Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Demensia digunakan untuk istilah umum yang menggambarkan
kerusakan kognitif global yang biasanya bersifat progresif dan
mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari (Stanley, 2002., Nugroho,
2006., Setiawan, 2014).

1.2 Epidemiologi
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk
terbanyak ke-4 di dunia. Dampak keberhasilan pembangunan kesehatan
antara lain terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan
angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk
Indonesia. Di Indonesia, usia harapan hidup meningkat dari 68,6 tahun
(2004) meningkat menjadi 72 tahun (2015). Usia harapan hidup penduduk
Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat, sehingga persentase
penduduk Lansia terhadap total penduduk diproyeksikan terus meningkat.
Berdasarkan hasil Sensus Nasional tahun 2014, jumlah Lansia di Indonesia
mencapai 20,24 juta orang atau sekitar 8,03% dari seluruh penduduk
Indonesia. Data tersebut menunjukkan peningkatan jika dibandingkan
dengan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 yaitu 18,1 juta orang atau 7,6%
dari total jumlah penduduk. Estimasi jumlah penderita Penyakit Demensia
di Indonesia pada tahun 2013 mencapai satu juta orang. Jumlah itu
diperkirakan akan meningkat drastis menjadi dua kali lipat pada tahun 2030,
dan menjadi empat juta orang pada tahun 2050. Bukannya menurun, tren
penderita demensia di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya
(Kemenkes, 2016 dalam Tumipa, 2016).

1.3 Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala dari penyakit demensia antara lain:
1. Rusaknya seluruh jajaran fungsi kognitif
2. Awalnya gangguan daya ingat jangka pendek
3. Gangguan kepribadian dan perilaku (mood swings).
4. Deficit neurologi dan fokal
5. Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi, dan kejang
6. Gangguan psikotik: halusinasi, ilusi, waham dan paranoid.
7. Keterbatasan dalam ADL (Activities Daily Living)
8. Kesulitan mengatur penggunaan keuangan
9. Tidak bisa pulang kerumah bila berpergian
10. Lupa meletakkan barang penting
11. Sulit mandi, makan, berpakaian, dan toileting
12. Mudah terjatuh dan keseimbangan buruk
13. Tidak dapat makan dan menelan
14. Inkontinensia urine
15. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi
16. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu,
bulan, tahun, tempat penderita demensia berada
17. Penurunan dan ketidak mampuan menyusun kata menjadi kalimat yang
benar, mengulang kata, cerita yang sama berkali-kali
18. Ekspresi yang berlebihan, misalnya: menangis berlebihan saat melihat
sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan
orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia
kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.
19. Adanya perubahan perilaku, seperti acuh tak acuh, menarik diri dan
gelisah.

1.4 Faktor Risiko


Faktor risiko demensia menurut Nisa dan Lisiswanti (2016):
1. Usia: Demensia umumnya terjadi pada orang yang berusia di atas 65
tahun. Risiko demensia meningkat secara signifikan seiring dengan
bertambahnya usia.
2. Riwayat kesehatan keluarga: Orang yang memiliki riwayat kesehatan
keluarga yang pernah menderita demensia memiliki faktor risiko yang
lebih besar.
3. Jenis kelamin: Demensia lebih sering terjadi pada wanita, sebagian besar
terjadi karena wanita hidup lebih lama daripada pria.
4. Gaya hidup: Orang yang menderita tekanan darah tinggi, kadar kolesterol
yang tinggi atau diabetes, dll, memiliki faktor risiko yang lebih tinggi
terkena demensia jika mereka tidak mengambil langkah-langkah untuk
mengendalikan kondisi kesehatan mereka.
5. Gangguan kognitif: Orang dengan gangguan kognitif karena berbagai
macam gangguan atau faktor lainnya memiliki faktor risiko yang lebih
tinggi terkena demensia di tahun-tahun selanjutnya.
6. Tingkat pendidikan: Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan
tingkat pendidikan yang lebih rendah memiliki faktor risiko yang lebih
tinggi terkena demensia. Mungkin saja orang yang berpendidikan tinggi
melakukan lebih banyak latihan mental, yang melindungi otak mereka
dari proses degenerasi.
BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA DIMENSIA

2.1 Kasus
Seorang Perawat melakukan kunjungan keluarga pada Tn. P
berusia 40 tahun tinggal bersama Istrinya Ny. M berusia 35 tahun dan 1
orang anaknya An.A berusia 13 tahun. Pada saat kunjungan ditemukan
seorang lansia Ny. Y berusia 70 tahun. Pada saat pengkajian keluarga
mengatakan Ny. Y suka tertawa sendiri bahkan suka marah-marah dan
menangis tiba-tiba. Keluarga juga mengatakan Ny. Y sering kabur dari
rumah dan tersesat, tidak nyambung ketika diajak bicara dan sering lupa,
tetapi keluarga Tn. P menganggapnya suatu hal yang biasa karena faktor
usia yang sudah tua. Ny. Y tampak cemas, takut ketika diajak berbicara,
panik karena tidak mengetahui berada di mana dan memakai pakaian yang
berlapis-lapis.TD 150/90 mmHg, Suhu 37,6o C, Respirasi 27x/menit, nadi
100x/menit.
2.1 Pengkajian
1. Data Umum
A. Nama Kepala Keluarga : Tn. P
B. Alamat : KP. Mulyasari

Hubungan
N Nama Anggota L Status
Dengan Kepala Umur Pendidikan Pekerjaan
O Keluarga /P Kesehatan
Keluarga
1 Tn. P Kepala keluarga L 40 SMA Buruh Sehat
2 Ny. M Ibu dari Ank. A P 35 SMP IRT Sehat P
3 Ny. Y Ibu dari Tn. P P 70 SD - Sakit
4 Ank.A Anak dari Tn. P P 25 SMA - Sehat
C. Anggota Keluarga :

Genogram keluarga :
Keterangan :

= Ayah dari Tn.P

= Ibu dari Tn.P

= Tn.P ( Ayah dari Ank.A)

= Ny.Y( Ibu dari Ank.A)

= Ank.A

D. Suku :Suami : Sunda Istri : Sunda Anak :


Sunda Ny.Y : Sunda
E. Agama : Islam
F. Status Sosial Ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga seluruhnya kurang lebih yaitu Rp Rp.
5.000.000,/bulan.Berasal dari penghasilan Tn.P sebagai Kepala
Keluarga . Penghasilan tersebut dipakai untuk makan, bayar listrik
dan keperluan lainnya. Keluarga Tn.P tidak mempunyai tabungan,
baik untuk kebutuhan yang mendesak maupun untuk biaya kesehatan
keluarganya
G. Aktivitas rekereasi dalam keluarga :
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah nonton TV
bersama di rumah.Keluarga ini jarang berekreasi ke tempat hiburan
di luar rumah karena keterbatasan ekonomi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tipe Keluarga : Keluarga Besar (Extanded Family)
b) Tahap perkembangan saat ini:Keluarga dengan anak usia dewasa
(launcing family)
c) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Belum mampu memperluas siklus keluarga dengan memasukam
anggota keluarga keluarga baru dari perkainan anak-anaknya.
d) Riwayat keluarga inti:Menurut keluarga ,Tn.P memiliki riwayat
asam urat sedangkan istrinya tidak memiliki riwayat apapun saat ini.
Namun ibu Tn. P terdiagnosa Demensia
e) Riwayat keluarga sebelumnya :Menurut Tn. P ayahnya meninggal 1
tahun yang lalu karena penyakit DM.
3. Lingkungan
a) Jenis rumah:Petak
b) Jenis bangunan:Permanen
c) Luas bangunan:80 m2
d) Luas pekarangan: -
e) Status kepemilikan:Tn. P mengatakan status kepemilikan rumah
milik Sendiri
f) Kondisi ventilasi:Rumah Tn.P memiliki jendela dengan ventilasi
yang cukup dengan jumlah 5 ventilasi jendela.
g) Kondisi pekarangan: Terdapat perkarangan 1x1 M dengan adanya
tanaman hias didalamnya.
h) Kondisi lantai:Lantai rumah Tn.P terbuat dari keramik dan terlihat
bersih
i) Kebersihan rumah secara keseluruhan: Kebersihan rumah Tn.P
terlihat cukup bersih
Bagaimana pembagian ruangan didalam rumah:

2 3

1 5

Ket:
1: WC
2: Dapur
3: Kamar
4: Ruang tamu
5: Ruang Keluarga
k) Pengelolaan sampah keluarga:Dikelola sendiri, yaitu sampah
dikumpulkan terlebih dahulu kemudian dibakar
l) Sumber air bersih dalam keluarga: Tn.P mengatakan sumber air
menggunakan sumber yang dialirkan dengan sanyo.
m) Kondisi jamban keluarga:Kurang terawat dengan baik.
n) Pembuangan limbah:Dibuang ke Sungai
o) Karakteristik tetangga dan komunitasnya :
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah Tn.P begitu akrab dengan
keluarga Tn.P,karena NyTn.P sering berbaur dengan tetangganya
p) Mobilisasi geografi keluarga:. Ny. M sebelum menikah tinggal
di rumah orang tuanya yang masih berada disekitar lingkungan rumah
sekarang.
q) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat:Keluarga Tn P semua terlibat dalam kegiatan
kemasyarakatan. Selain itu, keluarga Tn. P Selalu menghadiri
undangan kegiatan ataupun acara masyarakat setempat.setiap sore
sekitar pukul 5 keluarga menyempatkan waktu untuk bercengkrama.
Tidak ada perkumpulan keluarga tertentu.
r) Sistem pendukungan: Saat ini anggota keluarga ada yang tidak sehat
yaitu Ny.Y karena terdiagnosa Demensia
4. Struktur Keluarga
a) Struktur komunikasi: Tn. Pmengatakan di keluarganya biasanya
menggunakan bahasa sunda, walaupun terkadang bercampur dengan
bahasa Indonesia, frekuensi komunikasi antara keluarga terjalin
dengan baik, saling bercengkrama dan sering melakukan komunikasi.
b) Struktur kekuatan: Pengendali keluarga adalahTn.P sebagai kepala
keluarga.
c) Struktur peran: Tn.P sebagai kepala keluarga dan Ny.M menjadi
IRT ( Ibu Rumah Tangga )
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif:Tn.P mengatakan selalu menjaga keharmonisan dan
kesejaheraan keluarganya
b) Fungsi sosialisasi:Interaksi antar anggota dalam keluarga selalu
dilakukan oleh setiap anggota keluarga.Begitu juga dengan
masyarakat sekitarny.Tn. P mengatakan bahwa Ny Mselalu mengikuti
kegiatan social seperti PKK, pengajian bulanan. Tn P sendiri
mengikuti pengajian RT dan RW. Ny N sebelum menikah aktif di
perkumpulan remaja, setelah menikah ikut dalam pengajian bulan.
Ank.A belum mengikuti kegiatan kemasyarakatan.
c) Fungsi perawatan keluarga:keluarga belum mampu melakukan
perawatan keluarga, dibuktikan dengan adanya masalah demensia
yang dialami Ny.Y
d) Fungsi Ekonomi : Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
e) Fungsi Religiusias :Keluarga biasa berdoa untuk meminta kesehatan
dan lain-lain setelah selesai menjalankan ibadah sholat

6. Stressor dan koping keluarga:


a) Sterssor yang dihadapi keluarga:Tn.Pdan keluarga mengaku
cemas dengan kesehatan anggota keluarganya namun keluarga tidak
putus asa dan tidak terlihat menampilkan perilaku yang maladaptive
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :Tn. P
mengatakan strategi koping keluarga baik. Selalu mengharapkan
adanya petunjuk dan mengharapkan ridhlo Allah dalam segala
kejadian maupun masalah yang terjadi.
7. Harapan Keluarga
Keluarga mengatakan berharap Ny.Y bisa segera sembuh
8. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Tn.P Ny.M Ny.Y Ank.A
TTV: 110/90 120/80mmHg 120/80mmHg 110/90 mmHg
mmHg
TD 90 90 94

Nadi, 20 20 23

Resp,

Suhu 36,5 36,5

Kepala Tidak ada Tidak ada


keluhan keluhan

Tidak ada Tidak ada

Keluhan keluha
Hitam, tidak
Rambut
berketombe
Hitam, tidak Putih, tidak
Hitam, tidak
berketombe berketombe
berketombe

Konjungtiva Tidak Tidak Anemis Tidak Anemis Tidak Anemis


anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak Ikterik Tidak Ikterik Tidak Ikterik
Telinga Simetris, Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
tidak ada ada keluhan ada keluhan ada keluhan
keluhan
Hidung Simetris, Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
tidak ada ada keluhan ada keluhan ada keluhan
keluhan
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab lembab lembab lembab
Dada Simetris Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
,tidak ada ada nyeri ada nyeri ada nyeri
nyeri
Perut Tidak ada Tidak ada Tidak ada Perut buncit
nyeri Nyeri Nyeri
Tangan Simetris Simetris , Simetris , Simetris ,
,tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
edema, skala edema, skala edema, skala edema, skala
kekuaan otot kekuaan otot 5 kekuaan otot 4 kekuaan otot 5
5
Kaki Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri, tidak nyeri, tidak ada nyeri, tidak nyeri, tidak
ada keluhan, keluhan, skala ada keluhan, ada keluhan,
skala kekuaan otot 5 skala kekuaan skala kekuaan
kekuaan otot otot 4 otot 5
5
Kulit Lembab Lembab Lembab Lembab
Genetalia Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan

a. Barthel Indeks
No Kriteria Dengan Mandiri Keterangan (hari)
bantuan
1. Makan Tidak YA Frekuensi : 2 x
(10) Jumlah : 1/2 porsi
Jenis :Nasi putih,
sayur
2. Minum Tidak YA (10) Frekuensi : 4 gelas
Jenis : Air Putih
Jumlah : 0,5 - 1 L
3. Berpindah dari kursi roda Tidak YA (15)
ke tempat tidur,
sebaliknya
4. Personal toilet (cuci Tidak YA (5) Frekuensi : 3x
muka, menyisir rambut,
gosok gigi)
5. Tidak YA
Keluar masuk toilet
(10)
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi Tidak YA (15) Frekuensi : 2 x
7. Jalan ke pemukaan datar Tidak YA (5)
8. Naik turun tangga Tidak YA (10)
9. Mengenakan pakaian Tidak YA (10)
10. Kontrol bowel (BAB) Tidak YA (10) Frekuensi : 1 x
Konsistensi : Padat
11. Kontrol bladder (BAK) Tidak YA (10) Frekuensi : 4x
Warna : Kuning
jernih
12. Olahraga/latihan Tidak YA (10)
13. Rekreasi/pemanfaatan YA (5) 10
waktu luang
Dari hasil pengukuran diatas didapatkan skor 135 yang artinya Ny.Y adalah
lansia yang mandiri.

