Maya Kumalasari (15310172)
Maya Kumalasari (15310172)
Badawi Al Jabal adalah seorang penyair yang nama aslinya adalah Sulaiman Ahmad, dan
beliau terkenal dengan nama Badawi Al Jabal. Beliau di lahirkan di desa Difa , Suriah, pada 19
Agustus 1981. Badawi Al Jabal mengembangkan pemahaman awal tentang qur’an dan puisi
Arab dari ayahnya, dan beliau termasuk ahli dalam bahasa, dan fiqih, dan juga menyukai ilmu
pengetahuan. Badawi Al Jabal juga dekat dengan penyair-penyair pada zamannya seperti
Muhammad Kurdi, Musthafa Al Ghailani dan penyair Iraq Az Zahawi. Badawi Al Jabal di sebut
sebagai penyair aliran Arab, karena karyanya deraliran arab yang berupa rayuan romantis dan
seruan kepada politik orang arab.
Dia terpilih menjadi anggota DPR pada tahun 1937dan dipilih kembali beberapa kali. Dia
frustasi oleh prancis karena perlawanannya dan melarikan diri ke irak pada tahun 1939. Perancis
1
http://www.adab.com/modules.php?name=Sh3er&doWhat=ssd&shid=389 diunduh pada tanggal 13/12/2018
menangkapnya dan membebaskan nya stelah 8 bulan.dia mengambil beberapa kementrian
termasuk kesehatan pada tahun 1954. Dia meninggalkan suriah 1956 untuk pergi ke
libanon,turki,dan Tunisia sebelum menetap di swiss. Ia kembali ke suriah pada tahun 1962.2
Setelah perang dunia I, Badawi bergabung dengan Pemberontak Al-Aly, yang berpusat di
daerah pegunungan Suriah. Dia bertempur melakukan tindakan sabotase melawan pasukan
Prancis. Badawi juga menjabat sebagai perantara anatara Al Al dan Raja Suriah, Faisal I. Badawi
dipenjara oleh otoritas wajib Prancis selama berbulan-bulan di tahun 1920-1921 karena
keterlibatannya dalam kegiatan perlawanan Suriah
Kemudian dia berpartisipasi dalam Pembrontakan Suriah Besar 1925, secara pribadi
memimpin pihak pemberontak dalam penggrebekan malam hari di pos pemeriksaan Militer
Prancis. Akibatnya, Prancis memeberi hadiah kepadanya dan dia meninggalkan Suriah ke Irak.
Di sana, ia bekerja sebagai guru Sastra Arab di sebua SMA di Baghdad. Pada tahun 1936, dia
kembali ke Suriah dimana dia belajar hukum di Universitas Damaskus untuk waktu yang singkat
sebelum ditangkap oleh piak berwenang karena kegiatan anti-Prancis sebelumnya. Setelah
menjalani satu tahun penahanan, dia sekali lagi pindah ke Baghdad untuk melanjutkan ka1`rr`
mengajarnya. Ia menjadi professor Bahasa Arab di Universitas Baghdad. Selama berada di Irak,
dia dilaporkan mendukung upaya Rashid Ali untuk menyingkirkan Irak dari pengaruh Inggris
pada 1941. Badawi Al Jabal pendiri besar di negara Suriah.
Badawi bergabung dengan Blok Nasional saat kembali ke Suriah pada tahun 1943. Partai
tersebut menentang peraturan prancis dan melobi untuk persatuan dan kemerdekaan Suriah. Pada
tahun yang sama, dia terpilih menjadi anggota parlemen Suriah sebagai anggota National Bloc.
Setelah kemerdekaan Suriah pada tahhun 1946, Badawi memenangkan pemilihan parlemen pada
tahun 1947 dan 1949. Dia berperan penting dalam mendirikan partai national bersama dengan
Shukuri Al- Quwaiti dan yang lainnya, dan bertugas di komite pusatnya. Partai tersebut
menganjurkan modernisasi dan republikanisme, dengan alasan menentang merger dengan
monarki Hashemite di Yordania dan Irak.
