FIQIH SHALAT
Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Nabila Qurrotu Aini [2002056053]
2. Ahmad Rakan Syafiq [2002056072]
3. Dimas Sandi [2002056084]
IH-A1
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. H. Maksun M.Ag selaku dosen
Ilmu Fiqih UIN Walisongo Semarang yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan, ilmu dan wawasan dalam mata kuliah ini.
Penulisan makalah berjudul “Tata Cara Shalat Dan Hal Yang Membatalkannya”
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Fiqih. Pada makalah diuraikan
bagaimana tata cara shalat dan hal hal yang membatalkan shalat itu sendiri.
Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini
dapat lebih baik nantinya. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik
terkait penulisan maupun materi, Kami memohon maaf.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………..3
I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………4
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………4
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………………………4
II. PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………5
A. Pengertian Fiqh Shalat…………………………………………………………………..5
B. Sejarah Pensyariatan Shalat………………………………………………………....6
C. Waktu-Waktu Shalat……………………………………………………………………..7
D. Syarat Rukun Shalat………………………………………………………………..…….9
E. Batalnya Shalat……………………………………………………………………………10
F. Kaifiyat Shalat……………………………………………………………………………..11
III. PENUTUP…………………………………………………………………………………………12
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………...12
A. Latar Belakang
Sholat sebagai kewajiban bagi umat islam secara garis besar mengandung makna
penghambaan kepada Allah SWT. Penjelasan tentang pentingnya sholat ini sampai
digambarkan oleh Rasulullah sebagai “Tiang Agama”. Tidak lain dan tidak bukan
karena Baginda Nabi sendiri pun mengetahui hakikat dan manfaat dari sholat itu
sendiri.
Oleh karena itu penting kiranya kita sebagai umat islam untuk membahas tentang
pengertian, sejarah, waktu-waktu, syarat, rukun, hal-hal yang membatalkan shalat
serta tata cara dari shalat itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari shalat?
2. Bagaimana sejarah pensyariatan shalat?
3. Kapan waktu-waktu shalat?
4. Apa yang termasuk rukun-rukun shalat?
5. Apa yang termasuk syarat-syarat shalat?
6. Apa saja yang membatalkan shalat?
7. Bagaimana tata cara shalat yang benar?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui definisi dari shalat
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pensyariatan shalat
3. Untuk mengetahui kapan waktu-waktu shalat
4. Untuk mengetahui rukun-rukun shalat
5. Untuk mengetahui syarat-syarat shalat
6. Untuk mengetahui apa saja yang membatalkan shalat
7. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan shalat yang benar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat
Shalat merupakan ibadah yang wajib bagi pemeluk agama islam sebagai muslim, hukumnya
wajib untuk mendirikan shalat lima waktu, 5 waktu shalat diantaranya Shalat Subuh, Shalat Dzuhur,
Shalat Ashar, Sholat Maghrib, Shalat Isya. Shalat termasuk dari salah satu 5 rukun islam.
Kata shalat secara bahasa berasal dari Bahasa Arab. Arti kata tersebut yaitu doa atau ungkapan,
Sedangkan menurut istilah shalat berarti serangkaian kegiatan ibadah tertentu dalam islam yang
dimulai dengan melakukan takbiratulikhram dan diakhiri dengan salam, dengan syarat dan rukun
yang telah ditentukan dengan syariat.
Secara umum, shalat berarti ibadah wajib bagi umat islam yang harus dilakukan sehari-hari.
Dalam sehari, kita diperintahkan mendirikan shalat fardhu lima waktu, Shalat juga dibagi menjadi
dua, yaitu shalat fardhu dan shalat sunnah. Shalat fardhu ialah sholat 5 waktu yang harus atau
wajib dilakukan bagi umat islam. Sedangkan shalat sunnah merupakan shalat yang hukumnya
sunnah dan dianjurkan untuk dikerjakan. Diantaranya Shalat Tahajud, Shalat Dhuha, Shalat Tarawih,
dan lain lainnya.
Shalat juga bisa dikerjakan dengan dua cara, yaitu shalat munfarid atau shalat sendiri serta
shalat berjamaah. Shalat munfarid dikerjakan dengan sendiri atau individu, sedangkan shalat
berjamaah ada satu yang bertindak sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum. Shalat
berjamaah diganjar dengan pahala 27 derajat lebih banyak disbanding shalat sendiri atau individu.
َ ْ َ َ َ َّ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ
الزك ِاة َوكان ِعند َرِّب ِه َم ْر ِض ًّياوكان يأمر أهله ِبالصال ِة و
Artinya: “Dan dia (Ismail) menyuruh keluarganya untuk melaksanakan shalat dan zakat, dan ia
adalah seorang yang diridloi disisi Tuhan-Nya”
Juga Surat Maryam (31) yang menggambarkan tentang shalatnya Nabi Isa ‘alaihissalâm:
َ َّ َ َ َّ
الزك ِاة َما ُد ْم ُت َح ًّيا ان ِبالصال ِة وَو َأ ْو َص ن
ِي
Artinya: “Dan Dia (Allah) memerintahkan kepadaku (Isa) (mendirikan) shalat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup;”
Mengacu pada keterangan di atas, sebelum pensyariatan shalat, Nabi Muhammad juga
sebenarnya sudah rutin melakukan shalat di pagi dan sore hari. Hal tersebut juga diperkuat dengan
Surat Al-Mu’minun ayat 31:
َ ْ ِّ َ َ ِّ ْ َ ْ َ ِّ َ ْ َ ر
ش َو ِاْل ْبكار
وسبح ِبحم ِد ربك ِبالع ِ ي
Artinya:“Dan sucikanlah (shalatlah) dengan memuji Tuhanmu, di waktu sore dan pagi hari”.
Peristiwa tersebut terekam dalam hadits Nabi riwayat Bukhori (No. 342) dan Muslim (No.
163): ثم أخذ بيدي فعرج ر ين إىل.. جنيل
فنل ر ن ن، "فرج عن سقف بيت وأنا بمكة: قال- صل هللا عليه وسلم- أن رسول هللا
ي
: ... ن
وه خمسون ال يبدل القول لدي ي خمس ه
ي فقال اجعته ر ف خمسي صالة ففرض اللهعل ي... "السماء.
أمت
Artinya: “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“loteng rumahku terbuka saat aku berada di Makkah, kemudian Jibril turun … kemudian ia
memegang tanganku dan mengangkatku ke langit… kemudian Allah memfardlukan shalat 50
waktu pada ummatku…maka aku kembali lagi, dan Dia (Allah) berfirman: “Shalat 5 waktu itulah
(pahalanya sama dengan) shalat 50 waktu, tidak akan tergantikan lagi pernyataanku”.
Perintah shalat 5 waktu kemudian diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam
peristiwa isra mi'raj yang terjadi sekitar 18 bulan sebelum peristiwa hijrah. Sejak saat itulah 5
waktu shalat sehari semalam di fardhukan bagi umat Nabi Muhammad Saw. Shalat 5 waktu yang
pahalanya sama dengan shalat 50 waktu.
C. Waktu-Waktu Shalat
Hukum asal: boleh shalat kapanpun kecuali pada waktu terlarang , para ulama sepakat bahwa
diperbolehkan bahwasanya dianjurkan untuk memperbanyak ibadah shalat , selama tidak pada
waktu dan kondisi yang dilarang.
Dari Rabi'ah bin Ka'ab al-aslami, dia berkata " Saya bermalam bersama Rasulullah Shalallahu'
alaihi wasalam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajarnya, maka beliau
bersabda kepadaku " Mintalah kepadaku" maka aku berkatab" Aku meminta kepadamu agar aku
menemanimu di surga" Beliau berkata " atau selain itu" aku menjawab " Hanya itu" maka beliau
menjawab " Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud"
( H.R Muslim)
1. Shalat Dzuhur
Waktu shalat dzuhur dimulai sejak tergelincirnya matahari hingga bayangan benda sama
panjang dengan benda tersebut. Akan tetapi dianjurkan untuk mengakhirinya ketika udara
sangat panas. Dengan tujuan untuk mendinginkan badan.
Berdasarkan Hadist dari Huairah R.A dari Navi Muhammad SAW bersabda:
فﺈن ﺷدة الحر من فيح جهنم،إﺫا اﺷتد الحرُ فأبر ُدوا عن الصال ة
" Jika panas sangat menyengat, maka tunggulah waktu dingin untuk melaksanakan shalat
(Dzuhur) karena panas yang menyengat itu sebagian dari hembusan neraka jahanam"
2. Shalat Ashar
Waktu shalat ashar dimulai ketika bayangan benda sama panjang dengan benda tersebut
hingga menguningnya matahari di ufuk barat. Tidak dibenarkan mengakhirkan shalat ashar
sampai menguning matahari di ufuk barat, kecuali bagi orang yang dalam keadaan darurat.
Rasulullah SAW pernah bersabda tentang orang yang mengakhiri shalat ashar hingga
menguning matahari di ufuk barat :
“Barang siapa yang meninggalkan shalat ashar maka gugurlah amalannya”
“Itulah shalat orang munafik. Ia duduk menanti matahari di antara dua tanduk setan lalu ia
berdiri dan melaksanakan shalat empat raka’at dengan cepat. Tidaklah ia mengingat Allah
kecuali sedikit.”(HR. Muslim no. 622).
3. Shalat Maghrib
Waktu shalat maghrib dimulai sejak matahari terbenam hingga awan ( mega) merah di ufuk
barat menghilang. Dianjurkan menyegerakan shalat maghrib dan dimakruhkan mengakhirinya .
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
“Umatku akan senantiasa dalam kebaikan (atau fitrah) selama mereka tidak mengakhirkan waktu
shalat maghrib hingga munculnya bintang (di langit).” (HR. Abu Daud, no. 418 dan Ahmad, 5:421.
Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan karena adanya Muhammad bin
Ishaq)
4. Shalat Isya
Waktu shalat isya dimulai sejak menghilangnya awan merah hingga tengah malam , yang
dimaksud tengah malah adalah jarak antara waktu maghrib sampai waktu shubuh. Dianjurkan
mengakhiri shalat isya selama tidak ada kesulitan dalam melakukannya. Diriwayatkan dari Aisyah
R.A ia berkata:
" pada suatu malam pernah Nabi Muhammad SAW mengakhirkan shalat isya hingga penghuni
masjid tidur, kemudian beliau keluar untuk melakukan shalat isya dan bersabda " sungguh inilah
waktunya jika tidak memberatkan umatku"
5. Shalat Subuh
Fajar terbagi menjadi dua, yaitu fajar kadzib ( Dusta ) dan fajar shadiq ( Benar ) fajar kadzib
yaitu cahaya putih yang panjang menjulang yang tampak di sisi langit. Kemudia cahaya tersebut
menghilang yang diikuti kegelapan , sedangkan fajar shadiq yaitu cahaya putih yang panjang
melintang yang muncul di ufuk timur. Cahaya tersebut terus bertambah terang hingga matahari
terbit. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas R.A bahwa Rasulullah SAW bersabda :
" Fajar itu ada 2 macam , yaitu fajar yang diharamkan memakan makanan dan diperbolehkan
melakukan shalat shubuh , yaitu fajar shadiq dan fajar yang diharamkan melakukan shalat shubuh
dan diperbolehkan memakan makanan yaitu fajar kadzib "
1. Shalat sunnah selain qabliyyah subuh antara adzab subuh dan iqamah
2. Shalat saat mendengar khutbah jum'at kecuali tahiyatul masjid
3. Shalat sunnag saat iqamah berkumandang
4. Shalat sunnah di waktu yang hanya tersisa untuk shalat fardhu
1. Niat
2. Berdiri bila mampu
3. Takbiratul ikhram
4. Membaca Al - Fatihah dan basmalah
5. Ruku
6. Tumaninah ketika ruku
7. I'tidal
8. Tumaninah ketika i'tidal
9. Sujud
10. Tumaninah ketika sujud
11. Duduk diantara dua sujud
12. Tumaninah ketika duduk di antara dua sujud
13. Duduk takhiyar akhir
14. Tumaninah ketika duduk takhiyat akhir
15. Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW
16. Salam pertama
17. Niat keluar shalat
18. Tertib.
Pertama, niat.
