HERNIA
Disusun Oleh:
Herlin Putri Yeni
102118069
Pembimbing:
dr. Muharramsyah Rambe, Sp.B
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Hernia”
yang disusun dalam rangka untuk memenuhi persyaratan mengikuti kepaniteraan
senior di bagian Ilmu Bedah di RSU. Haji Medan.
Terima kasih kepada dokter pembimbing dr. Muharramsyah Rambe,
Sp.B, yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan ilmu kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik serta saran. Semoga dengan adanya makalah ini
dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan semua pihak.
Penulis
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................5
a. Anatomi Hernia................................................................................... 5
b. Definisi Hernia....................................................................................11
c. Epidemiologi Hernia...........................................................................11
d. Etiologi Hernia ...................................................................................11
e. Klasifikasi Hernia................................................................................13
f. Manifestasi Hernia...............................................................................15
g. Diagnosa Hernia..................................................................................15
h. Penatalaksanaan hernia.......................................................................18
i. Diagnosa Banding................................................................................15
j. Penatalaksanaan...................................................................................19
BAB III PENUTUP....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................21
1. ANATOMI
Secara umum hernia merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding
perut.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau congenital dan hernia
dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, umpamanya diafragma,
inguinal, umbilical, femoral. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel
bila isi hernia dapat keluar masuk. Keluar jika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi
ketika tidur atau didorong masuk perut. Bila isi kantong tidak dapat direposisi
kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya
disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini
disebut hernia akreta. Tidak ada keluhan nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
Hernia disebut hernia inkarserata atau strangulate bila isinya terjepit oleh cincin
hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga
perut. Akibatnya, sering terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis
hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan
pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata.
Tujuh puluh lima persen dari seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal
(lipat paha). Yang lainnya dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut
lainnya. Hernia inguinalis dibagi menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan
hernia inguinalis lateralis. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum
(buah zakar), hernia disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih
sering dari hernia inguinalis medialis dengan perbandingan 2:1, dan diantara itu
ternyata pria lebih sering 7 kali lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin
bertambahnya usia kita, kemungkinan terjadinya hernia semakin besar. Hal ini
dipengaruhi oleh kekuatan otot-otot perut yang sudah mulai melemah.
Panjang kanalis inguinalis pada dewasa adalah sekitar 4 cm, terbentuk dari annulus
inguinalis profundus/interna sampai annulus inguinali superfisialis/eksterna. Kanalis
inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamen inguinalis. Pada neonatus, annulus
inguinalis interna terletak hampir tepat posterior terhadap annulus inguinalis eksterna
sehingga kanalis inguinalis pada usia ini sangat pendek. Kemudian, annulus interna
bergerak ke arah lateral akibat pertumbuhan.
Hernia inguinalis dapat langsung (direk) dan dapat pula tidak langsung
(indirek). Kantong dari hernia inguinalis indirek berjalan melalui anulus inguinalis
profunda, lateral terhadap pembuluh epigastrika inferior, dan akhirnya kearah
skrotum. Kantong dari hernia inguinalis direk menonjol secara langsung melalui
dasar kanalis inguinalis, medial terhadap pembuluh epigastrika inferior, dan jarang
turun kearah skrotum. Hernia femoralis hampir selalu terlihat sebagai massa yang
irredusibel, meskipun kantongnya makin kososng, karena lemak dam kelenjar limfe
dari kanalis femoralis melingkari kantong. Kelenjar limfe tunggal yang membesar
dapat meniru hernia femoralis dengan sangat cepat.
Kantong hernia inguinalis direk berasal dari dasar kanalis inguinalis, yaitu
segitiga Hesselbach; menonjol secara langsung dan kantong hernia ini tidak
mengandung aponeurosis otot obliqus eksternus. Hanya pada keadaan yang jarang,
hernia ini sedemikian besarnya sehingga mendesak keluar melalui anulus superfisialis
dan turun ke dalam skrotum. Kandung kemih sering menjadi komponen kosong dari
kantong hernia direk.
Kantong hernia femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu defek
pada sisi medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis berisi satu atau
dua kelenjar limfe, yang tersebar disebut dengan Cloquet. Nodus-nodus ini didesak
keluar dari kanalis femoralis oleh suatu penonjolan peritoneal dan seringkali
membentuk massa yang dapat dipalpasi.
3. EPIDEMOLOGI
Tujuh puluh lima persen dari seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal
(lipat paha). Yang lainnya dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut
lainnya. Hernia inguinalis dibagi menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan
hernia inguinalis lateralis. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum
(buah zakar), hernia disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih
sering dari hernia inguinalis medialis dengan perbandingan 2:1, dan diantara itu
ternyata pria lebih sering 7 kali lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin
bertambahnya usia kita, kemungkinan terjadinya hernia semakin besar. Hal ini
dipengaruhi oleh kekuatan otot-otot perut yang sudah mulai melemah. Selain yang
disebutkan di depan orang yang memiliki peluang yang besar menggalami hernia
yaitu orang – orang yang perah mengalami operasi.
4. ETIOLOGI
Hernia terjadi karena dinding otot yang melemah atau membran yang secara normal
menjaga organ tubuh pada tempatnya melemah atau mengendur. Hernia kebanyakkan
diterita oleh orang yang berusia lanjut, karena pada usia lanjut otot – otot mulai
melemah dan mengendur sehingga peluangnya sangat besar untuk terjadi hernia.
1.Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat
kemudian dalam hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna
b. Hernia congenital tidak sempurna
4. Aquisial adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan
tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya,
antaralain :
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi.
Banyak dialami oleh pasien yang sering mengejan yang baik saat BAB
maupun BAK.
b. Konstitusi tubuh.
Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya yang
sedikit.Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena
banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja j
aringan ikat penyokong pada LMR.
c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan
intraabdominal.
e. Sikatrik.
f. Penyakit yang melemahkan dinding perut.
g. Merokok
h. Diabetes mellituS
i. Mengangkat barang yang terlalu berat
j. Batuk
Hal – hal diatas merupakan beberapa contoh penyebab terjadinya hernia yang
perlu diwaspadai.
5. KLASIFIKASI
Secara umum hernia terbagi atas dua jenis , yaitu :
1. Hernia Internal
Hernia yang terjadi di dalam tubuh penderita sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata. Contohnya hernia diaphragmatica.
2. Hernia Eksternal
Hernia yang dapat dilihat oleh mata dikarenakan benjolan hernia menembus
keluar sehingga dapat dilihat oleh mata.
Hernia hiatus juga ditandai dengan gejala nyeri dada, sulit menelan (disfagia),
dan heartburn. Segera periksakan diri ke dokter, terutama jika mengalami gejala rasa
nyeri hebat dan muncul secara tiba-tiba, muntah, sulit buang air besar, serta benjolan
mengeras, sakit ketika disentuh, dan sulit didorong masuk.
7. DIAGNOSA
PEMERIKSAAN FISIK
* Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring.
Hernia inguinal
- Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral
ke medial, tonjolan
berbentuk lonjong.
* Palpasi
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien
disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat
diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.
Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan maka
dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.
Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis)
ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti
hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis.
Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada
funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut
sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba
usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi
pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan
kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau
samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. lipat paha
dibawah ligamentum inguina dan lateral tuberkulum pubikum.
Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum inguinal
Hernia inkarserata : nyeri tekan.
* Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang
mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).
- Colok dubur
Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship – romberg (hernia
obtutaratoria).
- Tanda – tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat,
tekanan darah meningkat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Hasil laboratorium
2. Pemeriksaan radiologis
Terapi obat. Untuk pasien hernia hiatus, dokter akan meresepkan obat untuk
menurunkan asam lambung guna meredakan gejala dan rasa tidak nyaman.
Beberapa jenis obat yang mungkin diberikan, yaitu antasida, antagonis
reseptor H-2, dan penghambat pompa proton (PPI).
Operasi. Tindakan operasi merupakan langkah utama yang dilakukan dokter
dalam menangani hernia. Ada dua metode operasi yang dapat dilakukan,
yaitu:
o Operasi terbuka, terdiri atas beberapa pilihan tindakan yang mungkin
dilakukan dokter selama operasi turun berok. Di antaranya adalah:
Herniotomi. Dokter akan membuat sayatan pada dinding
perut, kemudian mendorong hernia agar masuk kembali ke
dalam rongga perut dan membuang kantung hernia.
9. DIAGNOSA BANDING
Keganasan : Limfoma
Retroperitoneal Sarcoma
Tumor Testis
Penyakit Testis Primer : Varicocele
Epididimitis
Torsio testis
Hidrokel
Aeneurisma artery femoralis
Nodus Limatikus
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya
sering menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan
operasi. Hernia adalah pembukaan atau kelemahan dalam struktur otot dinding perut.
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek
atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeuretik dinding perut. Hal ini lebih
terlihat ketika otot-otot perut dikencangkan, sehingga meningkatkan tekanan dalam
perut.
Penatalaksanaan hernia secara umum adalah yang dapat dilakukan yaitu
tindakan konservatif dan operatif. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Sedangkan penanganan operatif
yang dilakukan adalah herniotomi dan hernioplastik. Namun pada hernia femoralis
hampir memerluksn tindakan operatif kecuali jika ada kelainan local atau umum yang
merupakan kontra indikasi.