Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN KOMUNITAS DENGAN HIPERTENSI

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pembimbing

Lilis Lismayanti, M. Kep

Disusun oleh :

S1 Keperawatan/4B

MUHAMMAD ALTOF C1614201069

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2019
1. Konsep Penyakit

A. Definisi

Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang munculnya tidak disadari.


Faktor penyebab hipertensi dapat terjadi karena keturunan, umur, pola makan
yang salah, aktifi tas yang kurang, gaya hidup dan pikiran atau stres. Kepatuhan
diit adalah suatu aturan perilaku yang disarankan oleh perawat, dokter atau
tenaga kesehatan. (Arista Novian, Juli 2013)
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian dini pada masyarakat di
dunia dan semakin lama, permasalahan tersebut semakin meningkat. WHO telah
memperkirakan pada tahun 2025 nanti, 1,5 milyar orang di dunia akan
menderita hipertensi tiap tahunnya. (Yashinta Octavian Gita Setyanda,Jurnal
Kesehatan Andalas. 2015; 4)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
konsisten di atas 140/90 mmHG. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada
peningkatan tekanan darah yang sekali. Tekanan darah harus diukur dalam
posisi duduk dan berbaring (Baradero, Dayrit, & Siswadi, 2008)

B. Epidemiologi
Tabel 1.1

Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Diagnosis Dokter Pada Penduduk Umur > 18


tahun menurut provinsi, 2018
Tabel 1.1 menunjukan bahwa prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis nakes
meningkat dari Papua 4.4 % Indonesia 8.4 % Sulut 13.2%

C. Tanda dan Gejala

Gambaran klinis hipertensi biasanya asimtomatis, sampai kerusakan organ-


organ tertentu (Silent Killer) (Baradero dkk., 2008). Kenaikan tekanan darah
baru diketahui sewaktu pemeriksaan skrining kesehatan. Gejala umum
hipertensi (sakit kepala, pusing, tinitus, dan pingsan) hampir sama dengan
kebanyakan orang normotensi (Gray, et al, 2005). Namun, sebagain besar nyeri
kepala pada hipertensi ternyata tidak berhubungan dengan tekandan darah.
Fase hipertensi yang berbahaya bisa ditandai oleh nyeri kepala dan hilangnya
penglihatan (papiledema) (Gray, et al, 2005 & Davy, 2006).

