LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA BRONKIALE
OLEH :
ASMAWIANSYAH,S.ST
NIM : 20.300.0014
LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA BRONKIALE
OLEH :
ASMAWIANSYAH,S.ST
NIM 20.300.0014
I. Konsep kebutuhan
1.1. Definisi/deskripsi kebutuhan
Sesak nafas dan menjadi suatu pertanda seseorang mengalami asma. Asma
merupakan gangguan radang kronik pada saluran napas. Saluran napas yang
apabila terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan
meningkatnya proses radang. Dari proses radang tersebut dapat timbul gejala sesak
nafas dan mengi (Almazini, 2012). Sedangkan menurut Wahid dan Suprapto (2013)
Asma adalah suatu penyakit dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
penyempitan ini bersifat sementara. Dari beberapa pengertian tersebut penulis dapat
Penyempitan ini bersifat sementara serta menimbulkan gejala sesak nafas dan
mengi.
oleh satu atau lebih dari konstraksi otot-otot yang mengelilingi bronkhi, yang
atau penghisap bronkhi dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronkhial
dan kelenjar mukosa membesar, sputum yang kental, banyak dihasilkan dan
Mekanisme yang pasti dari perubahan ini belum diketahui, tetapi ada yang paling
serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator
ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas,
Sistem saraf otonom mempengaruhi paru. Tonus otot bronkial diatur oleh
impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis, Asma idiopatik atau nonalergik,
ketika ujung saraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan,
di atas. Individu dengan asma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap respon
parasimpatis.
Selain itu, reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem saraf simpatis terletak
peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos (Wijaya dan
Putri, 2014).
Ekstrinsik Instrinsik/ Idiopatik
Obstruksi Penerapan
wheezing Alveoli tertutup teknik relaksasi
saluran nafas otot progresif
(bronchospasme)
Mk : Bersihan
jalan nafas tidak Hipoksemi Mk : Gangguan
efektif Pertukaran Gas
Penyempitan jalan
Asidosis
nafas
metaboli
k
Peningkatan kerja
Status Asmatikus
pernafasan
Retensi CO2
Asidosis respiratori
Merupakan suatu bahan penyebab alergi. Dimana ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
2. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhi asma, perubahan
3. Lingkungan kerja
asma. Misalnya orang yang bekerja di pabrik kayu, polisi lalu lintas, penyapu
jalanan.
4. Olahraga
Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan serangan asma bila sedang
asma.
5. Stres.
Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan asma, selain itu
juga dapat memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala
asma harus segera diobati penderita asma yang mengalami stres harus diberi
a. Pneumothorak
c. Atelektasis
d. Aspirasi
Asidosis
pucat tidak ada nafsu makan, sakit pada dada dan pada jalan nafas.
f. Ativitas / istirahat
sulit bernafas.
tinggi.
h. Integritas ego terdiri dari peningkatan faktor resiko dan perubahan pola
hidup
bernafas
memanjang
b. Harapan keluarga
Nadi : 115x/menit
Pernafasan : 32 x/menit
DO : kebutuhan tubuh
dan bronchospasme.
2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adakuat
Keperawatan
1 Bersihan jalan nafas Memerikan O2 dengan S : klien mengatakan sesak dan
menggunakan nasal
tidak efektif b/d untuk memfasilitasi batuk.
suksion nasotrakeal
Tachypnea, O : keadaan umum : lemah
Menggunakan alat
peningkatan yang steril sitiap Suhu : 36,5 ℃
melakukan tindakan Nadi : 115x/menit
produksi mucus,
Menganjurkan pasien Pernafasan : 32 x/menit
kekentalan sekresi
untuk istirahat dan
dan bronchospasme napas dalam setelah
kateter dikeluarkan
dari nasotrakeal A:
Indikator IR ER
1. Berat badan 3 4
2. Tinggi badan 3 4
3. Nutrisi 3 4
Memposisikan pasien
untuk memaksimalkan
Pola nafas tidak
ventilasi
3 efektif b/d penuruan
Mengidentifikasi pasien
ekspansi paru perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
Melakukan fisioterapi
dada jika perlu
Mengeluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi:
3. Jakrta: EGC.
Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit: pathophysiologi
clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih Bhasa:
Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2012). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: bedah. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.