harkat dan martabat manusia serta pengakuan terhadahak asasi manusia di bidang
sebagai manusia.18
kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya
19
ketertiban dalam pergaluan hidup antar sesama manusia.
18
Setiono. Rule of Law (Supremasi Hukum). Surakarta. Magister Ilmu Hukum Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. 2004. hlm. 3
19
Muchsin. Op Cit. hlm. 14
27
28
seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah
Istilah konsumen berasal dari alih bahasa dari kata consumer (Inggris-
consument itu tergantung dalam posisi mana ia berada. Secara harafiah arti kata
consumer adalah (lawan dari produsen) setiap orang yang menggunakan barang.
20
Az. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, (Jakarta: Diadit
Media, 2001), hlm. 3.
29
berikut:
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
a. Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan
b. Konsumen antara, adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/atau jasa
hidupnya pribadi, keluarga dan atau rumah tangga dan tidak untuk
semua orang (perseorangan atau badan usaha) yang mengkonsumsi jasa dan/atau
barang. Jadi, yang paling penting terjadinya suatu transaksi konsumen (consumer
21
A.Z.Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, ( Jakarta : Diadit
Media, 2007 ), hal. 29
30
a. Setiap Orang
Subyek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang yang berstatus
keraguan, apakah hanya orang individual yang lazim di sebut natuurlijke person
atau termasuk juga badan hukum (rechtpersoon). Tentu yang paling tepat tidak
kata produsen sebagai lawan kata konsumen. Untuk itu, digunakan kata pelaku
b. Pemakai
(ultimate consumer). Istilah pemakai dalam hal ini tepat digunakan dalam
dipakai tidak serta-merta hasil dari transaksi jual beli. Artinya, sebagai konsumen
tidak selalu harus memberikan prestasinya dengan cara membayar uang untuk
22
Shidarta, Op.cit, hal 6.
23
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Grasindo, 2000), hlm. 4-9.
31
memperoleh barang dan/atau jasa itu. Dengan kata lain, dasar hubungan hukum
antara konsumen dan pelaku usaha tidak perlu harus kontraktual (the privity of
contract).
tersebut digunakan kata produk. Saat ini produk sudah berkonotasi barang atau
benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak
bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk
Barang dan/atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sudah harus tersedia di
pasaran (pasal 9 ayat (1) huruf e UUPK). Dalam perdagangan yang makin
kompleks dewasa ini, syarat itu tidak mutlak lagi di tuntut oleh masyarakat
e. Bagi Kepentingan Diri Sendiri, Keluarga, Orang Lain dan Makhluk Hidup
Lain
32
Transaksi konsumen ditujukan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
dan makhluk hidup lain. Unsur yang diletakkan dalam definisi itu mencoba untuk
untuk diri sendiri dan keluarga, tetapi juga barang dan/atau jasa itu untuk makhluk
hidup lain, seperti hewan dan tumbuhan. Dari sisi teori kepentingan, setiap
dipertegas, yakni hanya konsumen akhir. Batasan itu sudah biasa dipakai dalam
itu.
konsumen sendiri adalah orang yang mengkonsumsi barang atau jasa yang
tersedia dimasyarakat baik untuk digunakan sendiri ataupun oranglain dan tidak
1. Perlindungan Priventif
Perlindungan yang diberikan kepada konsumen pada saat konsumen tersebut akan
membeli atau menggunakan atau memanfaatkan suatu barang dan atau jasa
tertentu, mulai melakukan proses pemilihan serangkaian atau sejumlah barang dan
atau jasa tersebut dan selanjutnya memutuskan untuk membeli atau menggunakan
atau memanfaatkan barang dan jasa dengan spesifikasi tertentu dan merek tertentu
tersebut.
2. Perlindungan Kuratif
atau pemanfaatan barang atau jasa tertentu oleh konsumen. Dalam hal ini perlu
diperhatikan bahwa konsumen belum tentu dan tidak perlu, serta tidak boleh
dipersamakan dengan pembeli barang dan atau jasa, meskipun pada umumnya
konsumen adalah mereka yang membeli suatu barang atau jasa. Dalam hal ini
seseorang dikatakan konsumen, cukup jika orang tersebut adalah pengguna atau
pemanfaat atau penikmat dari suatu barang atau jasa, tidak peduli ia
melindungi diri.
informasi.
ini sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha.
keselamatan konsumen.
1. Asas manfaat
pihak, konsumen dan pelaku usaha. Sehingga tidak ada satu pihak yang
kedudukannya lebih tinggi dibanding pihak lainnya. Kedua belah pihak harus
memperoleh hak-haknya.
2. Asas keadilan
pelaku usaha. Diharapkan melalui asas ini konsumen dan pelaku usaha dapat
3. Asas keseimbangan
serta pemerintah dapat terwujud secara seimbang, tidak ada pihak yang lebih
dilindungi.
Dimaksudkan agar baik konsumen dan pelaku usaha mentaati hukum dan
diawali dengan upaya untuk memahami hak-hak pokok konsumen, yang dapat
barang/jasa.
24
Endang sri Wahyuni, Aspek Hukum Sertifikat dan Keterikatannya dengan
Perlindungan Konsumen, (Bandung : Citra Aditia, 2003), hal.87
37
b. Hak untuk memilih dan mendapatkan barang/jasa sesuai dengan nilai tukar
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang/jasa.
digunakan.
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
sebagaimana mestinya.
hak-hak konsumen.
38
secara patut. Ketika dirasa ada keluhan terhadap barang/jasa yang telah
pelaku usaha.
Dalam hal ini kewajiban konsumen tak kalah penting jika dibandingkan
dengan hak konsumen, meskipun jika di bandingkan dengan hak konsumen, tidak
kecil yang menjadi kewajiban sebagai konsumen luput dari perhatian yang pada
Sebagai konsumen, kitalah yang harus paling hati-hati saat masuk kedalam proses
membeli suatu produk, dari saat memilih hingga mutuskan untuk membeli serta
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan
ekonomi”.
setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
kegiatan usaha dalam bidang ekonomi”. Dari kedua pengertian tersebut terdapat
dan lain- lain. Kajian atas perlindungan terhadap konsumen tidak dapat
40
pengertian “produsen”meliputi : 25
tanda lain pada produk menampakan dirinya sebagai produsen dari suatu
barang.
adalah:
diperdagangkan;
25
Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2009, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, h. 41.
41
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
yang diperdagangkan;
lainnya
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
tidak diskriminatif;
yang berlaku.
yang diperdagangkan.
42
perjanjian.