Anda di halaman 1dari 20

SPESIFIKASI TEKNIK

I. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pengeboran sumur dalam dan pembangunan rumah pompa, yang meliputi pengumpulan
data dan pengujian sumur serta pembangunan rumah pompa dan bangunan
pelengkapnya.
2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan konstruksi sumur yang akan dilaksanakan meliputi wilayah Kabupaten
Ngawi, Propinsi Jawa Timur.
3. Gambar Kontrak
Gambar–gambar pelaksanaan dan gambar–gambar tambahan yang dipersiapkan harus
menjadi bagian dari kontrak
a. Gambar Kerja
Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja / working drawing yang diperlukan
atas perintah dan persetujuan Direksi, semua biaya yang timbul menjadi tanggungan
Penyedia jasa
b. Hubungan dengan pekerjaan lain
Penyedia jasa yang terikat kontrak dengan pihak pertama dan melaksanakan
pekerjaan ditempat lain boleh pinjam meminjam peralatan, dengan syarat tidak
menggangu pekerjaan, dan untuk pembayaran tambahan tidak menjadi tanggungan
pihak pertama.
4. Laporan dan data lain
Penyedia jasa harus membuat laporan mingguan dan bulanan dengan biaya sendiri
mencakup sebagai berikut:
- Membuat laporan kemajuan fisik yang berlaku dan laporan fisik saat ini.
- Membuat rencana kerja / time schedule.
- Membuat estimate pengeluaran bahan berikutnya.
- Membuat daftar personil tenaga, daftar peralatan dan bahan.
5. Foto
Penyedia jasa harus menyerahkan foto–foto kepada Direksi, dimana foto-foto tersebut
diambil dari satu titik pandang tetap disertai dengan keterangan nama pekerjaan lokasi
dan tanggal.
Pengambilan foto pelaksanaan pekerjaan tersebut sebagai berikut :
- Pada awal pekerjaan dimulai ( 0% )
- Pada awal pekerjaan berjalan ( 50 % )
- Pada saat pekerjaan seleseai ( 100 % )
6. Pembersihan Lapangan
Tempat yang akan dibangun harus dibersihkan atau dibebaskan dari kotoran, akar-akar
pepohonan dll, yang dianggap mengganggu kelancaran pekerjaan, setelah disetujui oleh
Direksi
Semua pepohonan dan belukar yang tertinggal di tempat pekerjaan harus dilindungi
supaya tidak rusak.
Apabila pekerjaan pembersihan diperlukan pada seluas tanah tertentu dan memerlukan
tempat pembuangan sampah diluar lokasi, maka bahan yang mudah terbakar dari
pekerjaan pembersihan tersebut harus dibakar.
7. Rumah Pengawasan Sementara
Penyedia jasa dengan biaya sendiri harus menyediakan rumah pengawas sementara
selama pekerjaan berjalan dan terlebih dahulu dengan persetujuan Direksi.
Rumah pengawasan ini harus dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan seperti
ruang kerja, gudang tempat penyimpanan material bahan/fasilitas-fasilitas kerja
lainnya.
8. Pembuangan atau pengeringan air permukaan
Untuk memelihara agar dalam pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan bebas dari genangan
air jika ada maka dilakukan pembuangan atau pengeringan air, yang menjadi tanggung

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 1


jawab penyedia jasa. Penyedia jasa harus membuat dan memelihara semua aliran
pelimpah, saluran pembuang, kemudian menyediakan semua bahan yang diperlukan
misalnya peralatan pemompaan air tersebut. Penyedia jasa harus bertanggung jawab
terhadap semua kerusakan yang disebabkan oleh banjir, air dan kegagalan pada bagian
fasilitas pengeringan dengan biaya sendiri.
Setelah pekerjaan selesai maka semua fasilitas sementara untuk pengeringan air tanah
dipindahkan agar tidak menganggu pekerjaan.
9. Pembuatan / Pemeliharaan jalan masuk
Penyedia harus membuat jalan masuk atau memelihara jalan masuk menuju ke lokasi
pekerjaan termasuk, pembuatan jembatan sementara jika ada.
Jalan masuk tersebut harus dapat dilalui oleh kendaraan roda empat terutama truk yang
membawa material ke lokasi pekerjaan.
10. Hal–hal lain
Ketentuan-ketentuan umum/teknik lain yang belum tercakup dalam spesifikasi ini akan
diatur kemudian secara tertulis oleh Direksi selama dalam pelaksanaan pekerjaan.

II. PENGEBORAN SUMUR DALAM


2.1. PEKERJAAN PENGEBORAN
a. Lingkup Pekerjaan
Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan konstruksi sumur produksi dan
harus melaksanakan pengumpulan data dan pengujian sumur yang meliputi
pengambilan contoh cutting, deskripsi litologi, logging geofisik, uji pemompaan,
development, pengambilan contoh air dan pemeriksaan kualitas air dari sumur
tersebut.
Pekerjaan Logging dan uji pemompaan harus dilaksanakan di bawah supervisi
langsung dari direksi Pekerjaan.
Pekerjaan yang dilaksanakan Penyedia (Pihak Kedua) termasuk juga penyediaan
personil, peralatan, termasuk peralatan drilling rig dan alat bantunya, pompa
lumpur, kompresor, generator set, bahan-bahan, transportasi, kendaraan truk dan
pick-up, bahan bakar, pelumas serta semua perlengkapan lain yang diperlukan
untuk pekerjaan konstruksi dan pengujian sumur.
Semua peralatan, bahan-bahan dan perlengkapan tersebut, yang akan disediakan
oleh Penyedia Jasa, sebelum digunakan terlebih dahulu harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi.
b. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan Konstruksi Sumur yang akan dilaksanakan meliputi wilayah
Kabupaten Ngawi, Propinsi Jawa Timur, lokasi masing-masing Sumur Dalam
seperti ditunjukkkan pada peta lokasi, sedangkan lokasi yang tepat dilapangan
akan ditentukan oleh Direksi apabila Pekerjaan pengeboran telah siap
dilaksanakan / dimulai.
Apabila dibutuhkan, maka lokasi sumur dapat dipindah atas instruksi dari Direksi
dengan harapan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
c. Persiapan Lokasi Pengeboran
Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pengeboran, sebelum mobilisasi
penyedia jasa harus mengajukan usulan pada direksi tentang peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk kontruksi sumur dan penempatan pada
setiap lokasi pengeboran. Setelah usulan tersebut disetujui oleh Direksi, maka
pekerjaan persiapan lokasi dapat dimulai.
Apabila diperlukan dan diminta oleh Direksi, penyedia jasa harus memasang
lapisan batu pada “site/lokasi“ pengeboran hingga permukaannya lebih tinggi dari
sekitarnya, untuk menghindari genangan air (terutama pada musim hujan).
Apabila pada lokasi pengeboran tersebut terdapat tanaman atau bangunan,
penyedia jasa harus membebaskannya dengan ganti rugi.
d. Kolam Lumpur
Untuk melaksanakan pengeboran dengan metode ”direct circulation mud flush”
penyedia jasa harus membuat dua kolam lumpur pada setiap lokasi dengan ukuran
panjang 2 meter, dan lebar 2 meter, dan kedalaman 1 meter dengan dinding yang

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 2


dibuat miring. Penyedia jasa juga harus membuat kolam pengendap dengan
ukuran 1 meter x 1 meter x 1 meter. Kolam- kolam tersebut dihubungkan satu
dengan lainnya ke lubang bor dengan kanal berukuran lebar 0,20 meter pada
bagian dasarnya dan dengan kedalaman 0,4 meter. Selama pelaksanaan
pengeboran, kolam dan saluran ini harus dibersihkan dari endapan.
Penempatan kolam lumpur harus sedemikian rupa sehingga lumpur yang keluar
dari lubang bor langsung dialirkan melalui alat “Shale shaker vibrating screen“ atau
ayakan yang bergetar menuju ke dalam kolam pengendap, selanjutnya “cutting”
akan mengendap dan lumpur akan terus mengalir ke dalam kolam kedua. Dalam
kolam kedua yang dibuat sedemikian rupa sehingga aliran cukup tenang,
dimaksudkan agar material yang berbutir halus dapat mengendap (lumpur yang
bebas pasir) dan kotoran akan diteruskan mengalir ke kolam, sebagai bahan
sirkulasi
Pipa hisap dari pompa lumpur yang dimasukkan ke dalam kolam pertama harus
ditempatkan agak jauh dari seluruh tempat lumpur kolam dua, sehingga diperoleh
kesempatan bagi sisa-sisa kotoran yang masih terbawa menjadi tidak langsung
terhisap ulang, demikian juga kedalaman pembenaman ujung pipa hisap pompa
lumpur, dibuat sedemikian agar tidak langsung menghisap kotoran yang telah
mengendap di dasar kolam, untuk itu letak mulut penghisap tidak boleh terlalu
dekat dengan dasar kolam. Untuk pengeboran dengan metode yang lain direksi
akan memberi petunjuk selanjutnya pada saat dimulainya operasi pengeboran.
e. Penyediaan Air
Untuk keperluan pekerjaan pengeboran, penyedia jasa diwajibkan menyediakan
air dan menjamin kelancarannya. Mutu dan jumlah air yang disediakan harus
sesuai dengan kebutuhan. Tidak ada pembiayaan yang dapat dimintakan kepada
Direksi untuk menyediakan air selama pekerjaan ini berlangsung, sehingga
penyedia jasa sudah harus memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan
tersebut dengan biayanya sendiri.
f. Pengamanan Lokasi
Penyedia jasa berkewajiban menjaga keamanan peralatan, pipa-pipa dan semua
perlengkapan yang terdapat di lokasi pengeboran. Penyedia jasa juga harus
menjaga semua bangunan, saluran, pipa saluran, pohon, jalan dan lain-lainnya
disekitar lokasi pengeboran, supaya tidak terganggu selama pekerjaan
berlangsung. Apabila seluruh pekerjaan selesai, maka penyedia jasa harus
merestorasi lokasi tersebut sehingga mendekati keadaan semula dan membayar
ganti rugi atas biaya sendiri seandainya terjadi kerusakan.
Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan atau mencegah
masuknya orang yang tidak berkepentingan, maka setiap lokasi pengeboran harus
dijaga sampai dengan pekerjaan diserahkan ke Direksi.

