Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERTOLONGAN PERTAMA PADA JATUH

Tugas ini
Disusun dalam Rangka untuk Memenuhi Tugas Salah Satu
Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing Yuni Sapto ER, M.Kep

Disusun Oleh:
Sindi Yulia Iryani (108118032)
Melani Dewi Purwanti (108118033)
Krisdianto (108118034)

STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP


S1 KEPERAWATAN 3B
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah Subhanallah Wa Ta’ala, yang telah
melimpahkan nikmat kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia.
Atas dasar nikmat tersebut itulah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pertolongan Pertama pada Jatuh“.
Makalah ini berisikan tentang bagaimana pertolongan pertama pada jatuh.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini sehingga penulis dapat
mempresentasikannya. Khususnya kepada dosen Keperawatan Keluarga Yuni sapto E
R,M.Kep yang telah memberikan berbagai arahan dan pelajaran dalam arti penting
mengaktualisasikan diri yang merupakan cikal bakal terbentuknya makalah ini.
Alhamdulillah makalah ini sudah selesai, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen, rekan mahasiswa, dan
para pembaca sekalian. Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Cilacap, 15 Desember 2020

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….13

A. Kesimpulan…………………………………………………………………13
B. Saran………………………………………………………………………..13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan
dan  perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti
pertolongan tersebut bukan sebagai  pengobatan atau penanganan yang sempurna,
tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K
(petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian
pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan
prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan
benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban
dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa
memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.

Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita


harus tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk
pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang
dibutuhkan.

Penyebab dari kecelakaan di lingkungan rumah tinggal terbagi menjadi


tiga, yaitu:1) penyebab yang tidak disengaja, meliputi, terkena benda panas,
tertimpa benda berat, jatuh, luka akibat terkena benda tajam, tersedak, keracunan
dan tergigit binatang berbisa, 2) penyebab yang disengaja, trauma yang timbul
dilakukan oleh seseorang dengan atau disadari, misalnya bunuh diri,

1
penganiayaan atau tindak kekerasan, 3) penyebab yang tidak diketahui, tidak
termasuk dalam kedua kelompok sebelumnya (WHO, 2004).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari jatuh ?
2. Apa saja cedera yang menimbulkan luka akibat jatuh ?
3. Apa saja pertolongan pertama pada cidera akibat jatuh ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari jatuh
2. Mengetahui apa saja cidera yang dapat menimbulkan luka akibat jatuh
3. Mengetahui apa saja pertolongan pertama pada cidera akibat jatuh

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan
atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tak disengaja / tak direncanakan, dengan
arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat
meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin) (Yohanto,
2014)
Jatuh merupakan kejadian yang mengakibatkan cedera pada berbagai orga
n atau menimbulkan berbagai Luka. Cedera pada tulang dan Otot (Muskuloskelet
al) merupakan gangguan terbanyak yang terjadi akibat jatuh. Jenis gangguan pad
a yang serimg terjadi adalah patah tulang (Fraktur), Disklokasi (Kesleo), dan tergi
lir. Dampak yang terjadi dari jatuh adalah trauma pada kepala yang dapat mengak
ibatkan gangguan sistem saraf pusat hingga mengakibatkan pada kematian. Jenis l
uka yang ditimbulkan akibat dari luka juga beragam . dari luka ringan hingga bera
t yang dapat mengakibatkan kecacatan dan kematian. Jenis luka yang dimaksud a
dalah luka lecet, luka memar, hingga luka dengan perdarahan yang banyak . Pena
nganan yang tepat pada luka akibat cedera akan mengurangi resiko kecacatan hin

