Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM OSMOSIS

SMAN 1 BOYOLANGU

Oleh :
1. Amanda Catur Pramudia (05)

2. Delya Dwi Putri Kurniasari (11)


3. Fariska Amadea Julia (17)

4. Kirani Yogi Andarysti (21)


5. Qoniaturohmah (31)

6. Tivany Fajar Dwi Pramesti (35)


BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sel adalah suatu mesin kimia. Sel memperoleh bahan dan energ dari lingkungannya
dan mengubahnya di dalam sel melalui proses kimia yang merupakan metabolisme dari sel-
sel tersebut. Pada akhirnya sel-sel tersebut mengembalikan sebagian dari hasil akhir proses
itu kepada lingkungannya. Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan
sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel  juga
merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang
dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membram ialah dua lapis lipid (lipid
blayer) dan memiliki  permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui
membran sel. Membran plasma bersifat selektif permeabel (semi permeabel) yang artinya
membran plasma dapat dilalui oleh molekul atau ion tertentu, perpindahan molekul atau ion
melewati membran ada dua macam, yaitu : transpor pasif dan transpor aktif. Salah satu
contoh dari trasnpor pasif yaituOsmosi. Osmosis adalah perpindahan air melalui membran
permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Dua faktor
penting yang mempengaruhi osmosis adalah :

1.      Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.


2.      Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum osmosis yaitu untuk mengetahui adanya


proses osmosis pada tumbuhan.
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
Osmosis adalah gerakan suatu materi, misalnya air melintasi suatu selaput atau
membran. Air selalu bergerak melewati membran ke arah sisi yang mangandung jumlah
materi terlarut paling banyak dan kadar air paling sedikit. Dalam percobaan ini, materi
terlarut adalah garam. Garam dan air adalah dua dari bahan-bahan kimia yang ada pada
kentang. Irisan-irisan kentang yang diletakkan dalam mangkuk air tawar akan mempunyai
kadar air semula ditambah dengan air dari mangkuk yang masuk ke dalam irisan melalui
membran sel. Air yang masuk ini membuat irisan-irisan kentang tadi menjadi kaku. Kadar
garam dalam tiap irisan kentang lebih kecil jumlahnya dibandingkan dengan kadar yang ada
dalam mangkuk air garam. Irisan-irisan yang ada dalam mangkuk air garam menjadi lembek,
karena kehilangan sebagian dari air yang semula dikandung dalam sel-selnya. Air yang
berasal dari dalam tiap irisan kentang keluar melalui membran-membran sel dan masuk ke
dalam mangkuk air garam.Irisan-irisan tadi akan terisi sebagian dan menjadi lembek.
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

 Alat :

1. Timbangan
2. Gelas Ukur

3. Cawan Petri
4. Pisau

5. Pinset
6. Penggaris

 Bahan :

1. Irisan kentang (Labu siam, kangkung, dll)


2. Larutan garam 25% dan 50%

3. Air

B. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang digunakan dalam praktikum osmosis adalah sebagai
berikut:

1. Buatlah irisan kentang dengan potongan dadu (1x1x1x cm) sebanyak tiga buah.
2. Timbanglah masing-masing irisan kentang dan beri tanda atau dicatat jangan sampai
keliiru.
3. Masukkan masing-masing 20 ml larutan aquadest, larutan garam 25%, 50%

4. Masukkan 1 potongan kentang ke dalam gelas I, II, dan III


5. Diamkan kira-kira 20-30 menit, kemudian ambil dengan pinset lalu ditimbang.

6. Catat perubahan berat kentang dalam tabel dan bandingkan dengan berat kentang
sebelum direndam tadi.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Pengamatan Osmosis pada Kentang (Solanum tuberosum)

Jenis Larutan Berat Sebelum Berat Sesudah Keadaan Kentang


Garam 25% 1 gram 0,6 gram Lembek
Garam 50% 1 gram 0,8 gram Agak lembek
Air biasa 1 gram 1 gram Keras

B. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, kentang mengalami perubahan. Dari hasil
pengamatan dapat kita ketahui bahwa sel – sel kentang mengalami perubahan ukuran. Ada
yang mengalami pertambahan ukuran maupun pengurangan ukuran sesuai dengan
medianya sendiri. Hal ini terjdi kerena sifat larutan yang hipertonis maupun hipotonis
terhadap kentang.

Pada larutan garam kentang menjadi lembek dan terjadi pengurangan ukuran. Ini
disebabkan karena kentang yang hipotonis terhadap larutan garam. Sehingga air yang ada
pada kentang keluar dari sel – sel kentang yang menyebabkan kentang menjadi lembek dan
mengalami pengurangan ukuran.

Kentang yang telah dimasukkan ke dalam larutan garam mengalami penyusutan


berat dari berat semula karena air bergerak dari larutan yang konsentrasinya rendah ke
larutan yang konsentrasinya tinggi. Dimana hasil dari praktik yang telah dilakukan bahwa air
garam yang terdapat di dalam gelas tersebut memiliki kerapatan tinggi, sedangkan kentang
memiliki kerapatan yang rendah. Setelah kentang dimasukkan ke dalam air garam selama
kurang lebih 60 menit, kentang tersebut menjadi lebih ringan serta warnanyapun lebih
kusam. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin lembek kentangnya, juga semakin
banyak pengurangan beratnya.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa proses
osmosis terjadi pada kentang yang telah direndam ke dalam larutan air garam, karena
konsentrasi dalam sel lebih rendah dibanding dengan konsentrasi air pada larutan garam,
sehingga zat-zat dari dalam sel kentang akan keluar ke dalam larutan tersebut dan
menyebabkan tekstur kentang semakin lembut, ketebalannya semakin menipis dan
bentuknya semaikn kisut, dimana osmosis merupakan berpindahnya zat pelarut dari larutan
yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi melalui selaput
semipermiabel.

B. Saran
Pada praktikum selanjutnya, sebaiknya para Praktikan harus lebih teliti dan hati-hati
lagi dalam melakukan praktikum serta bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum harus
lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, B. (2013). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Press.

Prasaja, Y. (2012). Biologi: Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup Edisi 12. Jakarta:
Salemba Teknika.

Wiley, J. & Sons. Ltd. (1992). Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Wirawan, K. S. (2006). Studi Transfer Massa pada Proses Dehidrasi Osmosis Kentang
(Solanum tuberosum L.). Forum Teknik, 30(2): 99-105.

Yahya. (2015). Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum Dan
Doucus Carota. Jurnal Biology Education, 4(1): 196-206.

LITERATUR

https://nugrahpratama21.blogspot.com/2017/07/laporan-percobaan-osmosis-pada-
kentang.html?m=1

https://idschool.net/sma/praktikum-biologi-tekanan-osmosis-pada-kentang/

Anda mungkin juga menyukai