Anda di halaman 1dari 19

53

BAB 4
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data

Penelitian diawali dengan pengumpulan data sekunder sebagai instrumen

penelitian :

1. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.03/SE/M/2013

Surat edaran tersebut tentang Besaran Maksimal Biaya Langsung Personil

(Remunerasi) Untuk Tenaga Ahli Berpendidikan (S1, S2, S3) Berdasarkan

Pengalaman Profesi dan Sertifikasi

Tabel 4.1. Besaran Maksimal Biaya Langsung Personil (Remunerasi) Untuk


Tenaga Ahli Berpendidikan (S1, S2, S3)

Sumber : Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.03/SE/M/2013

53
54

2. Surat Edaran bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri

Keuangan No.1203/D.II/03/2000; SE-38/A/2000

Surat edaran tersebut tentang Petunjuk penyusunan Rencana Anggaran Biaya

(RAB) untuk jasa konsultansi (Biaya Langsung Personil (Remuneration) dan

Biaya Langsung Non Personil (Direct Reimbursable Cost)) dengan ketentuan

sebagai berikut:

Biaya Langsung Personil (Remuneration)

a. Biaya Langsung Personil (Tenaga Ahli) untuk Jasa Konsultan, Jasa lainnya

dan untuk tenaga pendukung dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku

dan wajar serta didasarkan pada dokumen yang dapat dipertanggung

jawabkan yaitu melalui daftar gaji yang telah diperiksa (audited pay roll)

disertai bukti pembayaran pajak terhadap gaji yang diterima.

b. Biaya Langsung Personil bagi seorang tenaga ahli yang memberikan jasa

konsultansi dihitung menurut jumiah satuan waktu tertentu (bulan, minggu,

hari, dan jam) dikalikan dengan Biaya Langsung Personil yang ditetapkan

berdasarkan pengalaman profesional riil sejak lulus dari pendidikan tinggi,

dan akreditasi dari asosiasi profesi, atau lembaga yang ditunjuk Pemerintah

(bagi konsultan perorangan).

c. Biaya Langsung Personil yang dihitung sudah mencakup gaji dasar (basic

salary) (termasuk PPh), beban biaya sosial (social charge), beban biaya

umum (overhead), tunjangan penugasan dan keuntungan.

d. Perhitungan Konversi Maksimum Biaya Langsung Personil menurut satuan

waktu adalah sebagai berikut:


55

SBOM = SBOB/4,1

SBOH = (SBOB/22) x 1,1

SBOJ = (SBOH/8) x 1,3

Catatan:

SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan (Person Month Rate).

SBOM = Satuan Biaya Orang Minggu (Person Week Rate).

SBOH = Satuan Biaya Orang Hari (Person Day Rate).

SBOJ = Satuan Biaya Orang Jam (Person Hour Rate).

Rumusan Perhitungan Biaya Langsung Personil (BLP) dilakukan sebagai

berikut:

BLP=GD+BBS+BBU+TP+K

Tabel 4.2. Rumus Perhitungan Biaya Langsung Personil (BLP)


Undangan
Komponen BLP Nasional Internasional
Gaji Dasar- GD (Basic Salary) 1 x GD 1 x GD
Beban Biaya Sosial - BBS
(0,3 - 0,4) x GD (0,3 - 0,6) x GD
(Social Charge)
Beban biaya umum - BBU
(0,5 -1,3) x GD (0,7 -1,4) x GD
(Overhead)
Tunjangan penugasan – TP (0,1 - 0,3) x GD (0,1 - 0,3) x GD
Keuntungan - K 0,1 x ( GD+BBS+BBU) 0,1 x ( GD+BBS+BBU)
Ttal Biaya Langsung Personil (2,2 - 3,1) x GD (2,4 - 3,6) x GD
Sumber : Surat Edaran Bersama Tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB)
No.1203/D.II/ 03/2000; SE -38/A/2000

3. Surat Keputusan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Konsultan

Indonesia Nomor : 14/TAP.DPN/IV/2015.