3
gga kematian dan memberikan kenyamanan baik fisik maupun psikologis dari kor
ban.
Jatuh dapat terjadi karena tergelincir dari ketinggian, terpeleset, atau karen
a beban yang berat pada tubuh sehingga mengakibatkan gangguan keseimbangan.
Penyebab jatuh pada kelompok anak usia 1 – 3 tahun terjadi dari faktor anak, dim
ana usia toddler merupakan masa berkembangnya motoric kasar, namun demikian
keseimbangan tubuh belum sepenuhnya sempurna. Gangguan keseimbangan serin
g kali membuat anak terjatuh. Pada usia prasekolah dan sekolah terjadi jatuh kare
na aktifitas bermain dengan menggunakan fisik, seperti naik sepeda, memanjat, be
rlari main bola bahkan berkelahi dengan teman sebaya. Kelompok beresiko tinggi
untuk jatuh berikutnya adalah lansia. Penurunan kondisi fisik, seperti penglihatan
dan keseimbangan menjadi penyebab terbanyak kejadian jatuh, selain juga karena
gangguan kesehatan (Notosiswoyo, 2008).

B. Cedera Akibat Jatuh dan Pertolongan Pertama


Jatuh dari ketinggian, terpeleset atau tergelincir dapat menyebabkan berba
gai cidera atau gangguan, diantaranya gangguan pada otot dan tulang, serta luka,
baik luka tertutup maupun terbuka yang dapat menyebabkan perdarahan.
Berikut ini diuraikan pertolongan pertama pada masalah – masalah tersebut.
1. Patah tulang (fraktur)

4
Patah tulang atau fraktur adalah terputusnya kointunitas jaringan tulang dan tu
lang rawan yang disebabkan oleh cedera dan trauma baik langsung dan tidak l
angsung (Sjamsuhidayat dan Jong, 2005). Tanda yang dapat dikenali jika dicu
rigai adanya patah tulang adalah dirasakannya nyeri, terutama jika digerakan,
bahkan tidak bisa digerakan. ditemukan adanya perubahan bentuk tulang, jika
dibandingkan dengan sebelum cidera atau dengan bagian yang tidak cidera pa
da sisi yang lain. Tanda lain adalah adanya rasa tidak nyaman atau gemeretak
jika ujung tulang yang patah digerakan. Pada patah tulang yang menyebabkan
luka terbuka, dapat terlihat adanya patahan tulang. Pertolongan pertama yang
dilakukan pada patah tulang adalah :
a) Kenali tanda – tanda adanya patah tulang
b) Jangan mengubah posisi korban atau letak tulang yang dicurigai patah
c) Siapkan bidai untuk menstabilkan (mengurangi pergerakan tulang). Tulan
g yang dicurigai patah akan menimbulkan nyeri hebat jika ada pergerakan.
Bidai dapat dimodifikasi dengan menggunakan papan, karton tebal, bantal
atau selimut tebal. Penanganan tersebut adalah pemasangan bidai sederhan
a.

Hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan bidai adalah ( Jones dan Bart
lett, 2009):

5
1. Bidai harus panjang. Pada kasus cedera tulang, bidai yang digunakan haru
s melewati dua sendi yaitu pada pangkal dan ujung yang patah.
2. Bidai harus cukup kuat untuk menghindari gerakan (mobilisasi) namun tid
ak mengganggu sirkulasi.
3. Jika tidak ditemukan bidai, bagian tubuh, bagian tubuh yang cedera dapat
diikatkan dengan bagian tubuh yang normal.
4. Tidak melakukan reposisi atau meluruskan daerah fraktur yang mengalami
deformitas, pasang bidai apa adanya.

Langkah langkah pemasangan bidai:

1) Memastikan lokasi cedera dengan mengekspos semua yang menutupinya.


2) Perhatikan kondisi tubuh korban. Hentikan perdarahan jika ada.
3) Memeriksa nadi, sensoris dan motoris bagian ujung (distal) dari daerah ce
dera.
4) Memasang bidai di minimalkan dua sisi anggota badan yang Cedera.
5) Meminimalkan gerakan pada daerah cedera. Pengikat bidai dimasukkan an
tara celah tubuh dengan lantai.
6) Menyimpulkan di area pangkal dan ujung tulang yang patah pada satu sisi.
Beri bantalan pada tonjolan tulang yang bersentuhan dengan papan bidai d
engan kain.
7) Memeriksa kembali nadi, sensoris dan motoris. Jika terjsdi perburukan, m
aka bidai perlu dilonggarkan.
8) Jika ada luka terbuka dan tampak tulang menonjol keluar, jangan memasu
kan tulang, tutup area tulang yang terlihat menggunakan kain bersih. Jika t
erjadi perdarahan lakukan penutupan menggunakan kain tebal yang bersih
untuk menghentikan perdarahan.
9) Segera bawa korban ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolon
gan lebih lanjut.

