Anda di halaman 1dari 5

Pergaulan Islami

Abdullah Muad

I. Pentingnya Pergaulan

1. Manusia makhluk sosial yang tidak mungkin tanpa pergaulan


2. Kemampuan yang terbatas, tidak mungkin berdiri sendiri
3. Kerjasama sangat membutuhkan komunikasi
4. Maka menjai keniscaayan hidup dengan pergaulan.

II. Syaithon siTukang Dompleng


1. Tahu persis akan kelemahan manusia maka Syaithon selalu
memanfaatkan, berbagai momentum dalam aktifitas keseharian.
2. Antara direktur dan sekretarisnya, rekanan satu kerja, pura-pura belajar
bersama, hari kasih sayang, satu kelompok dilaboratorium, camping
bersama, hadiah Istimewa ulang tahun, rekreasi bareng, sesama
langganan satu stasiun dan satu gerbong KA, latihan-latihan bersama
dan segudang momentum lainnya.
3. Ada yang masih murni 100 %, ingin melaksanakan tugas.
4. Ada yang nyambi / sekalian, misal naik kereta sambil esek-esek
5. Ada yang pura-pura, contoh billiard, panti pijat, warung remang-
remang, sanggar senam, camping dengan lawan jenis, dan pura-pura
lainnya.
6. Ada yang awalnya murni kemudian ditengah jalan terseret arus kuat

III. Perlu Pembatasan dan Rambu yang Jelas dan Tegas


Manusia punya banyak keterbatasan, karena selalu ada sekat yang
membatasinya, antara lain :
1. Keterbatasan ruang dan waktu
2. Keterbatasan situasi dan kondisi
3. Keterbatasan Ilmu dan pengalamannya
4. Keterbatasan karana ambisi dan hawa nafsunya
Maka diskusi kita kali ini tidak akan berkahir, jikia kita tidak mau
mengembalikan persoalan kita kepada Allah SWT, yaitu kembali kepada
Al-Qur’an dan As-Sunnah
( Surah An-Nisa’ (4) ; Ayat 59 )
Seorang binatang filim tampil bugil di cover majalah masih saja
mengatakan “ Ini bukan pornografi tapi ini adalah seni “. Seorang koruptor
mengatakan “Ini bukan korupsi tetapi Cuma kesalahan prosedur “ seorang
pemenang tender KKN mengatakan “ ini bukan uang sogok tetapi tanda
terima kasih”. Seorang calon kepala daerah memberi uang kepada parpol
mengatakan “Ini bukan money politik tetapi uang pinangan” akhirnya
debat kusir terus tak pernah ada titik temu.

IV Batas Pergaulan Menurut Islam

1. Niat yangl lurus, tidak ada udang dibalik bakwan


2. Berusaha menghindari perzinahan
3. Tidak Berduan-duan
4. Saling memeliharan pandangan dan menutup aurat
5. Tidak bersentuhan kulit antar lawan jenis
6. Tidak bicara yang menjurus atau sengaja memancing ke SONO

V. Alasan bagi yang membolehkan pacaran

1. Ingin saling kenal mengenal tersebih dahulu


2. Ingin saling menjajaik kalau perlu saling mencicipi
3. Ingin salling menyesuaikan diri
4. Ingin adanya saling perngertian agar tidak menyesal dikemudian hari

VI. Fakta-fakta orang yang berpacaran

1. Menampilkan keindahan dan kelebihan masing-masing ( Persiapan di


depan kaca kaya pragawati )
2. Saling mengembunyikan kelemahan dan kekurangan masing-masing.
3. Saling mengeksploitasi nafsu bukan merintis cinta.
4. Kawin cerai lebih banyak dialami oleh orang yang pcaran lebih dahulu.

VI. Ciri-ciri Cinta Sejati


1. Ada getaran hati yang positf
2. Ingin menyayangi dan mengasihi
3. Ingin memberi dan membahagiakan
4. Ingin melindungi dan menjaga dari berbagai bencana
5. Saling mengingatkan dan menasihati
6. Tidak memandang lawan jenis, tingkatan usia serta setatus sosial
VII Ciri-ciri Hawa Nafsu
1. Ingin menikmati, menguasai dan memiliki dan tidak ingin berbagi
2. Ingin mengekspoitasi, menguras, memeras dan menundukkan
3. Ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan
4. Terus meminta, menuntut, menagih, mengajak untuk pemuasan
5. Tidak pernah merasa puas, selesai dan berakhir
6. Mencari-cari dalil, kaedah, logika, ayat-ayat untuk mendapatkan
pembenaran.
7. Menunggangi perasaan dan fikiran
8. Berkolaborasi dengan Syaithon La’natullah.