Surat keputusan tersebut tentang Pedoman Standar Minimal Tahun 2015 Biaya

Langsung Personil (Remuneration / Billing Rate) Dan Biaya Langsung Non

Persontl (Direct Cost) Untuk Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Kegiatan Jasa Konsultansi sebagai berikut:
56

Tabel 4.3. Biaya Langsung Personal (Remuneration/Billing Rate) Tahun 2015


Untuk Sarjana Berdasarkan Pengalaman Profesional

Sumber : Surat Keputusan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional


Konsultan Indonesia Nomor : 14/TAP.DPN/IV/2015
57

Tabel 4.4. Biaya Langsung Personal (Remuneration/Billing Rate) Tahun 2015


Untuk Sarjana Berdasarkan Kelompok Ahli

Sumber : Surat Keputusan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Konsultan


Indonesia Nomor : 14/TAP.DPN/IV/2015
58

Tabel 4.5. Indeks Biaya Langsung Personil per Tahun 2015

Sumber : Surat Keputusan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia
Nomor : 14/TAP.DPN/IV/2015

4.2. Wawancara Dengan Kuesioner

Wawancara dan pengambilan data kepada responden melalui pertanyaan

kuesioner, merupakan metode analisis deskriptif kualitatif untuk

mendeskripsikan berbagai fakta.


59

4.2.1. Responden Terpilih

Responden terpilih merupakan sampel yang didapatkan melalui teknik

purposive sampling, dimana peneliti menggunakan kriteria responden untuk

membantu dalam proses mendapatkan responden yang memahami objek dan

wilayah penelitian. Sebagai sampel penelitian, yang berhasil diwawancarai

sebagai responden adalah sebagai berikut :

a. Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Nasional (P2JN)

Provinsi Kalimantan Tengah (a.n. Bapak Dedek) sebagai responden 1

b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah (a.n. Bapak

Wawan Gunawan, ST) sebagai responden 2

c. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kapuas (a.n. Bapak Teras, ST)

sebagai responden 3

d. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya (Bapak Sumarsono, ST)

sebagai responden 4

4.2.2. Wawancara Delphi Putaran I

Peneliti menggunakan kuesioner serta panduan diskusi yang membantu

peneliti untuk dapat mengeksplorasi pendapat masing-masing responden terhadap

tiap-tiap pertanyaan yang diajukan di dalam kuesioner. Pertanyaan dari kuesioner

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara perhitungan besarnya Billing Rate Tenaga Ahli untuk

Pekerjaan Pengawasan Jalan dan Jembatan?


60

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya Billing Rate Tenaga Ahli pada

Pekerjaan Pengawasan Jalan dan Jembatan?

3. Kreteria Kualifikasi apa saja yang di butuh kan untuk tenaga Ahli pada

Pekerjaan Pengawasan Jalan dan Jembatan?

4. Apakah besarnya Anggaran Daerah/Nilai Kontrak fisik berpengaruh terhadap

Billing Rate Tenaga Ahli?

5. Apakah panjang efektif Pekerjaan Jalan dan Jembatan per pengaruh dengan

Billing Rate Tenaga Ahli?

Pada wawancara Delphi putaran I ini dilakukan bertujuan untuk

mengeksplorasi pendapat masing-masing responden terkait apakah faktor yang

diajukan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan Billing Rate

Tenaga Ahli Konsultan Pengawas Jalan dan Jembatan. (Lampiran 2 hal. 73)

Hasil rekapitulasi pendapat masing-masing responden terkait faktor yang

berpengaruh terhadap kebijakan Billing Rate Tenaga Ahli Konsultan Pengawas

Jalan dan Jembatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6. Hasil Wawancara Analisis Delphi Putaran I


Pendapat Responden
No Faktor
Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4
1 Gaji Dasar Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
2 Beban Biaya Sosial (Social Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Charge)
3 Beban Biaya Umum (Overhead ) Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
4 Tunjangan Penugasan Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
5 Keuntungan Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
6 Jenjang Pendidikan Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
7 Pengalaman Kerja yang sesuai Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
8 Kualifikasi SKA Muda atau SKA Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Madya
9 Anggaran Daerah / Nilai Kontrak Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Fisik Berpengaruh
10 Panjang Efektif Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Berpengaruh
61

Pada tabel 4.6 tersebut terdapat 10 faktor yang berpengaruh terhadap Billing Rate

Personil Berdasarkan P2JN / APBN dengan Berdasarkan APBD I Provinsi, APBD

II Kabupaten, APBD II Kota. Hasil wawancara Delphi pada putaran I tersebut

diketahui bahwa terdapat 2 faktor yang belum mencapai konsensus para

responden, yaitu Nilai Kontrak Fisik dan Panjang Efektif, sementara 8 faktor

sisanya telah mencapai consensus ( 80 % telah mencapai konsesus ).

