Disusun oleh :
SEMARANG
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-Nya lah kami selaku penyusun
makalah ini dapat menyelesaikan Makalah yang berisi tentang Materi Daerah
Perbatasan (Blok Ambalat).Kami berterimakasih kepada Drs.Sumirin M.Pd,
selaku dosen mata kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas kepada
kami.
Semoga makalah sederhana ini dapat berguna dan mudah di pahami bagi
siapapun yang membacanya danyang menyusunnya.Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata ataupun ejaan yang kurang berkenan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................3
B. Rumusan masalah..................................................................................6
A. Teori kedaulatan...................................................................................7
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................17
B. Saran...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
memasukan blok maritim Ambalat ke dalam wilayahnya yaitu dengan memajukan
koordinat 4° 10' arah utara melewati Pulau Sebatik. Indonesia memprotes dan
menyatakan tidak mengakui klaim itu, merujuk pada Perjanjian Tapal Batas
Kontinental Indonesia - Malaysia tahun 1969 dan Persetujuan Tapal batas Laut
Indonesia dan Malaysia tahun 1970.Indonesia melihatnya sebagai usaha secara
terus-menerus dari pihak Malaysia untuk melakukan ekspansi terhadap wilayah
Indonesia. Kasus ini meningkat profilnya setelah lepasnya Pulau Sipadan dan
Ligitan(2002), yang dinyatakan sebagai bagian dari Malaysia oleh Mahkamah
Internasional.
Peta 1979 itu sudah diprotes Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara
lainnya. Sejak tahun 1980, Pemerintah Indonesia terus menyampaikan protes
secara berkala, karena Malaysia telah melanggar wilayah perairan yang berada di
bawah kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia
Namun, Indonesia tidak akan merujuk sengketa mereka atas minyak dan
gas di Blok Ambalat yang kaya ke Mahkamah Internasional / International Court
of Justice (ICJ). Menteri Luar Negeri Datuk Seri Utama Dr Rais Yatim
mengatakan ini adalah karena pemerintah kedua negara telah membentuk sebuah
kelompok orang terkemuka untuk mempelajari sengketa."Kami telah sepakat
untuk menyelesaikan masalah ini secara damai. Kami akan meminta pandangan
dari pakar hukum laut dan wilayah untuk solusi,"tambahnya. "Kami juga akan
mendapatkan kelompok netral untuk memberikan pandangan pada sekali ini kita
sudah mendapat rekomendasi dari komite teknis yang memiliki perwakilan dari
kedua negara," katanya usai membuka pertemuan tahunan asosiasi Jelebu mantan
polisi yang umum di sini.
5
Pada awal 2005, Malaysia memberikan hak eksplorasi minyak di daerah
lepas Laut Sulawesi, yang juga diklaim oleh Indonesia, untuk Shell. Pada saat
yang sama, pemerintah Indonesia memberikan izin kepada ENI perusahaan Italia
untuk eksplorasi minyak dan gas di blok Ambalat. Indonesia kemudian mengirim
kapal perang dan jet tempur ke daerah tersebut, memaksa Malaysia melakukan
penghentian kegiatan.
C. Rumusan Masalah
Setelah menyimak mengenai sengketa wilayah perbatasan Malaysia-
Indonesia , tepatnya di Ambalat. Terdapat beberapa pertanyaan yang dapat
diajukan , yaitu :
1. Teori Kedaulatan.
2. Teori Hukum Laut Internasional.
3. Faktor Klaim Blok Ambalat.
4. Penyebab Sengketa Blok
6
A. Teori Kedaulatan
Berdirinya suatu negara karena adanya wilayah dan penduduk saja
tidaklah cukup, dibutuhkan kedaulatan di dalamnya.Karena adanya
kekuasaan tertinggi yang mengatur rakyat adalah salahsatu unsur
konstitutif dalam suatu pembentukan suatu negara, yaitu kedaulatan.
Menurut konsep hukum Internasional , kedaulatan memiliki 3 aspek
utama, antaralain:
1. Aspek Intern Kedaulatan
Hak atau kewenangan eksklusif suatu negara untuk menentukan bentuk
lembaga- lembaganya, cara kerja lembaga- lembaga tersebut dan hak
untuk membuat undang- undang yang diinginkan serta tindakan-tindakan
untuk mematuhi.
2. Aspek Ekstern Kedaulatan
Berdasarkan aspek kedaulatan yang ketiga , bisa diartikan bila ada yang
mengganggu milik yang terdapat di wilayah suatu negara, sama saja telah
mengganggu kedaulatan negara tersebut.
7
B. Teori Hukum Laut Internasional : Konvensi Hukum Laut Internasional
Tahun 1982
8
IV. Zona Tambahan ( Contingous Waters).
V. Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusif Economic Zone).
VI. Landas Kontinen (Continental Shelf).
VII. Laut Lepas (High Seas).
VIII. Kawasan Dasar Laut Internasional (International Sea-Bed Area).
Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 mengatur
pemanfaatan laut sesuaidengan status hukum dari kedelapan
zonasipengaturan tersebut. Negara-negara yang berbatasan dengan laut,
termasukIndonesia memiliki kedaulatan penuh atas wilayah perairan
pedalaman,perairan kepulauan dan laut territorial, sedangkan untuk zona
tambahan,zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen, negara memiliki
hak-hakeksklusif, misalnya hak memanfaatkan sumberdaya alam yang ada
di zonatersebut. Sebaliknya, laut lepas merupakan zona yang tidak dapat
dimilikioleh negara manapun, sedangkan kawasan dasar laut
internasionaldijadikan sebagai bagian warisan umat manusia.
C. Pengertian Sengketa Internasional
Sengketa Internasional suatu perselisihan antara subjek- subjek
hukum Internasional mengenai fakta, hukum, atau politik dimana tuntutan
atau pernyataan suatu pihak ditolak, dituntut balik, atau diingkari oleh
pihak lainnya.
Senada dengan itu Winardi mengemukakan :Pertentangan atau
konflik yang terjadi antara individu-individu atau kelompok-kelompok
yang mempunyai hubungan atau kepentingan yang sama atas suatu objek
kepemilikan, yang menimbulkan akibat hukum antara satu dengan yang
lain.
Persengketaan bisa terjadi karena :
1. Kesalahpahaman tentang suatu hal.
2. Salah satu pihak sengaja melanggar hak / kepentingan negara lain.
3. Dua negara berselisih pendirian tentang suatu hal.
4. Pelanggaran hukum / perjanjian internasional.
BAB III
9
PEMBAHASAN
A. Faktor yang mendasari Malaysia melakukan klaim atas wilayah blok
Ambalat
Sudah tercatat bahwa blok Ambalat merupakan bagian dari wilayah
Indonesia, tepatnya di Kalimantan Timur Indonesia. Yang telah tercantum
pada Perjanjian Tapal Batas Kontinental Indonesia - Malaysia tahun 1969
dan Persetujuan Tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia tahun 1970.
Akan tetapi masih saja ada klaim dari Malaysia yang menyatakan
bahwa blok Ambalat adalah milik negara Malaysia. Berikut adalah
beberapa faktor mengapa Malaysia ingin mendapatkan blok Ambalat.
1. Segi Politik
2. Segi Ekonomi
10
Keinginan Malaysia untuk memiliki kawasan perairan Ambalat
adalah karena di perairan tersebut terdapat sumber daya alam yang
melimpah yaitu minyak dan gas bumi yang diperkirakan masih sangat
menghasilkan dalam jangka waktu 30 tahun ke depan.
11
memiliki sekitar 17.506 buah pulau dan dua pertiga wilayahnya
berupa lautan
1. Garis Pangkal Kepulauan Indonesia menurut UU No.6
Tahun 1996mengenai perairan IndonesiaBerdasar KHL
1982, Indonesia mengiplementasikannya melalui UU NO.6
Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia. Selanjutnya dalam
pasal yang menyatakan garis pangkal lurus yang
menyatakan garis pangkal kepulauan Indonesia tersebut
dicantumkan dalam peta yang memadai untuk menegaskan
posisi Indonesia dengan dibuatnya titik- titik koordinat
geograis dan lebih lanjut diatur dalam PP. PP tersebut tidak
lain adalah PP No. 38 tahun 2002 tentang Daftar Koordinat
Geografis Garis Pangkal Kepulauan Indonesia.
Karena adanya perubahan titik pangkal Pulau
Sipadan dan Ligitan, Karang Unarang sebgai penggantinya,
Karang Unarang terletak pada posisi 12 mil di luar batas
maritim Malaysia dan 12 mil di selatan Pulau Sipadan,
batas maritim klaim ini tidak pernah dibicarakan oleh
Malaysia ke Indonesia. Dengan dibangunnya mercusuar di
atas Karang Unarang dapat menjadi acuan bagi pearikan
garis batas maritim laut teritorial,zona ekonomi eksklusif,
dan landasan kontinen.Sehingga Malaysia akan kehilangan
langkah untuk mengklaim Blok Ambalat yang mencakup
landasan kontinen dan perairannya sejauh 200 mil laut dari
perbatasn maritim
12
Sebenarnya masalah peng-klaiman blok Ambalat oleh Malaysia yang
seharusnya milik Indonesia bisa dikategorikan sebagai konflik sengketa
internasional. Karena Malaysia sudah melanggar perjanjian internasional,
melanggar hak , kepentingan dan kedaulatan negara lain, yaitu Indonesia.
13
Commonwealth lannya saat menghadapi masalah termasuk sengketa dengan
negara lain.
14
menindak tegas penyelewengan yang ada, sehingga Indonesia tidak
diremehkan oleh Malaysia.
Jangan sampai dengan sikap Indonesia yang tidak membawa
maslaah ni ke ICJ/ Mahkamah Internasional membuat Malaysia merasa
diposisi status qou. Melihat kasus sebelumnya yaitu Pulau Sipadan dan
Ligitan , status qou bagi Indonesia adalah wilayah sengketa tidak boleh
tersentuh, melainkan bagi Malaysia staus qou nya adalah wilayah tersebut
adalah milik mereka. Rugi bukan bila dibiarkan itu terjadi
BAB IV
PENUTUP
15
1. Simpulan
Demikian permasalahan mengenai konflik sengketa Ambalat antara Malaysia
dan Indonesia yang telah diulas.Ambalat memang patut untuk dipertahankan.Dan
Indonesia sebagi pemiliknya menurut landasan hukum yang berlaku patut
menjaganya. Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan menjadi pelajaran berharga
bahwa, Indonesia harus lebih memperhatikan pulau , perairan yang berada di
kawasan perbatasan.
Sebagai aktor politik yang rasional Indonesia tidak mau secara gegabah
mengajukan permasalahan ini ke pada Mahkamah Internasional ataupun
memutuskan perang. Hal tersebut karena:
2. Saran
Kita harus belajar dari kasus lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan,
harusnya Indonesia lebih melihat bagaimana keadaan daerah perbatasan dan
memperhatikannya. Membuat batasan antar negara secara jelas sehingga
mencegah negara lain yang mencoba mengeklaim milik Negara walau sejengkal
tanah.
DAFTAR PUSTAKA
16
Hadiwijaya, Suryo Sakti.2011. Perbatasan Negara dalam dimensi Hukum
Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.
17