Anda di halaman 1dari 40

SISTEM MANAJEMEN K3

KULIAH 2:
STATISTIK KECELAKAAN
By: Rini Halila Nasution, ST, MT
 Statistik kecelakaan akibat kerja meliputi kecelakaan yang
disebabkan oleh atau diderita pada waktu menjalankan
pekerjaan yang berakibat kematian atau kelainan-kelainan
dan meliputi penyakit akibat kerja
 Satuan perhitungan kecelakaan adalah peristiwa
kecelakaan
 Dengan menggunakan statistik dapat memberikan masukan
ke manajemen mengenai tingkat kecelakaan kerja serta
berbagai faktor yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mencegah menurunnya kinerja K3.

RINI HALILA NASUTION


 Memberi gambaran situasi secara lengkap mengenai:
 Berapa banyak kecelakaan yang terjadi
 Jenis kecelakaan
 Seberapa parah
 Golongan pekerja yang terkena
 Mesin dan peralatan yang digunakan
 Perilaku yang menyebabkan kecelakaan
 Waktu dan tempat kecelakaan paling sering terjadi
 dan lain-lain

RINI HALILA NASUTION


 Konkritnya statistik dapat digunakan untuk:
 Mengidentifikasi naik turunnya (trend) dari suatu timbulnya
kecelakaan kerja
 Mengetahui peningkatan atau berbagai hal yang memperburuk
kinerja K3
 Membandingkan kinerja antara tempat kerja dan industri yang
serupa (T-Safe Score)
 Memberikan informasi mengenai prioritas pengalokasian dana K3
 Memonitor kinerja organisasi, khususnya mengenai persyaratan
untuk penyediaan sistem/tempat kerja yang aman

RINI HALILA NASUTION


PENYUSUNAN STATISTIK KECELAKAAN
 Data dapat disusun untuk :
 Setiap perusahaan, wilayah, industri atau untuk keseluruhan
industri pada suatu negara
 Berbagai kecelakaan tertentu (mis :kecelakaan listrik, kecelakaan
tangga)
 Kelas pekerja tertentu (mis:muda usia)
 Informasi lainnya

RINI HALILA NASUTION


ASAS PENYUSUNAN STATISTIK
 Statistik kecelakaan harus disusun berdasarkan suatu definisi
yang seragam untuk setiap kecelakaan dalam industri. Secara
umum harus disusun berdasarkan kerangka untuk upaya
pencegahan kecelakaan dan khususnya untuk penggambaran
tingkat risiko. Semua kecelakaan yang demikian harus
dilaporkan dan ditabulasikan secara seragam.
 Frekuensi dan tingkat keparahan (beratnya kecelakaan) harus
disusun atas dasar metoda yang seragam. Harus ada
pembatasan-pembatasan seragam tentang kecelakaan, cara-
cara seragam untuk mengukur waktu menghadapi resiko dan
besarnya resiko.

RINI HALILA NASUTION


 Klasifikasi industri dan pekerjaan untuk tujuan statistik
kecelakaan harus seragam
 Klasifikasi kecelakaan menurut keadaan terjadinya dan menurut
sifat dan letak luka atau kelainan harus seragam. Dasar-dasar
yang dipakai untuk menetapkan kriteria pemilihan dalam setiap
kasus harus selalu sama.

RINI HALILA NASUTION


JENIS-JENIS PENERAPAN STATISTIK
DALAM ASPEK K3
 Ratio Kekerapan Cidera (Frequency Rate)
 Ratio Keparahan Cidera (Severity Rate)
 Rerata Hilangnya Waktu Kerja (Average Time Lost Rate/ALTR)
 Incidence Rate
 Frequency Severity Indicator (FSI)
 Safe-T Score

RINI HALILA NASUTION


FREQUENCY RATE
 Angka frekuensi kecelakaan (F) adalah banyaknya
kecelakaan untuk setiap juta jam manusia.
 Frekwensi Rate digunakan untuk mengidentifikasi jumlah cidera
yang menyebabkan tidak bisa bekerja per sejuta orang pekerja.
 Ada dua data penting yang harus ada untuk menghitung
frequency rate, yaitu jumlah jam kerja hilang akibat kecelakaan
kerja (Lost Time Injury /LTI) dan jumlah jam kerja orang yang
telah dilakukan (man hours).

RINI HALILA NASUTION


 Angka LTI diperoleh dari catatan lama mangkirnya tenaga kerja
akibat kecelakaan kerja. Sedang jumlah jam kerja orang yang
terpapar diperoleh dari bagian absesnsi atau pembayaran gaji.
Bila tidak memungkinkan, angka ini dihitung dengan mengalikan
jam kerja normal tenaga kerja terpapar, hari kerja yang
diterapkan dan jumlah tenaga kerja keseluruhan yang beresiko.
 Rumusnya adalah:
banyaknya kecelakaan x konstanta pengali
F
jam manusia total

RINI HALILA NASUTION


 Standar Permenaker diatas dalam perhitungan statistik sesuai
dengan standar ILO dengan angka 1.000.000
 Standar perhitungan statistik versi OSHA (Occupational Safety
Health Administration) dengan angka 200.000
 Kenapa?

RINI HALILA NASUTION


 Angka 1.000.000 = ( 50 minggu / tahun ) x ( 40jam / minggu) x
500 pekerja.
Sehingga dapat dikatakan angka denominator 1.000.000 sama
artinya angka kecelakaan per 500 (lima ratus) pekerja.
 Angka 200.000 = ( 50 minggu / tahun ) x ( 40jam / minggu) x 100
pekerja
Begitu juga untuk denominator 200.000, menggambarkan untuk
100 pekerja yang bekerja selama 2000 jam kerja. Jadi dengan
kata lain adalah angka kecelakaan per 100 pekerja.

RINI HALILA NASUTION


 Jumlah jam orang kerja adalah jumlah total jam kerja karyawan
selama 1 tahun ditambah jam kerja lembur dikurangi absen.

RINI HALILA NASUTION


CONTOH:
 Organisasi dengan tenaga kerja 500 orang, jumlah jam kerja
yang telah dicapai 1,150,000 juta jam kerja orang. Pada saat
yang sama cidera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja
sebanyak 46. Berapa frekwensi ratenya ?

Frequency Rate = 46 x 1,000,000 / 1,150,000 = 40

Nilai frequency rate 40 berarti, bahwa pada periode orang kerja


tersebut terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 40 jam per-sejuta
orang kerja. Angka ini tidak mengindikasikan tingkat keparahan
kecelakaan kerja. Angka ini mengindikasikan bahwa pekerja
tidak berada di tempat kerja setelah terjadinya kecelakaan kerja.
RINI HALILA NASUTION
SOAL:
 Suatu perusahaan dengan karyawan 1000 tenaga kerja, yang
kegiatannya 50 minggu dengan 40 jam perminggu, mengalami
60 kecelakaan dalam setahun. Akibat kecelakaan tersebut
tenaga kerja tidak masuk kerja 5% dari seluruh waktu
kerjanya. Berapa frequency rate-nya ?

RINI HALILA NASUTION


 Besarnya jam manusia hilang = 1000 x 50 x 40 = 2.000.000
Tidak masuk kerja 5% = 0,05 x 2.000.000 = 100.000
maka total Jam manusia hilang sesungguhnya : 2.000.000-
100.000 = 1.900.000

F = 60 x 1.000.000/ 1.900.000 = 31,58

 Artinya : dalam setahun terjadi kira-kira 32 kecelakaan pada


setiap 1.000.000 jam manusia

RINI HALILA NASUTION


SEVERITY RATE
 Angka beratnya kecelakaan (S) adalah jumlah total
hilangnya hari kerja per 1000 jam-manusia.
 Indikator hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja untuk per
sejuta jam kerja orang.
Jumlah hilangnya hari kerja x 1000
S
Jam manusia total
 Namun ada pula yang memperhitungkannya terhadap
1.000.000 jam-manusia, ada yang menggunakan jumlah
rata-rata tenaga kerja yang diasuransikan atau tahun-tahun
360 hari-manusia sebagai pengganti jam-manusia total.

RINI HALILA NASUTION


CONTOH:
 Sebuah tempat kerja telah bekerja 365,000 jam orang, selama
setahun telah terjadi 5 kasus kecelakaan kerja yang
menyebabkan 175 hari kerja hilang. Tentukan rate waktu kerja
hilang akibat kecelakaan kerja tersebut.

 Frekwensi Rate = ( 5 x 1,000,000) / 365,000 = 13,70


Severity Rate = (175 x 1,000,000) / 365,000 = 479

Nilai severity rate 479 mengindikasikan bahwa selama kurun


waktu tersebut berarti, pada tahun tersebut telah terjadi
hilangnya waktu kerja sebesar 479 hari per sejuta jam kerja
orang.
RINI HALILA NASUTION
SOAL:
 Angka-angka untuk menghitung frekwensi kecelakaan diketahui:
jumlah hari -hari hilang 1200 sebagai akibat 60 kecelakaan.
Hitung Beratnya kecelakaan?