VIII. Harus ada Bimbingan Wahyu Allah SWT


1. Hawa nafsu memang bagian dari fitrah manusia
2. Ia tidak bisa dibendung total karena kita bukan malaikat.
3. Tetapi juga tidak bisa dibiarkan bebas karena akan menjadi bintang
4. Berarti Islam mengarahkan, menyalurkan serta membimbimh, untuk
memenuhi hawa nafsu agar sesuai dengan prosdur yang Allah SWT
tetapkan.

IX. Solusi Islam


1. Allah SWT yang menyatukan hati-hambanya, maka kita minta hanya
kepada Allah SWT.
2. Cinta harus mulai dirintis sesudah Aqad Nikah.
3. Silahkah Pacaran kalau sudah suami istri
4. Kenal mengenal dalam bertunangan itu memang perlu
5. Justru supaya obyektif dalam berkenalan, harus menggunakan orang
ketiga sebagi perantara.
6. Tunangan tidak boleh lama-lama, sekedar kebutuhan teknis waktu
untuk persiapan pernikahan dan menyebarkan undangan.
7. Orang yang ingin menikah harus dibantu, dipermudah dan tidak boleh
dihambat.
8. Jika belum mampu maka rajin berpuasan dan menjaga pergaulan
9. Perlunya lingkungan yang kondusif untuk pembinaan para pemuda
10. Adanya tanggung jawab dari semua fihak
X. Penutup
1. Diskusi ini bukan atraksi intelektual, bukan pamer indahnya rethorika,
buka pameran literature dan bukan pula untuk menikmati permainan
logika.
2. Tetapi diskusi untuk beraksi, apa yang hendak kita perbuat setelah ini ?
3. Nonton TV, Nongkrong-nongkrong lagi dipinggir got, samping warteg,
pos hansip, di mall berarti diskusi ini salah thema atau pesertanya
bukan manusia.
4. Yang penting setelah diskusi ini ada perubahan dan ada niat untuk
berubah, untuk serius, punya tujuan hidup serta Visi dan Misi.
5. Bangsa yang sudah ancur-ancuran seperti ini tidak bisa dibangun oleh
generasi yang lemah, letih, lesu, loyo, letoy, lunglai, lemes, malas,
selenge’an, santai, ngenye’, urakan, hura-hura, hedonis, susah diajak
serius, tidak mau berkir rumit, tidak tahan utk diajak tekun, tertawa
murahan, celetukan tidak berbobot, sehari-hari hanya sibutk mikirin
cewek/cowok, dandanan, hiburan, tontonan, tongkrongan, menjeng,
ngeceng, naik puncak cuma beli jagung turun lagi.
6. Nyok kita gabung dengan remaja masjid, rohis di sekolah masing-
masing, disonolah kumpulan orang-orang serius bisa dan layak kita
jadikan teman untuk membantu kita mencapai kesuksesan.
7. Sampai jumpa pada waktu dan gelombang yang sama, mohon maaf
kalau ada kalimat yang kasar, karena memang saya makhluk kasar dan
saya bukan makhluk halus.
8. Selamat berjuang meraih cita-cita dan prestasi

Sumber Bacaan :
1. Problematikan Muda-mudi : Zainab Al-Ghazali
2. Remaja Korban Mode : Abu Al-Ghifari
3. Buku Pintar Remaja Gaul : Pamela Espeland
4. Fikih Gaul : Thobieb Al Asyhar
5. Bintan Pelajar : Chiruddin Hadhiri suprapto
6. Jadi Muslimah Kudu Sukses : Tim Penyusun ILNA
7. Ngetop Bareng biar Peace : Euis Erinawati
8. Jati Diri Wanita Muslimah : DR. Muhammad Ali Al-Hasyimi
9. Gelombang Tantangan Muslimah : Dr Anwar Jundi
10. Tabarruj : Ni’mah Rasyid Ridha
11. Wanita antara fitnah dan Ujian : Abdul Mun’in Qindil
12. Wajah Tanpa Make-Up : Mina Yunus
13. Manajemen Cinta : Syaikh Ath-Thontowi

Anda mungkin juga menyukai