Anda di halaman 1dari 5

Nama : Arta Marisa Listyadevi

NIM : 1219-00696

RANGKUMAN MATERI BEHAFIORAL FINANCE

CHAPTER 7 COGNITIVE DISSONANCE BIAS

Ketika informasi yang baru diperoleh bertentangan dengan pemahaman yang sudah ada
sebelumnya, biasanya orang sering mengalami ketidaknyamanan mental atau biasa disebut
dengan sebagai disonansi kognitif. Kognisi, dalam psikologi, mewakili sikap, emosi,
keyakinan, atau nilai; dan disonansi kognitif adalah keadaan ketidakseimbangan yang terjadi
ketika kognisi yang saling bertentangan berpotongan.

3 hal untuk mengurangi dissonance: change belief, change action, dan change action
perception. Biasnya kalo orang itu tidak melakukan koreksi atas tindakan kelirunya tersebut
terutama apabila orang itu melakukan 3 hal yang telah dijelaskan di atas .Kalo di pasar modal
makan akan dikaitkan dengan teori prospektif milik kahneman dan tverski

Contoh :

Misalnya kita ingin membeli hp baru dan kita meyakini bahwa hp yang kita pilih merupakan
merk yang bagus dan terpercaya, kemudian muncul hp dengan merk lainyang kemudian
menimbulkan kognisi baru atau menimbulkan ketidak seimbangan kognisi. Cognitive
dissonance terjadi dalam usaha mengurangi kegelisahan dengan menduga bahwa pemebli
mungkin salah menentukan pilihanya. Kemudian kita akan berusaha meyakinkan diri kita
bahwa merk hp yang kita pilih lebih baik dari pada merk hp yang baru diperkenalkan.

Psikolog menyimpulkan bahwa orang sering melakukan rasionalisasi yang luas untuk
menyelaraskan kognisi mereka dan menjaga stabilitas psikologis. Ketika orang memodifikasi
perilaku atau kognisi mereka untuk mencapai keseimbangan kognitif, hal itu tetap tidak
membuat mereka berfikir rasional.

Kebanyakan orang mencoba untuk menghindari situasi yang disonan dan bahkan akan
mengabaikan informasi yang berpotensi relevan untuk menghindari konflik psikologis. Para
ahli teori telah mengidentifikasi dua aspek disonansi kognitif yang berbeda yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan.
1. Seletive perception

Subjek dengan selective perception hanya menunjukan informasi yang menuju pada
penguatan terhadap pilihan, sehingga menghasilkan padangan yang tidak lengkap yang
kemudian menyebabkan tidak akurat.

2. Selective dicision making

Biasanya terjadi ketika komitmen terhadap keputusan asli tinggi. Jadi pembuatan keputusan
yang selektif merasionalisasi tindakan yang memungkinkan seseorang untuk mengikuti
kehendaknya meski biayanya tinggi. Misalnya ; melanjutkan proyek yang prospekny buruk
demi menghindari pemborosan biaya.

Implikasi bagi investor:

Investor harus mampu hidup dengan keputusan yang mereka ambil. Jadi banyak investor yang
berusaha merasionalisasikan keputusan investasi yang mereka lakukan, terutama investasi
yang gagal. Efek disonansi kognitif mencegah investor bertidak rasional dan menjaga reputasi
mereka. Investor juga perlu berlajar dari kesalahan masa lalunya.

Dalam karya yang berjudul “cognitive dissonance and mutual funds investor” profesor
william mengatakan bahwa disonansi kognitif mempunyai peran penting:

1. Disonansi kognitif dapat menyebabkan investor menahan sekuritas yang mereka miliki
sehingga mereka tidak menjualnya karena sebenarnya keputusan yang mereka ambil adalah
salah.

2. Disonansi kognitif dapat menyebabkan investor terus berinvestasi pada sekuritas yang
mereka miliki meskipun sebenanrnya sekuritasnya jatuh,hal tersebut bertujuan untuk
membuat mereka tetap berinvestasi pada pilihan awal mereka tanpa mempertimbangkan
investasi yang baru.

3. Disonansi negatif dapat menyebabkan investor menghindari informasi yang berlawanan


dengan keputusan awal .

