Anda di halaman 1dari 11

Makalah Kimia

Senyawa Organik
D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
Nama : Fajrini Ridhati
Kelas : XII IPS 1
SMA Negeri 56 Jakarta

1
Daftar Isi
Kata pengantar
Bab 1 Pendahuluan

A. Latar belakang............................................................4
B. Rumusan masalah.....................................................4
C. Tujuan.....................................................................4
Bab 2 Isi

A. Gugus fungsi senyawa organik..............................5-6


B. Isomer...................................................................6
C. Sifat dan kegunaan senyawa organik...................6-7
D. Identifikasi gugus fungsi.....................................7-8
E. Benzena dan turunannya.....................................8-9
F. Polimer..................................................................9
G. Karbohidrat .........................................................9
H. Protein.................................................................9-10
I. Lemak ...............................................................10

Bab 3 Penutup
Kesimpulan..........................................................11

2
Kata pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan
Makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Dengan membuat tugas ini saya diharapkan mampu untuk lebih mengenal
tentang senyawa organik yang saya sajikan berdasarkan informasi dari berbagai
sumber.
Dalam penyelesaian makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.
Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya
ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya
jika saya mengucapkan terima kasih.
Saya sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.

3
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Suatu pengetahuan mengenai kimia organik tidak dapat diabaikan
begitu saja, karena sistem kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa
organik, hampir setiap studi yang berhubungan dengan tumbuhan, hewan,
atau mikroorganisme tergantung pada prinsip kimia organik. Bidang-
bidang studi ini mencakup obat-obatan ilmu kedokteran, biokimia,
mikrobiologi dan banyak ilmu pengetahuan yang lainnya. Senyawa
organik mempunyai struktur yang beragam dengan sifat fisika dan kimia
yang berbeda beda. Sehingga dari sifat-sifat khasnya kita dapat
melakukan analsis terhadap senyawa-senyawa tersebut apabila. Analisis
yang dilakukan meliputi analisis secara kulitatif dan secara kuantatif.
Studi mangenai senyawa alifatik khususnya alkana, alkena, alkohol dan
eter perlu dipalajari dan dipahami, karena apabila senyawa tersebut
berada secara bersamaan sulit untuk diidentifikasi secara langsung, tetapi
identifikasi yang dilakukan harus secara bertahap dan berkesinambungan
dari yang bersifat umum sampai spesifik. Makalah ini akan membahas
mengenai analisis alkana, alkena, alkuna, sikloalkana, alkohol dan eter,
beserta reaksi reaksi yang terjadi, sehingga kita dapat melakukan proses
identifikasi dan analisis dengan pengujia yang tepat.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang di maksud dengan analisis senyawa (alkana,
sikloalkana, alkena, alkuna, alkohol dan eter)?
2. Bagaimana reaksi dari analisis senyawa-senyawa tersebut?
C. Tujuan
1. Memahami tentang analisis senyawa-senyawa (alkana, sikloalkana,
alkena, alkuna, alkohol dan eter).
2. Mengetahui reaksi-reaksi senyawa tersebut.
3. Mengetahui bagaimana pengaruh antar senyawa yang dimaksud.

