Anda di halaman 1dari 23

PAPER BEDAH

HERNIA

Laporan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan mengikuti Kepaniteraan Klinik


Senior di Bagian Ilmu Bedah RSU. Haji Medan

Disusun Oleh:
Herlin Putri Yeni
102118069

Pembimbing:
dr. Muharramsyah Rambe, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Hernia”
yang disusun dalam rangka untuk memenuhi persyaratan mengikuti kepaniteraan
senior di bagian Ilmu Bedah di RSU. Haji Medan.
Terima kasih kepada dokter pembimbing dr. Muharramsyah Rambe,
Sp.B, yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan ilmu kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik serta saran. Semoga dengan adanya makalah ini
dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan semua pihak.

Medan, April 2019

Penulis

Paper Bedah Page i


Hernia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................5
a. Anatomi Hernia................................................................................... 5
b. Definisi Hernia....................................................................................11
c. Epidemiologi Hernia...........................................................................11
d. Etiologi Hernia ...................................................................................11
e. Klasifikasi Hernia................................................................................13
f. Manifestasi Hernia...............................................................................15
g. Diagnosa Hernia..................................................................................15
h. Penatalaksanaan hernia.......................................................................18
i. Diagnosa Banding................................................................................15
j. Penatalaksanaan...................................................................................19
BAB III PENUTUP....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................21

Paper Bedah Page ii


Hernia
 
BAB I
PENDAHULUAN
 
Latar Belakang
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya
sering menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan
operasi. Hernia adalah pembukaan atau kelemahan dalam struktur otot dinding perut.
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek
atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeuretik dinding perut. Hal ini lebih
terlihat ketika otot-otot perut dikencangkan, sehingga meningkatkan tekanan dalam
perut. Setiap kegiatan yang meningkatkan tekanan intra-abdomen dapat
memperburuk  penyakit hernia, misalnya kegiatan tersebut mengangkat, batuk, atau
bahkan berusaha untuk buang air besar. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia
reponibel bila isi hernia dapat keluar-masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengejan,
dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan
nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke
dalam rongga perut disebut hernia irreponibel. Biasanya disebabkan oleh perlekatan
isi kantong pada peritoneum kantong hernia disebut hernia akreta, yang
tidak memberikan keluahan rasa nyeri dan tanda sumbatan usus. Apabila isi hernia
terjepit oleh cincin hernia yang menyebabkan isi kantong terperangkap dan tidak
dapat kembali ke rongga perut dan dapat menyebabkan
gangguan passase usus atau vaskularisasi maka disebut hernia inkarserata atau
strangulata. Hernia inkarserata lebih dikhususkan pada hernia irreponibel yang
disertai gangguan passase usus sedangkan hernia starngulata merupakan hernia
irreponibel yang disertai dengan gangguan vaskularisasi.Berdasarkan terjadinya
hernia dibagi atas hernia bawaan ataukongenital dan hernia didapat atau akuisita.
Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya hernia diafragma, hernia inguinal,
Paper Bedah Page 3
Hernia
hernia umbilikal, hernia femoral. Hernia Femoralis, meskipun hanya meliputi
10 persen seluruh hernia daerah lipat paha ( groin hernia),merupakan suatu keadaan
patologis yang sangat penting karena sekitar 40% penderita penyakit ini datang ke
rumah sakit dalam keadaan emergensi dengan strangulasi atau inkarserasi. Penderita
penyakit ini datang kerumah sakit dalam keadaan emergensi dengan strangulasi atau
inkarserasi. Penderita semacam ini memiliki angka mortalitas yang besar sekitar 20%
bahkan bisa mencapai 60% bila terdapat segmen usus yang mengalami nekrosis.

Penatalaksanaan hernia secara umum adalah yang dapat dilakukan yaitu


tindakan konservatif dan operatif. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Sedangkan penanganan operatif
yang dilakukan adalah herniotomi dan hernioplastik. Namun pada hernia femoralis
hampir memerluksn tindakan operatif kecuali jika ada kelainan local atau umum yang
merupakan kontra indikasi.