4.2.3. Analisis Hasil Wawancara Delphi Putaran I

Pada tahap analisa hasil wawancara Delphi putaran I ini dilakukan pula

interpretasi pendapat masing-masing responden sehingga memungkinkan

berpengaruh terhadap Billing Rate Personil Berdasarkan P2JN / APBN dengan

Berdasarkan APBD I Provinsi, APBD II Kabupaten, APBD II Kota.

Dengan demikian, pada wawancara Delphi putaran II, akan ditanyakan

kembali kepada responden dengan pertanyaan yang sama seperti pertanyaan pada

wawancara Delphi putaran I yaitu ada 10 pertanyaan

Tabel 4.7. Faktor yang Diajukan Pada Wawancara Delphi Putaran II


Pendapat Responden
No Faktor
Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4
1 Gaji Dasar
2 Beban Biaya Sosial (Social
Charge)
3 Beban Biaya Umum (Overhead )
4 Tunjangan Penugasan
5 Keuntungan
6 Jenjang Pendidikan
7 Pengalaman Kerja yang sesuai
8 Kualifikasi SKA Muda atau SKA
Madya
9 Anggaran Daerah / Nilai Kontrak
Fisik
10 Panjang Efektif
62

4.2.4. Wawancara Delphi Putaran II

Hasil wawancara Delphi pada putaran I tersebut diketahui bahwa terdapat

2 faktor yang belum mencapai konsensus para responden, sementara 8 faktor

sisanya telah mencapai konsensus. Pada tahap wawancara Delphi putaran II ini

dilakukan pula interpretasi pendapat masing-masing responden sehingga

memungkinkan didapatkannya faktor lain yang berpengaruh terhadap Billing Rate

Personil Berdasarkan P2JN / APBN dengan berdasarkan APBD I Provinsi, APBD

II Kabupaten, APBD II Kota.

Dengan mengkaji pendapat masing-masing responden, diketahui

kecenderungan pendapat responden mengarah pada terdapatnya faktor yang

dominan berpengaruh terhadap Billing Rate Personil Berdasarkan P2JN / APBN

dengan berdasarkan APBD I Provinsi, APBD II Kabupaten, APBD II Kota. Faktor

yang dominan berpengaruh tersebut adalah faktor besarnya anggaran Daerah /

Biaya Pekerjaan Fisik dan faktor panjang efektif. dengan demikian, pertanyaan

pada putaran I diajukan kembali pada wawancara Delphi putaran II, termasuk

jawaban yang sudah mencapai konsensus yang didapatkan dari hasil kajian

pendapat seluruh responden. (Lampiran 2, hal. 77)

Tabel 4.8. Hasil Wawancara Analisis Delphi Putaran II


Pendapat Responden
No Faktor Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4
1 Gaji Dasar Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
2 Beban Biaya Sosial Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
(Social Charge)
3 Beban Biaya Umum Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
(Overhead )
4 Tunjangan Penugasan Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
5 Keuntungan Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
6 Jenjang Pendidikan Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
7 Pengalaman Kerja yang Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
sesuai Sertifikat Keahlian
(SKA)
63

Pendapat Responden
No Faktor Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4
8 Kualifikasi SKA Muda Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
atau SKA Madya
9 Nilai Kontrak Fisik Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Berpengaruh
10 Panjang Efektif Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Berpengaruh

Pada tabel 4.8 tersebut terdapat 10 faktor yang berpengaruh terhadap Billing Rate

Personil Berdasarkan P2JN / APBN dengan berdasarkan APBD I Provinsi, APBD

II Kabupaten, APBD II Kota. Hasil Delphi pada putaran II tersebut diketahui

bahwa masih tetap terdapat 2 faktor yang sama dengan Delphi pada putaran I

yaitu belum mencapai konsensus para responden, yaitu faktor besarnya Anggaran

Daerah / besarnya Nilai Kontrak dan Panjang Efektif Pekerjaan Jalan dan

Jembatan, sementara 8 faktor sisanya telah mencapai consensus ( 80 % telah

mencapai konsesus ).