2
http://www.adab.com/modules.php?name=Sh3er&doWhat=ssd&shid=389 di uunduh pada tanggal 13/12/2018
Reaksi pada pembentukan Israel pada tahun 1948 dan kemenangannya atas pasukan
Arab, Badawi menyalahkan pimpinan negar-negara Arab karena telah menyebabkan rakyat
mereka kalah. Sebuah surat perintah penangkapan badawi dikeluarkan saat usni Al Zaim,
seorang perwira militer, menggulingkan pemerintah pada bulan maret 1949. Badawi kemudian
melarikan diri ke Lebanon, sebelum kembali kemudian tahun itu setelah Al-Zaim dibunuh. Pada
bulan Desember dia menjadi kepala humas pemerintah di bawah Presiden Hasyim Al Atasi.
Selama waktunya di pos, dia menulis artikel untuk memuji kepemimpinan baru.
Badawi kemudian bertugas di Kabinet Said Al Ghazzi sebagai Menteri Negara urusan
media antara bulan September 1955-juni 1956, saat kepresidenan ketiga Quwati. Badawi adalah
pengkritik keras sosialisme, terutama cara bahwa ideology tersebut diadopsi oleh Mesir dan
Suriah. Dia menulis bahwa sosialisme adalah sistem “jahat” yang hanya berfungsi untuk
memusatkan kekuatan dan kekayaan di tangan elit dengan memanfaatkan sumber daya, menolak
kebebasan individu dan keadilan kepada warga negara dan mendorong amoralitas di masyarakat.
Apalagi, dia mengeklaim sosialisme adalah serangan terhadap agama dan individu religious.
Sama berada di cabinet Al Ghazzi, dia secara terbuka menyatakan penentangannya terhadap
kedekatan Quwati dengan presiden Panu Arab dan sosialis Mesir, Gamal Abdel Nasser, dan Uni
Soviet.
Ketika Suriah dan Mesir bersatu untuk membentuk Republik Arab pada bulan Februari
1958, Badawi mengecam serikat tersebut untuk mengakhiri sistem Demokrasi di Suriah. Pada
saat itu, perasaan pan Arabis menjadi dominan di negara ini, dan Badawi telah memasuki
pengasingan yang dilakukan sendiri sebagi tindakan pencegahan terhadap potensi pelecehan oleh
pihak berwenang. Dia pertama kali pindah ke Lebanon, kemudian ke Turki dan Tunisia, sebelum
berakhir di Swiss, yang oleh Badawi di sebut sebagai tempat tinggal permanen barunya. Pada
tahun 1962, berapa bulan setelah pembubaran Serikat Suriah-Mesir dalam kudeta berbasis
Damaskus yang didukung Badawi, dia kembali ke Suriah, namun memutuskan untuk tidak
keluar dari politik. Sejak saat itu, Badawi memusatkan energinya pada puisinya.
Bidang Sastra
Pada Awal karirnya, Badawi memandang peran penyair itu sama artinya dengan juru
bicara masyarakat, menurut pakar literature Ruven Snir. Jadi, dia menerbitkan diwan pertamanya
di Sidon pada tahun 1925, ini sebagian besar terdiri dari puisi tradisionl yang mewakili atmosfir
beralasan politik, dan suasana hati masyarakat Suriah. Badawi mulai menerbitkan puisinya di
majalah yang berbasis di Beirut dan Damaskus pada awal 1940 an. Pisinya berpusat pada ayat
Arab romantis dan kritik terhadap keadaan politik Suriah. Pada waktu itu ia bekerja dengan
majalah Alif Ba’e bahwa ia diberi nama pena Badawi Al Jabal (Badui dari gunung Gunung) dari
kepala majalah Midhat Akkash.