b. Identifikasi Aspek Kognitif dari Fungsi Mental dengan


Mengguankan Mini Mental Status Exam (MMSE)
No Nilai Nilai
Aspek Kognitif Kriteria
. Maksimal Klien
1 Orientasi 5 2 Klien dapat menyebutkan
tahun, musim, tanggal, hari dan
bulan
Orientasi 5 3 Klien dapat menyebutkan
tempat dimana sekarang dia
berada
2 Registrasi 3 3 Klien dapat menyebutkan 3
objek yang ditunjuk oleh
pemeriksa
3 Perhatian dan 5 3 Klien dapat menjawab dengan
kalkulasi benar 3 dari 5 pertanyaan.
4 Mengingat 3 3 Klien dapat menyebutkan
benda yang ditunjuk pada no 2
diatas.
5 Bahasa 9 6 Klien dapat menyebutkan nama
objek, mengulang perintah,
mengikuti perintah, menulis
satu kalimat dan menyalin
gambar
Total 20
Dari hasil pengkajian diatas didapatkan skor 20 yang berarti aspek kogniti
dari fungsi mental Ny.Y termasuk dari kategori kurang baik.

c. Pengkajian Status Mental (gerontik)


Benar Salah No Pertanyaan
√ 01 Tanggal berapa hari ini?
√ 02 Hari apa sekarang?
√ 03 Apa nama tempat ini?
04 Dimana Alamat anda?
05 Berapa umur anda?
√ 06 Kapan anda lahir? (minimal
tahun lahir)
√ 07 Siapa presiden Indonesia
sekarang?
√ 08 Siapa presiden sebelumnya?
√ 09 Siapa nama ibu anda?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
8 2
Dari hasil pengkajian diatas, didapatkan hasil bahwa klien hanya benar
menjawab 3 pertanyaan, artinya fungsi intelektual klien tidak utuh.

d. Katz indeks
₋ Bantuan penuh dalam mandi
₋ Bantuan penuh dalam berpakaian
₋ Bantuan penuh ke kamar mandi
₋ Bantuan penuh berpindah tempat
₋ Bantuan penuh saat BAB/BAK
₋ Bantuan penuh saat makan/minum
 Keterangan :
 Ny.Y tidak dapat beraktivitas secara mandiri. baik dari
pengawasan ,pengarahan atau bantuan dari orang lain.
Pengkajian adanya depresi bagi lansia
Inventaris Depresi Beck (IDB)
Skore Ura ia n

A. Kesedihan

3 Sayasangat sedih /tidak bahagiadimana saya tak dapat menghadapinya.


2 Sayagalau/sedih sepanjangwaktu dansaya tidakdapatkeluar darinya.
1 Sayamerasa sedih ataugalau.
0 Sayatidakmerasa sedih.
B.Pesimisme

3 Sayamerasabahwa masa depanadalahsia-siadan sesuatutidakdapatmembaik.


2 Sayamerasatidakmempunyaiapa-apa untukmemandangkedepan.
1 Sayamerasaberkecilhatimengenaimasa depan.
0 Sayatidakbegitupesimisataukecilhatitentangmasa depan.
C.Rasa Kegagalan
3 Sayamerasabenar-benargagal sebagaisebagaiorang tua.(suami/istri)
2 Bilamelihatkehidupan kebelakang,semua yang dapat saya lihathanya
1 Sayamerasatelahgagalmelebihiorang
kegagalan. pada umumnya.
0 Sayatidakmerasagagal.
D. KetidakPuasan
3 Sayatidakpuasdengan segalanya.
2 Sayatidaklagimendapatkankepuasan dariapapun.
1 Sayatidakmenyukaicarayang saya gunakan.
0 Sayatidakmerasatidakpuas.
E. Rasa Bersalah
3 Sayamerasa seolah-olahsangatburuk atautakberharga.
2 Sayamerasa sangatbersalah.
1 Sayamerasaburuk / takberharga sebagaibagiandari waktu yang baik.
0 Sayatidakmerasabenar-benarbersalah.
F.Tidak Menyukai DiriSendiri
3 Sayabencidirisaya sendiri.
2 Sayamuakdengan diri saya sendiri.
1 Sayatidaksuka dengan diri saya sendiri.
0 Sayatidakmerasakecewa dengandirisendiri.
G. MembahayakanDiriSendiri
3 Sayaakanmembunuh diri saya sendirijika saya mempunyaikesempatan.
2 Sayamempunyairencanapastitentangtujuanbunuh diri.
1 Sayamerasalebihbaik mati.
0 Sayatidakmempunyaipikiran-pikiranmengenaimembahayakandirisendiri.
H. MenarikDiridariSosial

3 Sayatelahkehilangansemua minat sayapada orang laindan tidakperdulipada


mereka semuanya.
2 Sayatelahkehilangansemua minat sayapada orang laindan
mempunyaisedikit perasaan padamereka.
1 Sayakurang berminatpada oranglain daripadasebelumnya.
0 Sayatidakkehilanganminatpada orang lain
I.Keragu-raguan

3 Sayatidakdapatmembuatkeputusansama sekali.
2 Sayamempunyaibanyak kesulitandalammembuatkeputusan.
1 Sayaberusaha mengambilkeputusan.
0 Sayamembuatkeputusan yang baik.
J. PerubahanGambaranDiri
3 Sayamerasabahwa saya jelekatautampakmenjijikkan.
2 Sayamerasabahwa aadaperubahan-perubahanyang
permanendalampenampilan saya dan inimembuat sayatak menarik.
1 Sayakhawatirbahwa saya tampaktuaatautak menarik.
0 Sayatidakmerasabahwa saya tampaklebihburuk daripada sebelumnya.
K. KesulitanKerja

3 Sayatidakmelakukanpekerjaansama sekali.
2 Sayatelahmendorongdirisaya sendiridengankerasuntuk melakukansesuatu.
1 Sayamemerlukanupaya tambahanuntuk mulaimelakukansesuatu.
0 Sayadapatbekerjakira-kira sebaiksebelumnya.
L. Keletihan
3 Sayasangatlelahuntuk melakukansesuatu.
2 Sayamerasalelahuntuk melakukansesuatu.
1 Sayamerasalelahdariyang biasanya.
0 Sayatidakmerasalebihlelahdaribiasanya.
M. Anoreksia
3 Sayatidaklagimempunyainapsu makansama sekali.
2 Napsu makansaya sangatmemburuksekarang.
1 Napsu makansaya tidaksebaiksebelumnya.
0 Napsu makansaya tidakburuk dariyang biasanya.