4.2.5. Analisis Hasil Wawancara Delphi Putaran II

Hasil wawancara Delphi pada putaran II tersebut diketahui bahwa masih

tetap terdapat 2 faktor yang belum mencapai konsensus para responden, sementara

8 faktor sisanya telah mencapai konsensus. Pada tahap analisa hasil putaran II ini

dilakukan pula interpretasi pendapat masing-masing responden sehingga

memungkinkan berpengaruh terhadap Billing Rate Personil Berdasarkan P2JN /

APBN dengan Berdasarkan APBD I Provinsi, APBD II Kabupaten, APBD II

Kota.
64

Dengan demikian, pada wawancara Delphi putaran III, akan ditanyakan

kembali kepada responden dengan pertanyaan yang sama seperti pertanyaan pada

wawancara Delphi putaran II yaitu ada 10 pertanyaan

Tabel 4.9. Faktor yang Diajukan Pada Wawancara Putaran III

Pendapat Responden
No Faktor
Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4
1 Gaji Dasar
2 Beban Biaya Sosial (Social
Charge)
3 Beban Biaya Umum (Overhead )
4 Tunjangan Penugasan
5 Keuntungan
6 Jenjang Pendidikan
7 Pengalaman Kerja yang sesuai
8 Kualifikasi SKA Muda atau SKA
Madya
9 Anggaran Daerah / Nilai Kontrak
Fisik
10 Panjang Efektif

4.2.6. Wawancara Delphi Putaran III

Hasil wawancara Delphi pada putaran II tersebut diketahui bahwa terdapat

2 faktor yang belum mencapai konsensus para responden, sementara 8 faktor

sisanya telah mencapai konsensus. Pada tahap analisa hasil putaran III ini

dilakukan pula interpretasi pendapat masing-masing responden sehingga

memungkinkan didapatkannya faktor lain yang berpengaruh terhadap Billing Rate

Personil Berdasarkan P2JN / APBN dengan Berdasarkan APBD I Provinsi, APBD

II Kabupaten, APBD II Kota.

Dengan mengkaji pendapat masing-masing responden, diketahui

kecenderungan pendapat responden mengarah pada terdapatnya faktor yang

dominan berpengaruh terhadap Billing Rate Personil Berdasarkan P2JN / APBN

dengan berdasarkan APBD I Provinsi, APBD II Kabupaten, APBD II Kota. Faktor


65

yang dominan berpengaruh tersebut adalah faktor besarnya anggaran Daerah /

Biaya Pekerjaan Fisik dan faktor panjang efektif. dengan demikian, pertanyaan

pada putaran II diajukan kembali pada wawancara Delphi putaran III, termasuk

jawaban yang sudah mencapai konsensus yang didapatkan dari hasil kajian

pendapat seluruh responden. (Lampiran 2, hal. 81)

Tabel 4.10. Hasil Wawancara Analisis Delphi Putaran III


Pendapat Responden
No Faktor Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4
1 Gaji Dasar Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
2 Beban Biaya Sosial Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
(Social Charge)
3 Beban Biaya Umum Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
(Overhead )
4 Tunjangan Penugasan Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
5 Keuntungan Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
6 Jenjang Pendidikan Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
7 Pengalaman Kerja yang Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
sesuai.
8 Kualifikasi SKA Muda Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
atau SKA Madya
9 Besarnya Anggaran Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Daerah / Nilai Kontrak Berpengaruh
Fisik
10 Panjang Efektif Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
Berpengaruh

Berdasarkan tabel 4.8 tersebut, tidak terdapat konsensus para responden. diketahui

pula bahwa seluruh responden tetap mempertahankan pendapat nya, bahwa

terdapat 2 faktor yang dominan berpengaruh terhadap Billing Rate Tenaga Ahli

Konsultan Supervisi Proyek Jalan dan Jembatan, Antara Dana APBN dengan

APBD di Lingkungan Provinsi Kalimantan Tengah yaitu besarnya Anggaran /

nilai Kontrak Fisik. dan panjang efektif Jalan dan Jembatan.