Paper Bedah Page 4


Hernia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. ANATOMI 
Secara umum hernia merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding
perut.

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau congenital dan hernia
dapatan atau akuisita. Hernia diberi nama menurut letaknya, umpamanya diafragma,
inguinal, umbilical, femoral. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel
bila isi hernia dapat keluar masuk. Keluar jika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi
ketika tidur atau didorong masuk perut. Bila isi kantong tidak dapat direposisi
kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya
disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini
disebut hernia akreta. Tidak ada keluhan nyeri ataupun tanda sumbatan usus.

Hernia disebut hernia inkarserata atau strangulate bila isinya terjepit oleh cincin
hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga
perut. Akibatnya, sering terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis
hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan
pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata.

Hernia eksternal merupakan protrusi abnormal organ intra-abdominal melewati


defek fascia pada dinding abdominal. Hernia yang sering terjadi adalah inguinal,
femoral, umbilical, dan paraumbilikal. Hernia inguinalis merupakan protrusi viscus
(organ) dari kavum peritoneal ke dalam canalis inguinalis. Semua hernia terjadi

Paper Bedah Page 5


Hernia
melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang
dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan.

Tujuh puluh lima persen dari seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal
(lipat paha). Yang lainnya dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut
lainnya. Hernia inguinalis dibagi menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan
hernia inguinalis lateralis. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum
(buah zakar), hernia disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih
sering dari hernia inguinalis medialis dengan perbandingan 2:1, dan diantara itu
ternyata pria lebih sering 7 kali lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin
bertambahnya usia kita, kemungkinan terjadinya hernia semakin besar. Hal ini
dipengaruhi oleh kekuatan otot-otot perut yang sudah mulai melemah.

Hernia yang timbul di atas lipatan abdominokrural adalah hernia inguinalis


dan yang timbul di bawah lipatan adalah hernia femoralis. Kanalis inguinalis
merupakan saluran oblik yang melewati bagian bawah dinding abdomen anterior.
Saluran ini memungkinkan struktur-struktur yang melewati menuju ke dan dari testis

Paper Bedah Page 6


Hernia
ke abdomen pada pria. Pada wanita, saluran ini dilewati oleh ligamen rotundum uteri,
dari uterus ke labium majus. Selain itu, saluran ini dilewati nervus Ilioinguinalis pada
kedua jenis kelamin.

Panjang kanalis inguinalis pada dewasa adalah sekitar 4 cm, terbentuk dari annulus
inguinalis profundus/interna sampai annulus inguinali superfisialis/eksterna. Kanalis
inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamen inguinalis. Pada neonatus, annulus
inguinalis interna terletak hampir tepat posterior terhadap annulus inguinalis eksterna
sehingga kanalis inguinalis pada usia ini sangat pendek. Kemudian, annulus interna
bergerak ke arah lateral akibat pertumbuhan.

Annulus inguinalis interna adalah suatu lubang berbentuk oval pada fascia


transversalis, terletak sekitar 3 cm di atas ligamentum inguinalis, pertengahan antara
SIAS dan symphisis pubis. Di sebelah medial annulus interna terdapat av. epigastrika
inferior. Pinggir annulus merupakan origo fascia spermatica interna pada pria atau
pembungkus bagian dalam ligamen rotundum rotundum uteri pada wanita.
Annulus inguinalis externa merupakan defek berbentuk segitiga (Hesselbach’s
triangle) pada aponeurosis m. obliquus externus abdominis dan dasarnya dibentuk
oleh crista pubica. Pinggir annulus merupakan origo fascia spermatica externa. Batas
lateral adalah arteri epigastrika inferior, batas medial adalah m. rectus
abdominis bagian lateral, dan batas inferior adalah ligamen inguinalis.
Kanalis inguinalis dibentuk atas dinding anterior, posterior, superior, dan
inferior. Dinding anterior dibentuk oleh aponeurosis m. obliquus eksternus
abdominis yang diperkuat pada 1/3 lateral oleh serabut-serabut m. obliquus internus
abdominis. Seluruh panjang dinding posterior kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia
transversalis yang diperkuat cojoint tendon di 1/3 medial. Cojoint tendon adalah
gabungan tendon insersi m. obliquus internus abdominis dan m. transversus
abdominis yang melekat pada crista pubica dan linea pectinea. Dasar atau dinding

Paper Bedah Page 7


Hernia
inferior kanalis inguinalis dibentuk oleh ligamentum inguinalis, sedangkan atapnya
dibentuk oleh m. obliquus internus abdominis dan m.transversus abdominis.

Gambar 1. Hesselbach’s triangle

Hernia inguinalis dapat langsung (direk) dan dapat pula tidak langsung
(indirek). Kantong dari hernia inguinalis indirek berjalan melalui anulus inguinalis
profunda, lateral terhadap pembuluh epigastrika inferior, dan akhirnya kearah
skrotum. Kantong dari hernia inguinalis direk menonjol secara langsung melalui
dasar kanalis inguinalis, medial terhadap pembuluh epigastrika inferior, dan jarang
turun kearah skrotum. Hernia femoralis hampir selalu terlihat  sebagai massa yang
irredusibel, meskipun kantongnya makin kososng, karena lemak dam kelenjar limfe
dari kanalis femoralis melingkari kantong. Kelenjar limfe tunggal yang membesar
dapat meniru hernia femoralis dengan sangat cepat.

Kantong hernia indirek sebenarnya adalah suatu proses vaginalis yang


berdilatasi secara persisten. Hernia ini berjalan melalui anulus inguinalis profunda
dan mengikuti selubungnya ke skrotum. Pada anulus profunda, kantong mengisi sisi
anterolateral dari korda. Lemak properitoneal sering kali berkaitan dengan kantong
indirek dan dikenal sebagai lipoma dari korda, meskipun lemak tersebut bukan tumor.

Paper Bedah Page 8


Hernia
Organ-organ retroperitoneal seperti misalnya kolon sigmoid, sekum dan ureter dapat
tergelincir ke dalam kantong indirek. Dalam kantong itu, organ-organ tersebut
menjadi bagian dari dinding kantong dan rentan terhadap cedera selama perbaikan.

Kantong hernia inguinalis direk berasal dari dasar kanalis inguinalis, yaitu
segitiga Hesselbach; menonjol secara langsung dan kantong hernia ini tidak
mengandung aponeurosis otot obliqus eksternus. Hanya pada keadaan yang jarang,
hernia ini sedemikian besarnya sehingga mendesak keluar melalui anulus superfisialis
dan turun ke dalam skrotum. Kandung kemih sering menjadi komponen kosong dari
kantong hernia direk.

Kantong hernia femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu defek
pada sisi medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis berisi satu atau
dua kelenjar limfe, yang tersebar disebut dengan Cloquet. Nodus-nodus ini didesak
keluar dari kanalis femoralis oleh suatu penonjolan peritoneal dan seringkali
membentuk massa yang dapat dipalpasi.

                                    Gambar 2. Canalis Inguinalis


 

Paper Bedah Page 9


Hernia
Tadi sudah disebutkan secara definisi Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi
suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Berasal dari bahasa latin herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan
ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu
membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di
daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus. Pada hernia abdomen,
isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik
dinding perut.

Hernia terdiri atas :


1. cincin
2. kantong
3. isi hernia

Gambar 3. Kantung Hernia

Paper Bedah Page 10


Hernia
2. DEFINISI 
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding
perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Hernia adalah tonjolan
(protusion) dari organ intra peritoneal keluar dari rongga perut melalui lubang (defek)
dan masih diliputi peritoneum. Hernia diberi nama menurut letaknya, misalnya
diafragma, inguinal, umbilikal, femoral.

3. EPIDEMOLOGI
Tujuh puluh lima persen dari seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal
(lipat paha). Yang lainnya dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah perut
lainnya. Hernia inguinalis dibagi menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan
hernia inguinalis lateralis. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai skrotum
(buah zakar), hernia disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis lateralis terjadi lebih
sering dari hernia inguinalis medialis dengan perbandingan 2:1, dan diantara itu
ternyata pria lebih sering 7 kali lipat terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin
bertambahnya usia kita, kemungkinan terjadinya hernia semakin besar. Hal ini
dipengaruhi oleh kekuatan otot-otot perut yang sudah mulai melemah. Selain yang
disebutkan di depan orang yang memiliki peluang yang besar menggalami hernia
yaitu orang – orang yang perah mengalami operasi.

4. ETIOLOGI

Hernia terjadi karena dinding otot yang melemah atau membran yang secara normal
menjaga organ tubuh pada tempatnya melemah atau mengendur. Hernia kebanyakkan
diterita oleh orang yang berusia lanjut, karena pada usia lanjut otot – otot mulai
melemah dan mengendur sehingga peluangnya sangat besar untuk terjadi hernia.

Paper Bedah Page 11


Hernia
Pada wanita sebagian besar hernia diakibatkan karena obesitas ( berat badan yang
berlebih ). Hal lain yang dapat mengakibatkan hernia antara lain :

1.Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat
kemudian dalam hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna
b. Hernia congenital tidak sempurna
4. Aquisial adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan
tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya,
antaralain :
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi.
Banyak dialami oleh pasien yang sering mengejan yang baik saat BAB
maupun BAK.
b. Konstitusi tubuh.
Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya yang
sedikit.Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena
banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja j
aringan ikat penyokong pada LMR.
c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan
intraabdominal.
e. Sikatrik.
f. Penyakit yang melemahkan dinding perut.
g. Merokok
h. Diabetes mellituS
i. Mengangkat barang yang terlalu berat
j. Batuk

Paper Bedah Page 12


Hernia
k. Penyakit kronik paru – paru
l. Gangguan metabolisme pada jaringan ikat
m. Asites (penumpukan cairan abnormal di dalam rongga perut)

Hal – hal diatas merupakan beberapa contoh penyebab terjadinya hernia yang
perlu diwaspadai.

5. KLASIFIKASI
Secara umum hernia terbagi atas dua jenis , yaitu :
1. Hernia Internal
Hernia yang terjadi di dalam tubuh penderita sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata. Contohnya hernia diaphragmatica.
2. Hernia Eksternal
Hernia yang dapat dilihat oleh mata dikarenakan benjolan hernia menembus
keluar sehingga dapat dilihat oleh mata.

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :


1. Hernia bawaan (kongenital)
2. Hernia kongenital sempurna
Karena adanya defek pada tempat-tempat tertentu.
3. Hernia kongenital tak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tetapi ia mempunyai defek
pada tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan setelah lahir akan
terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intra
abdominal.
4. Hernia yang didapat (akuisita)

Paper Bedah Page 13


Hernia
Berdasarkan letaknya, hernia dibagi menjadi :
1. Hernia diafragma yaitu menonjolnya organ perut kedalam rongga dada
melalui lubang pada diafragma (sekat yang membatasi rongga dada dan rongga
perut).
2. Hernia inguinal
3. Hernia umbilical yaitu benjolan yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar)
4. Hernia femoral yaitu benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.

Menurut sifatnya, hernia dapat disebut :


1. Hernia reponibel; bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak
ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2. Hernia ireponibel; bila isi kantong hernia tidak dapat direposisi kembali ke
dalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada
peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta. Tidak ada keluhan
rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
3. Hernia inkarserata : bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong
terperangkap dan tidak dapat kembali kedalam rongga perut. Akibatnya  terjadi
gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata lebih
dimaksudkan untuk hernia iireponibel.
4. Hernia Strangulata : jika bagian usus yang mengalami hernia terpuntiratau
membengkak, sehingga dapat mengganggu aliran darah normal dan pergerkan
otot serta mungkin dapat menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan
jaringan.

Paper Bedah Page 14


Hernia
6. MANIFESTASI KLINIS

Gejala hernia bervariasi, tergantung lokasi dan tingkat keparahan. Hernia di


perut atau selangkangan ditandai dengan munculnya benjolan atau tonjolan yang
dapat hilang ketika berbaring. Namun, benjolan dapat muncul kembali ketika
penderita tertawa, batuk, atau mengejan. Gejala hernia lainnya adalah:

 Nyeri di area benjolan, terutama ketika mengangkat atau membawa benda


berat.
 Rasa berat dan tidak nyaman di perut, terutama ketika membungkuk.
 Konstipasi.
 Ukuran benjolan semakin membesar seiring waktu.

