Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SITI ARIFAH

NIM : 18065072

MATKUL : Metode penelitian

Tugas Rangkuman Metode penelitian Eksperimental dan Metode penelitian desain korelasional

A. Metode penelitian Eksperimental

Dapat disimpulkan bahwa pengertian metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian
kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (treatment/perlakuan)
terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan.

Creawll (2012) menyatakan bahwa pengertian metode penelitian eksperimen digunakan apabila peneliti
ingin mengetahui pengaruh sebab akibat antara variabel independen dan dependen. Hal ini berarti
peneliti harus dapat mengontrol semua variabel yang akan mempengaruhi outcome kecuali variabel
independen (treatment) telah ditetapkan.

Ada empat faktor utama dalam penelitian eksperimen, yaitu hipotesis, variabel independen, variabel
dependen, dan subyek. Hipotesis dalam penelitian eksperimen merupakan keputusan pertama yang
ditetapkan oleh peneliti diuji. Berdasarkan hipotesis tersebut selanjutya dapat ditentukan variabel
independen dan dependen serta subyek yang digunakan untuk penelitian.

Dalam penelitian eksperimen jumlah variabel independen dapat bisa lebih dari satu. Gordon L Patzer
(1996) menyatakan, jumlah variabel independen bisa tunggal atau jamak, bisa kualitatif dan kuantitatif.
Nilai kualitatif dan kuantitatif bisa terjadi dalam penelitian eksperimen. Contoh varibel kualitatif, warna
kemasan suatu barang, variabel kuaantitatif harga barang.

Macam-macam desain dalam metode penelitian eksperimen

Ada beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian baik untuk skripsi,
tesis, maupun disertasi yaitu: Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan
Quasi Experimental Design.

1. Pre-Experimenal Design (Nondesigns)

Disebut Pre Experimental Design karena desain ini belum termasuk eksperimen yang sungguh-sungguh,
sebab masih terdapat variabel luar yang juga ikut berpengaruh atas terbentuknya variabel dependen.
Jadi eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel
independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
random. Ada beberapa macam bentuk pre-experimental designs, yaiitu One-Shot Case Study, One-
Group Pretest-Posttest Design, dan Intact-Group Comparison.

2. True Experimental Design


Dalam penelitian ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan begitu kualitas pelaksanaan rancangan penelitian (validitas internal) bisa menjadi
tinggi. Ciri utama true experimental design ialah sampel yang dipakai untuk kelompok eksperimen
maupun kontrol diambil secara acak dari populasi tertentu. Jadi, true experimental design ialah adanya
kelompok kontrol dan sampel penelitian yang dipilih secara acak. Ada dua bentuk true experimental
design yakni Posttest Only Control Design dan Pretest Group Design.

3. Faktorial Design

Faktorial design adalah bentuk modifikasi atas true experimental design. Modifikasi yang dilakukan ialah
dengan mengamati kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi variabel independen
(perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil).

4. Quasi Experimental Design

Quasi Experimental Design juga merupakan pengembangan dari true experimental design, namun
desain ini cenderung sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol, namun tidak bisa
berfungsi secara penuh untuk mengontrol varibel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen/percobaan. Walau demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi
experimental design dipakai karena pada pelaksanaanya sulit memperoleh kelompok kontrol yang dapat
dipakai untuk penelitian.

Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para
karyawannya untuk eksperimen dan sebagiannya tidak. Maka dari itu, dikembangkan desain quasi
experimental untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian. Ada
dua bentuk desain quasi eksperimen, yaitu Times-Series Design dan Nonequivalent Control Group
Design.

B. Metode penelitian desain korelasional

Menurut Suryabrata, penelitian korelasional adalah penelitian dengan tujuan untuk mendeteksi tingkat
kaitan variasi-variasi yang ada dalam suatu faktor dengan variasi-variasi dalam faktor yang lain dengan
berdasarkan pada koefisien korelasi.

Menurut Emzir, penelitian korelasional yang dilakukan dalam berbagai bidang ini terbatas pada
penafsiran hubungan antarvariabel saja, bukan hubungan kausalitas. Meski begitu, penelitian
korelasional dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.Sebuah penelitian korelasional dapat
menghasilkan tiga kemungkinan hasil: korelasi positif, korelasi negatif, dan tidak ada korelasi.Korelasi
positif terjadi saat kedua variabel berhubungan dengan status yang sama. Jika variabel satu meningkat,
maka variabel lainnya ikut meningkat, dan demikian pula jika menurun.

Korelasi negatif adalah kebalikan dari korelasi positif. Jika salah satu variabel meningkat, maka variabel
lainnya menurun, dan sebaliknya.Sementara, tidak ada korelasi berarti meningkat atau menurunnya
suatu variabel tidak memberikan pengaruh apapun pada variabel lainnya.Penelitian korelasional terbagi
dalam berbagai macam, yaitu:

1. Studi hubungan

Studi ini dilakukan untuk meneliti hubungan di antara hasil pengukuran terhadap dua variabel berbeda
dalam waktu yang sama.Dengan studi hubungan, peneliti akan mendapat gambaran atas tingkat
hubungan dari sepasang variabel (bivariat).Biasanya, sebuah studi hubungan dilakukan sebagai bagian
dari penelitian lain yang lebih kompleks. Dengan kata lain, studi hubungan sebetulnya cukup sederhana.
Peneliti hanya butuh mengumpulkan skor dari dua variabel berbeda yang ada dalam kelompok subjek
yang sama. Kemudian, dari skor tersebut dapat dihitung koefisien korelasinya.

2. Studi prediksi

Studi ini berfokus pada satu atau lebih variabel dengan tujuan untuk menghasilkan prediksi tentang
kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang ataupun variabel lain.Lebih dari tujuan utama
penelitian korelasional yang ingin meneliti hubungan di antara dua atau lebih variabel yang diteliti dalam
waktu yang bersamaan, studi ini juga ingin membuktikan bahwa salah satu variabel yang diteliti muncul
lebih awal dari yang lain, maka variabel yang ada diteliti dalam waktu yang berurutan.

3. Korelasi multivariat

Dari namanya, multivariat, kita dapat menyimpulkan bahwa variabel yang diteliti dalam studi ini
berjumlah tiga atau lebih. Ini adalah studi yang digunakan untuk memprediksi fenomena yang lebih
kompleks.

Agar sebuah penelitian dapat dikatakan sebagai penelitian korelasional, ada beberapa ciri yang
membedakannya dari penelitian lain:

A. Penelitian ini cocok bagi variabel-variabel rumit yang sulit diteliti dengan metode eksperimen.

B. ini memungkinkan peneliti untuk mengukur beberapa variabel dan hubungannya secara serentak
dalam waktu yang sebenarnya

C. Hasil penelitian ini akan menunjukkan tinggi atau rendahnya suatu hubungan antar variabel, bukan
ada atau tidaknya hubungan

D. Penelitian ini dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu dengan berdasar pada variabel
bebas.

Anda mungkin juga menyukai