Dari kecenderungan para responden tetap mempertahankan pendapatnya mulai

wawancara Delphi putaran I sampai putaran III, maka peneliti tidak melakukan

wawancara berikutnya.
66

4.3. Perbandingan Hasil Perhitungan Billing Rate

Setelah dilakukan hasil analisa Delphi, kemudian dilakukan wawancara

yang dilakukan bertujuan untuk menggali pendapat responden terkait faktor yang

menjadi perbedaan Billing Rate, yaitu perhitungan Billing Rate personil

berdasarkan P2JN/APBN dengan Berdasarkan APBD I Provinsi, APBD II

Kabupaten, APBD II Kota dan hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.11. Daftar Perbedaan Besaran Billing Rate Tahun Anggaran 2015
Billing Rate
No. Personil P2JN / APBN APBD I Provinsi Selisih
Site Engineer Rp 22.000.000 Rp 10.975.000 50,11%
1 Quality Engineer Rp 18.500.000 Rp 9.812.000 46,96%
Quantity Engineer RP 18.500.000 Rp 9.812.000 46,96%
Billing Rate
No. Personil P2JN / APBN APBD II Kabupaten Selisih
Site Engineer Rp 22.000.000 Rp 10.000.000 54,55%
2 Quality Engineer Rp 18.500.000 Rp 9.000.000 51,35%
Quantity Engineer RP 18.500.000 Rp 9.000.000 51,35%
Billing Rate
No. Personil P2JN / APBN APBD II Kota Selisih
Site Engineer Rp 22.000.000 Rp 5.850.000 73,41%
3 Quality Engineer Rp 18.500.000 Rp 4.400.000 76,22%
Quantity Engineer RP 18.500.000 Rp 4.400.000 76,22%

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut menunjukkan perbedaan Billing Rate dan

tabel 4.10 berdasarkan Kontrak Pekerjaan Pengawasan Jalan dan Jembatan di

Provinsi Kalimantan Tengah.


67

Tabel 4.12. Data Kontrak Pekerjaan Pengawasa Jalan dan Jembatan


Tahun Anggaran 2015
Jenis
Pekerjaan /
No. Instansi Dana No. Kontrak Tenaga Ahli Kualifikasi Billing Rate
Satker P2JN Jalan dan HK.O2.03/P2JN/IV/20 Site Engineer Madya Rp 22.000.000
1 Provinsi Jembatan 15/76 Quality Engineer Muda Rp 18.500.000
Kalimantan (APBN) Quantity Engineer Muda RP 18.500.000
Tengah
Dinas P U Bina Marga Jalan dan 620/BM- Site Engineer Madya Rp 10.975.000
2 Provinsi Kalimantan Jembatan II/KTRK/2015/137 Quality Engineer Muda Rp 9.812.000
Tengah (APBD Quantity Engineer Muda RP 9.812.000
Provinsi)
Dinas PU Bina Marga Jalan dan 056/26/KTRK- Site Engineer Madya Rp 10.000.000
3 Kabupaten Kapuas, Jembatan BM/KSLTN- Quality Engineer Madya Rp 9.000.000
Kalimantan Tengah (APBD MY/DAU/II/PU‟2015 Quantity Engineer Madya RP 9.000.000
Kabupaten)
Dinas PU Bina Marga Jalan dan 602/37.12/DBMSDA- Site Engineer Muda Rp 5.850.000
4 Kota Palangka Raya, Jembatan BM/KTRK/VII/2015 Quality Engineer Muda Rp 4.400.000
Kalimantan Tengah (APBD Kota) Quantity Engineer Muda RP 4.400.000

Dari hasil Perhitungan Billing Rate tersebut kemudian dilakukan

perbandingan antara Billing Rate Personil Berdasarkan P2JN/ APBN dengan

Berdasarkan APBD I Provinsi, APBD II Kabupaten, APBD II Kota sebagai

berikut :

1. Dasar Penentuan Billing Rate Tenaga Ahli tiap daerah berbeda, yaitu mengacu

kebijakan masing-masing Daerah.

2. Adanya perbedaan dasar perhitungan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) di

masing-masing Daerah.

3. Dalam Menentukan Billing rate tenaga Ahli, Daerah membuat kebijakan

dengan mempertimbangkan besarnya anggaran Daerah masing-masing

(Tergantung ketersediaan anggaran (dana) / Keuangan)


68

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisa pembahasan yang

dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan Billing Rate Tenaga Ahli

Konsultan Supervisi Proyek Jalan dan Jembatan, antara dana APBN dan APBD

di Lingkungan Provinsi Kalimantan, Tengah di tinjau dari surat edaran

bersama antara Badan Perencana pembangunan Nasional (BAPENAS) adalah :

a. Besarnya anggaran Daerah / Nilai Kontrak Pekerjaan Fisik

b. Panjang Efektif jalan dan jembatan

2. Faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan Billing Rate Tenaga Ahli Konsultan

Supervisi Proyek Jalan dan Jembatan, antara dana APBN dan APBD di Lingkungan

Provinsi Kalimantan Tengah di tinjau dari Kebijakan Pemerintah Daerah.

a. Dasar Penentuan Billing Rate Tenaga Ahli tiap daerah berbeda, yaitu

mengacu pada Kebijakan masing-masing Daerah.

b. Terjadinya perbedaan dasar perhitungan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) di

masing-masing Daerah.

c. Dalam Menentukan Billing rate tenaga Ahli, Daerah Lebih

mempertimbangkan besarnya anggaran di masing-masing Daerah

(mengutamakan kepentingan Finansial / Keuangan)

68
69

5.2. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan pada penelitian ini, maka dapat

disarankan,

1. Pemerintah menselaraskan Regulasi antara Pusat dan Daerah mengenai

Remunerasi termasuk Billing Rate Tenaga Ahli pada pekerjaan

Konsultan pengawasan / Supervisi, agar tidak terjadi perbedaan Billing

Rate Tenaga Ahli Konsultan Pengawas antara dana Pusat / APBN dan

Daerah / APBD yang signifikan.

2. Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam mempertimbangkan besarnya

Billing Rate Tenaga Ahli Konsultan Supervisi hendaknya lebih banyak

mempertimbangkan masalah Teknis atau kualifikasi tenaga Ahli dari

pada pertimbangan besarnya anggaran atau dana yang tersedia.

3. Pada penelitian berikutnya disarankan perlunya di kaji dan diteliti

secara mendalam tentang kebutuhan Tenega Ahli Konsultan Supervisi

/ Pengawas dibandingkan dengan ketersediaan pekerjaan yang

memerlukan jasa keahlian.


70

DAFTAR PUSTAKA

Alawiya, Nayla, et al., 2013, “Kebijakan Remunerasi Pegawai Negeri Sipil


(Analisis Materi Muatan Penentuan Nilai dan Kelas Jabatan dalam
Pemberian Remunerasi)”, Jurnal Dinamika Hukum Vol. 13 No. 2 Mei
2013

Arikunto, Suharsimi, 1998, Metode Penelitian: Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta

Creswell, J.W., 1994, Research Design Qualitative & Quantitative. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada

Dermawan, 2004, Model Kuantitatif Pengambilan Keputusan & Perencanaan


Strategis. Alfabeta, Bandung

Davidson, J, 2002, Manajemen Proyek, Andi Offset, Yogyakarta

Dunn, William, 2003, Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Ervianto, I. Wulfram, 2002, Manajemen Proyek Konstruksi, Andi Offset,


Yogyakarta

Nazir, Mohammad, 1988, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang nomor 18 tahun 1999 tentang


Jasa Konnstruksi

Prihatin, Sandyria, 2014, “Remunerasi Sebagai Kebijakan Kompensasi Di Rumah


Sakit Astinapurawonogiri, Provinsi Jawa Tengah”, Naskah Publikasi,
Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas
Muhamadiyah Surakarta 2014.

Project Management Institute (PMI), 2008, A Guide to The Project Management


Body of Knowledge, Project Management Institute, Newtown Square,
Pennsylvania

Sancoko, Bambang, 2010, “Pengaruh Remunerasi terhadap Kualitas Pelayanan


Publik”, Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi,
Volume 17, Nomor 1 Jan–Apr 2010, hlm.43-51, ISSN 0854-3844

Soeharto, Iman, 1995, Manajemen Proyek: dari Konseptual sampai Operasional,


Erlangga, Jakarta

70
71

Surat Edaran bersama antara Badan Perencana Pembangunan Nasional


(BAPENAS) dan Menteri Keuangan

Permen PU Nomor 43/PRT/M/2007


tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi

Wulfram I. Evrianto dalam buku “Manajemen Proyek Konstruksi” edisi revisi


2006

Soeharto, Imam, 1997, Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta

Simamora (1995), kinerja merupakan suatu pencapaian persyaratan pekerjaan


tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari produk yang
dihasilkan

Benardin dan Russel (1995), mendifinisikan kinerja sebagai hasil kerja dari suatu
aktifitas kerja tertentu selama waktu periode tertentu

Wikanta, Bambang Hariadi, 2002, Analisis Billing Rate Tenaga Ahli Professional
Di Bidang Supervisi Jalan Dan Jembatan Dengan Simulation Monte
Carlo Optimization Method, Tesis (Magister) - Program Studi Teknik
Sipil, Program Pascasarjana Bidang Ilmu Teknik, Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai