Anda di halaman 1dari 21

e-ISSN : 2540-961

p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

PENGARUH PEMBERIAN RELAKSASI IMAJINASI


TERBIMBING TERHADAP PENURUNANAN
TEKANAN DARAH PADA LANSIA
PENDERITA HIPERTENSI

THE EFFECT OF ADMINISTRATING IMAGINATION


RELAXATION ON THE REDUCTION OF BLOOD
PRESSURE IN ELDERLY
HYPERTENSION PATIENTS

Yossi Fitrina1, Nilla Wiryanti2


1Program Studi Ners, STIKes Yarsi Bukittinggi, Jl Pintu Kabun
email : ossyfit@yahoo.com
2Program Studi Ners, STIKes Yarsi Bukittinggi, Jl Sumpurapak Padang
email : wiryantinilla11@gmail.com

ABSTRAK
Indonesia saat ini menghadapi pergesaran pola penyakit, dari penyakit menular
menjadi penyakit tidak menular (PTM). Peningkatan terjadi akibat gaya hidup tidak
sehat, modernisasi dan globalisasi, yaitu hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah
tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah seseorang berada di atas normal yaitu sistol
120/80 mmHg dan tekanan darah diastoliknya mencapai nilai 80 mmHg atau lebih
tinggi. Lansia adalah sebuah fase yang biasanya akan segera di lekati dengan segenap
kondisi lemah, beruban, dan berpenyakit. Penyakit yang sering di alami oleh lansia
menurut Dept Of Health Houshold Survei On Health yaitu hipertensi dengan
persentase sebesar 15,7% di peringkat pertama. Data Depkes Sumbar menyebutkan 6
Kabupaten yang tertinggi angka hipertensinya sebanyak 4.846909 jiwa. Data 5
Puskesmas didapatkan data tertinggi hipertensi lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Tigo Baleh dan akan melakukan pengobatan tanpa obat dengan teknik relaksasi
imajinasi terbimbing yang belum pernah di lakukan sebelumnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing terhadap
penurunan tekanan darah penderita hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh
Bukittinggi. penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental Design dengan
metode rancangan One Group Pretest Posttest Without Control Sampel pada penelitian
ini adalah 15 responden. Relaksasi imajinasi terbimbing dilakukan 2 kali dalam satu
hari selama 2 minggu, teknik ini dilaksanakan 14 hari berturut-turut. Hasil penelitian
didapatkan nilai p value = 0,002 dengan
Kata Kunci : Hipertensi, Lansia, Relaksasi Imajinasi Terbimbing

ABSTRACT
Indonesia is currenly facing a shift in disease patterns, from infectious diseases to non
communicable diseases (PTM). The increase occurs due to unhealthy lifestyle, which is
spurred by urbanization, one of them is hypertension. Hypertension or high blood
pressure is a condition of a person’s blood pressure is in the normal bag that is sistole
120/80 mmHg and diastolic blood pressure reached 80 mmHg or higher. The elderly is

125
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

a phase that will usually be immediately clothed with all the conditions of weak, gray,
and diseased. The disease is often experienced by the elderly according to Dept Of
Health Houshold On Health Survey that is hypertension with the percentage of 15.7%
in the first rank. Data Ministry of Health of West Sumatra mentioned 6 highest districts
hypertension rate of 4.846909 inhabitants. Data 5 Puskesmas obtained the highest
data of elderly hypertension in Tigo Baleh Puskesmas Working Area and will conduct
treatment without drugs with guided imagination relaxation techniques that have never
been done before. This study aims to determine the influence of guided imagination
Relaxation Technique to decrease blood pressure of hypertensive patients in Tigo
Baleh Puskesmas Working Area Bukittinggi. This research using Pre Experimental
Design method with One Group Pretest Posttest Without Control design method The
sample in this research is 15 respondents. Guided imagination relaxation is done 2
times a day for 2 weeks, the technique is executed 14 days in a row. The results
obtained p value = 0.002 with α = 0.05. It can be interpreted that there is a significant
difference between the decrease in blood pressure before and after the relaxation of
guided imagination. It can be concluded that guided imagination relaxation has an
effect on blood pressure decrease of hypertension patient
Keywords : Hypertension, Elderly, Relaxed Guided Imgination.

PENDAHULUAN tekanan darah diatas normal yang


Indonesia saat ini mengakibatkan angra kesakitan
menghadapi pergeseran pola (morbiditas) dan angka
penyakit, dari penyakit menular kematian/mortalitas. Tekanan
menjadi penyakit tidak menular darah 140/90 mmHg di dasarkan
(PTM). PEningkatan prebalansi pada dua fase dalam setiap denyut
PTM terjadi akibat gaya hidup jantung yaitu fase sistolik 140
tidak sehat, yang dipacu oleh memunjukkan fase darah yang
urbanisasi, modernisasi dan sedang dipompa oleh jantung dan
globalisasi. Bertambahnya usia fase diastolik 90 menunjukkan
harapan hidup sejalan dengan fase darah yang kembali ke
perbaikan sosio ekonomi dan jantung (Triyanto, 2014).
pelayanan keseharan, membawa Hipertensi menjadi silent
konsekuensi peningkatan penyakit killer karena pada sebagian besar
degenerative, salah satu kasus tidak menunjukkan gejala
diantaranya adalah hipertensi ( apapun hingga pada suatu hari
Kemenkes RI, 2003). Hipertensi hipertensi menjadi stroke dan
adalah suatu keadaan dimana serangan jantung yang
seseprang mengalami peningkatan mengakibatkan penderitanya