Hernia hiatus juga ditandai dengan gejala nyeri dada, sulit menelan (disfagia),
dan heartburn. Segera periksakan diri ke dokter, terutama jika mengalami gejala rasa
nyeri hebat dan muncul secara tiba-tiba, muntah, sulit buang air besar, serta benjolan
mengeras, sakit ketika disentuh, dan sulit didorong masuk.

7. DIAGNOSA
PEMERIKSAAN FISIK
* Inspeksi

Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring.
Hernia inguinal
- Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral
ke medial, tonjolan
berbentuk lonjong.

Paper Bedah Page 15


Hernia
- Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan
tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.
Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.
Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.
Hernia perineum : benjolan di perineum.

* Palpasi

 Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien
disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat
diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.
 Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan maka
dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.
 Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis)
ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti
hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis.
 Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada
funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut
sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba
usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi
pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan
kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau
samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. lipat paha
dibawah ligamentum inguina dan lateral tuberkulum pubikum.
 Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum inguinal
 Hernia inkarserata : nyeri tekan.

Paper Bedah Page 16


Hernia
* Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan
hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.

* Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang
mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).

- Colok dubur
Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship – romberg (hernia
obtutaratoria).
- Tanda – tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat,
tekanan darah meningkat.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.Hasil laboratorium

 Leukosit > 10.000 – 18.000 / mm3


 Serum elektrolit meningkat

2. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam posisi


supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas dan
spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk
membedakan hernia incarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab
lain dari suatu massa yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan
nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia
inguinalis. CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari
adanya hernia obturator.

Paper Bedah Page 17


Hernia
8. PENATALAKSANAAN

Sebelum menentukan langkah pengobatan, ada sejumlah faktor pertimbangan


yang dapat memengaruhi keputusan dokter dalam menentukan prosedur operasi,
yaitu:

 Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.


 Gejala yang muncul dan dampaknya terhadap kehidupan pasien. Dokter akan
merekomendasikan tindakan operasi jika gejala yang dirasakan semakin
memburuk atau telah mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
 Jenis dan lokasi hernia.
 Isi hernia. Misalnya otot atau sebagian usus yang menyebabkan obstruksi usus
atau terganggunya sirkulasi darah ke organ

Berdasarkan pertimbangan tersebut, ada beberapa metode pengobatan yang dapat


dilakukan dokter, yaitu:

 Terapi obat. Untuk pasien hernia hiatus, dokter akan meresepkan obat untuk
menurunkan asam lambung guna meredakan gejala dan rasa tidak nyaman.
Beberapa jenis obat yang mungkin diberikan, yaitu antasida, antagonis
reseptor H-2, dan penghambat pompa proton (PPI).
 Operasi. Tindakan operasi merupakan langkah utama yang dilakukan dokter
dalam menangani hernia. Ada dua metode operasi yang dapat dilakukan,
yaitu:
o Operasi terbuka, terdiri atas beberapa pilihan tindakan yang mungkin
dilakukan dokter selama operasi turun berok. Di antaranya adalah:
 Herniotomi. Dokter akan membuat sayatan pada dinding
perut, kemudian mendorong hernia agar masuk kembali ke
dalam rongga perut dan membuang kantung hernia.

Paper Bedah Page 18


Hernia
 Herniorafi. Hampir serupa dengan herniotomi, namun dokter
akan menjahit area keluarnya hernia untuk memperkuat
dinding perut.
 Hernioplasti. Tindakan ini dilakukan ketika lubang tempat
keluarnya hernia cukup besar. Dokter akan menggunakan
jaring sintetis (mesh) untuk menutup dan memperkuat lubang
tersebut, sehingga hernia tidak kambuh kembali.
o Laparoskopi (operasi lubang kunci), yaitu prosedur penanganan
hernia yang dilakukan dengan membuat sayatan kecil di dinding
perut. Dokter bedah akan menggunakan laparoskop dan alat penunjang
operasi lain dalam prosedur ini. Laparoskop adalah alat berbentuk
tabung tipis dan dilengkapi dengan kamera dan cahaya di bagian
ujungnya.

Meskipun demikian, ada jenis hernia yang tidak membutuhkan tindakan


operasi, yaitu hernia umbilikus yang biasanya dapat sembuh sendiri dan hernia hiatus
yang terkadang dapat ditangani dengan obat-obatan.

9. DIAGNOSA BANDING
Keganasan : Limfoma
Retroperitoneal Sarcoma
Tumor Testis
Penyakit Testis Primer : Varicocele
Epididimitis
Torsio testis
Hidrokel
Aeneurisma artery femoralis
Nodus Limatikus

Paper Bedah Page 19


Hernia
BAB III
PENUTUP

Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya
sering menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan
operasi. Hernia adalah pembukaan atau kelemahan dalam struktur otot dinding perut.
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek
atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeuretik dinding perut. Hal ini lebih
terlihat ketika otot-otot perut dikencangkan, sehingga meningkatkan tekanan dalam
perut.
Penatalaksanaan hernia secara umum adalah yang dapat dilakukan yaitu
tindakan konservatif dan operatif. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Sedangkan penanganan operatif
yang dilakukan adalah herniotomi dan hernioplastik. Namun pada hernia femoralis
hampir memerluksn tindakan operatif kecuali jika ada kelainan local atau umum yang
merupakan kontra indikasi.

Paper Bedah Page 20


Hernia
DAFTA PUSTAKA

1. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan.


2000. KapitaSelekta Kedokteran. Edisi III, Jilid II.Jakarta: Penerbit
MediaAesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 313-317
2. Brittenden J, Heys SD, Eremin O.1991. Femoral hernia: mortlity
and morbidityfollowing elective and emergency surgery. J R Coll Surg Edinb.
36:86-88.
3. Chamary VL. 1993. Femoral hernia: Intestinal obstruction is an
unrecognizedsource of morbidity and mortalty. Br j Surg. 8:230-232.
4. Grace PA, Borley NR. At a glance: ilmu bedah. Ed. III. Jakarta: Erlangga.
2002. h118-119.
5. Hachisuca, takehiro. 2003.  Femoral  Hernia Repair. Surg Clin N Am
83(2003) 11891205.http://medicina.iztacala.unam.mx/medicina/Femoral
%20hernia%20repair.pdf 
6.  Henry, MM, Thompson JN. 2005. Principle of Surgery 2nd edition.
Elsevier Sounders. page: 431 – 445
7. Lesmana, Tommy. 2008. Buku Bedah. Surabaya: Fakultas
KedokteranUniversitas Airlangga
8. Mansyah. 2010. Hernia Femoralis.http://ml.scribd.com/doc/23700291/Hernia-
Femoralis//
9. McVay CB, Savage LE. 1961. Etiology of femoral hernia.  Ann Surg. 154:25-
32.
10. Nicholson S, Keane TE, Devlin HB. 1990. Femoral hernia: an avoidable
sourceof surgi calmortalty.  Br j Surg.77:307-308. 
11. Sabiston. Buku ajar bedah (Essentials of surgery). Bagian 2, cetakan I :
Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC. 1994.
12. Schwartz, Shires, Spencer. 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi
6.Jakarta: EGC. Hal: 509 – 517

Paper Bedah Page 21


Hernia
13. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong,
2011, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2,Jakarta: EGC. Hal: 523-537
14. Sjamsuhidajat 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta : ECG. Hal629-
631
15. Syarifuddin.2013. Hernia Femoralis Lateralis.http://ml.scribd.com/pdf/1454
73198/Hernia-Femoralis-lateralis// 
16. Utama,HSY.2013. Jenis Jenis Hernia Dan Penanganannya (Hernia And Tr
eatment).http://herrysetyayudha.wordpress.com/tag/herry-setya-yudha-utama/

Paper Bedah Page 22


Hernia

Anda mungkin juga menyukai