2.1.1. TIPE SUMUR


Sumur yang akan dikerjakan oleh penyedia jasa adalah jenis sumur dalam (DTW)
type lonjor tunggal “single string”. Dengan menggunakan pipa-pipa diameter 10”; 8”;
6” yang dihubungkan dengan reducer. Pipa saringan (slotted screen) dengan
diameter 8” dan/atau 6” dipakai sebagai saringan “screen”, seperti ditunjukkan pada
gambar.
Pipa saringan (screen) akan dipasang pada setiap aquifer atau lapisan pembawa air
dan pipa buta (blank casing) akan dipasang pada setiap lapisan kedap air atau
aquifer dengan mutu air yang tidak diinginkan.
Pipa jambang yang direncanakan sebagai tempat pompa akan dipasang pada bagian
atas. Pipa jambang tersebut akan dihubungkan dengan pipa saringan dan atau pipa
buta dengan sebuah reducer. Pada bagian ujung dasar pipa kontruksi akan dipasang
pipa pengendap yang diujungnya dilengkapi dengan sumbat.
Penyedia harus memastikan agar pipa kontruksi yang dipasang tetap selalu berdiri
ditengah lubang sumur dengan ruang anulus yang dipertahankan tetap sama
lebarnya disekeliling pipa. Hal ini dimaksudkan agar kerikil pembalut atau gravel
pack akan dapat masuk dengan sempurna.

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 3


Di sekeliling pipa konstruksi yang dimasukkan dalam lubang bor harus dibungkus
atau ditimbun dengan gravel pack dengan ukuran tertentu kecuali, kalaupun ada,
pada bagian–bagian tertentu yaitu pada lapisan mengandung air dengan kualitas
yang tidak diinginkan, harus dicor atau ditutup dengan semen agar air yang berasal
dari bagian tersebut tidak tersadap. Pada bagian atas dari ruang alas, harus dibeton
atau dicor semen dan lubang pipa jambang yang telah selesai kemudian ditutup dan
dikunci guna pengamanannya .
Segala dimensi dan ukuran-ukuran kedalaman, diameter, panjang, lebar, jenis dan
detail dari konstruksi sumur akan diberikan sesaat setelah diperoleh hasil logging
yang kemudian diinterprestasikan serta dianalisa sehingga desain rencana
kontruksi khususnya posisi screen sesuai dengan keadaan aquifer dan litologi yang
ada. Namun secara garis besar model tipe sumur yang akan dibuat tidak berbeda
jauh dari gambar rencana.

2.1.2. PROSEDUR PEKERJAAN KONSTRUKSI SUMUR


Untuk memulai pekerjaan pengeboran ditiap titik, penyedia jasa harus
memberitahukan kepada Direksi paling kurang 24 jam sebelumnya. Kalau tidak
ditentukan lain oleh Direksi, maka pengeboran akan dilakukan dengan metode
“Direct circulation mud flush”. Secara umum urutan pekerjaan konstruksi sumur
adalah sebagai berikut:
a. Persiapan site/lokasi dan persiapan pekerjaan.
b. Pemasangan mesin bor.
c. Pemasangan pipa konduktor sementara dengan diameter 17” dengan kedalaman
8 m.
d. Pengeboran lubang diameter 16” sampai pada kedalaman 55 meter atau seperti
yang ditunjukkan dalam gambar dan/atau yang ditentukan oleh Direksi serta
pengambilan contoh batuan (cutting).
e. Pengeboran lubang diameter 12” sampai pada kedalaman paling kurang 130
meter atau seperti yang ditentukan oleh Direksi dan pengambilan contoh batuan
(cutiing)
f. Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpur dan mengurangi kekentalan
lumpur pengeboran sampai 33 detik “marsh funnel” dengan cara menambah
material pengencer.
g. “Logging Resistivity” dan “self potential“ untuk menentukan kedalaman dan
ketebalan aquifer .
h. Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpur dari awal lubang hingga dasar
lubang, untuk persiapan pemasangan pipa sumur.
i. Pemasangan pipa produksi diameter dan kedalaman seperti pada gambar atau
seperti yang ditentukan oleh Direksi.
j. Penempatan gravel kedalam rongga disekeliling pipa produksi dengan cara dan
kedalaman yang ditentukan oleh Direksi.
k. Development sumur.
l. Longging EC untuk mengetahui kualitas air, bila diperlukan.
m. Pencabutan pipa konduktor sementara.
n. Pengujian ketegak-lurusan pipa jambang sumur dalam.
o. Pengisian semen atau mortar s/d kedalaman 15 meter atau sesuai gambar,
kedalam rongga disekeliling pipa jambang .
p. Pembongkaran mesin bor.
q. Pelaksanaan Uji pemompaan, uji pendahuluan, stop drawdown minimal 3 step,
long periode dan recovery.
r. Pemasangan tutup sumur dan kunci .
s. Pemulihan dan pembersihan kembali lokasi pengeboran
Untuk daerah dengan formasi batuan keras, urutan pekerjaan kontruksi sumur akan
ditentukan lebih lanjut oleh Direksi, demikian juga untuk melaksanakan pengeboran
dengan menggunakan lubang penuntun atau “pilot hole“.
2.1.2.1. Pemasangan Mesin Bor
Sebelum operasi pengeboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan hati-hati
diatas pondasi yang kuat agar dapat memberikan hasil pengeboran yang baik dan

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 4


mencegah kerusakan mesin bor itu sendiri serta menghindari kemungkinan
terjadi kecelakaan terhadap personil atau tenaga kerja pengeboran.
2.1.2.2. Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor
Pipa konduktor (conductor pipe / Sucface casing) dipasang pada tiap lokasi sumur
untuk mencegah keruntuhan lapisan permukaan tanah selama operasi
pengeboran berlangsung. Diameter pipa konduktor yang akan dipasang
ditentukan oleh Direksi berdasarkan diameter lubang yang akan dibor. Kedalaman
pemasangan pipa konduktor ditentukan berdasarkan keadaan lapangan ditiap
lokasi dan harus dengan persetujuan Direksi. Setelah pekerjaan yang
membutuhkan pipa konduktor selesai dilaksanakan, maka Penyedia Jasa harus
mencabut pipa tersebut dan apabila tidak dapat dicabut maka akan menjadi resiko
Penyedia Jasa.
2.1.2.3. Diameter dan Kedalaman Pengeboran
Apabila tidak ditentukan lain maka pengeboran harus dilaksanakan sesuai dengan
desain yaitu dengan diameter 16” pada bagian atas lubang sumur (jambang) dan
diameter 14” atau 12” pada bagian bawah lubang sumur. Kedalaman pengeboran
minimal 130 meter atau sesuai gambar.
Sesuai dengan sifat formasi dan jenis peralatan yang dipakai, maka berdasarkan
situasi dan kondisi dilapangan, diameter pengeboran dapat berubah atas inisiatif
Penyedia Jasa, untuk kelancaran pekerjaan pengeboran, pemasangan pipa, gravel
pack dan lain–lain.
Apabila potensi aquifer dinilai belum mencukupi atau disebabkan kualitas air yang
tidak memenuhi syarat yang diinginkan, maka kedalaman pengeboran dan
pemasangan pipa dapat diubah atas pertimbangan dan instruksi Direksi.
2.1.2.4. Metode Pengeboran
Metode pengeboran yang akan digunakan adalah metode “Direct Circulation Mud
Flush“ kecuali bila direksi menginstruksikan untuk menggunakan metode lain
sesuai dengan kondisi lapangan yang dihadapi.
2.1.2.5. Pengawasan Lumpur Pengeboran
Alat “Marsh Funnel“ dan “Mud Balance“ atau “Mud Kit“ mutlak harus disediakan
dilokasi pengeboran agar selalu dapat dilakukan pengecekan sifat lumpur setiap
saat . Selama operasi pengeboran, kekentalan dan densititas lumpur harus diukur
setiap jam dengan “Marsh Funnel“ dan “Mud balance“. Kekentalan lumpur
pengeboran harus dipertahankan kira–kira 1,07, kadar pasir dari lumpur
pengeboran harus lebih kecil dari 5%. Apabila sirkulasi lumpur tidak berhasil
pada waktu pekerjaan pengeboran, maka mata bor dan stang bor harus segera
diangkat dari lubang bor .
2.1.2.6. Pencucian Lubang Bor
Untuk memperoleh lubang bor dan batuan (cutting) yang baik, maka penyedia jasa
harus melaksanakan pencucian lubang bor dengan lumpur pengeboran atau
sirkulasi lumpur tanpa penetrasi setiap operasi pengeboran untuk mendapatkan
penambahan kedalaman tertentu yaitu tiap 6 meter atau 1 ( satu ) stang bor .
Pencucian dilakukan dengan jalan melaksanakan sirkulasi lumpur tanpa
menambah kedalaman lubang, sampai lubang bor bersih dari material hancuran
batuan (cutting).
2.1.2.7. Pelebaran Lubang Bor
Apabila pengeboran dilaksanakan dengan prosedur lubang penuntun “pilot hole“
dan menunjukkan adanya aquifer produktif, maka penyedia jasa harus
melaksanakan pelebaran lubang bor (reaming) sampai diameter dan kedalaman
yang ditentukan oleh Direksi. Pelebaran lubang bor dilaksanakan dengan
menggunakan “reamer bit“ atau “tree cutter hole opener“ dengan diameter yang
sesuai dan dilengkapi dengan“pilot bit“ sebagai alat penuntun lubang berdiameter
sama dengan lubang yang dilebarkan. Hal ini dimaksudkan supaya ketegaklurusan
pelebaran lubang sama dengan lubang penuntun.

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 5


2.1.2.8. Berakhirnya Operasi Pengeboran
Apabila lubang bor telah mencapai kedalaman yang telah ditentukan atau seperti
yang diinstruksikan Direksi, maka pengeboran akan dihentikan atas izin Direksi.
Kemudian lubang bor harus dicuci sampai bersih dari endapan dengan
melaksanakan sirkulasi lumpur paling tidak selama 4 (empat) jam secara terus
menerus. Setelah lubang bor betul-betul bersih, maka kekentalan lumpur
pengeboran dikurangi sampai 33 detik “Marsh Funnel“ dengan cara menambah
material pengencer, lalu penyedia jasa mempersiapkan sumur untuk pelaksanaan
“logging“ .
2.1.2.9. Pembongkaran Mesin Bor
Setelah pekerjaan pengeboran, instalasi pipa sumur dan pekerjaan lain yang
memerlukan mesin bor disatu lokasi dinyatakan selesai, maka mesin bor harus
dibongkar dan dipindahkan oleh penyedia jasa ke lokasi berikutnya beserta semua
peralatan dan material yang akan dipakai.

2.1.3. PENGUMPULAN CONTOH BATUAN “CUTTING“


Contoh bantuan (cutting) dari formasi yang dibor harus diambil dan harus dapat
mewakili litologi setiap dua meter pengeboran kemudian disimpan dalam botol
plastik tembus pandang (trasparant). Masing-masing contoh beratnya harus tidak
kurang dari satu kilogram, dan bebas dari lumpur. Pada masing-masing botol
dicantumkan tulisan nama / lokasi, kedalaman dan tanggal pengambilan contoh.
Botol tersebut harus disediakan oleh penyedia jasa.
Perincian batuan (diskripsi litologi) harus dilakukan terhadap setiap contoh batuan
yang dikumpulkan dan penyedia jasa harus membuat catatan yang tepat mengenai
batas kedalaman setiap litologi yang ditembus.

2.1.4. LOGGING GEOFISIK


Logging geofisik terdiri dari Resistivity Log dan SP Log yang harus dikerjakan oleh
penyedia jasa pada setiap lubang bor dibawah supervisi langsung dari Direksi.
Lubang bor yang telah selesai dipakai, harus dicuci dengan sirkulasi secukupnya
untuk menghilangkan endapan dan mencegah runtuhnya lubang bor, dalam keadaan
lubang sudah bersih dari kotoran, harus dipertahankan 33 detik marsh funnel, utuk
memudahkan pengoperasian logging sampai pada dasar lubang bor. Logging akan
dikerjakan sepanjang lubang bor, dari dasar sampai ke permukaan tanah,
pengambilan logging dengan urutan dari permukaan sampai dasar dipakai sebagai
dasar pengaturan skala-skala grafis yang dihasilkan agar pada pengambilan data
yang sesungguhnya dengan urutan dari dasar lubang bor ke permukaan sudah
diperoleh grafik yang tidak keluar dari lebar kertas maksimum.
Pengambilan data logger harus dilakukan berulang kali sampai diperoleh gambaran
atau data yang sebaik mungkin. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan Electric
Logger termasuk tinta, kertas dan perlengkapan lain, sehingga logger tidak
terganggu dalam operasinya sampai mendapatkan hasil recording atau rekaman
data yang memuaskan. Penyedia jasa harus mempersiapkan sumur untuk dilogging
dan memberikan laporan persiapan selesai. Penyedia jasa harus menyediakan
transportasi peralatan dan perlengkapan maupun operator logger dari maupun ke
lokasi. Transportasi harus menggunakan kendaraan tertutup bebas dari hujan,
untuk mencegah kerusakan atau gangguan pengoperasian logger. Pekerjaan logging
harus dihentikan sementara pada saat terjadinya hujan sangat lebat atau banyak
petir, hal itu untuk menjaga ketelitian data yang bebas dari gangguan elektris.
Penyedia jasa harus mencari informasi dalam radius maksimum 200 meter dari
lubang bor dan melaporkannya apabila disekitar lubang bor yang dilogging terdapat
material bangunan atau kontruksi metalik yang ditanam misalnya pipa besi, kabel
transmisi, telepon bawah tanah, bahkan instalasi sumur berkontruksi metal, rel lori
terpendam dan lain-lainnya. Hal tersebut mungkin akan diperlukan dalam koreksi
data hasil rekaman logger.

2.1.5. KETEGAK LURUSAN LUBANG BOR


Lubang bor harus dibuat benar-benar vertikal dan tegak lurus, untuk menjamin
kelancaran pemasangan pipa sumur. Penyimpangan vertikal (vertical deviation)

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 6


tidak boleh melebihi dua per tiga dari diameter terkecil sumur untuk setiap 30
meter.
Sebagai contoh, bilamana diameter terkecil yang dibor adalah 150 mm, maka
penyimpangan vertikal tidak boleh melebihi 100 mm setiap 30 meter. Bilamana
deviasi ini terlewati maka penyedia jasa wajib melakukan pengeboran ulang atas
biaya sendiri.

2.1.6. PENGISIAN SEMEN


Setelah development sumur selesai dan pipa konduktor dicabut, maka rongga diluar
pipa jambang sumur harus diisi semen atau mortar dari kedalaman tertentu sampai
kepermukaan tanah. Cara pengisian dan kedalamannya untuk tiap lokasi akan
ditentukan kemudian oleh direksi.
Pengisian Semen (grouting) dapat juga dilakukan pada suatu zona kedalaman
tertentu guna menahan intrusi dan atau kontaminasi air tanah yang berkualitas jelek
atau tidak diinginkan airnya untuk disadap. Hal tersebut apabila ada, diperintahkan
dan diberi petunjuk oleh direksi.

2.2. PEMASANGAN PIPA SUMUR


2.2.1. MATRIAL SUMUR
Matrial sumur dalam yang akan dipasang untuk instalasi sumur dalam yang antara
lain sebagai berikut:
a. Pipa Jambang PVC diameter 10”
b. Pipa buta PVC diameter 8” atau 6”
c. Pipa Saringan PVC diameter 8” atau 6”
d. Reducer PVC diameter menyesuaikan.
Ketebalan pipa harus sesuai standar SNI. Material konstruksi lainnya yang harus
disediakan oleh Penyedia jasa antara lain sebagai berikut:
a. Tutup atas sumur (top cap) diameter 10” atau 8”
b. Tutup dasar sumur (bottom plug) diameter 8” atau 6”

2.2.2. PEMASANGAN PIPA SUMUR


Setelah pengeboran selesai dengan kedalaman yang ditentukan, maka harus
dilakukan pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpur paling tidak selama
delapan jam atau lubang bor bersih dari sisa cutting, mulai dari awal lubang sampai
dasar lubang bor. Kemudian penyedia jasa harus memasang pipa dan pipa saringan
didalam lubang bor pada posisi yang tepat sesuai dengan desain sumur yang dibuat
oleh Direksi. Pipa dan pipa saringan harus disambung hingga cukup kuat sesuai
dengan yang diarahkan Direksi.
Pipa dan pipa saringan yang dipasang harus tepat berada ditengah lubang bor. Untuk
mencapai konstruksi sumur yang baik dan benar, maka instalasi pipa sumur akan
dilaksanakan setelah bahan Gravel Pack tersedia dilokasi pekerjaan, karena
pengisian gravel pack akan dilaksanakan segera setelah pemasangan pipa. Penyedia
jasa harus mengukur dan mencatat dengan teliti panjang masing-masing pipa dan
pipa saringan maupun reducer dan jumlah pemasangan tiap sumur, untuk
menghitung dengan tepat kedalaman tiap komponen sumur dengan ketelitian
pengukuran 1 mm. Untuk sumur dalam (DTW), setelah pemasangan pipa sumur
selesai dan sebelum dilaksanakan pengisian gravel pack, Penyedia Jasa harus
melakukan pengukuran ketegak lurusan pipa jambang dengan bobbin, dan
membetulkan kedudukan pipa jambang sehingga tepat ditengah lubang sumur,
kemudian dilakukan pengisian gravel pack. Pada saat pengisian gravel pack belum
selesai dan belum mencapai ketinggian reducer, harus dilakukan pengukuran ulang
ketegaklurusan pipa jambang, kemudian dilanjutkan pemasangan gravel pack
tersebut, demikian proses ini diulangi pada saat gravel pack mencapai reducer dan
saat gravel pack cukup dipasangkan serta telah penyemenan atau grouting bagian
atas.
2.2.2.1. Pipa Saringan (Screen)
Lubang pipa screen 1,5-2 mm dengan jarak lubang screen 2 cm, diameter pipa
screen sesuai gambar dengan tebal sesusia standar SNI.