4
Bab 2
Isi
A. Gugus fungsi senyawa organik
Molekul senyawa organik dapat dipikirkan sebagai molekul
hidrokarbon yang satu atau lebih atom hidrogennya (H) diganti oleh atom
lain membentuk suatu senyawa yang mengandung gugus sensitif yang
disebut gugus fungsi. Gugus fungsi merupakan bagian yang reaktif dari
suatu molekul. Berdasarkan gugus fungsi yang dimiliki oleh suatu senyawa
organik, ada beberapa golongan senyawa organik, antara lain haloalkana,
alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat, ester, dan amina.
Titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkana karena
alkohol memiliki ikatan hidrogen, kelarutan alkohol dalam air berkurang
dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Alkohol banyak digunakan
sebagai pelarut, disifektan, dan bahan bakar (misalnya spiritus). Alkohol
memiliki sifat tidak menghilangkan warna bromin, bereaksi dengan ogam
natrium menghasilkan gas hidrogen, bersama asam karboksilat dan sedikit
asam mineral (H2SO4 atau HCL) dapat membentuk ester.
Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehida, jika oksidasi
dilanjutkan menjadi asam karboksilat. Oksidasi alkohol sekunder
membentuk keton. Pada suatu alkohol akan mengalami reaksi eliminasi
membentuk alkena. Eter mudah menguap dan banyak digunakan sebagai
pelarut, pengekstraksi, dan obat bius.
Aldehida dan keton tidak memiliki ikatan hidrogen antarmolekulnya
sehingga titik didih senyawa aldehida dan keton lebih rendah daripada titik
didih alkohol yang sesuai. Aldehida dan keton larut dalam air dalam semua
perbandingan. Aldehida mudah dioksidasi menjadi asam karboksilat (keton
tidak). Oksidasi aldehida oleh reagen Tollens membentuk logam Ag bebas
(sebagai cermin perak jika kecepatann reaksinya lambat dan dinding
pereaksinya bersih). Aldehida dapat direduksi membentuk alkohol primer.
Adisi HCN pada aldehida menghasilkan senyawa yang dikenal sebagai
sianohidirin. Dalam basa pekat, aldehida (yang tidak mengandung hidrogen)
mengalami oksidasi dan reduksi (otoredoks) menghasilkan campuran
alkohol dan garam karboksilatnya.
Ester merupakan senyawa polar, tetapi antarmolekulnya tidak
membentuk ikatan hidrogen. Akibatnya, titik didih ester lebih rendah
daripada titik didih asam dan alkohol yang berat molekulnya hampir sama.

5
Ester biasanya berbau sedap, beberapa ester berbau seperti buah-buahan dan
digunakan sebagai rasa/bau sintetik.
B. Isomer
Isomeri adalah suatu peristiwa di mana suatu zat mempunyai rumus kimia
sama, tetapi sifat-sifatnya berbeda (rumus bangun/namanya berbeda), zat-
zatnya disebut isomer. Ada dua jenis isomer yang pokok, yaitu isomer
struktur dan isomer ruang
C. Sifat dan kegunaan senyawa organik
1. Haloalkana (R-X)
a. Pelarut senyawa nonpolar atau sedikit polar
b. Bersifat racun
c. Sebagai obat bius
2. Alkanol/Alkohol (R--OH)
a. Memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada senyawa
alkananya, disebabkan adanya ikatan hidrogen.
b. Kelarutan alkohol dalam air berkurang dengan bertambah
panjangnya rantai karbon.
c. Alkohol banyak digunakan sebagai pelarut, disinfektan, dan
bahan bakar (misalnya spiritus).
d. Etilena glikol baik sebagai antibeku untuk pendingin mesin pada
mobil (terutama di daerah salju).
e. Gliserol sering dicampurkan pada zat-zat makanan dan zat-zat
perangsang. Gliserol banyak digunakan dalam obat-obatan,
kosmetika, pembuatan tinta, dan untuk pembuatan nitrogliserin
(gliseril trinitrat, dapat digunakan sebagai bahan peledak).
3. Eter (R–O–R)
Eter mudah menguap, lebih mudah menguap daripada alkohol.
Pengisapan uap eter yang terus-menerus dapat menyebabkan pingsan.
Oleh karena itu, eter digunakan untuk pembiusan. Eter banyak digunakan
sebagai pelarut dan pengekstraksi.
4. Alkanal (RCHO) dan Alkanon (RCOR')
a. Memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada senyawa alkananya.
b. Memiliki titik didih yang lebih rendah daripada senyawa alkohol
yang sesuai.
c. Larut dalam air dalam semua perbandingan.
d. Larutan 40% metanal (formaldehida) dalam air diberi nama
formalin.

6
5. Asam Karboksilat (RCOOH)
a. Merupakan senyawa polar.
b. Memiliki titik didih yang tinggi karena dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air.
c. Asam karboksilat yang massa molekulnya kecil mudah larut dalam
air.
6. Ester (RCOOR')
a. Merupakan senyawa polar
b. Titik didih ester lebih rendah daripada titik didih asam dan alkohol
yang massa molekulnya hampir sama.
c. Kelarutan ester dalam air lebih kecil daripada kelarutan asam dan
alkoholnya. Ester yang berat molekulnya relatif rendah mudah larut
dalam air.
d. Berbau sedap dan digunakan dalam industri makanan.
D. Identifikasi gugus fungsi
1. Identifikasi Gugus Fungsi pada Alkanol/Alkohol (R–OH)
a. Alkohol tidak menghilangkan warna bromin dalam karbon
tetraklorida (perbedaannya dengan alkena dan alkuna).
b. Alkohol bereaksi dengan logam Na menghasilkan gas
hidrogen. 2 ROH + Na → 2 RONa + H2
c. Reaksi alkohol dengan asam karboksilat dan sedikit asam
mineral (H2SO4 atau HCl) akan membentuk suatu ester. H+
RCOOH + R’OH RCOOR’ + H2O
d. Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehida (RCHO).
Jika oksidasi dilanjutkan, menjadi asam karboksilat.
e. Oksidasi alkohol sekunder membentuk keton.
f. Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi dalam keadaan basa.
g. Alkohol bereaksi dengan hidrogen halida.
h. Pada temperatur tinggi dan dengan adanya asam sulfat, suatu
alkohol akan mengalami reaksi eliminasi.
2. Identifikasi Gugus Fungsi Aldehida
a. Aldehida mudah dioksidasi menjadi asam karboksilat
(keton tidak). Oksidasi aldehida oleh pereaksi Tollens
membentuk cermin perak.
b. Aldehida dapat direduksi membentuk alkohol primer.
c. Adisi HCN pada aldehida menghasilkan senyawa
sianohidrin.

7
d. Dalam basa pekat, aldehida (yang tidak mengandung
hidrogen α) mengalami oksidasi dan reduksi (otoredoks)
menghasilkan campuran alkohol dan garam
karboksilatnya. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi
Cannizzaro.
e. Jika aldehida direaksikan dengan larutan NaOH encer
pada temperatur kamar atau lebih rendah, terjadi
dimerisasi yang biasa disebut sebagai ”aldol”. f. Adisi
pereaksi Grignard pada aldehida menghasilkan alkohol.
3. Identifikasi Gugus Fungsi Keton
a. Alkanon yang mengikat metil pada gugus ketonnya (R–
CO–CH3) memberikan tes iodoform positif.
b. Reduksi keton menghasilkan alkohol.
c. Reduksi keton menghasilkan hidrokarbon.
d. Adisi pereaksi Grignard pada alkanon menghasilkan
alkohol.
e. Adisi sianida pada alkanon menghasilkan sianohidrin.
4. Identifikasi Gugus Fungsi Karboksil
a. Sifat keasamannya menjadikan reaksi dengan logam
membentuk garam.
b. Bereaksi dengan alkohol membentuk ester.
c. Reduksi asam karboksilat menghasilkan alkohol primer.
E. Benzena dan turunannya
Benzena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai
rumus molekul C6H6. Keenam rantai karbon membentuk rantai
tertutup dengan ikatan rangkap yang berselang-seling, dan masing-
masing atom karbon mengikat 1 atom H.
Sifat-sifat benzena, antara lain kurang reaktif, tidak mudah
mengalami reaksi adisi, oksidasi, dan reduksi seperti alkena, serta
dapat mengalami reaksi substitusi. Jika sebelum substitusi inti
benzena telah mengandung substituen makan substituen tersebut
dapat mengarahkan posisi substituen kedua arah posisi orto, meta
atau para.
Beberapa turunan benzena dan kegunaannya, antara lain:

1. Nitrobenzena (pembuatan anilin)


2. 2,4,6-rinitrotoluena (bahan peledak)
3. Asam benzena sulfonat (pembuatan detergen sintetik
8
4. Fenol (bahan pembasmi hama)
5. Asam benzoat (sintetis zat warna dan bahan pengawet bahan
makanan)
6. Butil hidrokksi anisol dan butil hidroksi toluena (zat anti
pengoksid)
7. Metil salisilat (penyedap/pengharum)

F. Polimer

Polimer tersusun atas subunit molekul yang terulang disebut


moonomer. Reaksi yang menggabungkan monomer-monomer disebut
reaksi polimerisasi. Beberapa contoh polimer alam, antara lain karet
alam, selulosa, pati, dan protein. Ada beberapa macam polimer sintetik
hasil polimerisasi adisi seperti plastik polietilina (politen), polivinil
klorida (PVC), poliakrilonitril (Orlon), teflon, poli (vinil aset), dan
neoprena. Hasil polimerisasi kondensasi antara lain nilon 6,6, poli (etilen
tereftalat) atau Dakron, dan polimer fenol-formaldehida yang dikenal
dengan bakelit. Berdasarkan sifat-sifat suatu polimer maka polimer dapat
digolonhkan sebagai polimer termoplastik dan polimer termoset.

G. Karbohidrat

Ada beberapa jenis karbohidrat berdasarkan proses hidrolisisnya,


yaitu monosakarida (termasuk aldosa dan ketosa), oligosakarida, dan
polisakarida. Golongan monosakarida yang penting, antara lain glukosa
dan fruktosa. Golongan disakarida, antara lain sukrosa (gula tebu),
maltosa, dan laktosa. Golongan polisakarida, antara lain pati (zat tepung
atau amilum), glikogen, dan selulosa. Tidak seperti amilum, selulosa
tidak dapat dicerna oleh perut manusia, tetapi dapat dicerna oleh sapi dan
hewan lain dengan pertolongan bakteri.

H. Protein

Protein merupakan senyawa yang massa molekulnya relatif besar


(10 - 106) dan tersusun dari rangkaian asam-asam amino dengan ikatan
3

peptida. Asam amino bersifat amfoter dan mempunyai titik isoelektrik


tertentu.

Sifat-sifat protein, antara lain tidak menunjukkan titik cair tertentu


dan tidak dapat disuling, kebanyakan bersifat koloid hidrofil, larutan

9
protein dapat diendapkan dengan penambahan larutan pekat NaCl,
alkohol, aseton, asam, dan basa. Protein dapat dihidrolisis oleh enzim
protease. Protein dapat dikenali dengan reaksi warna protein seperti
reaksi Biuret, reaksi Millon, dan reaksi Xantoprotein.

I. Lemak

Minyak dan lemak dari tumbuhan (nabati) atau hewan (hewani)


adalah ester gliserol dengan asam-asam lemak, naik jenuh maupun tidak
jenuh. Ester dan gliserol dengan asam lemak tersebut dikenal sebagai
trigliserida, disebut juga triasil gliserol. Triasil gliserol yang banyak
mengandung ikatan rangkap pada temperatur kamar berwujud cair,
biasanya disebut minyak. Adapaun trisil gliserol yang sedikit
mengandung ikatan rangkap pada temperatur kamar berwujud padat,
biasanya disebut lemak. Untuk menghindari agar minyak tidak mudah
berbau tengik muka asam-asam lemak tak jenuh yang dikandungnya
dijenuhkan dengan cara hidrogenasi membentuk padat yang sifatnya
menyerupai mentega sehingga disebut mentega buatan atau margarin.
Hidrolisis triasil gliserol oleh basa (biasa dikenal sebagai saponifikasi)
menghasilkan gliserol dan garam dari asam karboksilat rantai panjang
yang dikenal sebagai sabun.

10
Bab 3

Penutup

Kesimpulan
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang
molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida
karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik.
Banyak diantara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan
karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia.
Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada atau
tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk
anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama, organik.

11

Anda mungkin juga menyukai