Anda di halaman 1dari 20

1.

Tension Type Headache


Nn. K, 25 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: nyeri kepala
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 1 minggu yang lalu terutama pada kepala
bagian belakang. Nyeri terasa seperti kepalanya diikat. Keluhan memburuk apabila pasien
sering begadang. Keluhan membaik jika pasien istirahat. Akhir akhir ini semakin memburuk
karena pasien sering begadang untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya.
Riw. Penyakit: HT (-), DM (+), jantung (-), ginjal (-)
Riw. Medikasi: pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu
Riw. Keluarga: orang tua pasien penderita HT

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 125/83 mmHg
HR: 94 x/m
RR: 20 x/m
T: 36.7°C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: dalam batas normal
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Pemeriksaan penunjang
-

Tatalaksana
Farmakologis:
- Paracetamol 3x500 mg PO
- Vit B12 1x1 tab PO
Non farmakologis:
- Memberikan edukasi agar pasien beristirahat di tempat tenang atau ruangan gelap.
- Pasien dianjurkan untuk melakukan peregangan leher dan otot bahu 20-30 menit,
idealnya setiap pagi hari, selama minimal seminggu.
- Hindari terlalu lama bekerja di depan komputer, beristirahat 15 menit setiap 1 jam
bekerja, berselang-seling, iringi dengan instrumen musik alam/klasik.
- Saat tidur, upayakan dengan posisi benar, hindari suhu dingin.
- Bekerja, membaca, menonton TV dengan pencahayaan yang tepat

2. Migrain
Tn. Y, 24 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: nyeri kepala
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri kepala terasa lebih
sering hanya pada sebelah kiri. Tetapi juga pernah dirasakan pada kedua sisi kepala. Nyeri
kepala dirasakan memberat apabila pasien sedang banyak pikiran.
Riw. Penyakit: HT (-), DM (+), jantung (-), ginjal (-)
Riw. Medikasi: pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu
Riw. Keluarga: tidak ada

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 112/80 mmHg
HR: 84 x/m
RR: 20 x/m
T: 36.6°C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: dalam batas normal
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Pemeriksaan penunjang
-

Tatalaksana
Farmakologis:
- Ibuprofen 3x400 mg PO
- Vit B12 1x1 tab PO
Non farmakologis:
- Memberikan edukasi agar pasien beristirahat
- Pasien juga dianjurkan untuk menghindari diet yang diidentifikasi sebagai pemicu
migraine, misalnya alkohol, kafein, cokelat, monosodium glutamat (MSG), buah-buahan
tertentu (jeruk, pisang, alpukat, dan buah kering), kacang, cuka, dan keju

3. BPPV
Ny. J, 42 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: pusing berputar
Pasien datang dengan keluhan pusing berputar sejak 2 hari lalu dan memburuk pada pagi hari
sebelum datang ke puskesmas. Keluhan dirasakan terutama ketika berubah posisi seperti dari
berbaring lalu duduk atau berdiri, maupun ketika memiringkan kepala ke kanan dan ke kiri.
Keluhan tidak disertai dengan mual maupun muntah. Keluhan lemah anggota gerak tidak ada.
Keluhan telinga berdenging maupun telinga terasa penuh disangkal. Riwayat demam, batuk,
pilek tidak ada. Pasien sudah memiliki riwayat vertigo pada 1 tahun yang lalu.
Riw. Penyakit: HT (-), DM (-)

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 120/70 mmHg
HR: 82 x/m
RR: 20 x/m
T: 36.9 °C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, retraksi (-), VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Betahistine mesilate 3x12 mg PO
- Domperidone 2x10 mg PO
Non farmakologis:
- Hindari melakukan perubahan posisi terlalu cepat
- Konsumsi makanan gizi seimbang disertai olahraga ringan 3x seminggu
- Pasien diajarkan latihan brandt darroff untuk dilakukan secara mandiri di rumah

4. Dry Eye
Tn. H, 24 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: kedua mata merah
Pasien datang dengan keluhan mata kanan dan kiri merah sejak 1 minggu sebelum datang ke
puskesmas. Pasien juga mengeluh terkadang merasakan perih pada matanya. Keluhan disertai
dengan mata belekan dan lengket disangkal. Keluhan gatal maupun pandangan buram
disangkal. Riwayat batuk, pilek, dan demam disangkal. Pasien mengaku sering berkendara
tanpa menggunakan penutup helm. Riwayat alergi disangkal. Riwayat penggunaan lensa kontak
disangkal.
Riw. Penyakit: HT (-), DM (-)

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 102/74 mmHg
HR: 88 x/m
RR: 20 x/m
T: 36.8°C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), ODS: injeksi konjungtiva (+), secret (-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: dalam batas normal
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Tetes mata gentamisin 1% 3x1 ODS selama 7 hari
- Asam mefenamat 3x500 mg
Non farmakologis:
Edukasi pasien untuk
- Menggunakan penutup helm atau alat pelindung diri lain untuk melindungi mata
- Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, hindari menggosok dan menyentuh mata
terlalu sering

5. Blefaritis
Ny. N, 35 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: gatal pada kelopak mata kanan
Pasien datang dengan keluhan gatal pada kelopak mata kanan sejak 3 hari sebelum datang ke
puskesmas. Pasien juga mengeluh terkadang merasakan perih pada kelopak mata kanannya.
Keluhan disertai dengan mata belekan dan lengket disangkal. Keluhan gatal maupun pandangan
buram disangkal. Riwayat batuk, pilek, dan demam disangkal. Pasien mengaku baru saja
memasang bulu mata sambung secara mandiri di rumah. Riwayat alergi disangkal. Riwayat
penggunaan lensa kontak disangkal.
Riw. Penyakit: HT (-), DM (-)

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 122/80 mmHg
HR: 80 x/m
RR: 19 x/m
T: 36.5°C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: kelopak mata hiperemis (+/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), ODS: injeksi
konjungtiva (-), secret (-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: dalam batas normal
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Salep mata kloramfenikol 1% 3x1 ODS selama 7 hari
- Paracetamol 3x500 mg
Non farmakologis:
Edukasi pasien untuk
- Tidak melakukan pemasangan bulu mata sambung mandiri atau harus lebih berhati-hati
- Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, hindari menggosok dan menyentuh mata
terlalu sering

6. EPISKLERITIS
Tn. M, 30 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: kedua mata merah
Pasien datang dengan keluhan mata kanan dan kiri merah sejak 5 hari sebelum datang ke
puskesmas. Keluhan disertai dengan mata belekan dan lengket terutama ketika bangun tidur.
Keluhan gatal maupun pandangan buram disangkal. Riwayat batuk, pilek, dan demam diakui
pasien alami sekitar 2 minggu yang lalu, namun saat ini sudah sembuh. Pasien mengaku sering
menyentuh mata tanpa mencuci tangan. Riwayat alergi disangkal. Riwayat penggunaan lensa
kontak disangkal.
Riw. Penyakit: HT (-), DM (-)

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 112/74 mmHg
HR: 88 x/m
RR: 20 x/m
T: 36.8°C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), ODS: injeksi konjungtiva (-), injeksi epsklera
(+/+), secret (+) seromukoid
Telinga: sekret (-)
Mulut: dalam batas normal
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Tetes mata gentamisin 1% 3x1 ODS selama 7 hari
- Ibuprofen 3x200 mg
Non farmakologis:
Edukasi pasien untuk
- Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, hindari menggosok dan menyentuh mata
terlalu sering
- Hindari penggunaan handuk, bantal, maupun sapu tangan bersama
- Ketika sedang batuk pilek, segera ditangani

7. OTITIS EKSTERNA
Ny. D, 27 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: nyeri pada telinga kiri
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada telinga kiri sejak 3 hari sebelum datang ke
puskesmas. Keluhan disertai dengan telinga terasa penuh. Pasien mengaku sering mengorek-
ngorek telinga karena sebelumnya telinga kemasukan air saat mandi. Keluhan keluar cairan dari
telinga disangkal. Keluhan demam, batuk, pilek disangkal.
Riw. Penyakit: HT (-), DM (-)