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 7


2.2.2.2. Pipa Buta
Pipa buta diameter 8” atau 6” untuk aquifer yang tidak keluar air atau yang tidak
diharapkan sumber airnya.

2.2.3. GRAVEL PACK


2.2.3.1. Material gravel
Penyedia jasa harus menyediakan meterial untuk gravel pack, Gravel tersebut
terdiri dari batuan keras, tidak mengandung batu gamping atau batu gampingan,
tidak mengandung lempung dan lumpur, bentuk butirnya membulat dan ukuran
butirnya bergradasi.
Berdasarkan analisa besar contoh cutting, Direksi akan menentukan ukuran dan
gradasi dari gravel yang akan dipakai pada setiap sumur.
Setelah interval diameter butir bahan gravel ditentukan (misalnya antara 10 mm
sampai 20 mm dengan koefesien uniformitas antara 2 sampai 3) maka penyedia
jasa harus melakukan analisa besar butir terhadap contoh bahan yang diusulkan
untuk dipakai sebagai bahan gravel pack, kemudian hasil analisa tersebut
diserahkan kepada Direksi. Setelah disetujui bahan gravel tersebut harus
disiapkan dilokasi sejak pengeboran belum dimulai dan sebelum pemasangan pipa
sumur dimulai, gravel pack sudah harus telah siap dilokasi.
2.2.3.2. Pengisian Gravel Pack
Setelah pemasangan pipa sumur selesai dan sesuai dengan yang direncanakan,
maka gravel pack dengan ukuran tertentu dimasukkan kedalam rongga diluar pipa
sumur dan lubang bor menurut cara yang disetujui oleh direksi. Dalam proses
pengisian gravel, sirkulasi lumpur bor harus tetap dijalankan, kekentalannya
dikurangi dan dipertahankan pada 33 detik “marsh funnel“. Pengisian gravel
dilaksanakan hati-hati sehingga pipa sumur terbungkus dengan baik dalam gravel
pack mulai dari dasar lubang sumur sampai pada kedalaman yang ditentukan oleh
direksi. Penyedia jasa harus selalu membuat catatan dan perhitungan dengan
volume gravel yang telah dimasukan dan mengukur posisi kedalam gravel dalam
lubang bor. Setelah pengisian gravel dinyatakan cukup oleh Direksi, maka
penyempurnaan dan development sumur dapat dimulai.

2.3. PENYEMPURNAAN DAN DEVELOPMENT SUMUR


Penyedia jasa harus melaksanakan penyempurnaan dan development sumur dengan
suatu metode yang cukup efektif untuk mengeluarkan material halus, lumpur bor dan
“mud cake“ yang terdapat dalam aquifer disekeliling agar lolos melalui celah-celah
saringan dan keluar dari sumur tanpa merusak aquifer maupun pipa sumur .
Metode development sumur yang mungkin dipilih untuk dilaksanakan dilapangan
adalah sebagai berikut :
a. Sirkulasi air bersih untuk membersihkan sumur dari sisa–sisa lumpur bor.
b. Kompresor udara untuk membersihkan sumur dari material halus dan “mud cake“
pipa tiup kompresor ditempatkan lebih kurang pada kedalaman yang sama pada
ujung jambang sumur.
c. Pencucian dengan menyemprotkan zat kimia menggunakan “jetting tool“ untuk
melarutkan “mud cake“ misalnya dengan “sodium hexameta phosphate“ yang
dilarutkan dalam air dengan konsentrasi tertentu. Setelah itu sumur dibiarkan
selama 24 jam untuk menunggu reaksi kimiannya.
d. Penyemprotan air bersih dengan kecepatan tinggi “high velocity jetting tool“.
Penyemprotan akan lebih baik dilaksanakan secara bersamaan dengan peniupan
dengan kompresor udara.
e. Pembersihan pipa saringan secara mekanis dengan menggunakan “surger“ atau “
mechanical surging“.
f. Pengambilan endapan pasir dari dasar sumur dengan alat “ bailer“ atau “balling“.
Penentuan cara development sumur dan urut-urutan kerjanya secara terperinci akan
dijelaskan oleh Direksi pada waktu penjelasan dan atau dilapangan. Penyedia jasa
harus menyediakan semua alat pencucian sumur seperti yang akan ditentukan oleh
direksi misalnya : “jetting tool“, ”surger“ pipa tiup dan lain–lain.

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 8


Udara bertekanan tinggi dari kompresor tidak diizinkan untuk digunakan bagi
keperluan “well development“ kecuali sebagai bagian dari sistem a.l metode “on / off“
atau “air litting“ dengan menggunakan dua pipa. Metode lain adalah “water jetting“,
“balling“ pemompaan dengan pompa submersible tanpa katup dan “surger bick”.
Harus diperhatikan perlindungan terhadap PVC casing dan screen. Direksi harus
menjelaskan methode apa yang akan digunakan .
Setelah pengisian gravel selesai, lumpur pengeboran harus dihilangkan dengan
melaksanakan sirkulasi air bersih sampai sumur benar-benar bersih dari lumpur
kemudian development dengan hati-hati sesuai petunjuk Direksi sehingga tidak
menimbulkan kerusakan baik aquifer maupun pada sumur sendiri .
Development sumur dilaksanakan rata–rata lebih kurang 24 jam., atau sampai air yang
keluar dari sumur dengan pemompaan maksimum, bebas dari pasir, jernih, tidak ada
“suspensi”, serta efisiensi sumur tidak kurang dari 80 %. Air dianggap tidak
mengandung pasir lagi, apabila kandungan pasir dari air tersebut tidak lebih dari 20
ppm.
Selama pekerjaan development sumur maka Penyedia Jasa harus selalu mengukur
posisi kedalaman gravel dalam lubang anulus, apabila posisinya turun dari kedalaman
semula maka Penyedia Jasa harus segera menambahkan gravel sampai kembali pada
kedalaman yang telah ditentukan.

2.4. UJI PEMOMPAAN


Setelah pekerjaan development sumur selesai, maka Penyedia Jasa harus
mempersiapkan Uji pemompaan. Pengujian yang akan dilaksanakan antara lain
sebagai berikut :
a. Uji Pemompaan pendahuluan ( pre elementary pumping test ).
b. Uji penurunan bertingkat ( step drawdown pumping test ).
c. Uji debit tetap ( constant rate test ).
d. Uji pemulihan ( recovery test ).
e. Pengujian debit ( yield logging )
Apabila dibutuhkan dan atas instruksi Direksi, maka pada beberapa sumur harus
dilaksanakan pengujian (yield logging). Pengujian dilaksanakan dengan alat “current
meter “ yang harus dipasang pada sumur yang akan diuji, sebelum pemasangan pompa
uji, pemasangan “current meter“ harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pekerjaan, bahan bakar, pelumas dan
semua kebutuhan lain untuk selama periode waktu uji pemompaan, kecuali ditetapkan
atau diinstruksikan lain oleh Direksi.

2.4.1. PERALATAN UJI PEMOMPAAN


Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan uji pemompaan adalah :
a. Alat Pemompaan.
Pemompaan uji sumur dilaksanakan dengan pompa turbin yang mempunyai
kapasitas maksimum tidak kurang dari 40 l/dt dan tinggi “head“ tidak kurang
dari 40 meter, lengkap dengan mesin penggerak dan pengatur debit untuk sumur
dalam atau sesuai petunjuk Direksi.
b. Alat Pengukur Debit.
Debit pemompaan diukur dan diamati dengan menggunakan kotak pengukur
debit yang dilengkapi dengan alat ukur Thomson tipe “Vnotch“ atau “ Crivice
Weir“ atau “Flowmeter“.
c. Alat Pengukur Muka Air.
Permukaan air didalam sumur diukur dengan indicator muka air dengan
ketelitian pengukuran paling tidak 1 cm dan penggunakan tenaga baterai /
listrik.
d. Alat Pelengkap Lainnya
Untuk melaksanakan pengamatan yang tepat dan sesuai dengan periode waktu
yang ditentukan maka dibutuhkan ‘stop watch’ dan jam, sedangkan untuk
melaksanakan pengamatan pada sumur–sumur pengamatan disekitar sumur
yang dipompa dibutuhkan alat transportasi untuk personil uji pemompaan.

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 9


2.4.2. UJI PEMOMPAAN PENDAHULUAN
Setelah pemasangan pompa uji selesai, penyedia jasa harus melaksanakan uji
pemompaan pendahuluan yaitu dengan melaksanakan pemompaan pada sumur
tersebut dengan debit minimum pompa dan kemudian dinaikkan sesuai dengan
debit maksimum pompa, masing- masing selama 2 (dua) jam atau lebih.
Tujuan dari uji pemompaan pendahuluan adalah untuk melakukan pemeriksaan
terhadap hasil development sumur dan untuk memperoleh gambaran umum tentang
hubungan debit pemompaan dengan penurunan muka air, sehingga debit
pemompaan pada tiap tingkat dari uji penurunan bertingkat dapat ditentukan.
Oleh sebab itu penyedia jasa diharuskan melakukan pengamatan terhadap debit,
kedalaman muka air dan kandungan pasir dari air yang dipompa sesuai yang
ditentukan oleh Direksi.
Apabila hasil uji pemompaan pendahuluan menunjukkan bahwa development
sumur belum sempurna, maka Direksi berhak memberikan instruksi untuk
melanjutkan development sumur dan penyedia jasa harus melaksanakannya.
Setelah segala persyaratan pengujian dianggap telah memenuhi oleh Direksi, maka
penyedia jasa dapat mempersiapkan pelaksanaan uji penurunan bertingkat.

2.4.3. UJI PENURUNAN BERTINGKAT (STEP DRAWDOWN TEST)


Setelah dilakukan uji pemompaan pendahuluan, maka penyedia jasa harus
melaksanakan uji penurunan bertingkat, dengan cara sumur dipompa dengan debit
yang meningkat secara berurutan, selama periode 120 menit untuk masing- masing
tingkat debit. Pengujian harus dilaksanakan paling kurang 3 (tiga) tingkat dan debit
untuk tiap pengujian ditentukan oleh Direksi berdasarkan hasil uji pemompaan
pendahuluan.
Debit pemompaan pada setiap tingkat pengujian harus dipertahankan supaya tetap
stabil dengan melaksanakan pengamatan secara efektif. Pengamatan terhadap debit
pemompaan dan penurunan muka air didalam sumur yang dipompa, harus
dilakanakan dengan interval waktu tertentu, sesuai formulir yang ditentukan oleh
Direksi.

2.4.4. UJI DEBIT TETAP (CONSTANT RATE TEST)


Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari uji bertingkat, maka penyedia jasa
harus melaksanakan uji debit tetap, yaitu: Melakukan pemompaan dengan debit
yang tetap selama 72 (tujuh puluh dua) jam secara terus menerus. Besarnya debit
pemompaan ditentukan oleh Direksi berdasarkan data uji penurunan bertingkat.
Pengamatan terhadap debit pemompaan harus dilaksanakan paling tidak sekali tiap
jam, supaya debit pemompaan dapat dipertahankan stabil.
Penyedia jasa harus melaksanakan pengamatan terhadap penurunan muka air
tanah, baik pada sumur yang dipompa maupun pada sumur–sumur pengamatan.
Sumur pengamat ditentukan oleh Direksi berdasarkan kondisi lapangan yang
terdapat pada tiap lokasi. Apabila kondisi lapangan memungkinkan, maka disamping
mengadakan pengamatan pada sumur yang dipompa, penyediaan jasa harus
melaksanakan pengamatan penurunan maka air tanah paling tidak pada 2 (dua )
sumur tabung yang terdapat dalam radius 1.200 meter dari sumur yang dipompa
dan 1 (satu) sumur gali yang terdapat dalam radius 400 meter dari sumur yang
dipompa, sumur yang diukur tanpa dipompa tersebut selanjutnya disebut sebagai
sumur pengamat.
Pengukuran muka air pada sumur yang dipompa dan sumur–sumur pengamat
dilakukan pada interval waktu sebagai berikut:
Waktu sejak pemompaan dimulai Interval Waktu pengukuran
0 – 10 menit Setiap 1 menit
10 – 20 menit Setiap 2 menit
20 – 60 menit Setiap 5 menit
1 – 2 jam Setiap 10 menit
2 – 3 jam Setiap 15 menit
3 – 6 jam Setiap 30 menit
6 – 24 jam Setiap 1 jam
24 – 48 jam Setiap 2 jam

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 10


Selama pemompaan uji debit tetap, penyedia jasa harus melaksanakan pengukuran
terhadap PH, Temperatur dan EC air yang dipompa, pengukuran dilaksanakan paling
tidak 4 kali selama pemompaan dengan selang waktu kira – kira 18 jam.
Penyedia jasa harus menjaga, agar lokasi pemompaan uji bebas dari genangan air,
sehingga tidak mempengaruhi pengujian. Untuk itu sebelum pelaksanaan uji
pemompaan, penyedia jasa harus membuat saluran pembuang untuk menyalurkan
air yang dipompa ke tempat yang jauh dari sumur, tanpa menimbulkan kerugian
pihak lain.
Apabila pemompaan berhenti sebelum waktu yang ditentukan karena adanya
kerusakan mesin atau kehabisan bahan bakar, maka penyediaan jasa harus
mengulangi pemompaan uji. Biaya yang telah dikeluarkan untuk pemompaan
sebelum pemompa berhenti, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

2.4.5. UJI PEMULIHAN (RECOVERY TEST)


Setelah pemompaan dihentikan pada akhir uji debit tetap, maka air mulai pulih
menuju kedudukannya yang semula. Uji pemulihan segera dimulai setelah
pemompaan berhenti sesuai muka air penuh seperti kedudukannya semula yaitu
maksimum selama 24 jam. Pengukuran dilaksanakan, baik pada sumur yang telah
dipompa maupun pada semua sumur pengamat dengan interval waktu seperti uji
debit tetap.

2.4.6. PENGUJIAN DEBIT (YIELD LOGGING)


Pengujian debit dimaksudkan untuk mengetahui debit air yang diperoleh dari tiap
bagian pipa saringan yang dipasang pada suatu sumur, apabila sumur tersebut
dipompa dengan debit tertentu pada masing-masing saringan produktif, dengan
menempatkan alat ukur (well current meter) pada pipa buta di atas pipa saring yang
akan di ukur, maka debit air yang diperoleh dari setiap bagian pipa saring dapat
dihitung.
Pengamatan dilaksanakan pada beberapa tingkat debit pemompaan, sesuai dengan
debit uji pemompaan, baik uji penurunan bertingkat maupun uji debit tetap.
Prosedur pengujian debit akan dijelaskan oleh direksi di lapangan bila diperlukan.

2.5. ANALISIS KUALITAS AIR


Pada waktu uji pemompaan ditiap sumur berlangsung, penyedia jasa harus
mengambil contoh air sumur untuk dianalisa. Pengambilan contoh air dilaksanakan
pada akhir pemompaan uji debit tetap, sebanyak 2 (dua) contoh untuk tiap sumur
dengan volume masing-masing tidak kurang dari 1 (satu) liter. Contoh air tersebut
disimpan dalam botol polyethilene yang sebelum dipakai harus dicuci dan dibilas
dengan air sumur tersebut, paling tidak sebanyak tiga kali, kemudian diisi air sampai
penuh, sehingga tidak ada udara yang tertinggal di dalamnya, lalu tutup rapat. Pada
masing-masing botol harus dicantumkan tulisan nomor sumur, lokasi dan tanggal
pengambilan contoh air tersebut.
Penyedia jasa harus melaksanakaan analisa kimia terhadap salah satu dari contoh
air tersebut dengan segera, yaitu dengan mengirimkan pada laboratorium yang
disetujui oleh direksi. Contoh air yang kedua, harus segera dikirimkan pada direksi
di Kantor Dinas PU dan Penataan Ruang Kab. Ngawi untuk disimpan. Analisa kimia
air harus dilakukan terhadap parameter sebagai berikut:
Baku Baku
Parameter Baku Mutu Parameter Parameter
Mutu Mutu
1. Warna Tidak Berbau 7. Kesadahan 5000 13. Sulfat 400
2. Bau Tidak Berasa 8. Besi 1 14. Sulfida 0.05
3. Kekeruhan 25 9. Clorida 600 15. Zat Organik 10
4. TDS 1500 10. Mangan 0.5 16. Sisa Chrom -
5. Suhu + 3°C 11. Nitrat 10 17. Chrom 0.05
6. PH 6.5-9.0 12. Nitrit 1.0 18. Amoniak -

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 11


Kandungan-kandungan zat kimia tersebut diukur dan dinyatakan dalam satuan mg/l
atau ppm, serta diberikan rekomendasi tentang memenuhi syarat atau tidaknya air
tersebut dipakai sebagai air minum maupun air irigasi.
Prosentase kesalahan maksimum yang diijinkan untuk analisa kimia contoh air dari
setiap sumur ditetapkan sebagai berikut:
TDS (ppm ) 50 100 200 500 1000 2000
Prosen
kesalahan max 15 7 5 4 3 2
yang diijinkan

Apabila hasil analisa kimia contoh air dari sumur menyimpang dari yang telah
ditentukan, maka Penyedia Jasa harus melakukan analisa ulang terhadap contoh air
sumur tersebut dengan biaya sendiri.

2.6. ANALISA BESAR BUTIR


Kalau dibutuhkan dan diinstruksikan oleh Direksi, Penyedia Jasa harus melaksanakan
analisa besar butir (analisa ayakan) terhadap beberapa contoh “cutting” dari sumur
yang akan dipilih oleh direksi dan menyerahkan hasil analisanya kepada Direksi.
Sebelum dianalisa, sisa lumpur pengeboran yang masih terdapat pada contoh tersebut
harus dihilangkan dengan cara dicuci, kemudian contoh tersebut dikeringkan dengan
alat pengering atau sinar matahari.

2.7. PEMASANGAN TUTUP SUMUR


Apabila uji pemompaan telah dilaksanakan, penyedia jasa harus memasang tutup
sumur lengkap dengan kuncinya untuk mencegah material-material asing masuk
kedalam sumur. Pemasangan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.

2.8. LAPORAN DAN CATATAN


Catatan terperinci mengenai semua data dan informasi yang diperoleh dari semua
pekerjaan yang dilaksanakan pada masing-masing sumur, harus disimpan untuk
sewaktu-waktu akan diperiksa atau disyahkan oleh direksi.
Penyedia jasa harus membuat laporan setiap hari pada direksi mengenai material yang
digunakan, pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk kedalaman
pengeboran, data-data lain yang dibutuhkan Direksi.
Setelah pekerjaan selesai pada akhir kontrak, maka Penyedia Jasa harus membuat
laporan akhir pekerjaan yang akan diserahkan pada direksi, untuk laporan akan dibuat
mengikuti blangko yang mengandung penjelasan-penjelasan detail mengenai data
yang diperoleh selama pembuatan sumur dan ringkasan pekerjaan telah dilaksanakan.
Laporan harus juga meliputi hal-hal tersebut dibawah ini :
a. Log pengeboran harian, meliputi keterangan mengenai jalannya operasi
pengeboran antara lain: Pekerjaan pengeboran, instalasi sumur, development
sumur, personil, peralatan dan material yang dipakai, pengukuran pipa kedalaman
sumur dan data-data lain yang dibutuhkan Direksi.
b. Log geologi dan log geofisik yang memberikan informasi mengenai jenis dan sifat
batuan, kedalamannya, nomor contoh / cutting, log resistivity, SP dan log EC air
(termasuk log debit kalau ada)
c. Catatan mengenai rencana posisi pipa saringan (desain sumur) dan hasil
pemasangannya berupa gambar konstruksi sumur dan susunan komponen sumur
yang terpasang, termasuk catatan mengenai penyambungan pipa.
d. Catatan mengenai jumlah gravel pack yang terpakai dan jumlah adukan semen
yang diisikan kerongga diluar pipa jambang di tiap sumur.
e. Catatan mengenai pengujian ketegak lurusan pipa jambang sumur dalam.
f. Catatan mengenai pekerjaan development sumur meliputi debit, muka air tanah,
lama pengoperasian, pengamatan kekeruhan air, alat dan material yang dipakai,
jumlah personil, jam kerja dan sebagainya.
g. Catatan mengenai kegiatan uji pemompaan dan semua data yang dikumpulkan
selama pengujian.

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 12


h. Catatan mengenai PH, temperatur, EC dan jumlah kandungan pasir dari air yang
dipompa.
i. Kurva gradasi hasil analisa besar butir contoh cutting dan gravel pack.
j. Bentuk dan format blanko laporan ditentukan oleh Direksi.

Kegiatan pekerjaan pembuatan sumur harus didokumentasikan dengan foto-foto yang


diambil untuk masing-masing sumur. Pengambilan foto tiap sumur harus meliputi:
a. Saat sumur dalam kondisi nol prosen.
b. Saat mata bor akan dioperasikan.
c. Saat pengeboran mencapai 50 prosen.
d. Saat pengambilan contoh “cutting”
e. Saat stang bor sudah masuk seluruhnya.
f. Saat contoh “cutting” telah diperoleh seluruhnya.
g. Saat proses “Logging”
h. Saat persiapan pemasangan pipa.
i. Saat penyimpanan “gravel pack“.
j. Saat pemasangan pipa setiap tahapnya.
k. Saat pengisian “gravel pack“.
l. Saat “development“.
m. Saat uji pemompaan.
n. Saat pemasangan tutup sumur atau kondisi selesai 100 persen.

2.1. PERALATAN
Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan yang akan digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini dengan kriteria peralatan sebagai berikut:
A. Drilling Rig
a. Jenis Rig bisa “skid mounted” atau “truck mounted” ataupun “tractor mounted”
dengan tenaga unit minimum 90 (sembilan puluh) PK, tidak termasuk tenaga
untuk Mud Pump dan Air Compressor.
b. Type Rig disarankan berputar (rotary type), dengan “rotary head“ atau “rotary
table“ ataupun “rotary with spindle torque“ dengan kemampuan memutar 380
Kg/m, kecepatan putar 45 RPM – 90 RPM untuk drill pipe diameter 2 ⅞“,
mampu memasang pipa diameter 16” dan dilengkapi dengan “ pull down
hydraulic system“ dengan kecepatan 2.5 meter/menit sampai dengan 15
meter/menit.
c. Rig dapat dipakai untuk pengeboran dengan metode “direct sirculation” atau
“reverence circulation”
d. Drilling Rig harus dilengkapi tripod atau mast dengan tinggi ruang kerja
minimum lebih kurang 8 meter dan mampu menahan beban minimum 8 ton,
dengan “draw works” berkecepatan angkat 60 meter/menit dan kekuatan
angkat 2.200 kg.
e. Kemampuan pengeboran minimum lebih kurang 150 meter kedalaman
dengan diameter pengeboran 10 ¾“ dan drill pipe minimum 2 ⅞”
B. Pompa Lumpur (Mud Pump)
Pompa lumpur harus “double action plunger pump“ dengan kepasitas minimum
400 liter per menit dan tekanan kerja minimum 21 kg/cm2.
C. Kompresor Udara (Air Compressor)
Kapasitas minimum 250 CFM (Cubic Feet per Minute) dengan tekanan kerja
minimum 145 Psi .
D. Stang Bor
Setiap Rig harus dilengkapi stang bor dengan diameter minimum 2 ⅞ “ dan total
panjang 135 meter atau sesuai dengan kebutuhan kedalaman yang diminta.
Kondisi stang bor harus dalam keadaan baik, lurus dan dilengkapi dengan alat
sambungan yang cukup dan ulir yang baik.
E. Mata Bor
Mata bor yang harus disediakan minimum berjumlah dua buah untuk masing-
masing type dan diameter.

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 13


a. Three wing bit diameter 20”.
b. Three cone bit diameter 6 ¾“, 10 ¾” dan 16”.
c. Pilot bit diameter 6 ¾”.
d. Three cutter hole opener diameter 16”.
F. Drill Collar, Stabilizer & Bit Sub
Setiap Rig harus dilengkapi dengan jumlah yang cukup untuk:
a. Drill collar diameter 4 ½“ dan 6 ¾“ panjang per batang 3 meter atau ukuran
lain yang sesuai.
b. Stabilizer diameter 6 ¾”, 10 ¾” dan 16” dengan ukuran panjang minimum 1,2
meter .
c. BLT sub dan sub yang sesuai untuk penyambungan antara mata bor stabilizer ,
drill collar dan stang bor.
G. Peralatan Uji Pemompaan
a. Pompa turbin atau submersible dengan debit minimum 30 liter per detik dan
total head 50 meter, lengkap dengan mesin penggerak .
b. Alat pengukuran muka air elektrik (Water level electric sounding) sampai
dengan kedalaman 50 meter.
c. Alat pengukur debit (V-notch dan atau Orifice).
d. Thermometer, EC meter dan PH meter .
e. Alat penakar hujan.

I. PEMBANGUNAN RUMAH POMPA SUMUR DALAM


3.1. PEKERJAAN PERSIAPAN.
a. Uitzet dan pasang bouwplank dilaksanakan secara teliti dan cermat untuk mengetahui
titik peil bangunan.
b. Pembersihan lokasi pekerjaan.
3.2. PEKERJAAN TANAH
a. Galian tanah untuk rencana pondasi dilaksanakan dengan ukuran dan bentuk sesuai
dengan gambar rencana.
b. Tanah bekas galian diratakan atau dibuang keluar lokasi pekerjaan.
c. Urugan pasir dilaksanakan di bawah pondasi / lantai dengan ketebalan sesuai gambar
rencana.
d. Apabila keadaan tanah galian berair maka pemborong diwajibkan memakai pompa air
untuk pengeringnya.
3.3. PEKERJAN PONDASI
a. Bagian bawah pondasi dipasang lapisan batu kosong (aanstampeng) tebal 15 cm, dengan
sela-selanya diisi dengan pasir urug serta disiram air dan ditumbuk hingga padat.
b. Pondasi batu kali menggunakan perekat 1 PC : 5 PP untuk pencampuran dilakukan
secara mekanik menggunakan concrate mixer/beton molen dan kemudian diplester
dengan beraben, plester kasar dengan perekat yang sama.
c. Celah-celah yang besar antara batu kali diisi dengan kricak yang dicocok padat.
d. Batu-bata pondasi tak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hingga
padat.
e. Pondasi batu kali bentuk dan ukuran dilaksanakan sesuai dengan gambar.
3.4. PEKERJAN PASANGAN DAN PLESTERAN
a. Semua pasangan tembok batu bata, kecuali pasangan tembok yang kedap air dibuat
dengan campuran (adukan) perekat 1 PC : 5 PP, untuk pencampuran dilakukan secara
mekanik menggunakan concrate mixer/beton molen. Tembok harus dipasang tegak
lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-retak dengan maksimum pecah dari
batu bata merah 20%.
b. Batu bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi, sebelum dipasang
direndam air terlebih dahulu hingga jenuh.
c. Batu bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang matang,
berukuran sama, tidak boleh pecah-pecah dan lain-lain menurut pemeriksaan pengawas
lapangan.

