PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Demensia digunakan untuk istilah umum yang menggambarkan
kerusakan kognitif global yang biasanya bersifat progresif dan
mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari (Stanley, 2002., Nugroho,
2006., Setiawan, 2014).
1.2 Epidemiologi
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk
terbanyak ke-4 di dunia. Dampak keberhasilan pembangunan kesehatan
antara lain terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan
angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk
Indonesia. Di Indonesia, usia harapan hidup meningkat dari 68,6 tahun
(2004) meningkat menjadi 72 tahun (2015). Usia harapan hidup penduduk
Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat, sehingga persentase
penduduk Lansia terhadap total penduduk diproyeksikan terus meningkat.
Berdasarkan hasil Sensus Nasional tahun 2014, jumlah Lansia di Indonesia
mencapai 20,24 juta orang atau sekitar 8,03% dari seluruh penduduk
Indonesia. Data tersebut menunjukkan peningkatan jika dibandingkan
dengan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 yaitu 18,1 juta orang atau 7,6%
dari total jumlah penduduk. Estimasi jumlah penderita Penyakit Demensia
di Indonesia pada tahun 2013 mencapai satu juta orang. Jumlah itu
diperkirakan akan meningkat drastis menjadi dua kali lipat pada tahun 2030,
dan menjadi empat juta orang pada tahun 2050. Bukannya menurun, tren
penderita demensia di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya
(Kemenkes, 2016 dalam Tumipa, 2016).
2.1 Kasus
Seorang Perawat melakukan kunjungan keluarga pada Tn. P
berusia 40 tahun tinggal bersama Istrinya Ny. M berusia 35 tahun dan 1
orang anaknya An.A berusia 13 tahun. Pada saat kunjungan ditemukan
seorang lansia Ny. Y berusia 70 tahun. Pada saat pengkajian keluarga
mengatakan Ny. Y suka tertawa sendiri bahkan suka marah-marah dan
menangis tiba-tiba. Keluarga juga mengatakan Ny. Y sering kabur dari
rumah dan tersesat, tidak nyambung ketika diajak bicara dan sering lupa,
tetapi keluarga Tn. P menganggapnya suatu hal yang biasa karena faktor
usia yang sudah tua. Ny. Y tampak cemas, takut ketika diajak berbicara,
panik karena tidak mengetahui berada di mana dan memakai pakaian yang
berlapis-lapis.TD 150/90 mmHg, Suhu 37,6o C, Respirasi 27x/menit, nadi
100x/menit.
2.1 Pengkajian
1. Data Umum
A. Nama Kepala Keluarga : Tn. P
B. Alamat : KP. Mulyasari
Hubungan
N Nama Anggota L Status
Dengan Kepala Umur Pendidikan Pekerjaan
O Keluarga /P Kesehatan
Keluarga
1 Tn. P Kepala keluarga L 40 SMA Buruh Sehat
2 Ny. M Ibu dari Ank. A P 35 SMP IRT Sehat P
3 Ny. Y Ibu dari Tn. P P 70 SD - Sakit
4 Ank.A Anak dari Tn. P P 25 SMA - Sehat
C. Anggota Keluarga :
Genogram keluarga :
Keterangan :
= Ank.A
2 3
1 5
Ket:
1: WC
2: Dapur
3: Kamar
4: Ruang tamu
5: Ruang Keluarga
k) Pengelolaan sampah keluarga:Dikelola sendiri, yaitu sampah
dikumpulkan terlebih dahulu kemudian dibakar
l) Sumber air bersih dalam keluarga: Tn.P mengatakan sumber air
menggunakan sumber yang dialirkan dengan sanyo.
m) Kondisi jamban keluarga:Kurang terawat dengan baik.
n) Pembuangan limbah:Dibuang ke Sungai
o) Karakteristik tetangga dan komunitasnya :
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah Tn.P begitu akrab dengan
keluarga Tn.P,karena NyTn.P sering berbaur dengan tetangganya
p) Mobilisasi geografi keluarga:. Ny. M sebelum menikah tinggal
di rumah orang tuanya yang masih berada disekitar lingkungan rumah
sekarang.
q) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat:Keluarga Tn P semua terlibat dalam kegiatan
kemasyarakatan. Selain itu, keluarga Tn. P Selalu menghadiri
undangan kegiatan ataupun acara masyarakat setempat.setiap sore
sekitar pukul 5 keluarga menyempatkan waktu untuk bercengkrama.