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 120/80 mmHg
HR: 86 x/m
RR: 20 x/m
T: 36.6°C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: AD tenang, AS nyeri tekan aurikula (+), nyeri tekan tragus (+), hiperemis (+), edema
pada CAE, sekret (-)
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Kloramfenikol tetes telinga 3x3-4 tetes selama 1 minggu
- Paracetamol 3x400 mg PO bila nyeri
Non farmakologis:
- Edukasi mengenai menjaga kebersihan telinga
- Edukasi untuk menghentikan kebiasaan mengorek telinga
- Edukasi untuk menjaga telinga supaya tidak kemasukan air dengan tidak berenang atau
bila mandi, menggunakan pelindung telinga

8. COMMON COLD + OMA


An. SJ, 2 tahun 7 bulan, 12 kg, 84 cm

Anamnesis
Keluhan utama: keluar cairan dari telinga
Pasien datang diantar oleh ibunya dengan keluhan keluar cairan dari telinga kiri sejak 2 hari
sebelum datang ke puskesmas. Cairan berwarna kekuningan, kental, dan tidak berbau. Keluhan
disertai dengan batuk berdahak, pilek, dan demam sejak 1 minggu, dahak dan ingus berwarna
kehijauan. Keluhan nyeri telinga (+). Ibu pasien mengaku keluhan ini baru pertama kali
dirasakan oleh pasien.
Riw. Imunisasi: tidak lengkap, hanya HepB saat lahir dan campak saat usia 9 bulan
Riw. Penyakit: tidak ada

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: - mmHg
HR: 92 x/m
RR: 26 x/m
T: 36.9°C
BB: 12 kg
TB: 84 cm
BB/TB: z score >-2 SD
Kesan: gizi baik
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: AS CAE tenang, secret purulen (+), serumen (+), retroaurikula tenang. AD CAE tenang,
serumen (-), secret (-), retroaurikula tenang
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (+)
Hidung: sekret (+)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Tetes telinga kloramfenikol 3x2 tetes ADS selama 5 hari
- Amoxicillin sirup 125 mg/5 ml 3x1 cth
- PCT 3 tab, NAC 3 tab, CTM 2 tab, Vit C 3 tab Mf pulv dtd No. IX 3 x I pulv
Non farmakologis:
- Edukasi bahwa penyebab keluar cairan dari telinga adalah infeksi telinga bagian tengah
yang disebabkan oleh infeksi saluran napas, saluran telinga hidung dan tenggorokan
saling menyambung dan pada anak saluran telinga dan tenggorokannya lebih pendek
dari dewasa sehingga lebih berisiko
- Edukasi bahwa kemungkinan adanya cairan yang keluar dari telinga ini adalah akibat
dari gendang telinga yang rusak dan robeknya gendang telinga ini dapat membaik
kembali dalam 12 minggu
- Edukasi untuk menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek telinga dengan cotton
bud
- Edukasi untuk menjaga telinga agar tidak kemasukan air
- Segera datang kembali apabila terdapat tanda bahaya seperti adanya kejang, gangguan
pendengaran, telinga berdenging, pusing berputar, dsb
9. RHINITIS AKUT

An. YT, 7 tahun, 25 kg, 130 cm

Anamnesis
Keluhan utama: pilek
Pasien datang dengan keluhan pilek disertai demam sejak 2 hari sebelum datang ke puskesmas.
Keluhan tidak disertai dengan batuk ataupun dahak. Ingus berwarna keputihan. Keluhan sesak
disangkal. Keluhan mual, muntah, BAB cair tidak ada.
Riw. Imunisasi: lengkap sesuai dengan usia

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: - mmHg
HR: 98 x/m
RR: 25 x/m
T: 37.6°C
BB: 25 kg
TB: 130 cm
Kesan: gizi baik
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Hidung: sekret (+)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Paracetamol tab III, CTM tab III, Vit C tab III Mf pulv dtd no IX 3 dd pulv I
Non farmakologis:
- Edukasi keluarga bahwa penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus pada saluran
pernapasan, sehingga tidak memerlukan antibiotic
- Istirahat yang cukup, makan teratur 3x makan berat dan 2x snack, perbanyak minum air
putih
- Menjaga higienitas dengan mandi 2x sehari, cuci tangan dengan sabun
10. RHINITIS ALERGIKA

An. D, 8 tahun, 25 kg, 130 cm

Anamnesis
Keluhan utama: pilek dan bersin bersin
Pasien datang dengan keluhan pilek disertai bersin bersin sejak 1 hari sebelum datang ke
puskesmas. Keluhan paling sering terjadi pada pagi hari dan malam hari. Keluhan tidak disertai
dengan batuk ataupun dahak. Ingus berwarna keputihan. Keluhan sesak disangkal. Keluhan
mual, muntah, BAB cair tidak ada.
Riw. Imunisasi: lengkap sesuai dengan usia

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: - mmHg
HR: 98 x/m
RR: 24 x/m
T: 36.6°C
BB: 25 kg
TB: 130 cm
Kesan: gizi baik
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Hidung: sekret (+)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- CTM tab III, Vit C tab III Mf pulv dtd no IX 3 dd pulv I
Non farmakologis:
- Edukasi keluarga bahwa penyakit ini kemungkinan besar terjadi karena alergi pasien
terhadap suhu dingin
- Menjauhi paparan dengan cara menggunakan pakaian hangat.

11. EPISTAKSIS

An. N, 10 tahun, 30 kg, 130 cm

Anamnesis
Keluhan utama: mimisan
Pasien datang ke IGD puskesmas dengan keluhan mimisan sejak 30 menit sebelum datang ke
puskesmas. Keluhan ini pertama kali dialami oleh pasien. Keluhan terjadi setelah pasien
terjatuh dan hidung pasien terkena meja. Riwayat perdarahan sulit berhenti disangkal.

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: - mmHg
HR: 88 x/m
RR: 24 x/m
T: 36.8°C
BB: 30 kg
TB: 130 cm
Kesan: gizi baik
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-), perdarahan (-)
Hidung: perdarahan (+)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Vitamin K 1x10 mg PO
Non farmakologis:
- Dilakukan pemasangan tampon hidung anterior
- Edukasi keluarga bahwa tampon harus dipertahankan selama 2 x 24 jam

12. TONSILOFARINGITIS
An. MJ, 7 tahun, 20 kg, 130 cm

Anamnesis
Keluhan utama: batuk
Pasien datang diantar oleh ibunya dengan keluhan batuk berdahak sejak 2 hari sebelum datang
ke puskesmas, dahak berwarna putih, tidak ada darah. Keluhan disertai dengan demam, sakit
tenggorokan, nyeri menelan, dan pilek. Keluhan sakit telinga, keluar cairan dari telinga, mual,
muntah, BAB cair tidak ada.

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: - mmHg
HR: 97 x/m
RR: 20 x/m
T: 37.4°C
BB: 20 kg
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: tonsil T2-T2 hiperemis (+), faring hiperemis (+)
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
Paracetamol tab V
Acetylcystein tab V
CTM tab III
Mf pulv dtd no IX
3 dd pulv I
Non farmakologis:
- Istirahat yang cukup, makan teratur 3x makan berat dan 2x snack
- Perbanyak minum air putih
- Menjaga higienitas dengan rajin mencuci tangan
- Edukasi pasien untuk mengurangi jajan chiki dan minuman dingin

13. NASOFARINGITIS
Ny. T, 42 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: demam
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 2 hari sebelum datang ke puskesmas. Keluhan
demam dirasakan terus menerus, disertai dengan batuk, pilek, sakit tenggorokan, pusing, dan
sakit seluruh badan. Keluhan sesak napas, mual, muntah, BAB cair, anosmia, ageusia disangkal.
Riw. Penyakit: HT (-), DM (-)
Riw. Keluarga: tidak ada keluarga yang memiliki keluhan sama

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 134/76 mmHg
HR: 85 x/m
RR: 20 x/m
T: 36.9°C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (+)
Hidung: sekret (+) bening
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Paracetamol 3x500 mg PO
- Acetylcystein 3x200 mg PO
- CTM 3x4 mg PO
- Vitamin C 1x1 tab PO
Non farmakologis:
- Istirahat yang cukup, makan teratur 3x makan berat dan 2x snack
- Menjaga higienitas dengan rajin mencuci tangan
- Edukasi pasien mengenai etika batuk
- Edukasi pasien untuk mengurangi makan goreng-gorengan dan minuman dingin