Pe n ila ia n
0– 4 Depresi tidakada atauminimal.
5– 7 Depresi ringan
8– 15 Depresisedang.
16+ Depresiberat.
Dari BeckAT, BeckRW : Screeningdepresed patientsin familypractice(1972)
Dari pengkajian diatas didapatkan skor 7 yang berarti Ny.Y tidak mengalam
depresi atau depresi minimal.
Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? Tidak
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
minat atau kesenangan anda? Ya
3.Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Ya
4. Apakah anda sering merasa bosan? Ya
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat?
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi Tidak
pada anda? Ya
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
anda? Tidak
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Ya
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar Ya
dan mengerjakan sesuatu yang baru ?
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan Ya
daya ingat anda dibanding kebanyakan orang?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini Tidak
menyenangkan?
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda Ya
saat ini Tidak
13. Apakah anda merasa anda penuh semangat? Tidak
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada Ya
harapan?
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
dari pada anda?

Skor : Hitung jumlah jawaban yang tercetak tebal


 Setiap jawaban bercetak tebal dan berhuruf besar mempunyai nilai 1
 Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
 Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
9. Analisa Data

Data subjektif Data Objektif Masalah


Keluarga juga mengatakan Ny. Y sering kabur dari Kerusakan Memori
Ny. Y sering kabur dari rumah dan tersesat,
rumah dan tersesat, tidak tidak nyambung ketika
nyambung ketika diajak diajak bicara dan sering
bicara dan sering lupa lupa
Ny. Y tampak cemas,
takut ketika diajak
berbicara, panik karena
tidak mengetahui
berada di mana dan
memakai pakaian yang
berlapis-lapis
keluarga mengatakan Ny. Y Ny. Y suka tertawa Perubahan Persepfsi
suka tertawa sendiri bahkan sendiri bahkan suka Sensori
suka marah-marah dan marah-marah dan
menangis tiba-tiba menangis tiba-tiba
keluarga Tn. P Pendidikan rendah Defisit pengetahuan
menganggapnya suatu hal pada keluarga Tn.P
yang biasa karena faktor
usia yang sudah tua
8. DIAGNOSA
1. Perubahan persepsi sensori: Halusinasi b/d ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
2. Kerusakan memori b/d ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit
3. Defesiensi pengetahuan b/d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah

N Diagnosa Tujuan dan Intervensi


O kriteria hasil
1. Perubahan persepsi Setelah dilakukan 1. Nilai untuk keadaan
sensori: Halusinasi b/d tindakan bingung,
ketidakmampuan keluarga keperawatan disorientasi,
merawat anggota keluarga selama 4x1 bulan kesulitan dan
yang sakit diharapkan perlambatan
1. Definisi keluarga mampu kemampuan mental,
Gangguan Persepsi mengatasi perubahan perilaku
Sensorik adalah halusinasi dengan dan respons
Perubahan dalam kriteria hasil: emosional
jumlah atau pola 2. Menilai ketajaman
1. Keluarga akan
rangsangan yang visual, kesulitan
memiliki
masuk disertai visual atau kerugian
pelestarian
dengan respon yang dan efeknya dari
fungsi sensorik
berkurang, perubahan-
/ perseptual
berlebihan, perubahan ini;
dan efek
terdistorsi, atau kehadiran katarak,
terkontrol dari
terganggu terhadap glaukoma, dan
defisit dalam
rangsangan tersebut. status penglihatan
batas proses
2. Mungkin terkait yang tersisa.
penyakit.
dengan 3. Menilai ketajaman
2. Keluarga akan
Perkembangan  pendengaran,
dapat
 penyakit cerumen di telinga,
Alzheimer mengidentifika respons terhadap

 Demensia si suara dan suara dan efek pada

 Penerimaan objek dengan pendengaran,

sensorik yang benar. kemampuan untuk

diubah 3. keluarga akan berkomunikasi,

 Transmisi dan / dapat jumlah kerugian dan

atau integrasi menggunakan efek, dan kesulitan

penyakit alat bantu dalam menemukan

neurologis atau untuk dan

deficit meminimalkan mengidentifikasi


defisit. suara.
 Status organ
4. Keluarga akan 4. Kaji penciuman atau
sensorik berubah
mematuhi kehilangan obat,
 Ketidakmampuan
penyesuaian n perubahan pola
berkomunikasi,
lingkungan makan dan pola
memahami,
pasien untuk makan, dan jumlah
berbicara, atau
mencegah kerugian dan efek
merespons
kecelakaan pada status gizi.
 Kurang tidur
atau cedera. 5. Nilai perubahan
 Stimulan atau
taktil kesemutan
depresan CNS
atau mati rasa pada
 Penyakit kronis
ekstremitas,
 Aging
kehilangan sensasi,
3. Mungkin
nyeri, atau tekanan.
dibuktikan oleh
Menilai persepsi,
 Disorientasi ke
ekspresi, atau
waktu, tempat,
perilaku kinestetik
orang, atau
yang menunjukkan
peristiwa
kesadaran, tingkat
 Perubahan dalam
dan arah gerakan.
ketajaman indera
6. Berikan tetes mata
 Abstraksi yang seperti yang

berubah atau diperintahkan.

konseptualisasi 7. Berikan zat

 Perubahan dalam pelembut ke telinga

kemampuan dan siram dengan

pemecahan spuit bulb atau pik

masalah air rendah.


8. Promosikan
 Apati
penggunaan alat
 Keluhan kelelahan
bantu: alat bantu
 Pola komunikasi
dengar, kacamata
yang berubah
korektif, atau lensa
 Kurang
kontak.
konsenterasi
9. Sediakan bahan
 Ketidakpatuhan
bacaan dengan
 Pemrosesan
cetakan yang lebih
pemikiran / urutan
besar, bahan
yang tidak teratur
rekaman, atau
 Perubahan
nomor telepon
perilaku
dengan huruf besar,
 Suasana hati cepat
dan poster dengan
berubah
warna yang kontras.
 Respon emosional 10. Menyediakan kaca
yang berlebihan pembesar, bacaan
 Marah berdiri dengan kaca
 Sifat lekas marah pembesar yang
 Pemikiran yang terpasang, atau
aneh lampu yang lebih
 Kegelisahan terang.
11. Sarankan kacamata
hitam atau
penggunaan visor.
12. Atur peralatan
pasien dengan cara
yang akrab dan
pertahankan lokasi
yang sama.
13. Sarankan untuk
menggunakan warna
yang terang dan
kontras; hindari
warna biru dan
hijau.
14. Berikan
pencahayaan yang
cukup di malam
hari; hindari
gerakan mendadak
dari cahaya terang
ke cahaya redup.
15. Menyediakan
penguat telepon
pada penerima dan
nada lonceng, lampu
berkedip di telepon,
pengeras suara
untuk TV, radio, dll.
16. Tentukan jenis
gangguan
pendengaran jika
kepala menoleh
untuk mendengar,
meminta untuk
mengulangi
percakapan secara
sering, atau tidak
mampu mengikuti
percakapan verbal.
17. Hilangkan
kebisingan latar
belakang.
18. Menghadapi pasien,
menggunakan
kontak mata dan
berbicara cukup
keras untuk
didengar, berbicara
perlahan dan jelas
dengan nada yang
tepat, gunakan
kalimat dan gestur
yang jelas singkat,
pertahankan posisi
bahkan dengan
pasien untuk
memungkinkan
pandangan bibir,
dan gunakan
sentuhan untuk
menahan perhatian.
19. Berikan waktu
untuk jawaban dan
bersabar. Tulis
ulang pesan
menggunakan kata-
kata yang berbeda
jika pasien bingung,
bingung atau
memberikan respons
yang tidak pantas.
20. Gunakan perangkat
genggam jika
sesuai.
21. Tawarkan pengganti
rasa manis dan
garam.
22. Biarkan interaksi
selama waktu
makan.
23. Menyediakan
detektor asap jenis
alarm dan lampu
flash, dan alarm
keamanan untuk
kompor dan unit
pemanas.
24. Cegah ekspos
terhadap suhu
ekstrim dan tekanan
pada kulit.
25. Berikan bantuan
saat melakukan
ambulasi atau
melakukan ADL
sebagaimana
mestinya.
26. Dorong partisipasi
dalam interaksi fisik
atau sosial.
27. Instruksikan pasien
dan / atau keluarga
dalam aplikasi obat
mata dan / atau
telinga.
28. Instruksikan pasien
dan / atau keluarga
dalam aplikasi alat
bantu dengar,
pencabutan 2 kali
per minggu, dan
bersihkan telinga
dan perangkat.
29. Instruksikan
keluarga pasien
membutuhkan
pemeriksaan
skrining untuk
penglihatan dan
pendengaran
setidaknya setiap
tahun.
30. Instruksikan
keluarga dalam
modifikasi
lingkungan untuk
meningkatkan
penglihatan,
pendengaran, rasa,
penciuman, dan
sentuhan yang
sesuai.
31. Menginformasikan
dan
menginstruksikan
pasien tentang terapi
hewan peliharaan.
32. Menginstruksikan
keluarga tentang
kegiatan
hortikultura dan
penyembuhan dan
sifat terapeutik
mereka.
1. Definisi: Setelah dilakukan Neurologi monitoring
Ketidakmampuan tindakan 1. Memantau ukuran
mengingat beberapa keperawatan pupil,
informasi atau selama 4x1 bulan bentuk,simetri, dan
keterampilan perilaku diharapkan pasien reaktivitas
2. Batasan kerusakan memori 2. Memantau tingkat
Karakteristik: berkurang dengan kesadaran
 Lupa melakukan kriteria hasil: 3. Memantau tingkat
perilaku pada orientasi
 issue 4. Memantau tren
waktu yang telah
perfusion Glascow Coma
dijadwalkan
Cerebral Scale
 Ketidakmampuan
 Acute 5. Memonitor memori
mempelajari
informasi baru Confusion baru, rentang
 Ketidakmampuan level perhatian, memori
melakukan  Environment masa lalu, suasana
keterampilan yang intrepretation hati, mempengaruhi,
telah dipelajari syndrome dan perilaku
sebelumnya impaired 6. Memonitor tanda-
 Ketidakmampuan tanda vital : suhu,
Kriteria Hasil : tekanan darah,
mengingat
 Mampu denyut nadi,
peristiwa
untuk pernapasan
 Ketidakmampuan
melakukan 7. Memonitor status
mengingat
proses pernapasan: ABG
informasi factual
mental yang tingkat, oksimetri
 Ketidakmampuan
kompleks pulsa, kedalaman,
mengingat
 Orieritasi pola, tingkat, dan
perilaku tertentu
kognitif : usaha
yang pernah
mampu 8. Memantau ICP dan
dilakukan
untuk CPP
 Ketidakmampuan
mengidentif 9. Memantau refleks
menyimpan
ikasi orang, kornea
informasi baru
tempat, dan 10. Memantau refleks
 Ketidakmampuan
waktu batuk dan muntah
menetrasi
secara 11. Memantau otot,
 keterampilan baru
akurat gerakan motorik,
 Mengeluh
 Konsentrasi kiprah, dan
mengalami lupa
: mampu proprioception
3. Faktor Yang
fokus pada 12. Memantau untuk
Berhubungan :
stimulus drift pronator
 Anemia
tertentu 13. Memantau kekuatan
 Penurunan curah
 Ingatan cengkeraman
jantung
(memori) : 14. Memantau untuk
 Ketidakseimbanga mampu gemetar
n elektrolit untuk 15. Memantau simetri
 Gangguan mendapatka wajah
lingkungan n kembali 16. Memantau tonjolan
berlebihan secara lidah
 Ketidakseimbanga kognitif dan 17. Memantau
n cairan dan menyampai tanggapan
elektrolit kan kembali pengamatan

 Hipoksia informasi 18. Memantau EOMs

 Gangguan yang dan karakteristik

neurologis disimpan tatapan


sebelumnya 19. Memantau untuk
 Kondisi gangguan visual :
neurologis : diplopia,
kemampuan nystagmus,
sistem saraf pemotongan bidan
perifer dan visual, penglihatan
sistem saraf kabur, dan
pusat untuk ketajaman visual
menerima, 20. Catatan keluhan
memproses, sakit kepala
dan 21. Memantau
memberi karakteristik
respon berbicara:
terhadap kelancaran,
stimuli keberadaan
internal dan aphasias, atau kata-
eksternal temuan kesulitan
 Kondisi 22. Pantau respon
neurologis : terhadap rangsangan
kesadaran : verbal, taktil, dan
 Menyatakan berbahaya
mampu 23. Memantau
mengingat diskriminasi tajam /
lebih baik tumpul dan
panas/dingin
24. Memantau untuk
paresthesia : mati
rasa dan kesemutan
25. Memantau indera
penciuman
26. Memonitor pola
berkeringat
27. Memantau respon
Babinski
28. Memantau respon
Cushing
29. Memantau
kraniotomi
30. Laminektomi
pembalut untuk
drainase
31. Pantau respon
terhadap obat
konsultasikan
dengan rekan kerja
untuk
mengkonfirmasi
data, sesuai
32. Mengidentifikasi
pola-pola yang
muncul dalam data
33. Meningkatkan
frekuensi
pemantauan
neurologis, sesuai
34. Hindari kegiatan
yang meningkatkan
tekanan intracranial
35. Ruang kegiatan
keperawatan yang
diperlukan yang
meningkatkan
tekanan intracranial
36. Beritahu dokter dari
perubahan dalam
kondisi pasien
37. Melakukan protokol
darurat, sesuai
kebutuhan