2. Dislokasi

6
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. At
au yang dikatakan cedera sendi. Cedera ini terjadi ketika tulang bergeser dan
keluar dari posisi normalnya pada sendi, akibat benturan yang dialami oleh se
ndi contohnya saat bermain basket atau jatuh saat bersepeda. Atau seseorang y
ang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya a
dalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Pertolongan dislokasi h
anya dapat dilakukan oleh dokter. Untuk dapat melakukan pertolongan pertam
a yang dapat dilakukan adalah jangan mengupayakan memasukkan kembali k
epala sendi, Pertahankan posisi sendi yang terkilir tersebut seperti adanya, pas
ang bidai seperti bidai fraktur di regio tersebut, dan bawa segera ke rumah sak
it.

3. Terkilir

7
Terkilir atau keseleo adalah suatu cedera yang disebabkan oleh sebuah traum
a sehingga menyebabkan peregangan atau robekan ligament jaringan pengikat
antara dua persendian tulang. Biasanya disebabkan karena kegiatan fisik yang
terlalu berat. Gejala yang ditimbulkan dari keseleo ini adalah nyeri, bengkak,
memar, dingin atau mati rasa di kaki, ketidakmampuan untuk berjalan atau me
nanggung berat pada sendi.
Pertolongan Pertama yang dilakukan yaitu :
a) Istirahatkan bagian tubuh yang mengalami keseleo.
b) kompres es atau air dingin pada daerah yang mengalami keseleo. Kompres
dilakukan 5-10 menit kemudian angkat es, biarkan 15-30 menit, begitu set
erusnya, lakukan berulang selama 24 jam.
c) Bungkus daerah yang terkilir dengan perban elastic atau kain yang tersedi
a.Tujuannya untuk mengurang pergerakan daerah yang mengalami cedera

8
atau terkilir dan juga mencegah terjadinya pembengkaan, lakukan 2 hari sa
mpai 1 minggu. Pembungkusan dilakukan dengan rapi dan jangan terlalu
kuat.
d) Posisikan daerah yang mengalami cedera lebih tinggi dari jantung. Tujuan
nya untuk mengurangi pembengkakan.
e) Jangan dilakukan pemijitan atau pengurutan karena akan memperparah ce
dera.

4. Luka
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patol
ogis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu.
(Lazarus, 1994 dalam Potter & Perry, 2006;1853). Luka adalah setiap jenis ce
dera yang terjadi pada kulit dimana rusak atau hilangnnya bagian jaringan tub
uh. Luka dapat disebabkan karena benda tumpul, benda tajam. Akibat jatuh, lu
ka yang ditimbulkan dapat berupa luka memar, lecet (laserasi) atau luka terbu
ka yang merusak jaringan yang luas, dalam dan timbul perdarahan.

a) Luka memar

9
Adalah semacam luka tertutup, yang berarti bahwa kulit tidak rusak diman
a perdarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit karena beberapa hal seper
ti terjatuh, kejatuhan benda atau terkena pukulan ke badan yang menyebab
kan beberapa pembuluh darah pecah di bawah permukaan kulit. Perubaha
n warna dan pembengkakan pada kulit timbul karena adanya rembesan dar
ah ke dalam jaringan. Gejala yang ditimbulkan adalah daerah yang terkena
terasa sakit, kulit memerah lalu berubah warna menjadi biru atau hijau, ter
kadang timbul bengkak atau benjolan.
Pertolongan pertama yang dilakukan adalah :
1. Jangan dilakukan pemijitan pada area memar karena akan memperpara
h perdarahan.
2. Lakukan kompres menggunakan es atau air dingin untuk mengurangi
bengkak dan rasa sakit. Jangan menggunakan zat yang bersifat panas,
balsem misalnya, karena akan memperluas area perdarahan.
3. Angkatlah bagian yang memar (jika memungkinkan) lebih tinggi dari j
antung untuk mengurangi aliran darah di tempat tersebut.
4. Setelah 24 jam maka kompreslah dengan air hangat supaya membantu
penyembuhan luka. Kompresan hangat akan membuka pembuluh dara
h sehingga memperlancar sirkulasi darah pada area tersebut.
b) Luka lecet/parut