4. Disonansi negatif dapat menyebabkan investor percaya bahwa dengan membeli saham
dengan harga tinggi maka akan mendapat return yang tinggi juga padahal tidak selalu seperti
itu.
CHAPTER 8 AVAILABILITY BIAS

Ketersediaan bias terjadi apabila kita hanya mencari informasi dari satu sudut pandang saja
untuk pengambilan keputusan (harusnya kita mengambil keputusan dari segala macam sudut
pandang dan mencari semua informasi terkait itu baik dari segi positif maupun negatifnya)

ada 4 macam availability bias:

1. Retrievability (daya tangkap) yaitu kecenderungan seseorang mengambil pemikiran yang


mudah,dan dianggap dapat dipercaya, misalnya kecenderungan seseorang memikirkan sebuah
nama untuk anak perempuan namun sebenarnya nama tersebut bisa digunakan juga oleh laki-
laki

2. Categorization(kategorisasi) yaitu bagaimana seseorang mengkategorikan atau mencari


informasi yang cocok dengan referensi tertentu

3. Narrow range of experience (pengalaman yang sempit) ketika seseorang terlalu membatasi
sebuah referensi untuk merumuskan perkiraan secara objektif maka jarak pengalaman yang
sempit sering terjadi

4. Resonance (resonansi) situasi pribadi individu yang dapat mempengaruhi penilaian.

Research Review

Sebuah makalah kerja 2002 oleh Terrance Odean dan Brad Barber, berjudul "All That
Glitters: The Effect of Attention and News tentang Perilaku Pembelian Investor Individu dan
Institusional," Mereka menguji hipotesis bahwa investor individu lebih cenderung menjadi
pembeli bersih dari saham yang menarik perhatian daripada investor institusional dengan
melihat tiga indikasi seberapa besar kemungkinan saham akan menarik perhatian investor: (1)
volume perdagangan harian yang abnormal, (2) pengembalian harian, dan (3) berita harian.
Mereka menguji perilaku pembelian dan penjualan terkait dengan volume perdagangan yang
abnormal untuk empat sampel investor :

1. Investor dengan akun di broker diskon besar.


2. Investor di perusahaan pialang diskon yang lebih kecil yang mengiklankan kualitas
eksekusi perdagangannya.
3. Investor dengan akun di pialang ritel besar.
4. Manajer uang profesional.
Temuan ;

 Seperti yang diperkirakan, Odean dan Barber menemukan bahwa investor individu
cenderung menjadi pembeli bersih pada hari-hari perhatian tinggi: Investor di broker
diskon besar melakukan pembelian hampir dua kali lipat karena penjualan saham
mengalami volume perdagangan yang luar biasa tinggi (misalnya, 5 persen tertinggi).

 Mereka juga menemukan bahwa investor yang digerakkan oleh perhatian cenderung
menjadi pembeli neto perusahaan pada hari-hari ketika perusahaan-perusahaan tersebut
masuk berita.

 Odean dan Barber juga menemukan bahwa investor profesional cenderung tidak
menikmati pembelian berbasis perhatian.

Secara umum, untuk mengatasi bias ketersediaan, investor perlu hati-hati meneliti dan
merenungkan keputusan investasi sebelum mengeksekusinya. Ketika memilih investasi,
sangat penting untuk mempertimbangkan efek dari aturan ketersediaan praktis. Sebagai
contoh, hentikan dan pertimbangkan bagaimana Anda memutuskan investasi mana yang akan
diteliti sebelum melakukan investasi. Selain itu Masalah lain yang signifikan adalah bahwa
banyak informasi yang diterima investor tidak akurat dan didasarkan pada informasi yang
tidak memadai dan banyak pendapat. Lebih jauh lagi, informasi yang usang dan
membingungkan disajikan.

CHAPTER 9 SELF ATRIBUTION BIAS

Bias karena orang tersebut menyalahkan orang lain atas kegagalannya, karena dia hanya ingin
mendapatkan hasil sesuai dengan hasil dia yang dia harapkan (harus bagus tidak boleh jelek
hasilnya, apabila hasilnya jelek maka dia akan menyalahkan orang lain). atribusi diri adalah
fenomena kognitif dimana orang mengaitkan kegagalan dengan faktor situasional dan
keberhasilan untuk faktor karakter diri

Atribusi diri adalah fenomena kognitif dimana orang mengaitkan kegagalan dengan faktor
situasional dan keberhasilan untuk faktor disposisional. Bias penyajian diri sebenarnya dapat
dipecah menjadi dua kecenderungan konstituen atau bias anak perusahaan.

1. Self enchancing bias/Bias yang meningkatkan diri mewakili kecenderungan orang


untuk mengklaim tingkat pengahrgaan yang tidak masuk akal untuk keberhasilan
mereka.
2. Self protecting/Bias yang melindungi diri sendiri mewakili efek yang wajar -
penolakan tanggung jawab yang tidak rasional atas kegagalan.
Implikasi bagi investor
Keberhasilan dan kegagalan dapat menganggu investor dalam dua cara :
1. Orang - orang tidak dapat memahami kesalahan yang mereka lakukan akibatnya tidak
dapat belajar dari kesalahan tersebut
2. Para investor yang secara tidak proporsional menghargai diri mereka sendiri ketika hasil
yang diinginkan muncul dapat menjadikan mereka terlalu percaya diri didalam pemahaman
pasar mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai