyala. Lampu 4 bisa
dimatikan menggunakan saklar silang, ketika saklar silang ditekan lampu akan

36
mati. Lampu 4 bisa dihidupkan melalui saklar tukar 2. Jadi bisa dikendalikan
dari 3 tempat.

2.2.5 Pengaturan Saklar Staircase

A. Diagram Lokasi

B. Diagram Pengawatan

C. Cara Kerja

POSISI SAKLAR DURASI MENYALA


Ditekan 75 detik
Ditekan lagi 75 detik

Maka diperoleh rata-rata durasi lampunya menyala adalah     ; pada detik ke

37
setengah dari rata-rata tersebut saklar kembali ditekan, yaitu pada detik ke  ; 
maka diperoleh data sebagai berikut :

POSISI KAKLAR TEKAN DETIK KE DURASI MENYALA

Ditekan saat lampu nenyala 37,5 75 detik

Ditekan lagi 37,5 75 detik

2.2.6 Pengaturan Saklar Impuls

A. Diagram Lokasi

B. Diagram Pengawatan

C. Cara Kerja
Jika kontak pada saklar impls terbuka maka lampu mati, dan lampu akan menyala
jika salah satu push botton ditekan / dioperasikan. Sebaliknya jika posisi kontak
saklar impuls dalam keadaan tertutup maka lampu akan menyala, dan lampu bisa
dimatikan dengan menekan / mengoperasikan salah satu push button.

38
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Dari proses menggambar diatas dapat disimpulkan bahwa diagram
pengawatan yang dibuat harus sesuai dengan diagram lokasi, sehingga
pada saat proses pemasangan instalasi nanti dapat bekerja dengan baik.
 Mahasiswa telah dapat menggambar diagram lokasi dan diagram
pengawatn terus menerus dengan baik
3.2 SARAN
Semoga laporan ini dapat menjadi refrensi bagi semua pihak untuk dapat
lebih mengerti tentang mata kuliah Rancangan Instalasi Penerangan yang pada
kali ini membahas mengenai “Pengaturan Saklar Kombinasi”. Selain itu ketika
akan menggambar sebaiknya sangat diperhatikan saat menyambungkan kabel –
kabelnya dan saat pewarnaan setiap kabel tidak boleh salah warna.
3.3 DAFTAR PUSTAKA
http://ngelistrik.com/2018/02/17/saklar-tunggal-dan-saklar-ganda-seri/
https://www.listrik-praktis.com/2015/09/cara-memasang-sendiri-instalasi-saklar-
dengan-baik-benar.html
https://blog.kangmiftah.com/2014/01/cara-pemasangan-saklar-tunggal-dan-saklar-
double.html?m=0
https://id.wikipedia.org/wiki/Lampu
https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-lampu-listrik-simbol-lampu/
http://distributoralatlistrikmurah.blogspot.com/2013/09/sekilas-tentang-junction-
box.html

39
https://panduanteknisi.com/mengenal-listrik-fasa-netral-dan-ground.html
https://tukanglistrikpulaubatam.blogspot.com/2017/10/cara-pasang-saklar-ganda-
double-switch-triple-dan-multi.html
https://www.listrik-praktis.com/2016/02/cara-instalasi-saklar-impuls.html
https://www.listrik-praktis.com/2016/02/cara-instalasi-saklar-staircase-
lengkap.html

40

Anda mungkin juga menyukai