D. Penyabab dan Faktor Resiko

Berdasarkan Etiologinya, hipertensi dibagi menjadi dua macam, yaitu hipertensi


esensial (primer) dan hipertensi skunder. (Baradero dkk., 2008).
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Sembilan puluh liam persen dari semua kasus hipertensi adalah primer
(Esensial). Tidak ada penyebab yang jelas tentang hipertensi primer,
meskipun ada beberapa teori yang menunjukkan adanya faktor-faktor
genetik, perubahan hormon, dan perubahan simpatis yang berhubungan
dengan hipertensi. (Baradero, Dayrit, & Siswadi, 2008).
Grey, et al (2005) menyebutkan hipertensi dapat disebabkan oleh
bebrapa faktor yaitu :
1. keturunan
sekitar 70-80% penderita hipertensi esensial ditemukan riwayat
hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada
kedua orang tua, maka dugaan hipertensi lebih besar.
Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita yang monozigot
(satu telur) apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini
menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran terjadinya
hipertensi.
2. Jenis kelamin
Hipertensi lebih mudah menyerang kaum laki-laki daripada
perempuan. Hal ini karena laki-laki banyak memiliki faktor pendoerong
terjadinya hipertensi, seperti stres, kelelahan, merokok, dan makan tidak
terkontrol. Adapun pada perempuan peningkatan risiko terjadi setelah
masa menopose (sekitar 45 tahun).
3. Umur
Pada umumnya, hipertensi menyerang pria di atas 31 tahun,
sedangkan pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun. Tekanan darah
akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Ini
disebabkan karena dengan bertambahnya umur, dinding pembuluh
darah mengalami perubahan struktur dan fungsi. Jumlah sel otot polos
berkurang dan elasitas berkurang sehingga tahanan tepi meningkat yang
dapat menyebabkan jantung bekerja lebih untuk memompa darah yang
berakibat peningkatan pembuluh dara (Grey, et al 2005).
Insiden hipertensi meningkat dengan bertambahnya uisa. Prevalensi
hipertensi ringan sebesar 2% pada usia 25 tahun atau kurang, meningkat
menjadi 25% pada usia 50 tahun dan 50% pada usai 70 tahun (Davy,
2006).
4. Obesitas
Berdasarkan penelitian, kegemukan merupakan ciri khas dari
populasi hipertensi. Obesitas sangat berperan terhadap kejadian
penyakti tidak menular seperti stroke, diabetes, dan penyakit
kadiovaskular.
5. Konsumsi garam berlebih.
Garam mempunyai sifat menahan air. Konsumsi garam berlebihan
dengan sendirinya akan menaikkan tekanan darah (Grey et al, 2005).
Garam yang mempunyai fungsi sebagai osmolalitas plasma berperan
penting terhadap hemodinamik darah (Corwin, 2009). Secara fisiologis
jika kadar garam dalam tubuh berlebih, maka tubuh akan
mengeluarkannya melalui urin atau keringat, namun hal ini tida terjadi
pada pasien hipertensi, tubuh tidak mamu mengeluarkan kelebihan
garam dalam tubuh, sehingga volme retensi cairan meningkat dan
berakibat pada kenaikan tekanan darah (Soenardi &Soetarjo, 2005).
6. Kurang Olahraga
Olahraga seperti bersepeda, jogging, dan aerobik yang teratur dapat
memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan
darah. Orang yang kurang aktif berolah raga pada umunya cenderung
mengalami kegemukan. Degnan berolah raga akan mencegah obesitas,
serta mengurangi asupan garam, dengan mengeluarkannya dari tubuh
bersama keringat.
7. Merokok dan konsumsi alkohol
Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotin dalam batang rokok
yang dihisap seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nikotin
dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah. Selain
itu, nikotin juga dapat menyebabkan terjadinya pengapuran pada dinding
pembuluh darah.
Efek dari konsumsi alkohol juga merangsang hipertensi karena
adanya peningkatan sintesis katekolamin yang dalam jumlah besar dapat
memicu kenaikan tekanan darah (Grey et al, 2005).

2. Diagnosa Keperawatan

SDKI. Penurunan Curah Jantung (D.0008)


Definisi
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolism tubuh.

Penyebab
1. Perubahan Irama Jantung
2. Perubahan Frekuensi Jantung
3. Perubahan kontraktilitis
4. Perubahan preload
5. Perubahan afterload

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif
1. Perubahan Irama Jantung

1.Palpasi

2. Perubahan preload

1. Lelah

3. Perubahan Afterload

1. Dispnia

4. Perubah Kontraktilitas

1. Pararoxysmal nocturnal dysonea (PND)


2. Ortopnea
3. Batuk

Objektif

1. Perubahan Irama Jantung


1) Bradikardia/takikardia
2) Gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi
2. Perubahan Preload
1) Edema
2) Distensi vena jugularis
3) Central venous pressure (CVP) meningkat/menurun
3. Perubahan Afterload
1) Tekanan darah meningkat/menurun
2) Nadi perifer teraba lemah
3) Capillary refill time >3 detik
4) Oliguria
5) Warna kulit pucat dan/atau sianosis
4. Perubahan Kontraktilitis
1) Terdengar suara jantung S3 dan/S4
2) Ejection fraction (EF) menurun

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

1. Perubahan Preload
(Tidak Tersedia)
2. Perubahan afterload
(Tidak Tersedia)
3. Perubahan Kontraktilitis
(Tidak Tersedia)
4. Perilaku/emosional
1) Cemas
2) Gelisah

Objektif

1. Perubahan Preload
1) Murmur jantung
2) Berat badan bertambah
3) Pulmonary artery wedge pressure (PAWP) menurun
2. Perubahan Afterload
1) Pulmonary vascular resistance (PVR) meningkat/menurun
2) Systemic vascular meningkat/menurun
3) Hepatomegali
3. Perubahan Kontraktilitis
1) Cardiac index (CI) menurun
2) Left ventricular stroke work index (LVSWI) menurun
3) Stroke volume index (SVI) menurun
4. Perilaku/Emosional
(Tidak Tersedia)