Tidak ada perkumpulan keluarga tertentu.
r) Sistem pendukungan: Saat ini anggota keluarga ada yang tidak sehat
yaitu Ny.Y karena terdiagnosa Demensia
4. Struktur Keluarga
a) Struktur komunikasi: Tn. Pmengatakan di keluarganya biasanya
menggunakan bahasa sunda, walaupun terkadang bercampur dengan
bahasa Indonesia, frekuensi komunikasi antara keluarga terjalin
dengan baik, saling bercengkrama dan sering melakukan komunikasi.
b) Struktur kekuatan: Pengendali keluarga adalahTn.P sebagai kepala
keluarga.
c) Struktur peran: Tn.P sebagai kepala keluarga dan Ny.M menjadi
IRT ( Ibu Rumah Tangga )
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif:Tn.P mengatakan selalu menjaga keharmonisan dan
kesejaheraan keluarganya
b) Fungsi sosialisasi:Interaksi antar anggota dalam keluarga selalu
dilakukan oleh setiap anggota keluarga.Begitu juga dengan
masyarakat sekitarny.Tn. P mengatakan bahwa Ny Mselalu mengikuti
kegiatan social seperti PKK, pengajian bulanan. Tn P sendiri
mengikuti pengajian RT dan RW. Ny N sebelum menikah aktif di
perkumpulan remaja, setelah menikah ikut dalam pengajian bulan.
Ank.A belum mengikuti kegiatan kemasyarakatan.
c) Fungsi perawatan keluarga:keluarga belum mampu melakukan
perawatan keluarga, dibuktikan dengan adanya masalah demensia
yang dialami Ny.Y
d) Fungsi Ekonomi : Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
e) Fungsi Religiusias :Keluarga biasa berdoa untuk meminta kesehatan
dan lain-lain setelah selesai menjalankan ibadah sholat
Nadi, 20 20 23
Resp,
Keluhan keluha
Hitam, tidak
Rambut
berketombe
Hitam, tidak Putih, tidak
Hitam, tidak
berketombe berketombe
berketombe
a. Barthel Indeks
No Kriteria Dengan Mandiri Keterangan (hari)
bantuan
1. Makan Tidak YA Frekuensi : 2 x
(10) Jumlah : 1/2 porsi
Jenis :Nasi putih,
sayur
2. Minum Tidak YA (10) Frekuensi : 4 gelas
Jenis : Air Putih
Jumlah : 0,5 - 1 L
3. Berpindah dari kursi roda Tidak YA (15)
ke tempat tidur,
sebaliknya
4. Personal toilet (cuci Tidak YA (5) Frekuensi : 3x
muka, menyisir rambut,
gosok gigi)
5. Tidak YA
Keluar masuk toilet
(10)
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi Tidak YA (15) Frekuensi : 2 x
7. Jalan ke pemukaan datar Tidak YA (5)
8. Naik turun tangga Tidak YA (10)
9. Mengenakan pakaian Tidak YA (10)
10. Kontrol bowel (BAB) Tidak YA (10) Frekuensi : 1 x
Konsistensi : Padat
11. Kontrol bladder (BAK) Tidak YA (10) Frekuensi : 4x
Warna : Kuning
jernih
12. Olahraga/latihan Tidak YA (10)
13. Rekreasi/pemanfaatan YA (5) 10
waktu luang
Dari hasil pengukuran diatas didapatkan skor 135 yang artinya Ny.Y adalah
lansia yang mandiri.
d. Katz indeks
₋ Bantuan penuh dalam mandi
₋ Bantuan penuh dalam berpakaian
₋ Bantuan penuh ke kamar mandi
₋ Bantuan penuh berpindah tempat
₋ Bantuan penuh saat BAB/BAK
₋ Bantuan penuh saat makan/minum
Keterangan :
Ny.Y tidak dapat beraktivitas secara mandiri. baik dari
pengawasan ,pengarahan atau bantuan dari orang lain.
Pengkajian adanya depresi bagi lansia
Inventaris Depresi Beck (IDB)
Skore Ura ia n
A. Kesedihan
3 Sayatidakdapatmembuatkeputusansama sekali.
2 Sayamempunyaibanyak kesulitandalammembuatkeputusan.
1 Sayaberusaha mengambilkeputusan.
0 Sayamembuatkeputusan yang baik.
J. PerubahanGambaranDiri
3 Sayamerasabahwa saya jelekatautampakmenjijikkan.
2 Sayamerasabahwa aadaperubahan-perubahanyang
permanendalampenampilan saya dan inimembuat sayatak menarik.
1 Sayakhawatirbahwa saya tampaktuaatautak menarik.
0 Sayatidakmerasabahwa saya tampaklebihburuk daripada sebelumnya.
K. KesulitanKerja
3 Sayatidakmelakukanpekerjaansama sekali.
2 Sayatelahmendorongdirisaya sendiridengankerasuntuk melakukansesuatu.
1 Sayamemerlukanupaya tambahanuntuk mulaimelakukansesuatu.
0 Sayadapatbekerjakira-kira sebaiksebelumnya.
L. Keletihan
3 Sayasangatlelahuntuk melakukansesuatu.
2 Sayamerasalelahuntuk melakukansesuatu.
1 Sayamerasalelahdariyang biasanya.
0 Sayatidakmerasalebihlelahdaribiasanya.
M. Anoreksia
3 Sayatidaklagimempunyainapsu makansama sekali.
2 Napsu makansaya sangatmemburuksekarang.
1 Napsu makansaya tidaksebaiksebelumnya.
0 Napsu makansaya tidakburuk dariyang biasanya.
Pe n ila ia n
0– 4 Depresi tidakada atauminimal.
5– 7 Depresi ringan
8– 15 Depresisedang.
16+ Depresiberat.
Dari BeckAT, BeckRW : Screeningdepresed patientsin familypractice(1972)
Dari pengkajian diatas didapatkan skor 7 yang berarti Ny.Y tidak mengalam
depresi atau depresi minimal.
Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? Tidak
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
minat atau kesenangan anda? Ya
3.Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Ya
4. Apakah anda sering merasa bosan? Ya
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat?
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi Tidak
pada anda? Ya
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
anda? Tidak
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Ya
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar Ya
dan mengerjakan sesuatu yang baru ?
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan Ya
daya ingat anda dibanding kebanyakan orang?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini Tidak
menyenangkan?
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda Ya
saat ini Tidak
13. Apakah anda merasa anda penuh semangat? Tidak
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada Ya
harapan?
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
dari pada anda?
Implementasi
3. Defesiensi NOC:
pengetahuan b/d 1. Mengidentifikasi pelajar: pasien,
ketidakmampuan keluarga, orang penting lainnya,
keluarga mengenal atau pengasuh.
masalah 2. Mengkaji kemampuan untuk
belajar atau melakukan
perawatan terkait kesehatan yang
diinginkan.
3. Menilai motivasi dan kemauan
pasien untuk belajar.
4. Menentukan prioritas kebutuhan
belajar dalam keseluruhan
rencana perawatan.
5. Membiarkan pasien membuka
pengalaman dan pengajaran
kesehatan sebelumnya.
6. Mengamati dan perhatikan
kesalahpahaman yang ada
mengenai materi yang akan
diajarkan.
7. Mengakui perbedaan rasial /
etnis pada permulaan perawatan.
8. Mengidentifikasi pengaruh
budaya pada pengajaran
kesehatan.
9. Mempertimbangkan gaya belajar
pasien, terutama jika pasien telah
mempelajari dan menyimpan
informasi baru di masa lalu.
10. Menentukan self-efficacy pasien
untuk belajar dan menerapkan
pengetahuan baru.
11. Menilai hambatan belajar (mis.,
Perubahan gaya hidup, masalah
keuangan, pola budaya,
kurangnya penerimaan oleh
teman sebaya atau rekan kerja).
12. Render kenyamanan fisik untuk
pasien.
13. Memerikan lingkungan yang
tenang dan damai tanpa henti.
14. Memerikan suasana hormat,
keterbukaan, kepercayaan, dan
kolaborasi.
15. Mensertakan pasien dalam
membuat rencana pengajaran,
dimulai dengan menetapkan
tujuan dan tujuan belajar di awal
sesi.
16. Mempertimbangkan apa yang
penting bagi pasien.
17. Melibatkan keluarga dalam
menuliskan hasil spesifik untuk
sesi pengajaran, seperti
mengidentifikasi apa yang paling
penting untuk dipelajari dari
sudut pandang dan gaya hidup
mereka.
18. Menjelajahi reaksi dan perasaan
tentang perubahan.
19. Mendukung pembelajaran
mandiri dan self-designed.
20. Membantu pasien dalam
mengintegrasikan informasi ke
dalam kehidupan sehari-hari.
21. Memberikan waktu yang cukup
untuk integrasi yang
bertentangan langsung dengan
nilai atau kepercayaan yang ada.
22. Memberikan penjelasan dan
demonstrasi yang jelas,
menyeluruh, dan mudah
dimengerti.
23. Memberikan informasi dengan
penggunaan media. Gunakan
alat bantu visual seperti diagram,
gambar, kaset video, kaset audio,
dan situs internet interaktif,
seperti di
perawatkitasatu.blogspot.com
24. Periksa ketersediaan persediaan
dan peralatan.
25. Saat menyajikan materi,
mulailah dengan dasar-dasar
atau informasi yang familiar,
sederhana, dan konkret hingga
yang kurang familiar dan
kompleks.
26. Fokus sesi pengajaran pada
konsep tunggal atau ide.
27. Pace instruksi dan jaga sesi
pendek.
28. Saat mengajar, bangunlah
keterampilan melek huruf
pasien.
29. Mengidentifikasi pemahaman
pasien tentang terminologi medis
yang umum, seperti "perut
kosong", "emesis", dan
"palpasi".
30. Menggunakan teknik mengajar
kembali untuk mengetahui
pemahaman pasien tentang apa
yang diajarkan:
31. Memberikan bahan pengantar
instruksi untuk menyiapkan
pasien untuk latihan
pascaoperasi.
32. Mendorong pertanyaan
33. Memberikan umpan balik
langsung pada kinerja.
34. Izinkan pengulangan informasi
atau keterampilan.
35. Render penguatan pembelajaran
yang positif dan konstruktif
36. Memasukkan reward ke dalam
proses pembelajaran.
37. Perhatikan kemajuan pengajaran
dan pembelajaran.
38. Membantu pasien
mengidentifikasi sumber daya
masyarakat untuk melanjutkan
informasi dan dukungan.
39. Mendekatan individu warna
dengan hormat, kehangatan, dan
sopan santun profesional.
Evaluasi
NO Diagnosa Evaluasi
1. Perubahan persepsi sensori: S : keluarga Tn. P mengatakan dapat
Halusinasi b/d mengalihkan halusinasi Ny. y
ketidakmampuan keluarga O : halusinasi dapat teralihkan
merawat anggota keluarga A : intervensi teratasi sebagian
yang sakit P : lanjutkan intervensi oleh keluarga
2. Kerusakan memori b/d S: Pasien mengatakan mengingat apa
ketidak mampuan keluarga yang di ucapkan/ di ajarkan keluarga
merawat anggota keluarga O: Ny. Y tampak tidak bingung dan
yang sakit cemas
A: intervensi teratasi sebagian
P: lanjut intervensi oleh keluarga
3. Defesiensi pengetahuan b/d S: keluarga Tn. P mengatakan sudah
ketidakmampuan keluarga mengerti tentang dimensia
mengenal masalah O: keluarga Tn. P dapat menyebutkan
pengetian tetang dimensia, etetiologi,
tanda dan gejala dan cara penanganan
dimensia
A: intervensi teratasi
P: intervensi dihentikan
BAB 3
ANALISA JURNAL
DAFTAR PUSTAKA
Nisa dan Lisiswanti. 2016. Faktor Risiko Demensia Alzheimer. Bagian Pendidikan
Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. MAJORITY I
Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016.Diakses pada 15 Oktober
2019.http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/890