10
Luka lecet atau luka parut sering terjadi ketika kulit bergesekan dengan pe
rmukaan yang kasar sehingga mengelupas lapisan atas kulit. Permukaan k
ulit yang rusak mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya perdarahan
tergantung dari lokasi luka, dalam dan luas luka. Luka parut di kepala (mis
al terantuk) umumnya minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding di
tempat lain. Cara mengatasi luka parut :
1. Bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan ba
gian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain b
ersih.
2. Cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Sebaiknya hindari
menggunakan bahan-bahan pembersih alkohol, yodium, ataupun hydrog
en peroksida
3. Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih.
4. Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda asing (kerikil, kayu, atau bend
a lain) keluarkan.
5. Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine/b
ethadin atau kasa anti-infeksi.
6. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit.

c) Luka terbuka

11
Pada luka terbuka, terjadi cedera pada kulit yang menyebabkan jaringan di
bawah kulit tersebut mengalami paparan terhadap dunia luar, sehingga risi
ko terjadinya infeksi meningkat jika hanya merupakan luka gores, darah h
anya merembes keluar. Yang dikatakan parah adalah perdarahan dari arter
i atau vena, dimana darah mengalir deras atau memancar. Menempelkan s
esuatu, apalagi yang kotor, pada luka yang terbuka justru akan menambah
keadaan yang dapat menimbulkan infeksi lanjut. Pertolongan pertama yan
g di dilakukan jika luka tidak dalam dan luas serta perdarahan tidak banya
k adalah :
1. Pastikan kondisi lingkungan sekitar penolong dan korban aman, jika k
ondisi tidak aman (di tengah jalan, reruntuhan, dll) segera pindahkan k
orban ke tempat yang aman.
2. Bersihkan luka dengan air mengalir, cuci sekitar luka dengan air dan s
abun, kemudian dikeringkan dengan kasa steril atau benda lain yang c
ukup bersih. Pastikan ada ada kotoran yang menempel.
3. Melakukan penekanan langsung pada luka ( direct pressure ) kasa atau
kain yang diletakkan diatas luka lalu ditekan.
4. Tinggikan area perdarahan ,lebih tinggi dari lokasi jantung
5. Balut luka dengan pembalut elastic.
6. Segera bawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

12
BAB III

13
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jatuh merupakan kejadian yang mengakibatkan cedera pada berbagai orga
n atau menimbulkan berbagai Luka. Cedera pada tulang dan Otot (Muskuloskelet
al) merupakan gangguan terbanyak yang terjadi akibat jatuh . Jenis gangguan
akibat jatuh yang serimg terjadi adalah patah tulang (Fraktur), Dsiklokasi (Kesle
o), dan terkilir. Dampak yang terjadi dari jatuh adalah trauma pada kepala yang da
pat mengakibatkan gangguan sistem saraf pusat hingga mengakibatkan pada kema
tian. Jenis luka yang ditimbulkan akibat dari luka juga beragam, dari luka ringan h
ingga berat yang dapat mengakibatkan kecacatan dan kematian. Jenis luka yang di
maksud adalah luka lecet, luka memar, hingga luka dengan perdarahan yang bany
ak.

B. Saran
Dengan makalah ini mahasiswa diharapkan meningkatkan pemberian pend
idikan kesehatan tentang pertolongan pertama pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

14
Sputra, Wanda. (2014), Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K). http://wandasa
putra93.wordpress.com/2014/01/19/158/. .

Simbala, Semi. (2013). Pertolongan pertama pada kecelakaan.

https://id.scribd.com/doc/130141677/Makalah-Pertolongan-pertama-Pada-Kecelakaa
n

15

Anda mungkin juga menyukai