Gaya puisinya adalah Arab Klasik, berdasarkan tradisi era Abasiyah. Meskipun Badawi
menolak untuk mengenalkan kata-kata bahasa Arab modern ke dalam puisinya, karyanya
dipengaruhi sampai batas tertentu oleh pengalaman dalam puisinya, karyanya sampai batas
tertentu oleh pengalaman modern tentang pengasingan, kemiskinan dan aktivitas politik. Jadi,
sementara puisinya pada umumnya dianggap mewakili genre konservatif, karyanya berjudul
“jauh melampaui tiruan model klasik”, menurut Stefen Sperl. Dalam pandangan Badawi,
penggabungan syi’ir hurr (ayat bebas) ke dalam puisi Arab modern adalah inovasi yang tidak
perlu, dengan alasan bahwa bentuk bahasa Arab klasik adalah alat ungkapan yang memuaskan di
zaman modern. Dia tidak menganggap syair bebas sebagai puisi, melainkan bentuk sastra yang
sama sekali berbeda, yang mengatakan bahwa akhirnya penyair Arab akan kembali ke tradisi
klasik.
Sastra sufi, khususnya Ibn al-Farid, sangat mempengaruhi karya Badawi belakangan ini.
Dia percaya bahwa dengan menjelajahi hati sendiri, seseorang dapat menemukan keinndahan
Tuhannya, dan menyesap anggur pengetahuan dan cintaNya. Tidak seperti kebanyakan penyair
Arab pada masanya, karya Badawi tetap berakar kuat dalam tradisi klasik. Dia termasuk dalam
klompok penyair Arab neoklasik, termasuk Ahmad Syauqi. menurut Al Jayyusi , Badawi
melampaui semua sezamannya neo klasiknya, dengan kemampuan. Samapi pada saat puisi yang
menggabungkan factual dan metafisik. Puisinya sering mengungkapkan kesepian yang konstan,
haus dan firasat yang tak terpadamkan yang mencerminkan kejadian real-time dalam idupnya
dan populasi Arab yang lebi besar lagi, secara abstrak.
Puisi Badawi juga mencerminkan tingkat otomatisme seperti yang ditunjukkan pada
suatu saat dalam slah satu kampanye parlementernya di tahhun 1950an ketika kerumunan
pendukung berkumpul untuk mendengarkannya bebicara tentang tujuan politiknya. Selain itu dia
juga mengunci diri dalam sebuah penelitian dan menulis puisi cinta mistik.
Diantara diwan karya Badawi Aljabal adalah al Ka’bah Az Zahrok, Ibtihalaat, Anniy Laa
Syamita Bil Jabar, Dam’atu’ala Syam, ‘Iydu Al jalak, Bid’ah Adzul, Nam Biqolbi, Fir’aun,
Kaafuur, Al Bulbul Al Gorib, ‘Aad Al Ghoriyb.
Puisi
Pengaruh sastra sufi, khususnya karya ibn al-farid sangat mempengaruhi karya-karya
badawi di kemudian hari. Tidak seperti kebanyakan penyair pada generasinya karya nya tetap
berakar kuat dalam tradisi klasik yang berasal dari aliran neo klasik termasuk ahmed shauqi.
Puisinya sering mengungkapkan kesepian dan konstan. Kehausan yang tidak terpadamkan dan
firasat yang mencerminkan peristiwa real-time hidupnya dan populasi arab yang lebih besar di
alam. Salah satu kampanye parlementernya pada 1950-an ketika kerumunan berkupul dan
membicarakan tentang politik nya. Ia mengunci diri dalam sebuah penelitihan dan menulis puisi
cinta yang sangat mistis bernama “the holly flame” yang ia bacakan kepada orang banyak.3
Puisi badawi al jabal mewakili puisi klasik dalam hal menyeimbangkan imajinasi dan ide.
Secara spiritual, ia di pengaruhi oleh kakek mistik nya, dimana dalam referensi mistik tercermin
dalam lipatan puisinya. Puisi politiknya tahan terhadap kolonialisme perancis.4
كل قليب
ّ و وقفة سقيا عند ظل لقيته
ّ كل
ّ و يل غفوة يف
3
https://en.wikipedia.org/wiki/Badawi_al-Jabal diunduh pada tanggal 10/12/2018
4
https://ar.wikipedia.org/wiki/ بدوي_الجبلdiunduh pada tanggal 13/12/2018
و ركب عليها ،وسم أخفاق عيسهم وهام هتاوت للكرى و جنوب
الرمال كئيب
حبسن عنيف يف ّ الدل ناعما
و ب ّدلت حسنا ضاحك ّ