Vuln Able
Vuln Able
Vuln Able
1. Konsep At Risk
Kategori At Risk
Faktor yang menentukan atau mempengaruhi terjadinya penyakit atau tidak
sehat disebut risiko kesehatan (At risk). Menurut Stanhope dan Lancaster
(2004), At risk terdiri dari beberapa kategori, yaitu :
(a) Risiko Usia dan Biologi, adalah adanya faktor genetik atau kondisi-kondisi
biologi (fisik) yang dapat menyebabkan risiko terhadap gangguan kesehatan.
Bila salah satu anggota keluarga menderita suatu penyakit, maka akan terjadi
penyakit yang sama (repetisi) pada anggota keluarga lainnya.
Adanya faktor-faktor resiko terhadap gangguan kesehatan pada lansia sesuai
dengan teori Konsekuensi. Menurut Miller (2004), Teori Konsekuensi
mendalilkan bahwa orang dewasa yang lebih tua (lansia) mengalami
konsekuensi fungsional karena perubahan yang berkaitan dengan usia dan
faktor risiko tambahan. Kombinasi dari perubahan yang berkaitan dengan
usia dan faktor risiko ini dapat mengganggu kemampuan fungsional dari
lansia sejauh bahwa orang berhenti melakukan kegiatan tertentu atau
melakukan mereka dalam cara yang tidak aman. Untuk melawan fungsional
konsekuensi negatif ini, intervensi dapat disarankan oleh seorang perawat
gerontik.
Peran perawat gerontik adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan konsekuensi negatif yang fungsional dan memulai intervensi
yang akan mengakibatkan yang positif. Tujuan akhir dari intervensi ini
adalah untuk memungkinkan lansia untuk berfungsi di tingkat mereka
meskipun kehadiran perubahan yang berkaitan dengan usia dan faktor risiko.
Hasil dari intervensi ini adalah konsekuensi fungsional positif dari fungsi
peningkatan dan lebih aman dari lansia. Selain itu, kualitas hidup mungkin
ditingkatkan karena konsekuensi fungsional yang positif.
(b) Risiko Sosial, adalah kondisi lingkungan sosial yang dapat menyebabkan
risiko terhadap gangguan kesehatan. Maurer dan Smith (2005)
menyebutkan bahwa kondisi perubahan lingkungan fisik seperti cuaca,
iklim, cahaya, udara, makanan, air, dan penyebaran zat racun, dapat
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan termasuk lansia. Selain
lingkungan fisik, lingkungan sosiokultural dapat mempengaruhi kesehatan
karena disebabkan adanya faktor risiko berupa sejarah budaya kehidupan
tempat tinggalnya, nilai yang dianut keluarga, institusi sosial (seperti :
pemerintah, sekolah, kepercayaan komunitas), kelas sosioekonomi, okupasi,
dan peran-peran sosial. Menurut Miller (2004) lansia berisiko mengalami
perubahan psikososial yaitu : kurangnya interaksi sosial, kematian teman,
penyakit kronis yang diderita, pandangan stereotif pada lansia, kematian
pasangan
(c) Risiko Ekonomi, adalah adanya ketidakseimbangan antara pendapatan
keuangan keluarga dengan pengeluaran dapat menyebabkan risiko gangguan
kesehatan. Bila keluarga memiliki sumber keuangan yang memadai/adekuat,
maka keluarga tersebut dapat membeli keperluan terkait dengan kesehatan
seperti rumah, pakaian, makanan, pendidikan, dan perawatan pada kondisi
sehat maupun sakit. Risiko ekonomi pada lansia disebabkan lansia sudah
tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mendapatkan pendapatan. Lansia
bergantung pada bantuan ekonomi dari anggota keluarga lainnya.
(d) life-style risk (risiko gaya hidup); adalah gaya hidup atau perilaku yang
dapat menyebabkan risiko gangguan kesehatan. Perilaku tersebut berupa
keyakinan terhadap kesehatan, kebiasaan hidup sehat, persepsi terhadap
risiko kesehatan, pengaturan terhadap pola tidur dan makanan, perencanaan
kegiatan keluarga, penentuan penanganan terhadap anggota keluarga yang
sakit. Kebiasaan tidak berolah raga dan mengkonsumsi makanan yang
mengandung purin tinggi dapat berisiko terjadinya rematik pada lansia.
(e) life-event risk (risiko kejadian dalam kehidupan), adalah adanya kejadian
dalam kehidupan yang dapat menimbulkan risiko gangguan kesehatan,
seperti : pindah tempat tinggal, adanya anggota keluarga yang baru,
pemecatan dari tempat kerja, adanya kematian angggota keluarga.
Faktor risiko adalah faktor yang berhubungan dengan proses terjadinya suatu
kejadian. Faktor risiko diperoleh dengan membandingkan antara suatu kejadian
penyakit atau perubahan kondisi kesehatan pada individu/kelompok yang terpapar
oleh ancaman atau faktor risiko dan kejadian pada individu/kelompok lain yang
tidak terpapar oleh ancaman atau faktor risiko tertentu. Faktor resiko terdiri dari
tiga kategori mayor yaitu : (1) faktor perilaku atau gaya hidup, (2) faktor
lingkungan , (3)faktor dari lahir atau karakteristik bawaan. Semua faktor ini akan
meningkatkan terjadinya penyakit, injuri, gangguan psikososial dan kematian pada
seseorang (Jekel, Elmore,and Katz, 1996 dalam Clemon et al ,1998 hal 291).
Sementara itu Pender ( 2002) mengkategorikan enam faktor resiko kesehatan
yaitu : (1) Genetik, (2) Usia, (3) Karakteristik biologi, (4) Kebisaan individu dalam
kesehatan, (5) Gaya hidup, (6) Lingkungan.
Stanhope dan Lancaster (2004) menyatakan bahwa untuk menilai risiko gangguan
kesehatan meliputi lima area yaitu:
1) risiko biologi dapat diidentifikasi berdasarkan genogram. Genogram dapat
menjadi informasi dasar dalam komposisi keluarga, hubungan dalam keluarga,
serta pola sehat dan sakit dalam keluarga;
2) risiko sosial dapat dinilai berdasarkan karakteristik anggota keluarga, tetangga
dan komunitas tempat keluarga tinggal;
3) risiko ekonomi dapat dinilai melalui pemanfaatan sumber finansial untuk
perawatan kesehatan atau pengobatan;
4) risiko gaya hidup dapat dinilai melalui self efficacy atau keyakinan diri dalam
upaya promosi kesehatan, perlindungan bagi kesehatan, serta pemanfaatan
pelayanan kesehatan sebagai upaya preventif;
5) risiko transisi kejadian kehidupan dapat dinilai melalui adanya kejadian
normatif seperti adanya bayi yang akan mengakibatkan perubahan struktur dan
peran dalam keluarga
2. Vulnerability