14. ASMA EKSASERBASI AKUT RINGAN

An. L, 10 tahun, 30 kg, 135 cm

Anamnesis
Keluhan utama: sesak napas
Pasien datang diantar oleh orangtuanya dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari sebelum
datang ke puskesmas. Sesak disertai bunyi ngik-ngik, memberat pada malam hari. Keluhan
disertai dengan demam, batuk berdahak, dan pilek sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas.
Riwayat sering bersin-bersin diketahui ada setiap pagi, malam, cuaca dingin, dan debu. Pasien
baru pertama kali merasakan keluhan sesak seperti ini. Pasien masih dapat berbicara dalam
beberapa kalimat.
Riw. Penyakit: HT (-), DM (-)
Riw. Keluarga: ibu pasien menderita asma dan rhinitis alergi

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: - mmHg
HR: 89 x/m
RR: 27 x/m
T: 36.7 °C
BB: 30 kg
TB: 135 cm
Kesan: gizi baik
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (+)
Hidung: sekret (+), pch (-)
Leher: KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, retraksi (-), VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (+/+)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Terapi O2 3 lpm dengan nasal canul
- Paracetamol sirup 250 mg/5 ml 3x1cth PO bila demam
- NAC tab IV, Salbutamol tab III, CTM tab III, Dexametason tab III Mf pulv dtd No IX 3 dd
pulv I PO
Non farmakologis:
- Istirahat yang cukup, makan teratur
- Edukasi bahwa penyebab kambuhnya asma pasien adalah sakit infeksi pernapasannya
sehingga bila sakit harus segera diobati
- Edukasi bahwa asma merupakan penyakit kambuhan, cara mencegah kekambuhannya
adalah dengan menghindari penyebab alergi dan mengkontrol dengan obat-obatan

15. HIPERTENSI URGENSI

Tn TB, 45 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: tensi tinggi
Pasien datang dengan keluhan tensi tinggi yang diketahui saat mau vaksin. Keluhan sakit kepala
(-) mual (-) muntah (-). Keluhan demam, batuk, pilek disangkal. Pasien memiliki riwayat darah
tinggi sejak hamil anak pertama, hanya berobat bila ada keluhan. Keluhan sesak (-), nyeri dada
(-), lemah anggota gerak (-), bicara pelo (-).
Riw. Penyakit: HT (+), DM (-), jantung (-), ginjal (-)

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 210/130 mmHg
HR: 105 x/m
RR: 20 x/m
T: 36.8°C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, retraksi (-), VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Amlodipine 1x10 mg
- Captopril 1x25 mg
Non farmakologis:
- Edukasi pasien untuk mengurangi konsumsi kopi dan garam, tidur cukup
- Edukasi pasien untuk minum obat teratur sekali sehari setiap malam
- Edukasi pasien mengenai komplikasi darah tinggi jika tidak dikontrol seperti serangan
jantung, jantung bengkak, sakit ginjal, stroke, dan gangguan penglihatan
- Kontrol tekanan darah secara rutin 1 bulan sekali
- Berolahraga 3x seminggu dan kontrol berat badan

16. TB PARU

Tn. A, 50 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: batuk berdahak
Pasien datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 2 bulan sebelum datang ke puskesmas.
Batuk berdahak berwarna kehijauan namun terkadang disertai darah berwarna merah segar.
Pasien sudah mengobati ke puskesmas dan klinik dekat rumah namun keluhan belum membaik.
Keluhan demam diakui ada naik turun, keluhan sesak napas tidak ada. Pasien mengaku sering
mengalami keringat malam saat tidur dan terdapat penurunan nafsu makan, sehingga berat
badan pasien turun >10 kg dalam sebulan terakhir. Riwayat keluhan yang sama pada keluarga
disangkal.
Riw. Penyakit: HT (-) DM (-) jantung (-) hati (-)