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 14


d. Semua voeg (siar) di antara pasangan bata pada hari pemasangan harus dikeruk sedalam
1 cm, pada bagian luar dan dalam.
e. Tidak diperbolehkan dipasang bata yang pernah dipakai (bekas).
f. Pemasangan tembok bata hanya diperbolehkan maksimum tinggi 1 (satu) m untuk
setiap hari.
g. Pemasangan tembok dipasang luas maksimum 12 (duabelas) m2, bila lebih harus
dipasang beton kolom praktis.
h. Perancah (andang) tidak diperbolehkan dipasang menembus tembok.
i. Pekerjaan beton yang diplester, sebelumnya permukaan harus dibuat kasar terlebih
dahulu (dengan betel) dan disaput dengan air semen.
j. Campuran spesi untuk campuran beton dibuat 1 PC : 2 PP, sedang untuk plesteran
tembok dilaksanakan dengan campuran 1 PC : 3 PP, hasil ayakan yang halus dan selalu
ditakar.
k. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok rata dan halus, dan
merupakan suatu bidang yang tegak lurus dan siku, tidak boleh ada retak-retak di
kemudian hari. Jika terjadi retak-retak, penyedia harus memperbaikinya.
l. Sebelum pelaksanaan plesteran tembok dilaksanakan, maka jalur-jalur instalasi listrik,
sudah harus ditanam dalam tembok terlebih dahulu sesuai dengan rencana.
m. Semua pekerjaan plesteran dengan 1 PC : 2 PP tersebut dalam RKS ini, dilaksanakan
untuk plesteran trasram tembok dan bagian lain yang dianggap perlu oleh pengawas
lapangan.
n. Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pekerjaan tembok, baik yang
tampak maupun yang tidak tampak antara lain tembok-tembok di atas langit-langit
maupun tembok gewel bagian dalam dan sebagainya.
o. Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan setelah pekerjaan atap selesai dilaksanakan,
tembok harus dibasahi air sehingga betul-betul kenyang sebelum pekerjaan plesteran
dimulai.
p. Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing (benangan) supaya digunakan plesteran 1 PC
: 2 PP dilaksanakan dengan lurus dan tajam
3.5. PEKERJAAN BETON
a. Beton bertulang dengan campuran 1 PC : 2 PB : 3 Kr, untuk pencampuran dilakukan
secara mekanik menggunakan concrate mixer/beton molen, dilaksanakan untuk semua
pekerjaan konstruksi beton yang lain ialah beton-beton sloof, kolom dan balok beton
keliling (ring balk), beton gantung, ring gewel, konsul dan lain-lain sehingga memenuhi
syarat dalam PBI 1997.
b. Penyedia sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan memeriksa
gambar/perhitungan konstruksi beton bertulang.
c. Penyedia tidak diperbolehkan mengecor beton sebelum begisting dan pasangan beton
diperiksa dan disetujui Komite Sekolah secara tertulis.
d. Baja tulangan terdiri dari batangan bulat, untuk dimensi dan ukuran baja tulangan
disesuaikan dengan gambar kerja dan RAB.
e. Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen PC PRODUKSI
DALAM NEGERI dan harus memakai satu jenis merk pabrik dengan jenis dan kualitas
yang sama.
f. Kerikil untuk semua pekerjaan beton dan beton bertulang dapat memakai kerikil ukuran
1 s/d 3 cm, padat, bersih dan tidak keropos, bersih dari debu dan lumpur sebelum
dipakai harus dicuci terlebih dahulu.
g. Pasir cor harus dipakai pasir khusus untuk beton berbutir tajam, bersih dari kotoran dan
tidak tercampur dengan bahan-bahan lain.
h. Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai air bersih dan tawar dengan
kadar air secukupnya pada campuran sederhana, supaya beton tidak terlalu cair (PBI
1971).
i. Pemasangan papan begesting papan dengan ketebalan 2 cm dan disusun secara rapat.
j. Begisting dibuat dari kayu tahun yang diperkuat dengan paku-paku, sehingga kuat untuk
pekerjaan pengecoran.
k. Setelah pekerjaan begisting dibongkar, semua bidang yang terlihat ada lubang-lubang,
tidak rata, harus ditutup dengan spesi 1 PC : 2 PP.
l. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI 1971.

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 15


m. Untuk struktur rumah pompa/genset dan pondasi genset menggunakan bahan beton
mutu f'c = 14,5 MPa (K 175), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,66
n. Bahan beton untuk lantai rabat dan lantai kerja beton mutu f'c = 7,4 MPa (K 100), slump
(3-6) cm, w/c = 0,87.
3.6. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP
3.6.1. Umum
Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan pemasangan tentang
konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar kerja.
3.6.2. Standar
3.6.2.1. Bahan Struktur atau Konstruksi
a. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan PPK.
b. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus
dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.
c. Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi
“American Institute of Steel Construction (AISC)” dan PPBBI Mei 1984.
3.6.2.2. Pengikat-pengikat: baut-baut, mur-mur atau sekrup-sekrup dan ring-ring harus sebagai
berikut :
a. Untuk sambuangan bukan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370
dan harus digalvanis.
b. Untuk sambuangan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325
dan atau ASTM A490 dan harus terlapis cadmium.
c. Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja
tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari baja
tahan korosi.
d. Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
3.6.2.3. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American
Welding Society” (AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction)
a. Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM
A36 atau A325.
b. Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng untuk
produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
c. Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan harus
biasanya type segi enam (hexagon-bolt type)
d. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan
yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus
disertai sertifikat dari pabrik.
e. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai
harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada
pertentangan, spesifikasi ini menentukan.
3.6.3. Material dan Fabrikasi
a. Semua material baja harus baru dan disetujui pengawas walaupun penyedia telah
menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat penyedia
untuk tetap bertanggung jawab.
b. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan "Hot Rolled Structural Steel" dan memenuhi mutu baja BJ 37 (PPBBI-
83) atau ASTM A36 atau SS41 (JIS.U 3101 - 1970).
c. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak
dapat dilakukan di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat
persetujuan Pengawas.
d. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada
tekukan dan ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi
dimulai pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 16


e. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat
baja dan dicat zincromate 2 (dua) kali.
f. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,
diperbaiki atau diganti dengan yang baru atas biaya penyedia.
g. Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan
fabrikasi penyedia yaitu baja dengan tegangan leleh minimum y = 2.400 kg/cm2.
h. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta
bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir, dengan berat sesuai
gambar rencana.
i. Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan gambar kerja (Shop
Drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas,
dan Pemborong tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja
tersebut disetujui.
j. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu
sebelum dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan
dilakukan. Sisa-sisa atau material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus
dibersihkan.
k. Listplank dari papan GRC dengan ukuransesusai gambar
l. Atap rumah genset menggunakan seng gelombang BjLS 30. Seng gelombang harus
dipasang dengan bagian masing-masing tumpang tindih minimal 15 cm. Bahan yang
akan dipakai terlebih dahulu diserahkan contohnya pada direksi guna mendapatkan
ijin sebelum penyedia jasa menyediakan bahan tersebut.
3.6.4. Pengecatan
a. Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus dibersihkan
dari semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci
dengan white spirit atau solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus dihilangkan
dengan cara menggosok dengan wire brush mekanik.
b. Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah harus
dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
c. Sebelum mulai pengecatan, Penyedia harus memberitahukan kepada pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan cat.
d. Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di Workshop dengan
menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 2 (dua) kali 50 mikron.
e. Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua
konstruksi selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).
f. Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai dengan
persyaratan cat yang digunakan.
3.7. PEKERJAAN PINTU BESI DAN JENDELA TERALIS
a. Pintu rumah pompa/genset adalah pintu yang terbuat dari pipa-pipa galvanis Ø 2”, Ø 1
¼”, besi beton Ø 16 mm dan plat baja tebal 2 mm serta dilengkapi dengan pengunci.
b. Untuk jendela teralis terbuat dari besi siku ukuran 50.50.5 dan besi beton Ø 16 mm.
c. Semua ukurannya harus sesuai dengan gambar dan dirangkai dengan pengelasan sesuai
dengan gambar rencana.
3.8. PEKERJAAN PAGAR KELILING
a. Semua pekerjaan tanah untuk pembuatan pondasi pagar, pekerjaan pasangan, plesteran
dan pekerjaan beton harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi teknik
ini.
b. Pintu pagar adalah pintu yang terbuat dari pipa-pipa galvanis Ø 2”, Ø 1 ¼”, Ø 1” dan
kawat harmonika Ø 2 mm dan dilengkapi dengan pengunci.
c. Untuk tiang terbuat dari besi siku ukuran 50.50.5 dan masing-masing saling terhubung
dengan kawat berduri Ø 2 mm dengan jarak antar kawat seperti gambar rencana.
d. Semua ukuran harus sesuai dengan gambar rencana atau menurut petunjuk direksi
pekerjaan.
3.9. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Cat besi meliputi : listplank, pintu, dan jendela harus dicat dengan cat buatan dalam
negeri (EMCO atau dengan kualitas yang sama).

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 17


b. Cat meni, cat plamur maupun dempul harus dipakai sesuai dengan kualitas cat akhiran
yang dipergunakan.
c. Dalam pelaksanaan pekerjaan cat sebelum dimulai mengecat semua bagian harus
dibersihkan dan dimeni terlebih dahulu, kemudian diplamur hingga rata dan bilamana
perlu didempul dan digosok dengan kertas gosok. Setelah pekerjaan plamur selesai
digosok dengan kertas gosok (amplas) hingga rata dan halus, kemudian dicat dasar 1 x
(satu kali) selanjutnya dengan cat akhiran (penutup) 3 x (tiga kali) atau lebih untuk
mencapai hasil yang sempurna dan memuaskan.
d. Untuk pengecatan besi, sebelum dilakukan pengecatan permukaan besi harus diamplas
sampai bersih dari karat, kemudian dilakukan pengecatan meni besi yang dilanjutkan
dengan pengecatan luar dengan dua kali pengulangan.
e. Untuk seluruh dinding/tembok bagian dalam harus dicat dengan cat tembok buatan
dalam negeri yang bermutu baik (Decolith, Catylac atau yang bermutu sejenis).
f. Sebelum memulai dengan memplamur tembok, maka tembok yang belum diplester
dengan rata dan sempurna harus diperbaiki terlebih dahulu (dihaluskan).
g. Bahan plamur tembok yang dipergunakan untuk tembok bagian luar, agar ditambah
semen putih.
h. Warna cat ditentukan biru tua untuk cat kayu dan besi (pintu dan jendela) dan untuk
dinding/tembok berwarna biru muda. Sedangkan untuk pagar dicat dengan cat chrom,
atau menurut petunjuk direksi.
3.10. P E N U T U P
a. Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan
yang tidak disebut perkataan atau kalimat “diselenggarakan oleh penyedia”, maka hal ini
harus dianggap seperti disebutkan.
b. Semua bahan atau material yang digunakan dalam proyek ini ukuran sesuai di
perdagangan.
c. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
didalam pekejaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam
Spesifikasi Teknis ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima “hal”
yang disebut.
d. Hal-hal yang tidak tercantum akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang,
bilamana perlu diadakan perbaikan dalam Spesifikasi Teknis ini.

IV. IDENTIFIKASI BAHAYA

TINGKAT
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA DAN RESIKO
RESIKO
I PEKERJAAN PENGEBORAN

1. Mobilisasi / - Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja 2


demobilisasi peralatan secara umum, nyeri tulang bahu/ pinggang
- tergelincir, tergores, infeksi 3
- kecelakaan akibat peralatan kerja, tertusuk 2
benda tajam, benturan,
- tertimpa benda-benda berat 3

2. Pembuatan kolam - Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja 2


sirkulasi dan secara umum, nyeri tulang bahu/ pinggang
pemulihan lokasi - tergelincir, tergores, infeksi, 2
setelah pengeboran - kecelakaan akibat peralatan kerja, tertusuk 3
benda tajam

3. Pengeboran dan - Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja 2


pembersihan lubang secara umum,
bor serta pengambilan - tergelincir, tergores, infeksi, iritasi pada 2
contoh batuan mata akibat lumpur
(cutting) - tersengat panas mesin dan terjepit roda 4
gigi mesin bor

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 18


- tertimpa crane, stang bor, tersambar tali 4
sling

4. Pemasangan pipa - Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja 2


produksi/konstruksi secara umum, nyeri tulang bahu/ pinggang
- tergelincir, tergores, iritasi pada kulit dan 2
mata akibat lumpur dan lem
- kecelakaan akibat penggunaan peralatan 3
kerja, tertusuk benda tajam, benturan
- tertimpa crane, tersambar tali sling 4

5. Penempatan gravel - Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja 2


dan mortar kedalam secara umum, nyeri tulang bahu/ pinggang
rongga disekeliling - tergelincir, tergores, iritasi pada kulit dan 3
pipa produksi mata, percikan material
- kecelakaan akibat penggunaan peralatan 2
kerja

6. Pencucian sumur - tergelincir, tergores, infeksi pernafasan 2


(well development) dan iritasi mata
- terjadinya kontak, terantuk, benturan, 2
tertusuk benda tajam
- tersengat panas mesin dan ledakan 4
kompresor
- tertimpa crane, tersambar tali sling 3

7. Uji Pemompaan - tergelincir, tergores, infeksi pernafasan 2


dan iritasi mata
- terjadinya kontak, terantuk, benturan, 1
tertusuk benda tajam
- tersengat panas mesin genset, tertimpa 3
crane, tersambar tali sling
II PEKERJAAN RUMAH POMPA

1. Pekerjaan - Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja 2


Pendahuluan secara umum, nyeri tulang bahu/ pinggang
- tergelincir, tergores, infeksi 1
- kecelakaan akibat peralatan kerja, tertusuk 2
benda tajam

2. Pekerjaan Tanah dan - Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja 2


Pondasi secara umum, nyeri tulang bahu/ pinggang
- tergelincir, tergores, infeksi, iritasi pada 2
kulit dan mata
- kecelakaan akibat peralatan kerja, tertusuk 3
benda tajam, tertimpa material

3. Pekerjaan Pasangan, - Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja 2


Plesteran dan Beton secara umum, nyeri tulang bahu/ pinggang
- tergelincir, tergores, infeksi, iritasi pada 2
kulit dan mata
- kecelakaan akibat peralatan kerja, tertusuk 3
benda tajam, tertimpa material

4. Pekerjaan Rangka - Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja 2


Atap & Penutup Atap secara umum, nyeri tulang bahu/ pinggang
Dan Pekerjaan Besi - tergelincir, tergores, infeksi, iritasi pada 3
kulit dan mata

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 19


- kecelakaan akibat penggunaan peralatan 3
kerja, tertusuk benda tajam, benturan,
- tertimpa material berat, tersengat aliran 4
listrik, terjatuh dari ketinggian.

5. Pekerjaan Pengecatan - Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja 2


secara umum, nyeri tulang bahu/ pinggang
- terjadinya kontak, terantuk, benturan, 3
tertusuk benda tajam
- tergelincir, tergores, infeksi pernafasan 4
dan iritasi mata.

V. PERSYARATAN PENYEDIA
5.1. Badan usaha pelaksana pekerjaan ini harus memiliki ijin usaha yang masih berlaku,
antara lain sebagai berikut:
1) Nomor Induk Berusaha (NIB) atau IUJK sesuai KBLI-42218
(Pembuatan/pengeboran Sumur Air Tanah)
2) Surat Ijin Perusahaan Pengeboran Air Tanah (SIPPAT) diserahkan pada saat
rapat persiapan penandatanganan kontrak
3) Sertifikat Badan Usaha (SBU) sub klasifikasi Pekerjaan Pengeboran Sumur Air
Tanah Dalam (SP 008)

5.2. Personil Inti


Untuk pelaksanaan pekerjaan ini dibutuhkan personil inti sebagai berikut:
1) 1 (satu) orang Pelaksana, bersertifikat terampil (SKT) Juru Pengeboran Air
Tanah (TT 009) atau Pelaksana Pengeboran Air Tanah (TT 013). Mempunyai
pengalaman minimal 2 (dua) tahun.
2) 1 (satu) orang Petugas Keselamatan Konstruksi, bersertifikat Petugas
Keselamatan Konstruksi.

5.3. Peralatan Utama


Penyedia harus menyediakan peralatan minimal sebagai berikut:
1) 1 (satu) unit Alat pengeboran (Drilling Rig-rotary type) minimum 90 HP
kemampuan memutar 380 Kg/m, kecepatan putar 45 – 90 rpm (untuk satu
lokasi) dilengkapi dengan Sertifikat Instalasi Alat Bor (SIAB) diserahkan pada
saat rapat persiapan penandatanganan kontrak;
2) 1 (satu) unit pompa lumpur kepasitas minimum 400 liter per menit dan
tekanan kerja minimum 21 kg/cm2 (untuk satu lokasi);
3) 1 (satu) unit kompresor udara kapasitas minimum 250 CFM tekanan kerja
minimum 145 psi;
4) 1 (satu) set pompa uji (pumping test unit) debit minimal 30 l/dt total head 50
meter beserta mesin penggerak minimal 40 HP;
5) 1 (satu) unit beton molen, minimal 0,3 m3.

Ngawi, - - 2021

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

MAFTHUH AFFANDI, ST., MH.


NIP. 19770328 200312 1 007

Spesifikasi Teknik Pengeboran dan Rumah Pompa - 20

Anda mungkin juga menyukai