ANALISIS KASUS
c. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis dapat dibuat pada seorang wanita yang memiliki tanda-tanda dan gejala
vaginitis ketika 1) preparat basah (saline, 10% KOH) atau pewarnaan Gram dari cairan
vagina menunjukkan ragi yang mulai tumbuh, hifa, atau pseudohyphae atau 2) kultur atau
uji lainnya menunjukkan positif untuk spesies ragi. Vaginitis akibat candida sp. dikaitkan
dengan pH vagina normal (<4,5). Penggunaan 10% KOH dalam preparat basah
meningkatkan visualisasi ragi dan miselia dengan mengganggu bahan seluler yang
persiapan KOH harus dilakukan untuk semua wanita dengan gejala atau tanda-tanda
Vaginitis Candida, dan wanita dengan hasil positif harus dirawat. Bagi mereka dengan
hasil pemeriksaan preparat basah negatif tetapi ada tanda atau gejala, biakan vagina untuk
Candida harus dipertimbangkan. Jika kultur Candida tidak dapat dilakukan untuk wanita
tanpa adanya gejala atau tanda bukan indikasi untuk pengobatan, karena sekitar 10%
-20% wanita mengandung Candida sp. dan ragi lain di vagina. Pengujian PCR untuk ragi
tidak disetujui FDA; kultur untuk ragi tetap menjadi gold standard untuk diagnosis.
Vulvovaginitis Candida dapat terjadi bersamaan dengan PMS. Kebanyakan wanita sehat
dengan Vulvovaginitis Candida tanpa komplikasi tidak memiliki faktor pencetus yang
pemeriksaan KOH 10% dan pemeriksaan gram menunjukan positif atas ragi yang mulai
tumbuh, hifa maupun pseudohifa dan pemeriksaan kultur atau uji lain yang menunjukkan
positif ragi. Pada kasus diatas, dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
KOH 10% dimana hasil preparat basah menunjukan positif untuk pseudohifa. Namun,
pemeriksaan kultur untuk ragi tidak dilakukan. Idealnya akan lebih baik jika kedua
pemeriksaan baik pemeriksaan KOH 10% dan pemeriksaan kultur dilakukan. Namun
berdasarkan CDC, apabila kultur untuk ragi tidak dapat dilakukan, pengobatan empiris
Pengobatan topikal jangka pendek (single dose atau penggunaan 1-3 hari) dikatakan
efektif untuk tatalaksana vulvavaginitis candida tanpa penyulit. Obat topikal golongan
azole lebih efektif dibandingkan nystatin dimana pengobatan dengan obat golongan azole
membantu meringankan gejala dan menunjukan kultur negative pada 80-90% pasien yang
menyelesaikan terapi. Follow up tidak diperlukan kecuali apabila gejala menetap atau
didapatkan melalui hubungan seksual dan tidak ada data yang mensupport untuk
terjadi saat masa kehamilan, pengobatan vulvovaginitis pada wanita hamil yang
Pada kasus diatas, dilakukan pemeriksaan dan pengobatan pada pasangan seksual. Hal ini
tidak perlu dilakukan karena bukti mengatakan bahwa vulvovaginitis candida tidak
edukasi yang dapat dilakukan oleh pasien untuk menhindari faktor pencetus terjadinya
diperlukan, namun pasien disarankan untuk kembali apabila keluhan menetap meskipun
Tatalaksana farmakologi yang diberikan pada kasus ini adalah flukonazol 150mg dosis
penatalaksanaan vulvovaginitis candida untuk wanita hamil tatalaksana yang tepat ialah
pemberian terapi obat golongan azole topikal selama 7 hari. Pada kasus ini pasien dapat
diberikan krim clotrimazole 1% 5g secara intravagina setiap hari selama 7-14 hari atau