Anda di halaman 1dari 3

10.

Jelaskan Komposisi sediaan injeksi

 Pharmaceutical technology (parrot, 1971 : 248-288)


a. Zat pembawa , dari sudut pandang fisiologi, air adalah pelarut yang sangat
cocok dan yang paling lazim digunakan sebagai zat pembawa dalam
parenteral. Air tidak boleh terkontaminasi pirogen, sepetri penyebab demam,
metabilit dari pertumbuhan mikroorganisme. Air untuk injeksi digunakan
untuk injeksi yang disterilkan kemudian dimasukkan kedalam wadah.
Produksi injeksi yang disterikan kemudian dimasukkan kedalam wadah.
Namun, jika tidak digunakan sekaligus, air untuk injeksi bisa disimpan dalam
temperature dibawah atau diatas temperature pertumbuhan bakteri.
b. Pelarut bukan air, ketika bahan obat tidak larut dalam air seperti estradiol
valerate, atau rusak oleh air, boleh dibuat dengan pelarut bukan airyang tidak
toksik, tidak mengiritasi dan tidak sensitive. Dan tentunya pelarut bukan air
ini harus memiliki aktivitas farmakologi. Viskositasnya harus sesuai ketentuan
injeksi. Campuran minyak seperti minyak jagung, minyak kacang dan minyak
wijen biasanya digunakan sebagai cairan pembawa bukan air untuk sediaan
parenteral.
c. Kosolven, gliserin biasanya digunakan sebagai koslven untuk meningkatkan
kelarutan obat dalam larutan seperti injeksi deslanosid dan injeksi digitoksin.
Alkohol juga sering dikombinasikan dengan gliserin sebagai zat pembawa
untuk digitalis glikosida.
d. Zat tambahan, produk parenteral boleh mengandung bahan tambahan yang
meningkatkan stabilitas atau kegunaan injeksi jika tidak bebbahaya dan tidak
mempengaruhi kemanjuran terapi, contohya seperti buffer, bahan pengawet
dan antioksida.

 Menurut The art of compounding (scoville, 1958:199)


a. Air u/ injeksi, faktor utama dalam komposisi cairan parenteral yang aman adl
ketersesiaan bahan murni, air suling bebas pirogen. Air untuk injeksi. Untuk
dapat diterma air hrs disuling, bebas pirogen, tidak berwarna, jelas tdg berbau
dn tdk berasa. Air jg tdk blh mengandung lebih dri 2 mg total padatan per 100
ml. pH adl 5-7,1 saat diuji oleh metal merah dn metal biru indicator
bromothymol. Air juga harus menghassilkn tes negative untuk klorida, sulfat,
ammonia kalsium dioksida, karbon, logam nerat dan zat2 troksidasi. Pembawa
air lainnya seperti larutan natriun klorida isotonic dan larutan ringer ini sering
dgunakan untuk pelarut sediaan parenteral.
b. Minyak untuk injeksi, suspense atau larutan obat dalam minyak adl umum
digunakan untuk injeksi ketika diinginkan durasi kerja obat lama juga
penyerapannya.
c. Pembawa lainnya, pripolen glikol, polietilen glikol, dan gliserin biasanya
diencerkan dgn air steril, kadang digunkn dlm komposisi larutan untuk
suntikan. Pembawa ini digunakan tidk hnya untuk sifat pelarut mereka, tetapi
juga untuk meningkatkan stabilitas sediaan trtentu.

 Menurut RPS (gennaro. 1990:1547)


a. Pembawa, karena suntikan cairan sebagian besar cukup encer, komponen
dalam proporsi paling tinggi adl pembawa yang biasanya tidk memiliki
aktivitas terapeutik dan tidak beracun. Namun, pembawa sangat penting
dalam formulasi sejak diajukan kejaringan tubuh dlm konstituen aktif untuk
penyerapan. Pembawa paling penting untuk produk parenteral adl air, kualitas
air yang cocok untuk pemberian parenteral harus disiapkan baik dengan
penyulingan atau osmosis terbalik. Pmbawa tdk larut air, kompenen ini yang
paling utama adl minyak yang digunakan sbg pembawa khususnya untuk
sediaan hormone tertentu.
b. Zat terlarut, persyaratan ini untuk kemurniaan senyawa obat yang digunakan
dalam suntikan sering membuat perlu untuk melakukan pemurnian khusus
dari zat kimia yang tersedia.
c. Pirogen, mungkin kontaminasi yang diantisipasi dalam sdian. Selama
pemrosesan, sumber pirogen dapat memasukkan Persiapan dengan cara
apapun untuk memperkenalkan mikroorganisme hidup atau mati.

