Latihan Dasar CPNS Golongan III Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, Kabupaten Belu & Kabupaten
Manggarai
Gelombang X Angkatan 123 Kelompok II
1. Anjelika Maria Magdalena Nana, S.Pd.
2. Dentiana Supa, S.Pd.
3. dr. Theodorus Kabosu
4. Fanya Margaretha, ST
5. Gideon Urbanus Ulnang, S.Pd.
6. Irene A. Winda Bere, S.Pd.
7. Maria Ester Tuto Hidaf, S.Kom.
8. Marianus Lerisaid, S.Pd.
9. Nur Baeti, S.Pd, Gr.
10. Sonia Dora Cardoso, SST.
Kasus perilaku ASN/PNS yang melanggar Kode Etik ASN/PNS
1. Kasus : PNS Selingkuh
Peraturan yang tercantum di dalam PP Nomor 10 Tahun 1983 Jo. PP Nomor 45 tahun 1990.
“Pegawai Negeri Sipil dilarang hidup bersama dengan wanita yang bukan istrinya atau dengan pria yang
bukan suaminya sebagai suami istri tanpa ikatan yang sah,” bunyi Pasal 14 PP Nomor 45 Tahun 1990.
Jelas disebutkan, memiliki hubungan sebagai suami istri di luar pernikahan merupakan
suatu pelanggaran yang tidak boleh dilakukan PNS.
Lainnya, Pasal 15 PP yang sama terkait dengan pelanggaran terhadap Pasal 14 menyatakan bahwa,
praktik perselingkuhan termasuk ke dalam kategori pelanggaran berat.
Hukuman bagi pelanggar berat dalam PP Nomor 53 Tahun 2010 berupa penurunan pangkat satu tingkat
selama tiga tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan, pembebasan jabatan, hingga yang
terberat adalah pemberhentian.
Selain perselingkuhan, peraturan tersebut melarang PNS untuk menjadi istri kedua/tiga/empat. Namun
bagi PNS pria, jika hendak melakukan poligami harus memperoleh izin terlebih dahulu dari pejabat.
Kronologi kasus dikutip dari halaman web:
https://www.merdeka.com/peristiwa/terbukti-selingkuh-guru-asn-
perempuan-di-solo-diberhentikan.html