126
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

meninggal (Helmanu & Ulfa, wujudnya dan hipertensi sering


2014). Hipertensi menjadi masalah menjadi perbincangan bagi banyak
pada lanjut usia karena sering di orang dan di jauhi (Yekti & Ari,
temukan faktor utama penyakit 2011).
koroner. Lebih dari separuh Menjadi tua (MENUA)
kematian di atas usia 60 tahun di adalah suatu keadaan yang terjadi
sebabkan oleh penyakit jantung di dalam kehidupan manusia.
dan serebrovaskuler. Hipertensi Proses menua merupakan proses
pada lanjut usia di bedakan sepanjang hidup yang tidak hanya
menjadi dua macam yaitu di mulai dari suatu waktu tertentu,
hipertensi pada tekanan sistolik tetapi di mulai sejak permulaan
sama atau lebih besar dari 140 kehidupan. Menjadi tua
mmHg dan tekanan diastolik sama merupakan proses alamiah yang
atau lebih 90 mmHg serta berarti seseorang telah melalui
hipertensi sistolik terisolasi tahap-tahap kehidupanya, yaitu
tekanan sistolik lebih besar dari neonatus toddler, pra school,
160 mmHg dan tekanan diastolik school, remaja, dewasa dan lansia.
lebih rendah dari 90 mmHg Tahap berbeda ini di mulai baik
(Nugroho, 2008). secara biologis maupun psikologis
Hipertensi adalah tekanan (Padila, 2013). Menurut organisasi
darah tinggi. orang yang terkena kesehatan dunia (WHO), ada
hipertensi sering identik dengan empat tahapan yaitu : usia
orang yang mudah marah, mudah pertengahan (middleage) 45-59
tersinggung, mudah pusing, mudah tahun, lanjut usia (elderly) 60-74
lelah, dan tidak bisa mandiri atau tahun, lanjut usia tua (old) 75-90
bebas bergerak karena tekanan tahun, dan usia sangat tua
darah tinggi yang dapat (veryold) diatas 90tahun (Padila,
membuatnya lemah. Hal yang 2013).
mengrikan dari hipertensi adalah Seiring pertambahan usia
penyakit ini merupakan pembunuh akan terjadi penurunan elastisitas
terbesar yang sering tidak tampak dari dinding aorta. Pada lansia

127
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

umumnya juga akan terjadi Indonesia menurut Dept Of Health


penurunan ukuran dari organ- Houshold Survey on Health
organ tubuh tetapi tidak pada (Azizah, 2011) yaitu hipertensi
jantung. Jantung pada lansia dengan persentase sebesar 15,7%
umumnya akan membesar. Hal ini di peringkat pertama dan penyakit
nanti nya akan berhubungan muskuloskeletal dengan persentase
kelainan pada sistem sebesar 14,7% di peringkat kedua
kardiovaskuler yang akan dan ditakuti oleh penyakit lainya.
menyebabkan gangguan pada Menurut Triyanto (2014), bahwa
tekanan darah seperti hipertensi hipertensi adalah suatu keadaan
(Padila, 2013). Dari data dimana seseorang mengalami
WHO (Health peningkatan tekanan darah di atas
Organization) pada tahun 2013 normal yang mengakibatkan
menunjukkan bahwa terdapat 9,4 seseorang mengalami kesakitan
juta orang dari 1 milyar penduduk (morbiditas) dan angka
di dunia yang meninggal akibat kematian/mortalitas. Memasuki
gangguan sistem kardivaskuler. usia tua banyak
Prevalensi hipertensi di Negara mengalami kemunduran misalnya
maju sebesar 35% dan di Negara kemunduran fisik yang di tandai
berkembang sebesar 40% dari dengan kulit menjadi keriput
populasi dewasa. Pada tahun 2025 karena berkurangnya bantalan
diperkirakan kasus hipetensi lemak, rambut memutih,
terutama di Negara berkembang pendengaran berkurang,
akan mengalami peningkatan 80% penglihatan memburuk, gigi mulai
dari 639 juta kasus di tahun 2000, ompong, aktivitas menjadi lambat,
yaitu menjadi 1.15 milyar kasus. nafsu makan berkurang dan
Prediksi ini didasrkan pada angka kondisi tubuh yang lain juga
penderita hipertensi dan mengalami kemunduran (Padila,
bertambhanya penduduk saat ini. 2013).
Penyakit yang paling Berdasarkan data riset
sering di alami oleh lansia di kesehatan dasar (Riskesdas) tahun

128
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

2013. Lansia merupakan bagian Guguak Panjang 1155 orang,


dari anggota keluarga dan anggota Puskesmas Mandiangin 1350
masyarakat yang semakin orang, Puskesmas Gulai Bancah
bertambah jumlahnya sejalan 387 orang. Dari data kelima
dengan peningkatan usia harapan Puskesmas tersebut penderita
hidup. Jumlah lansia meningkat di hipertensi tertinggi di dapatkan
seluruh Indonesia menjadi 15,1 pada wilayah kerja Puskesmas
juta jiwa pada tahun 2000 atau Tigo Baleh dengan jumlah pasien
7,2% dari seluruh penduduk hipertensi pada lansia sebanyak
dengan usia harapan hidup 64,05 1690 orang kunjungan.
tahun. Tahun 2006 usia harapan Pentingnya kajian
hidup meningkat menjadi 66,2 mengenai hipertensi, maka peneliti
tahun dan jumlah lansia menjadi tertarik untuk melakukan
19 juta orang, dan di perkirakan penelitian tentang “Perbedaan
pada tahun 2020 akan menjadi 29 tekanan darah sebelum dan
juta orang atau 11,4%. Hal ini sesudah pemberian teknik
menunjukkan bahwa jumlah lansia relaksasi imajinasi terbimbing
meningkat secara konsisten dari pada lansia yang hipertensi di
waktu ke waktu. wilayah kerja Puskesmas Tigo
Data Depkes Sumbar Baleh Kota Bukittinggi Tahun
(2013) menyebutkan 6 Kabupaten 2017” Berdasarkan bukti
atau kota yang tertinggi angka penelitian yang terkait sebelumnya
penyakit hipertensinya sebanyak oleh (Fuad, dalam Sri Sumartini,
4.846.909 jiwa. Berdasarkan data dkk 2014) menyatakan bahwa
survei awal di 5 Puskesmas (lima) dengan hasil uji dengan uji beda
yang ada di Kota Bukittinggi di Wilxocon Signed Rank Test
dapatkan jumlah pasien penderita diperoleh p-value= 0,08 dengan α
hipertensi dengan kesimpulan = 0,05 (p-value < a) sehingga
sebagai berikut, Puskesmas Tigo hipotesis nol di tolak yang berarti
Baleh 1690 orang, Puskesmas ada perbedaan tekanan darah
Nilam Sari 1152 orang, Puskesmas sebelum dan sesudah pemberian

129
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

teknik relaksasi imajinasi tekanan darah pada penderita


terbimbing pada lansia yang hipertensi secara non
menderita hipertensi di Wilayah farmakologis.
Kerja UPTD Puskesmas Kertajati
Kabupaten Majalengka Tahun Salah satu teknik yang
2014. dapat di gunakan adalah teknik
Penyakit hipertensi pada relaksasi imajinasi terbimbing
lansia memerlukan penanganan (Guided Imaginary). Dengan
tanpa menimbulkan efek samping menggunakan teknik ini yang
yang bertujuan untuk mencegah merupakan suatu teknik untuk
terjadinya morbiditas dan mengkaji kekuatan pikiran saat
mortalitas serta mempertahankan sadar maupun tidak sadar untuk
tekanan darah normal (Muttaqin, dapat menciptakan bayangan
2008). Hal tersebut di perkuat oleh gambar yang membawa
Smeltzer dan bare dalam ketenangan dan keheningan dapat
(Carpetino, 2009) bahwa tujuan di gunakan sebagai sarana
penanganan pasien dengan penyembuh dalam memulihkan
hipertensi adalah menurunkan kesehatan organ-organ yang
tekanan darah mendekati normal mengalami penyakit dengan
dan salah satu tindakan membayangkan organ tersebut
pengelolaan hipertensi adalah dalam kondisi sehat, yang di
menggunakan non farmakologis lakukan sebanyak 3 kali perlakuan
yaitu menciptakan keadaan rileks dengan waktu antara 5-15 menit
dengan berbagai cara yang dapat perlakuan dengan jeda waktu
mengontrol sistem saraf yang antara perlakuan pertama, kedua
akhirnya mampu menurunkan dan ketiga yaitu 1 hari.
tekanan darah. Penelitan terkait Berdasarkan bukti terkait
dengan hipertensi ini pernah di lainya oleh (Rahayu, 2010, dalam
lakukan Etri Yanti, Ratna Indah Maria dkk 2015). Bahwa ada
SD tentang pengaruh pemberian pengaruh terapi imajinasi
perasan labu siam terhadap terbimbing terhadap perubahan

130
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

tekanan darah pada lansia yang sehingga denyutnya menjadi lebih


menderita hipertensi dari hasil efektif dan darah pun menurun
yang di dapatkan dari terapi (Dwi, 2013). Berdasarkan bukti
imajinasi terbimbing mampu terkait lainya oleh (Aprilina, dkk,
menurunkan tekanan darah systol 2011) bahwa penurunan tekanan
dengan rerata penurunan 12,5 darah pada hipertensi dapat
mmHg dan rerata penrunan menggunakan penatalaksanaan
tekanan darah diastol 7,1 mmHg. dengan penerapan
di Rs. Baptis Kediri, tekanan darah nonfarmakologi, salah satunya
penderita hipertensi saat dengan teknik relaksasi. Yang di
melakukan Guided Imagery dapatkan hasil menunjukkan
menghasilkan hormon endorphin. tedapat perbedaan yang signifikan
Endorphin adalah neurohormon dengan pemberian teknik relaksasi
yang berhubungan dengan imajinasi terbimbing.
sensasi yang menyenangkan. Dengan uji normalitas yang
Endorphin akan meningkat menunjukkan p value < 0,05 maka
didalam darah saat seseorang data berdistribusi tidak normal.
mampu dalam keadaan relaks atau Sehingga uji selanjutnya
tenang sehingga dapat menggunakan uji Wilxocon Signed
menurunkan tekanan darah, Rank Test, baik pada tekanan
pernafasan dan denyut jantung. darah sistolik maupun diastolik
Respon relaksasi tersebut sebelum dan sesudah intervensi
bekerja lebih dominan pada sistem menunjukkan nilai p= 0,000 yang
saraf parasimpatik, sehingga berarti lebih kecil dibandingkan
mengendorkan saraf yang tegang. taraf signifikan 5% atau 0,05
Saraf parasimpatik berfungsi kesimpulan yang di ambil adalah
mengendalikan denyut jantung ada perbedaan tekanan darah
untuk membuat tubuh relaks sebelum dan sesudah pemberian
ketika respon relaksasi dirasakan teknik relaksasi imajinasi
oleh tubuh dan ia akan terbimbing pada pasien hipertensi
memperlambat detak jantung

131
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

di wilayah Puskesmas Krobokan diastol 104,83 mmHg. sesudah di


Semarang. berikan terapi imajinasi terbimbing
Teknik imajinasi menunjukkan rata-rata tekanan
terbimbing merupakan teknik yang darah sistol 158,62 mmHg dan
membantu mencapai relaksasi rata-rata tekanan darah diastol
terdalam yaitu menciptakan rileks 97,24 mmHg. Terapi imajinasi
dengan berbagai cara yang dapat terbimbing mampu memberikan
mengontrol sistem saraf yang cara penurunan tekanan darah dan
akhirnya mampu menurunkan sebagai cara alternatif selain terapi
tekanan darah dewasa ini medis atau farmakologis dalam
ketenangan pikiran untuk menjaga penurunan tekanan darah pada
tekanan darah agar tetap normal pasien hipertensi.
sudah terbukti sangat efektif Secara umun penelitian ini
(knight 2001, dalam Aprilina dkk, adalah untuk mengetahui pengaruh
2011). Berdasarkan bukti perbedaan tekanan darah dengan
penelitian terkait lainya oleh menggunakan teknik relaksasi
(Oktiawati, 2008, dalam Wiwi imajinasi terbimbing pada lansia
Susanti, dkk, 2013). bahwa ada yang menderita hipertensi di
pengaruh terapi imajinasi wilayah kerja Puskesmas Tigo
terbimbing terhadap perubahan Baleh.
penurunan tekanan darah pada BAHAN DAN METODE
pasien hipertensi di kelurahan Desain (Rancangan)
karangsari kabupaten kendal. penelitian ini dengan Pre
Eksperiment design dengan
Dengan hasil penelitian metode rancangan One Group
menunjukkan tekanan darah pada Pretest Posttest Without
pasien penderita hipertensi Control.Penelitian dilaksanakan di
sebelum diberikan terapi imajinasi Puskesmas Tigo Baleh Bukittinggi
terbimbing menunjukkan rata-rata dari Januari sampai Maret 2017.
tekanan darah sistole 165,86 Dengan jumlah sampel sebanyak
mmHg dan rata-rata tekanan darah 15 orang responden dengan

132
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

kriterian inklusi: penderita HASIL


hipertensi Usia pertengahan 40-65 Tabel 5.1
tahun; Para penderita hipertensi Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Riwayat Keluarga
berjenis kelamin perempuan; Pada Pasien Hipertensi Di
Penderita beragama islam; Wilayah Kerja Puskesmas Tigo
Baleh Bukittinggi Tahun 2017
Penderita hipertensi yang tidak (n = 15)
mengonsumsi obat farmakologi; Riwayat Keluarga
F %
Penderita dengan pola makan Ada Riwayat 9 60
yang baik (tidak mengkonsumsi Tidak Ada Riwayat 6 40

garam secara berlebihan; Penderita Total 15 100

bukan perokok berat (merokok


dengan menghabiskan > 20 batang Distribusi frekuensi responden

rokok perhari); Bersedia menjadi dengan riwayat keluarga penderita

responden dan menjalani terapi hipertensi dari umur 40-65 tahun

relaksasi imajinasi terbimbing terbanyak dari 15 responden yaitu

tersebut selama 2 Minggu; Tidak pada penderita yang memiliki

mengalami gangguan riwayat keluarga penderita

pendengaran; Penderita hipertensi hipertensi dengan jumlah

yang memiliki tekanan darah responden sebanyak 9 orang

(140/90 mmHg – 180-110 mmHg). (60%).

Instrumen penelitian adalah Tabel 5.2


Distribusi Frekuensi Responden
Spygmomanometer dan lembar Berdasarkan Kelebihan Garam
observasi, dan analisis secara Pada Pasien Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tigo
univariat dan Bivariat Baleh Bukittinggi Tahun 2017
menggunakan paired sampel T-test (n = 15)
Kelebihan Garam
F %
Ada 10 66.7
Tidak Ada 5 33.3
Total 15 100

133
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Distribusi frekuensi responden Tabel 5.4


Distribusi Frekuensi Responden
dengan kelebihan garam penderita
Berdasarkan Berolahraga Pada
hipertensi dari umur 40-65 tahun Pasien Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tigo Baleh
terbanyak dari 15 responden yaitu
Bukittinggi Tahun 2017
pada penderita dengan kelebihan (n = 15)
garam dengan jumlah responden
Berolahraga
sebanyak 10 orang (66,7%). F %
Ada 10 66.7
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Tidak Ada 5 33.3
Berdasarkan Tekanan Darah Total 15 100
Pada Pasien Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tigo
Baleh Bukittinggi Tahun 2017 Distribusi frekuensi
(n = 15)
responden dengan penderita
Tekanan Darah hipertensi dari umur 40-65 tahun
F %
Ringan 5 33.3
yang memiliki kebiasaan
Sedang 8 53.3
berolahraga terbanyak dari 15
Berat 2 13.3
responden yaitu dengan jumlah
Total 15 100
responden sebanyak 10 orang
(66,7%).
Distribusi frekuensi
Tabel 5.5
responden berdasarkan tekanan Distribusi Frekuensi Responden
darah kelompok intervensi dari Berdasarkan Pekerjaan Pada
Pasien Hipertensi Di Wilayah
umur 40-65 tahun terbanyak dari Kerja Puskesmas Tigo Baleh
15 responden yaitu pada penderita Bukittinggi Tahun 2017
(n = 15)
hipertensi sedang sebanyak 8
Pekerjaan
orang (53,3%). F %
PNS 2 13.3
Wiraswasta 3 20.0
IRT 10 66.7
Total 15 100

Distribusi frekuensi responden


berdasarkan pekerjaan kelompok

134
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

intervensi dari umur 40-65 tahun tangga sebanyak 10 orang


terbanyak dari 15 responden yaitu (66,7%).
yang berprofesi sebagai ibu rumah
Tabel 5.6 Distribusi Tekanan Darah Sebelum Teknik
Relaksasi Imajinasi Terbimbing di Wilayah Kerja Puskesmas
Tigo Baleh Bukittinggi Tahun 2017
Karak Min-
teristik N Mean SD Mak CI 95%

Sebelum 15 Sistol Sistol 1-3 9,385-


162,0 10,823 13,282
Diastol Diastol
93,3 12,910

Penurunan tekanan darah sebelum Teknik Relaksasi Imajinasi


Terbimbing dengan nilai mean sistol 162,0 dan nilai mean diastol 93,3 dimana
nilai kategori minimal 1 dan nilai kategori maksimal 3. Dari hasil 95%
confidence interval dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata penurunan tekanan
darah sebelum Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing berada diantara 9,385
sampai 13,282

Tabel 5.7 Distribusi Tekanan Darah Sesudah Teknik Relaksasi Imajinasi


Terbimbing di ilaWyah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Bukittinggi Tahun 2017
Karak teristik N Mean SD Min- Mak CI 95%

Sesudah 15 Sistol Sistol 1-3 66,184-


150,7 10,328 80,483
Diastol Diastol
72,7 10,328

Penurunan tekanan darah sesudah Teknik Relaksasi Imajinasi


Terbimbing dengan nilai mean sistol 150,7 dan nilai mean diastol 72,7 dimana
nilai kategori minimal 1 dan nilai kategori maksimal 3. Dari hasil 95%
confidence interval dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata penurunan tekanan

135
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

darah sesudah Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing berada diantara 66,184


sampai 80,483.
Uji Normalitas
Tabel 5.8 Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Sesudah Relaksasi Imajinasi
Terbimbing di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Bukittinggi
Tahun 2017
Statistik Df P -value
Pre Sistol 0,867 15 0,30

Pre Diastol 0,901 15 0,99

Post Sistol 0,833 15 0,10

Post Diastol 0,885 15 0,56

Hasil uji normalitas dengan Shapiro Wilk untuk penurunan tekanan


darah sebelum Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing diperoleh nilai p value =
0,30 untuk sistol dan 0,99 untuk diastol dengan α = 0,05, penurunan tekanan
darah sesudah Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing dengan nilai p value =
0,10 untuk sistol dan 0,56 untuk diastol dengan α = 0,05.

Tabel 5.9 Pengaruh Relaksasi Imajinasi Terbimbing Terhadap Tekanan


Darah Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh
Bukittinggi Tahun 2017
(n=15) Mean SD Standar Eror P -Value
Sebelum Sistol Sistol Sistol
162,0 10,823 2,795 0,000
Diastol Diastol Diastol
93,33 12,910 3,333
0,002
PEMBAHASAN untuk sistol dan 93,33 untuk
Berdasarkan hasil analisa diastol. Sedangkan nilai rata-rata
data dari responden didapatkan penurunan tekanan darah sesudah
nilai rata-rata penurunan tekanan Teknik Relaksasi Imajinasi
darah sebelum teknik relaksasi Terbimbing 150,67 untuk sistol dan
imajinasi terbimbing adalah 162,0 72,62 untuk diastol. Hasil uji

136
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

statistik didapatkan nilai p value = Individu dengan orang tua


0,002 dengan α 0,05. Jadi dapat menderita hipertensi dari pada
disimpulkan bahwa Teknik orang yang tidak mempunyai
Relaksasi Imajinasi Terbimbing keluarga dengan riwayat hipertensi
berpengaruh terhadap penurunan (Wade, 2003).
tekanan darah pada pasien Menurut asumsi peneliti
hipertensi. bahwa bahwa hipertensi sangat
Riwayat Keluarga (Faktor mudah terserang pada lansia,
Genetik ) Hasil penelitian dimana kita ketahui bahwasanya
menunjukkan bahwa dari 15 orang penyakit hipertensi ini dengan
responden dengan riwayat keluarga adanya faktor genetik pada
penderita hipertensi dari umur 40- keluarga akan menyebabkan
65 tahun yaitu pada penderita yang keluarga itu mempunyai risiko
memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi. Hal ini
penderita hipertensi dengan jumlah berhubungan dengan peningkatan
responden sebanyak 9 orang (60%). kadar sodium intraseluler dan
Secara teoritis seseorang akan rendahnya rasio antara potasium
memiliki kemungkinan lebih besar terhadap sodium Individu dengan
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tua menderita hipertensi
orang tuanya adalah penderita daripada orang yang tidak
hipertensi. Pada 70-80 kasus mempunyai keluarga dengan
hipertensi esensial didapatkan juga riwayat hipertensi.
riwayat hipertensi pada orang tua Hasil penelitian
mereka. Adanya faktor genetik menunjukkan bahwa dari 15
pada keluaraga tertentu akan responden dengan kelebihan garam
menyebabkan keluarga itu penderita hipertensi dari umur 40-
mempunyai resiko menderita 65 tahun yaitu pada penderita
hipertensi. Hal ini berhubungan dengan kelebihan garam dengan
dengan peningkatan kadar sodium jumlah responden sebanyak 10
intraseluler dan rendahnya rasio orang (66,7%), Secara teoritis
antara potasium terhadap sodium mengkonsumsi makanan asin atau

137
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

yang mengandung garam tinggi darah yang mengakibatkan suplay


dapat menyebabkan volume cairan oksigen atau nutrisi yang dibawa
dalam tubuh meningkat. Hal ini oleh darah terhambat sampai ke
karena garam menarik cairan di jaringan tubuh yang
luar sel agar tidak di keluarkan oleh membutuhkannya.
tubuh sehingga meningkatkan Penelitian ini sejalan
volume dan tekanan darah (Depkes dengan Irza (2009), di dapatkan
RI, 2006). bahwa sebagian besar penderita
Menurut asumsi peneliti hipertensi berdasarkan usia berada
kepada para penderita hipertensi pada kategori umur 40-65 tahun
sebaiknya memperbaiki pola hidup bahwa penderita hipertensi paling
yang dahulunya tidak banyak berada pada rentang umur
mementingkan asupan makanan >40 sebanyak 89,1%, karna umur >
yang biasa dikonsumsi, sekarang 40 tahun lebih besar beresiko
lebih memperhatikan makanan menderita hipertensi dibandingkan
yang akan dikonsumsi, dengan umur <40 tahun.
mengurangi mengkonsumsi garam Menurut asumsi peneliti
secara berlebihan agar dapat hipertensi adalah suatu penyakit
menghindari dari berbagai penyakit degeneratif yang sering terjadi pada
degeneratif lainya. lansia karena penambahan usia
Hasil penelitian yang memnebabkan terjadinya
menunjukkan bahwa dari 15 perubahan hormonal. Elastisitas
responden berdasarkan tekanan pembuluh darah arteri juga
darah dari umur 40-65 tahun yang semakin berkurang dan menjadi
terbanyak yaitu para penderita kaku. Dan keadaan ini dapat
hipertensi sedang sebanyak 8 orang menyebabkan arteri tidak dapat
(53,3%).Secara teotitis pengertian mengembang saat jantung
hipertensi juga di jelaskan menurut memompa darah sehingga darah
Hadibtoro (2004). Hipertensi atau yang mengalir menjadi tidak
tekanan darah tinggi adalah salah lancar.
satu gangguan pada pembuluh

138
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Hasil penelitian aktifitas fisik atau olahraga dengan


menunjukkan bahwa responden kejadian hipertensi, karena nilai
dengan penderita hipertensi dari signifikan p sebesar 0,000, nila p
umur 40-65 tahun yang memiliki tersebut lebih kecil dari α = 0,05.
kebiasaan berolahraga terbanyak Menurut asumsi peneliti
dari 15 responden yaitu dengan hipertensi sering terjadi karena
jumlah responden sebanyak 10 Kurangnya aktifitas fisik
orang (66,7%). Salah satu bentuk meningkatkan resiko kelebihan
latihan fisik adalah dengan berat badan, orang yang tidak aktif
berolahraga. Prinsip terpenting juga cendrung mempunyai
dalam olahraga bagi orang yang frekuensi denyut jantung yang
menderita hipertensi adalah mulai lebih tinggi sehingga otot
dengan olahraga ringan yang dapat jantungnya harus bekerja lebih
berupa jalan kaki ataupun berlari- keras pada setiap kontraksi. Latihan
lari kecil. Program latihan fisik fisik merupakan salah satu
yang didesain untuk meningkatkan pengobatan pada hipertensi dengan
kemampuan fisik dan menjaga mengubah pola hidup dari kurang
kesehatan dibuat berdasarkan gerak menjadi sering berolahraga,
rumus FIT (Depkes, 2002). seperti melakukan olahraga
Penelitian yang di lakukan aerobik, senam, maraton dan
oleh Ilkafah (2004), menyebutkan bersepeda.
bahwa latihan fisik atau olahraga Distribusi frekuensi
berpengaruh terhadap tekanan responden berdasarkan
darah pada lansia hipertensi pada pekerjaan kelompok intervensi dari
pasien berumur 40 tahun ke atas di umur 40-65 tahun terbanyak dari
Puskesmas Kedurus Surabaya 15 responden yaitu yang berprofesi
tahun 2015. Hasil peneltian ini sebagai ibu rumah tangga sebanyak
sejalan dengan yang di lakukan 10 orang (66,7%). Secara teoritis
oleh Anggraini (2014), yang pekerjaan berpengaruh kepada
menyebutkan bahwa terdapat aktifitas fisik sesorang.
pengaruh yang signifikan antara Berdasarkan peneltian

139
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

epidemiologi terbukti bahwa ada menyatakan bahwa hipertensi


kaitanya antara aktifitas kurang dominan terjadi pada
aktif dan hipertensi. Kurangnya perempuanyaitu sesesar 71,1%.
aktifitas fisik meningkatkan resiko Perempuan lebih cendrung
kelebihan berat badan, orang yang menderita hipertensi salah satu
tidak aktif juga cendrung pencetusnya adalah proses
mempunyai frekuensi denyut menopouse yng merupakan
jantung yang lebih tinggi sehingga pengaruh dari hormon ekstrogen.
otot jantungnya harus bekerja lebih Umurnya seseorang yang
keras pada setiap kontraksi beresiko menderita hipertensi
(Dalimartha, 2008). adalah usia di atas 45 tahun dan
Menurut Penelitiaan serangan darah tinggi baru muncul
(Moereira, dkk, 2013) di ketahui sekitar usia 40 tahun walaupun
bahwa ada hubungan antara Status dapat terjadi pada usia muda
pekerjaan dengan kejadian (kumar,2005). Di temukan
hipertensi. Di brazil, orang yang kecendrungan peningkatan
bekerja dapat terhindar dari prevalensi menurut
hipertensi sebesar 0,73-0,88 kali peningkatan usia dan biasanya usia
pada wilayah urban dan 0,79-0,81 > 40 tahun. Umur mempengaruhi
kali pada wilayah rual terjadinya hipertensi.
dibandingkan dengan yang tidak Bertambahnya umur maka resiko
bekerja Sedangkan di indonesi terkena hipertensi menjadi lebih
orang yang tidak Bekerja beresiko besar sehingga prevalensi
1,42 kali mengalami hipertensi ( hipertensi di kalangan lanjut usia
rahajeng & Tumimah, 2009). f) cukup tinggi. Yaitu sebesar 40%
Jenis Kelamin dengan kematian sekitar 65 tahun
Mayoritas jenis kelamin (Sharma, 2008).
responden dalam penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian
adalah perempuan yaitu sebanyak Ervan (2013), menunjukan
15 orang. Hasil penelitian sejalan sebagian besar responden berusia
dengan Almi (2014) yang ≤49 tahun. Menrut Azizah, (2007)

140
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

seseorang yang diatas usi 30 tahun tekanan darah dewasa ini


sudah mengidap hipertensi yang ketenangan pikiran untuk menjaga
dikarenakan pola hidup yang tekanan darah agar tetap normal
berubah yang jarang melakukan sudah terbukti sangat efektif
kegiatan olah raga yang (knight 2001, dalam Aprilina dkk,
dikarenakan pekerjaanya dan pola 2011). Respon relaksasi tersebut
makan yang sekarang sering bekerja lebih dominan pada sistem
mengkonsumsi makanan cepat saji saraf parasimpatik, sehingga
yang dimana makanan tersebut mengendorkan saraf yang tegang.
banyak mengandung monosodium Saraf parasimpatik berfungsi
glutamate (MSG).Menurut asumsi mengendalikan denyut jantung
peneliti pada umumnya tekanan untuk membuat tubuh relaks ketika
darah akan naik seiring dengan respon relaksasi dirasakan oleh
bertambahnya usia, terutama tubuh dan ia akan memperlambat
setelah usia 40 tahun. Semakin detak jantung sehingga denyutnya
bertambahnya usia, maka resiko menjadi lebih efektif dan darah pun
terkena hipertensi juga semakin menurun (Dwi, 2013).
besar karena hal tersebut
disebabkan oleh hilangmya KESIMPULAN DAN SARAN
elastisitas jaringan dan kaku dan Kesimpulan dari penelitian
menebalnya dinding arteri karena ini di dapati pemberian imajinasi
asteoklerosis yaitu penyempitan terpimpin terbukti menurunkan
pembuluh darah sehingga tekanaan darah sesudah di lakukan
menghalangi aliran darah. dan adanya pengaruh yang
Teknik imajinasi bermakna pada penurunana tekanan
terbimbing merupakan teknik yang darah pada lansia, dan saran yang
membantu mencapai relaksasi dapat di berikan pada lansia agar
terdalam yaitu menciptakan rileks mereka bisa melakukannya sendiri
dengan berbagai cara yang dapat dan melakukan pemeriksaan
mengontrol sistem saraf yang tekanan darah secara teratur
akhirnya mampu menurunkan

141
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI.


(Depkes RI). 2002. Pedoman
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip
Teknis Penemuan Tata
Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia
laksana Hipetensi. Jakarta.
Pustaka Utama.
Etri Yanti, Ratna Indah SD
Aprilina. Dkk., (2013).
(2016).Pengaruh Pemberian
Perbedaan Tekanan Darah
Perasana labu Siam(Sechium
Sebelun dan Sesudah
Edule) terhadap Tekanan
Pemberian Teknik Relaksasi
Darah penderita Pada
Imajiansi Terbimbing pada
Hipertensi, Jurnal Kesehatan
Pasien Hipertensi di Wilayah
medika santika Volume 8
Kerja Puskesmas Krobokan
Nomor I
Semarang. Diakses tanggal
11 Desember 2016. Badan Litbang Kesehatan Dinas
Azizah, L, M. (2011). Kesehatan Kota Bukittinggi,
Keperawatan Lanjut Usia. (2016), Profil kesehatan
Yogyakarta: Graha Ilmu. Kota Bukittinggi Tahun 2016,
Bachtiar. H.H., & Sumartini, Pemerintah Kota Bukittinggi,
S. (2016). Perbedaan Bukittinggi.
Tekanan Darah Sebelum dan Djunaedi. Dkk., (2013) Hipertensi
Sesudah Pemberian Teknik Kandas Berkat Herbal.
Relaksasi Imajinasi Jakarta: Fmedia.
Terbimbing pada Lansia yang Dwi. S., (2013). Aplikasi Guided
Menderita Hipertensi. Jurnal Imagery. Lawang:
pendidikan keperawatan Rumah Sakit Jiwa
indonesia. 2 (1). Malang.
Carpenito. L. J. (2009). Diagnosis Fuad. Dkk., (2011). Perbedaan
Keperawatan Aplikasi Pada Tekanan Darah Sebelum dan
Praktik Klinis. Jakarta: EGC. Sesudah Pemberian Teknik
Casey, A., & Herbert. B., (2011). Relaksasi Imajinasi
Panduan Hardvart Medical Terbimbing Pada Pasien
School Penurunan Tekanan Hipertensi Di Wilayah
Darah. Jakarta: BIP Puskesmas Krobokan
Kelompok Gramedia. Dalam: Semarang. Diakses tanggal
Robin and Cotran Pathologic 11 Desember 2016.
Basis of Disease, 7th edition. Hadiptoro. I. (2004). Penyakit
Dalimartha. (2010). Care you self hipertensi.
Jantung, Jakarta:
Hipertensi Penebar
dan Plus.
Depaetemen Kesehatan RI. Nutrisi. Jakarta: Bumi
(Depkes RI). 2006. Pedoman Aksara
Teknis Penemuan dan Harmano, R. (2010). Pengaruh
Tatalaksana Hipertensi. Latihan Otot Progresif
Departemen kesehatan RI. (2013). Terhadap Penurunan
Profil Kesehatan Indonesia Tekanan Darah Klien
Tahun 2013. Kementrian Hipertensi Primer Di Kota
Kesehatan RI. Malang. Skipsi. Hal: 1-131.

142
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Helmanu., & Nurrahmi, U. Kozier. SB., & Erb. (2009).


(2014). Stop Diabetes Buku Ajar Praktik
Hipertensi Kolestrol Tinggi Keperawatan Klinis.
Jantung Koroner. Jakarta: Buku Kedokteran
Yogyakarta: Istana Media. EGC
JNC WHO. (2015). Pengaruh Kumar, V. Abbas, AK., sdan
Daun Seledri dan Belimbing Fausto, N. 2005.
Wuluh Terhadap Tekanan Hypertensive Vascular
Darah Pada Lansia Hipertensi Disease. Lemeshow &
di Desa Pondok Kecamatan Stanley., (2007).
Ngadirojo Kabupaten BesarSampel Dalam
Wonogiri. Skripsi. Hal: 1-77. Penelitian Kesehatan.
Kaplan., & Sadock., (2010). Diterjemahkan oleh : Dibyo
Pemberian Teknik Guided Pramono. Yokyakarta:
Imagery Terhadap Penurunan Gadjah Mada University
Nyeri Pada Asuhan Press.
Keperawaan Ny. S Dengan Moreira J. P., (2013). Prevalence of
Ami (Infark Miokard Akut) self- Reported Systemic
Diruangan ICVCU RSUD Dr Aeterial Hypertension in
Moewardi Surakarta. Skripsi. Urban and Rural
Hal : 1-103 Environments in Brazil : A
Kartika, Agnesia, Nuarima. (2012). Population-Based Study.
Faktor resiko hipertensi pada Skripsi. Hal : 29 (1) juni 2017
masyarakat di desa kobongan Muttaqin, A., (2010). Buku ajar
kidul. Di akses dari Asuhan Keperawatan Klien
http://core.ac.uk/download/fil Dengan Gangguan Sistem
es/3 79/1173529.pdf pada Kardivaskuler dan
tanggal 15 desember 2016. Hematologi. Jakarta:
Kelana. K. (2011). Metodologi Salemba Medika
penelitian keperawatan National Academy on an Ageing
Panduan Melaksanakan dan Society. 2000. Hypertension:
Menerapkan Hasil a common condition for
Penelitian. Jakarta Timur: Older Americans. National
Trans Info Media. Academy on an Ageing
Kementrian kesehatan RI. (2013) Society. 12: 1-6.
Di akses dari Notoadmodjo. S. (2010).
http://pelayanan.jakarta.go.id/ Metodologi Penelitian
dow Kesehatan, Jakarta: Rineka
nload/regulasi/keputusan- Cipta
mentri- kesehatanrepublik- Nugroho, A. (2008). Hidup Sehat
indonesia-no- 1076-menkes- Di Usia Senja. Jakarta:
sk-vii-2003- tentang- Gramedia Pustaka
penyelenggaraan- Padila. (2013). Keperawatan
pengobatan-tradisional.pdf gerontik .Yogyakarta:
pada tanggal 15 Desember Nuha Medika. Philadelpia:
2016. elsevier Saunders.

143
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Potter & Perry. (2010). Keperawatan Medical-


Fundamentals of Nursing Bedah Brunner &
Fundamental Keperawatan. Suddarth Edisi 8.
Jakarta: Salemba Medika. Jakarta: EGC
Rahajeng & Tumimah. (2009). Smith, S.f, dkk., (2004). Clinical
Prevalensi dan Determinanya nursing skills: Basic to
di Indonesia. Majalah advanced skills. New Jersey:
Kedokteran Indonesia, Vol Pearson Prentice Hall.
59, No 12 juni 2017 Soeharto, I. 2004. Serangan
Rahayu. (2010). Terapi Guided Jantung dan Stroke. Edisi
Imagery dan deep breathing Kedua. Jakarta: PT
efektif menurunkan tekanan GramediaPustaka Utama.
darah pada penderita Sudoyono, A .W. (2006). Ilmu
hipertensi. Jurnal STIKES 8 Penyakit Dalam.
(2). Diakses tanggal 22 Jakarta: Fakultas
desember 2016. Kedokteran UI.
Sugiyono. (2007). Metode
Rahyanudin, F. (2006). Asuhan Penelitian
Keperawatan Pada Klien Administrasi. Bandung:
Dengan Gangguan Sisten ALFABETA
Kardivaskuler. Malang: Susanti. W. Wasito., E, B., &
Universitas Muhammadiyah Armunanto, (2013).
Malang. Pengaruh Terapi Imajinasi
Riset Kesehatan Dasar., (2013). Di Terbimbing Terhadap
akses dari Perubahan Tekanan Darah
http://www.depkes.go.id/res pada Pasien Hipertensi di
ource Kelurahan Karangsari
s/download/general/Hasil%20 Kabupaten Kendal. Diakses
Risk esdas%202013.pdf tanggal 11 desember 2016.
tanggal 15 Dsember 2016. Triyanto. E. (2014).
Robertson. ( 2012). Primer on The Pelayanan
Autonomic Nervos Sistem. Keperawatan Bagi
Third edition. USA : Elsevler penderita Hipertensi
Roehandi. (2008). Treatment Of Secara Terpadu. Yogyakarta:
High Blood Pressure. Jakarta: Graha Ilmu. Vitahealth.
Gramedia Pustaka (2005). Hipertensi. Jakarta:
Sastroasmoro. S., Dr & Ismael, PT Gramedia Pustaka Utama.
S., Dr. (2011). Dasar-dasar Wade. A. Hwheir. (2003). Using a
Metodologi Penlitian Klinis. Problem Study (PDS) To
Jakarta: Sagung Seto. Dentifity and Compare
Sharma S, et al. 2008. Health Care Privider And
Hypertension. (serial online) Consumer Views Of
http//:www.emedicine.com Antihypertension Therapy.
[15April 2011]. Jurnal . Diakses tanggal 8
Smeltzer., & Bare. (2002). Juli 2017.
Buku Ajar

144
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

WHO. World Health day. (2013): Yogiantoro. (2012). Hubungan


calls for intensiified efforts to Antara Konsumsi Makanan
prevent and control Dengan Kejadian Hipertensi
hypertension. Di akses dari pada Lansia. Skripsi.
http://www.who.int/workforc Jember: Fakultas
ealia nce/media/news Kesehatan Masyarakat.
/2013/who/2013st ory/en/ http://repository.unej.ac.id/
tanggal 12 desember 2016. bitstr
Yekti, S & Ari, W. (2011). eam/handle/123456789/556
Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.8/Sk
Yogyakarta: C.V Andi
ripsi.pdf. Di OFFSET.
akses
tanggal 20 Desember 2016.

145

Anda mungkin juga menyukai