1. Mendefinisikan Setelah dilakukan NOC:


Kekurangan tindakan 1. Identifikasi pelajar:
Pengetahuan ditandai keperawatan pasien, keluarga,
oleh tanda dan gejala selama 1 x1 bulan orang penting
berikut diharapkan lainnya, atau
2. Karakteristik: pengetahuan pengasuh.
 Verbalisasi keluarga 2. Kaji kemampuan
informasi yang meningkatkan untuk belajar atau
tidak tepat dengan kriteria melakukan
 Perilaku hasil: perawatan terkait
berlebihan kesehatan yang
Tujuan dan
 Instruksi tindak diinginkan.
Kriteria Hasil
lanjut yang tidak : 3. Menilai motivasi
akurat Berikut ini adalah dan kemauan
 Perilaku tidak tujuan umum dan pasien untuk
pantas (mis., hasil yang belajar.
Gelisah, apatis, diharapkan untuk 4. Tentukan prioritas
histeris, Pengetahuan kebutuhan belajar
bermusuhan) Kurang. dalam keseluruhan
 Mempertanyakan rencana perawatan.
 Pasien 5. Biarkan pasien
anggota tim
menjelaskan membuka
perawatan
keadaan pengalaman dan
kesehatan
penyakit, pengajaran
 Performa tugas
mengenali kesehatan
salah
kebutuhan sebelumnya.
 Mengungkapkan
akan obat- 6. Amati dan
frustrasi atau
obatan, dan perhatikan
kebingungan saat
memahami kesalahpahaman
melakukan tugas
perawatan. yang ada mengenai
 Pasien materi yang akan
menunjukkan diajarkan.
bagaimana 7. Mengakui
cara perbedaan rasial /
memasukkan etnis pada
rejimen permulaan
kesehatan baru perawatan.
ke dalam gaya a.
hidup.
 Pasien 8. Identifikasi
menunjukkan pengaruh budaya
kemampuan pada pengajaran
untuk kesehatan.
mengatasi 9. Pertimbangkan
situasi gaya belajar pasien,
kesehatan dan terutama jika
tetap pasien telah
mengendalikan mempelajari dan
kehidupan. menyimpan
 Pasien informasi baru di
menunjukkan masa lalu.
motivasi untuk 10. Tentukan self-
belajar. efficacy pasien
 Pasien untuk belajar dan
mencantumkan menerapkan
sumber daya pengetahuan baru.
yang dapat 11. Menilai hambatan
digunakan belajar (mis.,
untuk Perubahan gaya
informasi lebih hidup, masalah
lanjut atau keuangan, pola
dukungan budaya, kurangnya
setelah keluar. penerimaan oleh
 Pasien teman sebaya atau
mengidentifika rekan kerja).
si kebutuhan 12. Render
belajar. kenyamanan fisik
untuk pasien.
13. Berikan lingkungan
yang tenang dan
damai tanpa henti.
14. Berikan suasana
hormat,
keterbukaan,
kepercayaan, dan
kolaborasi.
15. Sertakan pasien
dalam membuat
rencana pengajaran,
dimulai dengan
menetapkan tujuan
dan tujuan belajar
di awal sesi.
16. Pertimbangkan apa
yang penting bagi
pasien.
17. Libatkan pasien
dalam menuliskan
hasil spesifik untuk
sesi pengajaran,
seperti
mengidentifikasi
apa yang paling
penting untuk
dipelajari dari sudut
pandang dan gaya
hidup mereka. 
18. Jelajahi reaksi dan
perasaan tentang
perubahan.
19. Dukung
pembelajaran
mandiri dan self-
designed.
20. Bantu pasien dalam
mengintegrasikan
informasi ke dalam
kehidupan sehari-
hari.
21. Berikan waktu
yang cukup untuk
integrasi yang
bertentangan
langsung dengan
nilai atau
kepercayaan yang
ada.
22. Berikan penjelasan
dan demonstrasi
yang jelas,
menyeluruh, dan
mudah dimengerti.
23. Berikan informasi
dengan penggunaan
media. Gunakan
alat bantu visual
seperti diagram,
gambar, kaset
video, kaset audio,
dan situs internet
interaktif, seperti di
perawatkitasatu.blo
gspot.com
24. Periksa
ketersediaan
persediaan dan
peralatan.
25. Saat menyajikan
materi, mulailah
dengan dasar-dasar
atau informasi yang
familiar, sederhana,
dan konkret hingga
yang kurang
familiar dan
kompleks.
26. Fokus sesi
pengajaran pada
konsep tunggal atau
ide.
27. Pace instruksi dan
jaga sesi pendek.
28. Saat mengajar,
bangunlah
keterampilan melek
huruf pasien.
29. Identifikasi
pemahaman pasien
tentang terminologi
medis yang umum,
seperti "perut
kosong", "emesis",
dan "palpasi".
30. Gunakan teknik
mengajar kembali
untuk mengetahui
pemahaman pasien
tentang apa yang
diajarkan:
31. Berikan bahan
pengantar instruksi
untuk menyiapkan
pasien untuk
latihan
pascaoperasi.
32. Dorong pertanyaan
33. Berikan umpan
balik langsung pada
kinerja.
34. Izinkan
pengulangan
informasi atau
keterampilan.
35. Render penguatan
pembelajaran yang
positif dan
konstruktif
36. Memasukkan
reward ke dalam
proses
pembelajaran.
37. Perhatikan
kemajuan
pengajaran dan
pembelajaran.
38. Bantu pasien
mengidentifikasi
sumber daya
masyarakat untuk
melanjutkan
informasi dan
dukungan.
39. Pendekatan
individu warna
dengan hormat,
kehangatan, dan
sopan santun
profesional.

Implementasi

N Tanggal Diangnosa Implementasi


O
1. Perubahan persepsi 1. Menilai untuk keadaan bingung,
sensori: Halusinasi disorientasi, kesulitan dan
b/d perlambatan kemampuan mental,
ketidakmampuan perubahan perilaku dan respons
keluarga merawat emosional
anggota keluarga 2. Menilai ketajaman visual,
yang sakit kesulitan visual atau kerugian
dan efeknya dari perubahan-
perubahan ini; kehadiran
katarak, glaukoma, dan status
penglihatan yang tersisa.
3. Menilai ketajaman pendengaran,
cerumen di telinga, respons
terhadap suara dan efek pada
pendengaran, kemampuan untuk
berkomunikasi, jumlah kerugian
dan efek, dan kesulitan dalam
menemukan dan
mengidentifikasi suara.
4. Mengkaji penciuman atau
kehilangan obat, perubahan pola
makan dan pola makan, dan
jumlah kerugian dan efek pada
status gizi.
5. Menilai perubahan taktil
kesemutan atau mati rasa pada
ekstremitas, kehilangan sensasi,
nyeri, atau tekanan.
Menilai persepsi, ekspresi, atau
perilaku kinestetik yang
menunjukkan kesadaran, tingkat
dan arah gerakan.
6. Memberikan tetes mata seperti
yang diperintahkan.
7. Memberikan zat pelembut ke
telinga dan siram dengan spuit
bulb atau pik air rendah.
8. MemPromosikan penggunaan
alat bantu: alat bantu dengar,
kacamata korektif, atau lensa
kontak.
9. Menyediakan bahan bacaan
dengan cetakan yang lebih besar,
bahan rekaman, atau nomor
telepon dengan huruf besar, dan
poster dengan warna yang
kontras.
10. Menyediakan kaca pembesar,
bacaan berdiri dengan kaca
pembesar yang terpasang, atau
lampu yang lebih terang.
11. menyarankan kacamata hitam
atau penggunaan visor.
12. Mengatur peralatan pasien
dengan cara yang akrab dan
pertahankan lokasi yang sama.
13. Mengarankan untuk
menggunakan warna yang terang
dan kontras; hindari warna biru
dan hijau.
14. Memberikan pencahayaan yang
cukup di malam hari; hindari
gerakan mendadak dari cahaya
terang ke cahaya redup.
15. Menyediakan penguat telepon
pada penerima dan nada
lonceng, lampu berkedip di
telepon, pengeras suara untuk
TV, radio, dll.
16. Menentukan jenis gangguan
pendengaran jika kepala
menoleh untuk mendengar,
meminta untuk mengulangi
percakapan secara sering, atau
tidak mampu mengikuti
percakapan verbal.
17. menghilangkan kebisingan latar
belakang.
18. Menghadapi keluarga,
menggunakan kontak mata dan
berbicara cukup keras untuk
didengar, berbicara perlahan dan
jelas dengan nada yang tepat,
gunakan kalimat dan gestur yang
jelas singkat, pertahankan posisi
bahkan dengan pasien untuk
memungkinkan pandangan bibir,
dan gunakan sentuhan untuk
menahan perhatian.
19. Memberikan waktu untuk
jawaban dan bersabar. Tulis
ulang pesan menggunakan kata-
kata yang berbeda jika pasien
bingung, bingung atau
memberikan respons yang tidak
pantas.
20. Mengunakan perangkat
genggam jika sesuai.
21. Menawarkan pengganti rasa
manis dan garam.
22. Membiarkan interaksi selama
waktu makan.
23. Menyediakan detektor asap jenis
alarm dan lampu flash, dan
alarm keamanan untuk kompor
dan unit pemanas.
24. MenCegah ekspos terhadap suhu
ekstrim dan tekanan pada kulit.
25. Memberikan bantuan saat
melakukan ambulasi atau
melakukan ADL sebagaimana
mestinya.
26. Mendorong partisipasi dalam
interaksi fisik atau sosial.
27. MenInstruksikan pasien dan /
atau keluarga dalam aplikasi
obat mata dan / atau telinga.
28. MenInstruksikan pasien dan /
atau keluarga dalam aplikasi alat
bantu dengar, pencabutan 2 kali
per minggu, dan bersihkan
telinga dan perangkat.
29. MenInstruksikan keluarga pasien
membutuhkan pemeriksaan
skrining untuk penglihatan dan
pendengaran setidaknya setiap
tahun.
30. MenInstruksikan keluarga dalam
modifikasi lingkungan untuk
meningkatkan penglihatan,
pendengaran, rasa, penciuman,
dan sentuhan yang sesuai.
31. Menginformasikan dan
menginstruksikan pasien tentang
terapi hewan peliharaan.
32. Menginstruksikan keluarga
tentang kegiatan hortikultura dan
penyembuhan dan sifat
terapeutik mereka.
2. Kerusakan memori Neurologi monitoring
b/d ketidak 1. Memantau ukuran pupil,
mampuan keluarga bentuk,simetri, dan reaktivitas
merawat anggota 2. Memantau tingkat kesadaran
keluarga yang sakit 3. Memantau tingkat orientasi
4. Memantau tren Glascow Coma
Scale
5. Memonitor memori baru,
rentang perhatian, memori masa
lalu, suasana hati,
mempengaruhi, dan perilaku
6. Memonitor tanda-tanda vital :
suhu, tekanan darah, denyut
nadi, pernapasan
7. Memonitor status pernapasan:
ABG tingkat, oksimetri pulsa,
kedalaman, pola, tingkat, dan
usaha
8. Memantau ICP dan CPP
9. Memantau refleks kornea
10. Memantau refleks batuk dan
muntah
11. Memantau otot, gerakan
motorik, kiprah, dan
proprioception
12. Memantau untuk drift pronator
13. Memantau kekuatan
cengkeraman
14. Memantau untuk gemetar
15. Memantau simetri wajah
16. Memantau tonjolan lidah
17. Memantau tanggapan
pengamatan
18. Memantau EOMs dan
karakteristik tatapan
19. Memantau untuk gangguan
visual : diplopia, nystagmus,
pemotongan bidan visual,
penglihatan kabur, dan
ketajaman visual
20. MenCatatan keluhan sakit kepala
21. Memantau karakteristik
berbicara: kelancaran,
keberadaan aphasias, atau kata-
temuan kesulitan
22. Memantau respon terhadap
rangsangan : verbal, taktil, dan
berbahaya
23. Memantau diskriminasi tajam /
tumpul dan panas/dingin
24. Memantau untuk paresthesia :
mati rasa dan kesemutan
25. Memantau indera penciuman
26. Memonitor pola berkeringat
27. Memantau respon Babinski
28. Memantau respon Cushing
29. Memantau kraniotomi
30. Melaminektomi pembalut untuk
drainase
31. Memantau respon terhadap obat
konsultasikan dengan rekan
kerja  untuk mengkonfirmasi
data, sesuai
32. Mengidentifikasi pola-pola yang
muncul dalam data
33. Meningkatkan frekuensi
pemantauan neurologis, sesuai
34. Menghindari kegiatan yang
meningkatkan tekanan
intracranial
35. Ruang kegiatan keperawatan
yang diperlukan yang
meningkatkan tekanan
intracranial
36. Memberitahu dokter dari
perubahan dalam kondisi pasien
37. Melakukan protokol darurat,
sesuai kebutuhan

3. Defesiensi NOC:
pengetahuan b/d 1. Mengidentifikasi pelajar: pasien,
ketidakmampuan keluarga, orang penting lainnya,
keluarga mengenal atau pengasuh.
masalah 2. Mengkaji kemampuan untuk
belajar atau melakukan
perawatan terkait kesehatan yang
diinginkan.
3. Menilai motivasi dan kemauan
pasien untuk belajar.
4. Menentukan prioritas kebutuhan
belajar dalam keseluruhan
rencana perawatan.
5. Membiarkan pasien membuka
pengalaman dan pengajaran
kesehatan sebelumnya.
6. Mengamati dan perhatikan
kesalahpahaman yang ada
mengenai materi yang akan
diajarkan.
7. Mengakui perbedaan rasial /
etnis pada permulaan perawatan.
8. Mengidentifikasi pengaruh
budaya pada pengajaran
kesehatan.
9. Mempertimbangkan gaya belajar
pasien, terutama jika pasien telah
mempelajari dan menyimpan
informasi baru di masa lalu.
10. Menentukan self-efficacy pasien
untuk belajar dan menerapkan
pengetahuan baru.
11. Menilai hambatan belajar (mis.,
Perubahan gaya hidup, masalah
keuangan, pola budaya,
kurangnya penerimaan oleh
teman sebaya atau rekan kerja).
12. Render kenyamanan fisik untuk
pasien.
13. Memerikan lingkungan yang
tenang dan damai tanpa henti.
14. Memerikan suasana hormat,
keterbukaan, kepercayaan, dan
kolaborasi.
15. Mensertakan pasien dalam
membuat rencana pengajaran,
dimulai dengan menetapkan
tujuan dan tujuan belajar di awal
sesi.
16. Mempertimbangkan apa yang
penting bagi pasien.
17. Melibatkan keluarga dalam
menuliskan hasil spesifik untuk
sesi pengajaran, seperti
mengidentifikasi apa yang paling
penting untuk dipelajari dari
sudut pandang dan gaya hidup
mereka. 
18. Menjelajahi reaksi dan perasaan
tentang perubahan.
19. Mendukung pembelajaran
mandiri dan self-designed.
20. Membantu pasien dalam
mengintegrasikan informasi ke
dalam kehidupan sehari-hari.
21. Memberikan waktu yang cukup
untuk integrasi yang
bertentangan langsung dengan
nilai atau kepercayaan yang ada.
22. Memberikan penjelasan dan
demonstrasi yang jelas,
menyeluruh, dan mudah
dimengerti.
23. Memberikan informasi dengan
penggunaan media. Gunakan
alat bantu visual seperti diagram,
gambar, kaset video, kaset audio,
dan situs internet interaktif,
seperti di
perawatkitasatu.blogspot.com
24. Periksa ketersediaan persediaan
dan peralatan.
25. Saat menyajikan materi,
mulailah dengan dasar-dasar
atau informasi yang familiar,
sederhana, dan konkret hingga
yang kurang familiar dan
kompleks.
26. Fokus sesi pengajaran pada
konsep tunggal atau ide.
27. Pace instruksi dan jaga sesi
pendek.
28. Saat mengajar, bangunlah
keterampilan melek huruf
pasien.
29. Mengidentifikasi pemahaman
pasien tentang terminologi medis
yang umum, seperti "perut
kosong", "emesis", dan
"palpasi".
30. Menggunakan teknik mengajar
kembali untuk mengetahui
pemahaman pasien tentang apa
yang diajarkan:
31. Memberikan bahan pengantar
instruksi untuk menyiapkan
pasien untuk latihan
pascaoperasi.
32. Mendorong pertanyaan
33. Memberikan umpan balik
langsung pada kinerja.
34. Izinkan pengulangan informasi
atau keterampilan.
35. Render penguatan pembelajaran
yang positif dan konstruktif
36. Memasukkan reward ke dalam
proses pembelajaran.
37. Perhatikan kemajuan pengajaran
dan pembelajaran.
38. Membantu pasien
mengidentifikasi sumber daya
masyarakat untuk melanjutkan
informasi dan dukungan.
39. Mendekatan individu warna
dengan hormat, kehangatan, dan
sopan santun profesional.

Evaluasi

NO Diagnosa Evaluasi
1. Perubahan persepsi sensori: S : keluarga Tn. P mengatakan dapat
Halusinasi b/d mengalihkan halusinasi Ny. y
ketidakmampuan keluarga O : halusinasi dapat teralihkan
merawat anggota keluarga A : intervensi teratasi sebagian
yang sakit P : lanjutkan intervensi oleh keluarga
2. Kerusakan memori b/d S: Pasien mengatakan mengingat apa
ketidak mampuan keluarga yang di ucapkan/ di ajarkan keluarga
merawat anggota keluarga O: Ny. Y tampak tidak bingung dan
yang sakit cemas
A: intervensi teratasi sebagian
P: lanjut intervensi oleh keluarga
3. Defesiensi pengetahuan b/d S: keluarga Tn. P mengatakan sudah
ketidakmampuan keluarga mengerti tentang dimensia
mengenal masalah O: keluarga Tn. P dapat menyebutkan
pengetian tetang dimensia, etetiologi,
tanda dan gejala dan cara penanganan
dimensia
A: intervensi teratasi
P: intervensi dihentikan
BAB 3
ANALISA JURNAL

3.1 Riview Jurnal

No Judul Artikel Peneliti


1 Pengaruh Terapi Deden Dermawan
Psikoreligius: Dzikir Program Studi D III Keperawatan Politeknik
Pada Pasien Kesehatan Bhakti Mulia Sukoharjo
Halusinasi Jln Raya Solo Sukoharjo Km 9, Sukoharjo
Pendengaran di RSJD deden_abm@yahoo.co.id
dr. Arif Zainudin
Surakarta
2 Hubungan Dukungan 1. Seryl Yohana Tumipa
Keluarga Dengan 2. Hendro Bidjuni
Kejadian Demensia 3. Jill Lolong
Pada Lansia Di Desa Program Studi Ilmu Keperawatan
Tumpaan Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Kecamatan Tumpaan Ratulangi
Amurang Minahasa Email : sherryltumipa@gmail.com
Selatan
3 Terapi Modalitas Kushariyadi
Keperawatan Pijat Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Punggung Sebagai Jember
Perawatan Daya Ingat Jl. Kalimantan No. 37 Jember 68121
(Bahasa) Lansia Di e-mail: kushariyadi@unej.ac.id
Unit Pelaksana Teknis
Panti Sosial Lanjut
Usia Kabupaten
Jember
3.2 Analisa PICOT
Artikel Pengaruh Terapi Hubungan Terapi Modalitas
Psikoreligius: Dzikir Dukungan Keluarga Keperawatan Pijat
Pada Pasien Dengan Kejadian Punggung
Halusinasi Demensia Pada Sebagai
Pendengaran di RSJD Lansia Di Desa Perawatan Daya
dr. Arif Zainudin Tumpaan Baru Ingat (Bahasa)
Surakarta Kecamatan Tumpaan Lansia Di Unit
Amurang Minahasa Pelaksana Teknis
Selatan Panti Sosial
Lanjut Usia
Kabupaten
Jember
P Populais : pasien Populasi : lansia di Populasi : lansia
dengan halusinasi desa Tumpaan Baru yang bertempat
Sampel : 10 Kecamatan Tumpaan tinggal di UPT
responden. Amurang Minahasa PSLU Jember
Selatan. Sampel : 12
Sampel : 71 sampel responden
I Terapi Psikoreligius: Dukungan Keluarga terapi modalitas
Dzikir keperawatan pijat
punggung
C Tidak ada Tidak ada Tidak ada
perbandingan dalam perbandingan dalam perbandingan
jurnal ini jurnal ini dalam jurnal ini
O Hasil penelitian terdapat hubungan ada perbedaan
menunjukan bahwa 5 Dukungan Keluarga daya ingat
dari 8 responden dengan Kejadian (bahasa) lansia
mengatakan halusinasi Demensia Pada yang bermakna
berkurang setelah Lansia di Desa antara sebelum
melakukan dzikir, dan Tumpaan Baru dan setelah
3 dari 8 responden Puskesmas Tumpaan pemberian terapi
mengatakan masih Minahasa Selatan modalitas
mendengar halusinasi keperawatan pijat
setelah melakukan punggung
dzikir
T 30 Maret – 12 April 28 November - 9 April 2016
2017 Desember 2016

DAFTAR PUSTAKA
Nisa dan Lisiswanti. 2016. Faktor Risiko Demensia Alzheimer. Bagian Pendidikan
Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. MAJORITY I
Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016.Diakses pada 15 Oktober
2019.http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/890

Setiawan, dkk. 2014. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kejadian Demensia


Pada Lansia Di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah Paniki
Kecamatan Mapanget Manado. Persatuan Perawat Nasional Indonesia Kota
Manado.Diakses pada 15 Oktober
2019.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/5207

Tumipa, dkk. 2016. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Demensia


Pada Lansia Di Desa Tumpaan Baru Kecamatan Tumpaan Amurang
Minahasa Selatan. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. e-
Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017. Diakses
pada 15 Oktober
2019.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/14897

Anda mungkin juga menyukai