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 110/63 mmHg
HR: 72 x/m
RR: 22 x/m
T: 37.1°C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NTE (+), hepatomegaly (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Usulan pemeriksaan penunjang: cek BTA sputum
Farmakologis:
- Acetylcysteine 3x200 mg
- Paracetamol 3x500 mg
- Ranitidine 2x150 mg
Non farmakologis:
- Edukasi bahwa pasien kemungkinan mengalami penyakit TB paru yang merupakan
penyakit menular dan harus rutin minum obat selama 6 bulan
- Edukasi bahwa pasien perlu pemeriksaan bakteri pada dahak, bila hasil (+)  obati
sebagai TB Paru kasus baru dengan OAT kategori 1
- Edukasi bahwa bila hasil dahak sudah keluar, maka pasien perlu dirujuk untuk dilakukan
pemeriksaan rontgen thorax
- Edukasi apabila terdapat sesak, segera datang ke IGD
- Rujuk internal ke Poli Paru untuk penatalaksanaan lebih lanjut

17. ASMA EKSASERBASI AKUT DERAJAT SERANGAN RINGAN + ISPA


Ny. B, 34 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: sesak napas
Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari sebelum datang ke puskesmas. Sesak
disertai bunyi ngik-ngik, memberat pada malam hari. Keluhan disertai dengan demam, batuk,
pilek sejak 4 hari sebelumnya. Pasien mengaku memiliki riwayat asma sejak remaja dan riwayat
bentol-bentol jika makan udang. Suami pasien merokok. Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Pasien selama ini memiliki obatobatan untuk asmanya, namun karena sudah
habis, pasien datang ke puskesmas.
Riw. Penyakit: HT (-), DM (-)
Riw. Keluarga: ayah dan ibu pasien menderita asma

Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 110/80 mmHg
HR: 92 x/m
RR: 22 x/m
T: 36.6 °C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, retraksi (-), VBS kiri=kanan, rhonki (-/-), wheezing (+/+)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Salbutamol 3x2 mg PO
- Paracetamol 3x500 mg PO
- Acetylcysteine 3x200 mg PO
- Cetirizine 1x10 mg PO
Non farmakologis:
- Istirahat yang cukup, makan teratur
- Edukasi bahwa penyebab kambuhnya asma pasien adalah sakit infeksi pernapasannya
sehingga bila sakit harus segera diobati
- Edukasi bahwa asma merupakan penyakit kambuhan, cara mencegah kekambuhannya
adalah dengan menghindari penyebab alergi dan mengkontrol dengan obat-obatan
- Bila keluhan sesaknya semakin memberat, segera datang ke IGD

18. BRONKITIS AKUT


Tn. W, 58 tahun

Anamnesis
Keluhan utama: batuk disertai sesak napas
Pasien datang dengan keluhan batuk sejak 2 bulan yang lalu. Terkadang pasien juga
mengeluhkan sesak napas. Sesak disertai bunyi ngik-ngik, memberat pada malam hari. Keluhan
tidak disertai dengan demam dan pilek. Pasien mengaku memiliki riwayat merokok sejak 20
tahun yang lalu sebanyak 5 batang perhari.
Riw. Penyakit: HT (-), DM (-)
Riw. Keluarga: ayah dan ibu pasien menderita asma
Pemeriksaan fisik
GCS: 15 E4M6V5
Keadaan umum: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 110/80 mmHg
HR: 92 x/m
RR: 26 x/m
T: 36.6 °C
Status generalis
Kepala: normocephaly
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: sekret (-)
Mulut: tonsil T1-T1 hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Hidung: sekret (-)
Leher: JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Paru: bentuk dan gerak simetris, blue bloater (+), retraksi (-), VBS kiri=kanan, rhonki (-/-),
wheezing (+/+)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen: BU (+) normal, supel, NT (-)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik

Tatalaksana
Farmakologis:
- Salbutamol 3x2 mg PO
- Paracetamol 3x500 mg PO
- Acetylcysteine 3x200 mg PO
- Loratadine 1x10 mg PO
Non farmakologis:
- Istirahat yang cukup, makan teratur
- Edukasi bahwa penyebab kambuhnya asma pasien adalah sakit infeksi pernapasannya
sehingga bila sakit harus segera diobati
- Edukasi bahwa asma merupakan penyakit kambuhan, cara mencegah kekambuhannya
adalah dengan menghindari penyebab alergi dan mengkontrol dengan obat-obatan
- Bila keluhan sesaknya semakin memberat, segera datang ke IGD

Anda mungkin juga menyukai