Tempat niat adalah di hati. Dan niat dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan pertama
dalam shalat, yaitu takbirat al-ihram. Sedangkan melafadzkan niat dengan lisan adalah
disunahkan demi membantu kehadiran niat di dalam hati. Tapi melafadzkan dengan lisan
tidak wajib dilakukan.
Ketiga, berdiri bagi orang yang mampu mengerjakan shalat fardhu dengan berdiri.
Kelima, ruku’
Ketujuh, i’tidal. Yang dimaksud i’tidal adalah kembali berdiri dari ruku’
Ketujuh belas, tartib. Artinya menjalankan shalat harus secara tartib (berurutan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, shalat berarti ibadah wajib bagi umat islam yang harus dilakukan sehari-
hari. Dalam sehari, kita diperintahkan mendirikan shalat fardhu lima waktu, Shalat juga dibagi
menjadi dua, yaitu shalat fardhu dan shalat sunnah. Shalat fardhu ialah sholat 5 waktu yang
harus atau wajib dilakukan bagi umat islam. Sedangkan shalat sunnah merupakan shalat yang
hukumnya sunnah dan dianjurkan untuk dikerjakan.
Sejarah pensyariatan shalat yaitu Perintah shalat 5 waktu diberikan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa isra mi'raj yang terjadi sekitar 18 bulan sebelum
peristiwa hijrah. Sejak saat itulah 5 waktu shalat sehari semalam di fardhukan bagi umat Nabi
Muhammad Saw. Shalat 5 waktu yang pahalanya sama dengan shalat 50 waktu.
Waktu-Waktu shalat fardhu
Shalat Dzuhur
Waktu shalat dzuhur dimulai sejak tergelincirnya matahari hingga bayangan benda sama
panjang dengan benda tersebut
Shalat Ashar
Waktu shalat ashar dimulai ketika bayangan benda sama panjang dengan benda
tersebut hingga menguningnya matahari di ufuk barat.
Shalat Maghrib
Waktu shalat maghrib dimulai sejak matahari terbenam hingga awan ( mega) merah di
ufuk barat menghilang.
Shalat Isya
Waktu shalat isya dimulai sejak menghilangnya awan merah hingga tengah malam , yang
dimaksud tengah malah adalah jarak antara waktu maghrib sampai waktu shubuh.
Shalat Subuh
Fajar terbagi menjadi dua, yaitu fajar kadzib ( Dusta ) dan fajar shadiq ( Benar ) fajar kadzib
yaitu cahaya putih yang panjang menjulang yang tampak di sisi langit. Kemudia cahaya
tersebut menghilang yang diikuti kegelapan , sedangkan fajar shadiq yaitu cahaya putih yang
panjang melintang yang muncul di ufuk timur. Cahaya tersebut terus bertambah terang
hingga matahari terbit
Waktu terlarang shalat ada 2 yaitu karena Waktu terlarang shalat atas sebab
waktu itu sendiri dan Waktu terlarang shalat karena sebab kondisi.
https://www.muslimdakwah.com/2016/12/definisi-pengertian-shalat.html
https://islam.nu.or.id/post/read/82685/sejarah-diwajibkannya-shalat
Ansory,Isnan.2020.waktu dan tempat shalat.Jakarta : Rumah Fiqih Publising
Maulana,Galih.2018.Matan Al-Ghayah Wa At-Taqrib Kitab-Kitab Shalat. Jakarta : Rumah Fiqih
http://matansafinah.blogspot.com/2015/06/perkara-yang-membatalkan-shalat.html
https://www.facebook.com/fiqihibadahkitabsafinah/photos/terjemahan-kitab-safinah-kitab-
3-bab-shalat-5-ruku