RINI HALILA NASUTION


 SR :1.200 x 1000 /1.900.000 = 0.63
 Artinya: setiap tahun kira-kira 0,63 hari (sehari) hilang pada
setiap 1000 jam manusia

RINI HALILA NASUTION


 Jika terjadi cacat menetap atau kematian, perhitungan hari
yang hilang dapat ditetapkan sebagai berikut:
 Hari benar-benar hilang dalam tahun yang bersangkutan
sejak kematian
 Dinyatakan hilang 6000 hari kerja (USA)
 Diperhitungkan 7500 hari kerja (ILO/Organisasi Perburuhan
Internasional)

RINI HALILA NASUTION


 Misalkan dari contoh di atas, terjadi 1 kecelakaan lagi yang
berakibat kematian pada hari 200 hari lagi menjelang
habisnya tahun yang bersangkutan, maka:

61 x 1.000.000
F  32,1
1.900.000

RINI HALILA NASUTION


 Angka beratnya kecelakaan adalah:

1400 x 1000
S  0,74 (menurut hari yang sebenarnya)
1.900.000

8700 x 1000
S  4,58 (menurut ILO)
1.900.000

7200 x 1000
S  3,79 (menurut USA)
1.900.000

RINI HALILA NASUTION


 Dapat disimpulkan bahwa suatu kecelakaan berat
berpengaruh besar terhadap angka berat kecelakaan, tetapi
tidak terhadap angka frekuensi.

RINI HALILA NASUTION


AVERAGE TIME LOST RATE/ALTR
 Ukuran indikator ini sering disebut juga ‘Duration Rate’
digunakan untuk mengidikasikan tingkat keparahan suatu
kecelakaan.
 Dengan penggunaan ALTR yang dikombinasikan dengan
Frequency Rate akan lebih menjelaskan hasil kinerja program
K3.
 ALTR dihitung dengan membagi jumlah hari yang hilang akibat
kecelakaan dengan jumlah jam kerja yang hilang (LTI).

RINI HALILA NASUTION


Rumus:
 Average Time Lost Rate = (Number of LTI x 1,000,000) / Total
Person-hours Worked
 Average Time Lost Rate = ( Frekwensi Rate) / Severity Rate

RINI HALILA NASUTION


CONTOH:
 Organisasi dengan tenaga kerja 500 orang, jumlah jam kerja
yang telah dicapai 1,150,000 juta jam kerja orang dan Lost Time
Injury-nya (LTI) sebesar 46. Misalkan dari laporan Kecelakaan
Kerja selama 6 bulan diperoleh informasi sbb:
10 kasus hilang waktu kerja dalam 3 hari sekali = 30
8 kasus hilang waktu kerja dalam 6 hari sekali = 48
12 kasus hilang waktu kerja dalam 14 hari sekali = 168
4 kasus hilang waktu kerja dalam 20 hari sekali = 80
10 kasus hilang waktu kerja dalam 28 hari sekali = 280
2 kasus hilang waktu kerja dalam 42 hari sekali = 84
Total keseluruhan = 690 hari kerja hilang

RINI HALILA NASUTION


 Dengan demikian,
Rerata Hilangnya Waktu kerja = 690 / 46 = 15
Dari informasi contoh diatas manajemen akan lebih jelas
memperoleh informasi bahwa organisasi mempunyai hilang
waktu kerja kecelakaan sebesar 40 tiap sejuta jam kerja orang
dengan rata-rata menyebabkan 15 hari tidak masuk kerja.
Dengan informasi ini cukup bagi manajemen untuk membuat
keputusan untuk pencegahan lebih lanjut.

RINI HALILA NASUTION


INCIDENCE RATE
 Incidence rate digunakan untuk menginformasikan kita
mengenai prosentase jumlah kecelakaan yang terjadi ditempat
kerja
 Rumus:
Incidence Rate = ( Jumlah Kasus x 100) / Jumlah tenaga kerja
terpapar
 Contoh: Masih melanjutkan kasus diatas
Incidence Rate = ( 46 x 100 ) / 500 = 9,2%

RINI HALILA NASUTION


FREQUENCY SEVERITY INDICATOR (FSI)
 Frequency Severity Indicator adalah kombinasi dari frekwensi
dan severity rate.
 Rumus: FSI = ( Frekwensi Rate x Severity Rate) / 1,000
 Nilai FSI ini dapat kita jadikan rangking kinerja antar bagian di
tempat kerja.