Kondisi Klinis Terkait

1. Gagal jantung kongestif


2. Sindrom coroner akut
3. Stenosis mitral
4. Regurgitasi mitral
5. Stenosis aorta
6. Regurgitasi aorta
7. Stenosis trikuspidal
8. Regurgitas aorta
9. Stenosis trikuspidal
10. Regurgitasi pulmonal
11. Aritmia
12. Penyakit jantung bawaan

SDKI. Nyeri Akut (0077)

Definisi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan


jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Penyebab

1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)


2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

1. Mengeluh nyeri

Objektif

1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Waspada, posis menghindar nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Suit Tidur

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

(tidak tersedia)

Objektif

1. Tekanan darah meningkat


2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis

Kondisi Klinis Terkait

1. Kondisi Pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom coroner akut
5. Glaukoma

3. Intervensi

INTERVENSI

No. Dx. Kep Tujuan Kriteria evaluasi Intervens


i/fokus
Tujuan Tujuan Kriteria Standar
Umum Khusus
1. Penurunan Setalah Setelah 1. Respo Obervasi Perawata
Curah dilakuk dilakuk n 1. Identifika n Jantung
Jantung an an Verbal si
kunjung tindaka 2. Respo tanda/gej
an n n ala primer
rumah kepera Psiko penuruna
selama watan motor n curah
…x... selama 3. Respo jantung
diharap …x... n 2. Identifika
kan diharap Kognit si
Kekuata akan if tanda/gej
n nadi klien ala
perifer membai sekunder
ejection k penuruna
fraction dengan n curah
(EF) kriteria jantung
mening hasil 3. Monitor
kat tekanan
1. Palp
darah
itasi
4. Monitor
men
intake dan
ingk
output
at
5. Monitor
2. Bra
berat
dika
badan
rdia
setiap hari
men
dengan
ingk
waktu
at
yang sama
3. Taki
6. Monitor
kar
saturasi
di
oksigen
men
7. Monitor
ingk
keluhan
at
nyeri dada
8. Monitor
EKG 12
sadapan
9. Monitor
aritmia
10. Monitor
nilai
laboratori
al jantung
11. Monitor
alat pacu
jantung
12. Periksa
tekanan
darah dan
frekuensi
nadi
sebelum
dan
sesudah
aktivitas
13. Periksa
tekanan
darah dan
frekuensi
nadi
sebelum
pemberia
n obat
Terapeutik
1. Posisik
an
pasien
semi
fowler
atau
fowler
dengan
kaki ke
bawah
atau
posisi
nyaman
2. Berikan
diet
jantung
yang
sesuai
3. Gunaka
n
stockin
g elastis
atau
pneum
atik
internit
en
sesuai
indikasi
4. Fasilita
si
pasien
dan
keluarg
a untuk
modifik
asi gaya
hidup
sehat
5. Berika
terapi
relaksa
si untuk
mengur
angi
stress ,
jika
perlu
6. Berikan
dungan
emosio
dan dan
spiritua
l
7. Berikan
oksigen
untuk
mempe
rtahank
an
saturasi
oksigen
>94%
Edukasi
1. Anjuka
n
berakti
vitas
fisik
sesuai
toleran
si
2. Anjurka
n
berakti
vitas
fisik
secara
bertaha
p
3. Anjurka
n
berhent
i
beroko
k
4. Anjurka
n
pasien
dan
keuluar
ga
menguk
ur berat
badan
harian
5. Anjurka
n
pasien
dan
keluarg
a
menguk
ur
intake
dan
output
cairan
hairan
Kolaborasi
1. Kolabor
asi
pember
ian
antiarit
mia,
jika
perlu
2. Rujuk
ke
progra
m
rehabili
tasi
jantung
2. Nyeri Akut Setalah Setelah Respon Observasi Managem
dilakuk dilakuk Verbal en nyeri
1. Identifi
an an
kasi
kunjung tindaka
lokasi,
an n
karakte
rumah kepera
ristik,
selama watan
durasi,
…x... selama
frekuen
diharap …x...
si,
kan diharap
kualitas
Kemam kan
,
puan
1. intensit
menunt
Keluha as nyeri
askan
n nyeri 2. Identifi
aktivita
menuru kasi
s
n skala
mening
kat 2. nyeri
Meringi 3. Identifi
s kasi
menuru respon
n nyeri
non
3. Sikap
verbal
protekti
4. Identifi
f
kasi
menuru
factor
n
yang
4. mempe
Gelisah rberat
kesulita dan
n tidur mempe
menuru ringata
n n nyeri
5. Identifi
5.
kasi
Menari
pengeta
k diri
huan
berfoku
dan
s pada
keyakin
diri
an
sendiri
tentang
menuru
nyeri
n
6. Identifi
6. kasi
Diafore pengar
sis uh
menuru budaya
n terhada
p
respon
nyeri
pada
kulitas
hidup
7. Monitor
keberh
asilan
terapi
komple
menter
yang
sudah
diberik
an
8. Monitor
efek
sampin
g
penggu
naan
analgeti
k
Terapeutik
1. Berikan
teknik
nonfar
makolo
gis
untuk
mengur
angi
rasa
nyeri
2. Kontrol
lingkun
gan
yang
mempe
rberat
rasa
nyeri
3. Fasilita
s
istiraha
t dan
tidur
4. Pertimb
angkan
jenis
dan
sumber
nyeri
dalam
pemilih
an
strategi
mereda
kan
nyeri
Edukasi
1. Jelaska
n
penyeb
ab,
periode
, dan
pemicu
nyeri
2. Jelaska
n
strategi
mereda
kan
nyeri
3. Anjurka
n
memon
itor
nyeri
secara
mandiri
4. Anjurka
n
menggu
nakan
analgeti
k
secara
tepat
5. Ajarkan
teknik
nonfar
makolo
gis
untuk
mengur
angi
rasa
nyeri