 Menurut Pengantar bentuk sediaan farmasi (Ansel, 406-410)


a. Penbawa air:
- Water for injection (USP), dimana air dimurnikan dengan cara
penyulingan atau osmosis terbalik (reverse osmosis) dan memenuhi
standar yang sama dgn purified water. USP dlm jumlah zat padat yg ada
tdg lbh baik dari 1mg per 100ml. usp tdk boleh mengandung zat
penambah. Walaupun air untuk obat suntik tidak disyaratkan steril tetap
harus bebas pirogen,
- Steril water for injection, adl air untuk oabt suntik yang teah disterilkan
dan dikemas dalam wadah2 dosis tunggal yang tidak lebih besar dari
ukuran 1 liter, seperti air untuk oabt suntik harus bebas pirogen dan tiddak
boleh ada zat mikroba atau ada zat tambahan lain.
- Bacteriostatic water for injection, USP adl air steril untk obat suntik yang
mengandung satu atw lebih zat antimokroba yang sesuai
- Sodium chloride injection, USP adl larutan steril dan isotonic natrium
klorida dalam air untuk sediaan suntik. Tidak mengandunng zat
antimikroba. Kandungan ion natriun dan klorida dalam obat suntik kurang
lebih 154 mEq per liter.
- Bacteriostatic sodium chloride injection, USP adl larutan steril yang
isotonis natrium klorida dlam air untuk oabt suntik. Mengandung satu atau
lebih zat antimikroba yang sesuia dan harus tertera di etiket. Kadar sodium
klorida sebesar 0,9% untuk membuat larutan yang isotonic.
- Ringer injctio USP adl larutan steril natrium klorida, kalium klorida, dan
kalsium klorida dalam air untuk oabt suntk. Ketiga zat trsebt dlm larutan
fisiologis.
b. Pembawa bukan air, diantara pelarut bukan air yang sekarang diguanakan
sebagai produk parenteral adl minyak2 lemaak nabati. Gliserin, polietilen
gglikol, propilenglikol, alkohol dan yang digunakan lebih jarang adl etil oleat,
isopropyl miristat, dan dietilasetamid.
c. Zat2 penambah, semua penambah kebanyakn adl pengawet antimokroba,
dapar, penambah kelarutan, antioksidan dan zat2 pembantu farmasi lainnya.
Zat yg dipergunakan hnya untuk pewarna dilarang keras dalam sediaan
parenteral.

 Menurut Farmakope Indonesia edisi IV (Hal: 10)


a. Zat pembawa
Zat pembawa mengandung air sbg zat pembawa injeksi memnuhi syarat uji
pirogen, uji endotoksin bakteri seperti tertera dlm monografi, kecuali
dinyatakan lain dalm monografi. Pada umumnya digunakan air untuk injeksi
sebagai pembawa. Natrium klorida dapat ditambahkn dlm jumlah yg sesuai
untuk memperoleh larutan yg isotonis. Injeksi natrium klorida atw injeksi
ringer dpt digunakan sebagian atw keseluruhan sbg pengganti air untuk injeksi
kecuali dinytakan lain dlm monografi. Zat pembawa lain seperi lemak,
merupakan zat pembawa untuk injeksi yang berasal dari tanaman, tdk berbau
atw hampir tdk berbau, dan tdk memiliki bau atw rasa yg tengik. Memenuhi
syarat uji paraffin padat seperti yg tertera pada minyak mineral, tangas
pendingin dipertahankan pada suhu 10oc. bilangan penyabunan antara 185 dan
200. Bilangan iodium antara 79 dan 128 seperti yg tertera pada lemak dan
minyak mineral.
b. Bahan tambahan, pemilihan dan penggunaan bahan tambahanharus hati2
untuk sediaan yg diberikan lebih dari 5ml kecuali dinyatakan lain berlaku. Zat
yang mengadung zat raksa dan surfaktan kationik td boleh lbh dari 0,5% dan
belerang dioksida atw sejumlah setara dgn kalium atw natrium silfat, bisulfit,
atw metabisulfit, tdk boleh lebih dari 0,2%.

 Menurut Teori dan praktek farmasi industri (lachman, 1294-1302)


a. Pembawa, sejauh ini pembawa yang paling sering digunakan untuk produk
sterile adl air, karena air merupakan pembawa untuk semua cairan tubuh.
b. Pelarut bukan air, pelarut yang dapat bercampur dengan air dan pelarut yang
biasa digunakan dalam kombinasi dngan air sebagai pembawa termasuk
dioksilan, dimetilasetamida, N-laktamida, butilen glikol, polietilen glikol 400
dan 600, propilen glikol, gliserin, dan etil alkohol. Pelarut yang tdk bercampur
dgn baik termasuk minyak lemak, etiloleat, isopropyl miristat, dan benzyl
benzoate. Pelarut bukan air yg sering digunakan adl polietlen glikol,
propilenglikol, dan minyak2 lemak.
c. Zat terlarut, kemurnian fisika dan kimia dari zat terlarut yg digunakan
untuksediaan steril.

 Menurut Sterile Dosage Forms (Torcus, Hal : 16)


Obat-obat dalam larutan dalam pembawa yang cocok, dengan atau tanpa bahan
tambahan, ditujukan untuk penggunaan parenteral yang dikenal sebagai injeksi.
Injeksi dapat dikemas sebagai unit dosis tunggal atau unit dosis ganda, volumenya
dapat sejumlah setengah milliliter, seperti injeksi Atropin Sulfat atau sebanyak 1
L seperti injeksi dektrosa.

Anda mungkin juga menyukai