RINI HALILA NASUTION


SAFE-T SCORE
 Safe T score adalah nilai indikator untuk menilai tingkat
perbedaan antara dua kelompok yang dibandingkan. Apakah
perbedaan pada dua kelompok tersebut bermakna atau tidak.
Dalam statistik biasanya disebut sebagai t-test. Perbedaan ini
dinilai untuk membandingkan kinerja suatu kelompok dengan
kinerja sebelumnya. Hasil perbedaan ini dapat dijadikan apakah
terjadi perbedaan yang mencolok atau tidak. Selanjutnya dapat
dipakai untuk menilai kinerja yang telah kita lakukan.

RINI HALILA NASUTION


 Rumus:
Frekwensi Rate Sekarang – Frekwensi Rate Sebelumnya
Safe - T Score 
(Frekwensi Rate Sebelumnya / Juta jam kerja orang sekarang)

 Interpretasi :
Score positif dari Safe T Score mengindikasikan jeleknya record
kejadian, sebaliknya score negatif menunjukkan peningkatan
record terdahulu. Interpretasi dari Score ini selengkapnya
sebagai berikut:

RINI HALILA NASUTION


 Safe T Score diantara +2.00 dan –2.00, artinya tidak ada
perbedaan atau perbedaan tidak bermakna.
 Safe T Score lebih besar atau sama dengan +2.00 menunjukkan
menurunnya performance/kinerja K3, atau ada sesuatu yang salah.
 Safe T Score lebih kecil atau sama dengan -2.00 menunjukkan
membaikknya performance/kinerja K3, atau ada sesuatu yang baik
dan perlu dipertahankan.

RINI HALILA NASUTION


CONTOH :
 Lokasi A
Tahun lalu
10 kasus kecelakaan
10,000 jam orang kerja
Frekwensi Rate = 1,000

Tahun ini -15 kasus kecelakaan


10,000 jam orang kerja
Frekwensi Rate = 1,500

RINI HALILA NASUTION


 Lokasi B
Tahun lalu – 1000 kasus kecelakaan
1000,000 jam orang kerja
Frekwensi Rate = 1,000

Tahun ini – 1,100 kasus kecelakaan


1000,000 jam orang kerja
Frekwensi Rate = 1,000

RINI HALILA NASUTION


 Frequency Rate untuk lokasi A meningkat 50%, sedang pada B
hanya 10%.
 Apakah ada sesuatu yang salah dari salah satu atau kedua data
ini?

RINI HALILA NASUTION


 Lokasi A
1500 – 1000 500
Safe - T Score     1,58
(1000/ 0,01) 317

 Artinya peningkatan 50% jumlah kasus pada lokasi A termasuk


peningkatan yang tidak bermakna

RINI HALILA NASUTION


 Lokasi B
1100 – 1000 100
Safe - T Score     3,17
(1000/ 0,01) 317

 Artinya peningkatan 10% jumlah kasus pada lokasi ini ada


perbedaan yang bermakna, artinya ada sesuatu yang salah,
yang perlu mendapat perhatian.

RINI HALILA NASUTION


HAL PENTING UNTUK DIINGAT
 Angka-angka Frequency Rate, Average Time Lost Rate dan
Incidence Rate merupakan tingkat pencapaian yang sifatnya
spesifik per tempat kerja. Artinya angka perhitungan dari suatu
perusahaan bukan merupakan standard yang dapat dibuat
patokan, untuk tempat kerja yang lain. Ini disebabkan karena
jumlah tenaga kerja yang tidak sama dan kondisi yang
berlainan.
 Angka-angka ini tidak cocok diterapkan untuk jumlah tenaga
kerja yang sedikit, karena akan kesulitan mencapai tingkat
persejuta jam kerja orang terpapar.

RINI HALILA NASUTION


 Rendahnya pencapaian angka ini tidak menggambarkan
performa penerapan K3 secara keseluruhan (hanya
mempertimbangkan insiden-insiden kecelakaan kerja saja). Tapi
tidak menekankan upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan
untuk pencegahan kecelakaan kerja.
 Angka ini tidak memperhitungkan jenis-jenis kecelakaan minor
(tidak menyebabkan hilangnya hari kerja, termasuk didalamnya
‘near missess’ incident). Dengan demikian kecelakaan-
kecelakaan ringan seperti, lecet akibat terjatuh, tangan tergores,
hampir kejatuhan beban atau kejadian hampir celaka tidak
masuk dalam perhitungan.

RINI HALILA NASUTION

Anda mungkin juga menyukai