1. Sinkop
a. Segera turunkan sandaran dental unit sehingga penderita dapat terlentang pada
posisi supine atau posisi syok (posisi kaki lebih tinggi dari kepala).
b. Pakaian yang ketat harus dilonggarkan untuk memperlancar pengembalian
venous return.
c. Hindari kerumunan orang banyak disekitar penderita agar tidak mengganggu
pernafasan penderita
d. Berikan oksigen menggunakan face mask.
e. Apabila kesadaran penderita sudah pulih, tetap pertahankan posisi penderita
pada posisi supine dan dimonitor.
f. Apabila kondisi penderita tidak membaik (tidak sadar), segera rujuk ke rumah
sakit.
2. Syok anafilaktik
Syok yang paling sering ditemui dalam praktik kedokteran gigi yaitu syok anafilaktik,
dimana pasien mengalami alergi terhadap suatu bahan dental dan dapat mengganggu
jalan nafas. Hal pertama yang dilakukan yaitu :
a. Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi
dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha
Airway ‘penilaian jalan napas’. Jalan napas harus dijaga tetap bebas, tidak
ada sumbatan sama sekali. Untuk penderita yang tidak sadar, posisi
kepala dan leher diatur agar lidah tidak jatuh ke belakang menutupi jalan
trakeotomi.
Circulation support, yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri besar (a.
d. Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang memberi
respons, dapat ditambahkan aminofilin 5-6 mg/kgBB intravena dosis awal yang
5-10 mg intravena sebagai terapi penunjang untuk mengatasi efek lanjut dari syok
anafilaktik.
f. Bila tekanan darah tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur intravena untuk
meningkatkan tekanan darah dan curah jantung serta mengatasi asidosis laktat.
Pemilihan jenis cairan antara larutan kristaloid dan koloid tetap merupakan
memberikan larutan klistaloid, maka diperlukan jumlah 3-4 kali dari perkiraan
terdapat kehilangan cairan 20-40% dari volume plasma. Sedangkan bila diberikan
larutan koloid, dapat diberikan dengan jumlah yang sama dengan perkiraan
kehilangan volume plasma. Tetapi, perlu dipikirkan juga bahwa larutan koloid
g. Dalam keadaan gawat, sangat tidak bijaksana bila penderita syok anafilaktik
dikirim ke rumah sakit, karena dapat meninggal dalam perjalanan. Kalau terpaksa
penderita harus dikawal oleh dokter. Posisi waktu dibawa harus tetap dalam posisi
h. Kalau syok sudah teratasi, penderita jangan cepat-cepat dipulangkan, tetapi harus
telah mendapat terapi adrenalin lebih dari 2-3 kali suntikan, harus dirawat di
a. Jalur intravena yang baik dan lancar harus segera dipasang menggunakan kanula
besar (14-16 G). Dalam keadaan khusus mungkin perlu vena sectie.
b. Cairan infuse (NaCL 0,9%) harus dihangatkan sesuai suhu tubuh karena
gemetar, dan disorientasi. Penting untuk mengetahui riwayat pasien apakah memiliki
riwayat diabetes. Ketika hipoglikemi pasien datang, segera hentikan tindakan dan
lakukan manajemen airway ketika pasien sudah dalam tahap tidak sadar.