Kolaborasi

1. Kolabor
asi
pember
ian
analgeti
k, jika
perlu

4. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hal yang dilakukan keluarga terhadap anggota


keluarganya dalam mencapai kesejahteraan yang meliputi fungsi afektif,
sosialisasi, ekonomi, reproduksi serta perawatan kesehatan keluarga dan
penting untuk pengendalian hipertensi yang dialami lansia selama dirumah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara fungsi keluarga
dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional, tehnik pengumpulan sampel dengan propotional
sampling terhadap 210 keluarga yang merawat lansia di wilayah Puskesmas
Darul Imarah Aceh Besar yang diperoleh dengan tekhnik proporsional sampling.
Mayoritas responden yang terlibat dalam penelitian ini merupakan keluarga
dengan tingkat ekonomi rendah (94,8%) dan berpendidikan SD (84,8%).
Analisa hasil penelitian menggunakan uji Chi Square. menunjukkan bahwa
fungsi afektif (53,8%), sosialisasi (51,4%),dalam kategori baik, sedangkan fungsi
ekonomi(57,6%) dan perawatan kesehatan (51,4%) dalam kategori tidak baik.
dari pengolahan data diperoleh p<0.05) berarti ada hubungan fungsi  afektif,
sosialisasi, ekonomi, perawatan kesehatan dengan kejadian hipertensi pada
lansia. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kejadian hipertensi
pada lansia dapat dikontrol melalui peningkatan fungsi keluarga.
Direkomendasikan agar pengambil kebijakan terkait kesehatan lansia dapat
memberdayakan keluarga untuk meningkatkan fungsi keluarga dengan baik.
(Rahmawati,2015)

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Arista Novian, 2012


https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/viewFile/2836/2889
Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4, Yashinta Octavian Gita Setyanda
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/viewFile/268/257

Baradero, Mary. Dayrit, Mary Wilfrid. & Siswadi, Yakobus. 2008. Klin Gangguan
Kardiovaskular: Seri Asuhan Keperawatan. Jakrta : Egc.

https://www.slideshare.net/ssuser200d5e/hasil-riskesdas-riset-kesehatan-
dasar-tahun-2018

Baradero, Mary. Dayrit, Mary Wilfrid. & Siswadi, Yakobus. 2008. Klin Gangguan
Kardiovaskular: Seri Asuhan Keperawatan. Jakrta : Egc.

Davey, Patrick. 2006. Medicine At A Glance. Jakarta : Erlangga.

Corwin, Elizaabeth J. 2009. Buku Saku patofisiologi Edisi 3. Alih Bahasa, Nike
Budhi Subekti; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha, et al. Jakarta :
EGC

Soenardi, Tuti Dan Soetardjo, Susirah. 2005. Hidup Sehat Unutk Penderita
Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Gray, Huon H, Et Al. 2005. Lecture Notes : Kariologi Edisi Empat. Jakarta :
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai