Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU FIQIH

FIQIH SHALAT

Mata Kuliah Ilmu Fiqh

Dosen Pengampu: Drs. H. Maksun, M.Ag.

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Nabila Qurrotu Aini [2002056053]
2. Ahmad Rakan Syafiq [2002056072]
3. Dimas Sandi [2002056084]

IH-A1

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia- Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak lupa penulis
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya
mengalir kepada kita di hari akhir kelak.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. H. Maksun M.Ag selaku dosen
Ilmu Fiqih UIN Walisongo Semarang yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan, ilmu dan wawasan dalam mata kuliah ini.

Penulisan makalah berjudul “Tata Cara Shalat Dan Hal Yang Membatalkannya”
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Fiqih. Pada makalah diuraikan
bagaimana tata cara shalat dan hal hal yang membatalkan shalat itu sendiri.

Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini
dapat lebih baik nantinya. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik
terkait penulisan maupun materi, Kami memohon maaf.

Semarang, 27 September 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………..3
I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………4
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………4
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………………………4
II. PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………5
A. Pengertian Fiqh Shalat…………………………………………………………………..5
B. Sejarah Pensyariatan Shalat………………………………………………………....6
C. Waktu-Waktu Shalat……………………………………………………………………..7
D. Syarat Rukun Shalat………………………………………………………………..…….9
E. Batalnya Shalat……………………………………………………………………………10
F. Kaifiyat Shalat……………………………………………………………………………..11
III. PENUTUP…………………………………………………………………………………………12
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………...12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….……………13


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sholat sebagai kewajiban bagi umat islam secara garis besar mengandung makna
penghambaan kepada Allah SWT. Penjelasan tentang pentingnya sholat ini sampai
digambarkan oleh Rasulullah sebagai “Tiang Agama”. Tidak lain dan tidak bukan
karena Baginda Nabi sendiri pun mengetahui hakikat dan manfaat dari sholat itu
sendiri.

Banyak dari ajaran agama islam yang menyebutkan keutamaan-keutamaan shalat


mulai dari Al- Qur’an, Hadits Nabi, bahkan sampai perkataan-perkataan ulama. Tidak
hanya sekedar keutamaan- keutamaan saja yang disebutkan melainkan ancaman dan
larangan meninggalkan shalat juga dijelaskan.

Oleh karena itu penting kiranya kita sebagai umat islam untuk membahas tentang
pengertian, sejarah, waktu-waktu, syarat, rukun, hal-hal yang membatalkan shalat
serta tata cara dari shalat itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari shalat?
2. Bagaimana sejarah pensyariatan shalat?
3. Kapan waktu-waktu shalat?
4. Apa yang termasuk rukun-rukun shalat?
5. Apa yang termasuk syarat-syarat shalat?
6. Apa saja yang membatalkan shalat?
7. Bagaimana tata cara shalat yang benar?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui definisi dari shalat
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pensyariatan shalat
3. Untuk mengetahui kapan waktu-waktu shalat
4. Untuk mengetahui rukun-rukun shalat
5. Untuk mengetahui syarat-syarat shalat
6. Untuk mengetahui apa saja yang membatalkan shalat
7. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan shalat yang benar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat
Shalat merupakan ibadah yang wajib bagi pemeluk agama islam sebagai muslim, hukumnya
wajib untuk mendirikan shalat lima waktu, 5 waktu shalat diantaranya Shalat Subuh, Shalat Dzuhur,
Shalat Ashar, Sholat Maghrib, Shalat Isya. Shalat termasuk dari salah satu 5 rukun islam.

Kata shalat secara bahasa berasal dari Bahasa Arab. Arti kata tersebut yaitu doa atau ungkapan,
Sedangkan menurut istilah shalat berarti serangkaian kegiatan ibadah tertentu dalam islam yang
dimulai dengan melakukan takbiratulikhram dan diakhiri dengan salam, dengan syarat dan rukun
yang telah ditentukan dengan syariat.

Secara umum, shalat berarti ibadah wajib bagi umat islam yang harus dilakukan sehari-hari.
Dalam sehari, kita diperintahkan mendirikan shalat fardhu lima waktu, Shalat juga dibagi menjadi
dua, yaitu shalat fardhu dan shalat sunnah. Shalat fardhu ialah sholat 5 waktu yang harus atau
wajib dilakukan bagi umat islam. Sedangkan shalat sunnah merupakan shalat yang hukumnya
sunnah dan dianjurkan untuk dikerjakan. Diantaranya Shalat Tahajud, Shalat Dhuha, Shalat Tarawih,
dan lain lainnya.

Shalat juga bisa dikerjakan dengan dua cara, yaitu shalat munfarid atau shalat sendiri serta
shalat berjamaah. Shalat munfarid dikerjakan dengan sendiri atau individu, sedangkan shalat
berjamaah ada satu yang bertindak sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum. Shalat
berjamaah diganjar dengan pahala 27 derajat lebih banyak disbanding shalat sendiri atau individu.

B. Sejarah Pensyariatan Shalat


Shalat merupakan ibadah terdahulu, yang juga dilakukan oleh nabi-nabi sebelum Nabi
Muhammad SAW. Namun, dimasa Nabi Muhammad SAW lah semua Gerakan dan doa dalam syarat
shalat terkumpul, mulai dari berdiri, ruku hingga sujud dan duduk.
lmaghfurlah Muhammad Said Ramadhan al-Buthi dalam Fiqh Sirah Nabawiyah (Damaskus: Dar
al-Fikr, 1426 H), hal. 109:
‫وكان عليه السالم قبل ر‬.
‫مشوعية الصالة يصل ر ن‬
‫كعتي صباحا ومثليهما مساء كما كان يفعل إبراهيم عليه السالم‬ ‫ي‬
Artinya: “Sebelum pensyariatan shalat, nabi terdahulu melakukan shalat masing-masing 2
rakaat di pagi dan sore hari sebagaimana dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalâm.”
Fakta tersebut juga didukung oleh beberapa ayat Al-Qur’an seperti dalam Surat Maryam ayat
55 yang menggambarkan tentang shalatnya Nabi Ismail ‘alaihissalâm:

َ ْ َ َ َ َّ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ
‫الزك ِاة َوكان ِعند َرِّب ِه َم ْر ِض ًّيا‬‫وكان يأمر أهله ِبالصال ِة و‬

Artinya: “Dan dia (Ismail) menyuruh keluarganya untuk melaksanakan shalat dan zakat, dan ia
adalah seorang yang diridloi disisi Tuhan-Nya”
Juga Surat Maryam (31) yang menggambarkan tentang shalatnya Nabi Isa ‘alaihissalâm:

َ َّ َ َ َّ
‫الزك ِاة َما ُد ْم ُت َح ًّيا‬ ‫ان ِبالصال ِة و‬‫َو َأ ْو َص ن‬
‫ِي‬
Artinya: “Dan Dia (Allah) memerintahkan kepadaku (Isa) (mendirikan) shalat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup;”

Mengacu pada keterangan di atas, sebelum pensyariatan shalat, Nabi Muhammad juga
sebenarnya sudah rutin melakukan shalat di pagi dan sore hari. Hal tersebut juga diperkuat dengan
Surat Al-Mu’minun ayat 31:
َ ْ ِّ ‫َ َ ِّ ْ َ ْ َ ِّ َ ْ َ ر‬
‫ش َو ِاْل ْبكار‬
‫وسبح ِبحم ِد ربك ِبالع ِ ي‬
Artinya:“Dan sucikanlah (shalatlah) dengan memuji Tuhanmu, di waktu sore dan pagi hari”.

Peristiwa tersebut terekam dalam hadits Nabi riwayat Bukhori (No. 342) dan Muslim (No.
163): ‫ ثم أخذ بيدي فعرج ر ين إىل‬.. ‫جنيل‬
‫فنل ر‬‫ ن ن‬،‫ "فرج عن سقف بيت وأنا بمكة‬:‫ قال‬- ‫ صل هللا عليه وسلم‬- ‫أن رسول هللا‬
‫ي‬
: ... ‫ن‬
‫وه خمسون ال يبدل القول لدي‬ ‫ي‬ ‫خمس‬ ‫ه‬
‫ي‬ ‫فقال‬ ‫اجعته‬ ‫ر‬ ‫ف‬ ‫خمسي صالة‬ ‫ ففرض اللهعل ي‬... ‫"السماء‬.
‫أمت‬
Artinya: “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“loteng rumahku terbuka saat aku berada di Makkah, kemudian Jibril turun … kemudian ia
memegang tanganku dan mengangkatku ke langit… kemudian Allah memfardlukan shalat 50
waktu pada ummatku…maka aku kembali lagi, dan Dia (Allah) berfirman: “Shalat 5 waktu itulah
(pahalanya sama dengan) shalat 50 waktu, tidak akan tergantikan lagi pernyataanku”.
Perintah shalat 5 waktu kemudian diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam
peristiwa isra mi'raj yang terjadi sekitar 18 bulan sebelum peristiwa hijrah. Sejak saat itulah 5
waktu shalat sehari semalam di fardhukan bagi umat Nabi Muhammad Saw. Shalat 5 waktu yang
pahalanya sama dengan shalat 50 waktu.
C. Waktu-Waktu Shalat

Hukum asal: boleh shalat kapanpun kecuali pada waktu terlarang , para ulama sepakat bahwa
diperbolehkan bahwasanya dianjurkan untuk memperbanyak ibadah shalat , selama tidak pada
waktu dan kondisi yang dilarang.

Dari Rabi'ah bin Ka'ab al-aslami, dia berkata " Saya bermalam bersama Rasulullah Shalallahu'
alaihi wasalam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajarnya, maka beliau
bersabda kepadaku " Mintalah kepadaku" maka aku berkatab" Aku meminta kepadamu agar aku
menemanimu di surga" Beliau berkata " atau selain itu" aku menjawab " Hanya itu" maka beliau
menjawab " Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud"
( H.R Muslim)

Waktu waktu Shalat Fardhu

1. Shalat Dzuhur

Waktu shalat dzuhur dimulai sejak tergelincirnya matahari hingga bayangan benda sama
panjang dengan benda tersebut. Akan tetapi dianjurkan untuk mengakhirinya ketika udara
sangat panas. Dengan tujuan untuk mendinginkan badan.

Berdasarkan Hadist dari Huairah R.A dari Navi Muhammad SAW bersabda:

‫ فﺈن ﺷدة الحر من فيح جهنم‬،‫إﺫا اﺷتد الحرُ فأبر ُدوا عن الصال ة‬

" Jika panas sangat menyengat, maka tunggulah waktu dingin untuk melaksanakan shalat
(Dzuhur) karena panas yang menyengat itu sebagian dari hembusan neraka jahanam"

2. Shalat Ashar

Waktu shalat ashar dimulai ketika bayangan benda sama panjang dengan benda tersebut
hingga menguningnya matahari di ufuk barat. Tidak dibenarkan mengakhirkan shalat ashar
sampai menguning matahari di ufuk barat, kecuali bagi orang yang dalam keadaan darurat.
Rasulullah SAW pernah bersabda tentang orang yang mengakhiri shalat ashar hingga
menguning matahari di ufuk barat :
“Barang siapa yang meninggalkan shalat ashar maka gugurlah amalannya”

“Itulah shalat orang munafik. Ia duduk menanti matahari di antara dua tanduk setan lalu ia
berdiri dan melaksanakan shalat empat raka’at dengan cepat. Tidaklah ia mengingat Allah
kecuali sedikit.”(HR. Muslim no. 622).

3. Shalat Maghrib

Waktu shalat maghrib dimulai sejak matahari terbenam hingga awan ( mega) merah di ufuk
barat menghilang. Dianjurkan menyegerakan shalat maghrib dan dimakruhkan mengakhirinya .
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

“Umatku akan senantiasa dalam kebaikan (atau fitrah) selama mereka tidak mengakhirkan waktu
shalat maghrib hingga munculnya bintang (di langit).” (HR. Abu Daud, no. 418 dan Ahmad, 5:421.
Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan karena adanya Muhammad bin
Ishaq)

4. Shalat Isya

Waktu shalat isya dimulai sejak menghilangnya awan merah hingga tengah malam , yang
dimaksud tengah malah adalah jarak antara waktu maghrib sampai waktu shubuh. Dianjurkan
mengakhiri shalat isya selama tidak ada kesulitan dalam melakukannya. Diriwayatkan dari Aisyah
R.A ia berkata:

" pada suatu malam pernah Nabi Muhammad SAW mengakhirkan shalat isya hingga penghuni
masjid tidur, kemudian beliau keluar untuk melakukan shalat isya dan bersabda " sungguh inilah
waktunya jika tidak memberatkan umatku"

5. Shalat Subuh

Fajar terbagi menjadi dua, yaitu fajar kadzib ( Dusta ) dan fajar shadiq ( Benar ) fajar kadzib
yaitu cahaya putih yang panjang menjulang yang tampak di sisi langit. Kemudia cahaya tersebut
menghilang yang diikuti kegelapan , sedangkan fajar shadiq yaitu cahaya putih yang panjang
melintang yang muncul di ufuk timur. Cahaya tersebut terus bertambah terang hingga matahari
terbit. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas R.A bahwa Rasulullah SAW bersabda :

" Fajar itu ada 2 macam , yaitu fajar yang diharamkan memakan makanan dan diperbolehkan
melakukan shalat shubuh , yaitu fajar shadiq dan fajar yang diharamkan melakukan shalat shubuh
dan diperbolehkan memakan makanan yaitu fajar kadzib "

Waktu Terlarang Shalat

Waktu terlarang shalat atas sebab waktu itu sendiri

1. Setelah shalat subuh sampai terbitnya matahari


2. Saat proses terbitnya matahari
3. Ketika matahari tepat berada di tengah-tengah cakrawala hingga bergeser sedikit ke barat
4. Setelah shalat ashar sampai terbenamnya matahari
5. Saat proses terbenamnya matahari

Waktu terlarang shalat karena sebab kondisi

1. Shalat sunnah selain qabliyyah subuh antara adzab subuh dan iqamah
2. Shalat saat mendengar khutbah jum'at kecuali tahiyatul masjid
3. Shalat sunnag saat iqamah berkumandang
4. Shalat sunnah di waktu yang hanya tersisa untuk shalat fardhu

D. Syarat Sah Shalat

Syarat sah shalat sebelum melaksanakan shalat ada lima :

1. Sucinya anggota tubuh dari hadas dan najis


2. Menutup aurat dengan pakaian yang suci
3. Pelaksanaan shalatnya di tempat yang suci
4. Mengetahui masuknya untuk shalat
5. Menghadap kiblat, boleh tidak menghadap kiblat ketika merasa sangat takut dan
shalat sunnah di atas kendaraan ketika safar.
E. Rukun Shalat

Rukun shalat diantaranya :

1. Niat
2. Berdiri bila mampu
3. Takbiratul ikhram
4. Membaca Al - Fatihah dan basmalah
5. Ruku
6. Tumaninah ketika ruku
7. I'tidal
8. Tumaninah ketika i'tidal
9. Sujud
10. Tumaninah ketika sujud
11. Duduk diantara dua sujud
12. Tumaninah ketika duduk di antara dua sujud
13. Duduk takhiyar akhir
14. Tumaninah ketika duduk takhiyat akhir
15. Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW
16. Salam pertama
17. Niat keluar shalat
18. Tertib.

F. Hal-hal yang membatalkan shalat


Perkara yang membatalkan shalat ada empat belas, yaitu:
1. Berhadats (seperti kencing dan buang air besar).
2. Terkena najis, jika tidak dihilangkan seketika, tanpa dipegang atau diangkat (dengan
tangan atau selainnya).
3. Terbuka aurat, jika tidak ditutup seketika.
4. Mengucapkan dua huruf atau satu huruf yang dapat difaham dan mengandung arti serta
disengaja(seperti: qi = jaga olehmu!).
5. Mengerjakan sesuatu yang membatalkan puasa dengn sengaja.
6. Makan yang banyak sekalipun lupa.
7. Bergerak dengan tiga gerakan berturut-turut sekalipun lupa.
8. Melompat yang jauh( bergerak seluruh anggota atau sebagian besar dari badan yang tidak
diperlukan)..
9. Memukul yang keras.
10. Menambah rukun fi’li dengan sengaja(seperti menambah rakaat) .
11. Mendahului imam dengan dua rukun fi’li dengan sengaja.
12. Tertinggal oleh imam denga dua rukun fi’li tanpa udzur.
13. Niat yang membatalkan shalat.
14.Berniat akan membatalkan shalat,menangguhkan membatalkan shalat dengan
sesuatu(seperti: apabila saudaraku dating,aku akan batalkan shalat ini dsb).dan merasa ragu-
ragu dalam membatalkannya.
G. Kaifiyat atau Tata Cara Shalat

Pertama, niat.
Tempat niat adalah di hati. Dan niat dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan pertama
dalam shalat, yaitu takbirat al-ihram. Sedangkan melafadzkan niat dengan lisan adalah
disunahkan demi membantu kehadiran niat di dalam hati. Tapi melafadzkan dengan lisan
tidak wajib dilakukan.

Kedua, takbirat al-ihram.


Dinamakan takbirat al-ihram, sebab dengan memulai takbir maka secara otomatis segenap
sesuatu yang halal sebelum shalat, seperti makan dan berkata-kata, telah diharamkan
setelah memasuki takbir shalat tersebut. Al-ihram adalah pengharaman sesuatu yang halal
disebabkan sedang mengerjakan shalat.

Ketiga, berdiri bagi orang yang mampu mengerjakan shalat fardhu dengan berdiri.

Keempat, membaca al-Fatihah

Kelima, ruku’

Keenam, tuma’ninah (diam dan bersahaja) dalam ruku’.

Ketujuh, i’tidal. Yang dimaksud i’tidal adalah kembali berdiri dari ruku’

Kedelapan, tuma’ninah dalam i’tidal,

Kesembilan, sujud sebanyak dua kali.

Kesepuluh, tuma’ninah (diam dan bersahajah) dalam sujud.

Kesebelas, duduk di antara dua sujud.

Kedua belas, tuma’ninah dalam duduk di antara dua sujud.

Ketiga belas, tasyahhud al-akhir.

Keempat belas, duduk dalam tasyahhud.

Kelima belas, membaca shalawat pada Nabi dalam tasyahud.

Keenam belas, membaca salam.

Ketujuh belas, tartib. Artinya menjalankan shalat harus secara tartib (berurutan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, shalat berarti ibadah wajib bagi umat islam yang harus dilakukan sehari-
hari. Dalam sehari, kita diperintahkan mendirikan shalat fardhu lima waktu, Shalat juga dibagi
menjadi dua, yaitu shalat fardhu dan shalat sunnah. Shalat fardhu ialah sholat 5 waktu yang
harus atau wajib dilakukan bagi umat islam. Sedangkan shalat sunnah merupakan shalat yang
hukumnya sunnah dan dianjurkan untuk dikerjakan.

Sejarah pensyariatan shalat yaitu Perintah shalat 5 waktu diberikan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa isra mi'raj yang terjadi sekitar 18 bulan sebelum
peristiwa hijrah. Sejak saat itulah 5 waktu shalat sehari semalam di fardhukan bagi umat Nabi
Muhammad Saw. Shalat 5 waktu yang pahalanya sama dengan shalat 50 waktu.
Waktu-Waktu shalat fardhu

Shalat Dzuhur

Waktu shalat dzuhur dimulai sejak tergelincirnya matahari hingga bayangan benda sama
panjang dengan benda tersebut
Shalat Ashar

Waktu shalat ashar dimulai ketika bayangan benda sama panjang dengan benda
tersebut hingga menguningnya matahari di ufuk barat.

Shalat Maghrib

Waktu shalat maghrib dimulai sejak matahari terbenam hingga awan ( mega) merah di
ufuk barat menghilang.

Shalat Isya

Waktu shalat isya dimulai sejak menghilangnya awan merah hingga tengah malam , yang
dimaksud tengah malah adalah jarak antara waktu maghrib sampai waktu shubuh.

Shalat Subuh

Fajar terbagi menjadi dua, yaitu fajar kadzib ( Dusta ) dan fajar shadiq ( Benar ) fajar kadzib
yaitu cahaya putih yang panjang menjulang yang tampak di sisi langit. Kemudia cahaya
tersebut menghilang yang diikuti kegelapan , sedangkan fajar shadiq yaitu cahaya putih yang
panjang melintang yang muncul di ufuk timur. Cahaya tersebut terus bertambah terang
hingga matahari terbit
Waktu terlarang shalat ada 2 yaitu karena Waktu terlarang shalat atas sebab
waktu itu sendiri dan Waktu terlarang shalat karena sebab kondisi.

Syarat sah shalat sebelum melaksanakan shalat ada lima :

1. Sucinya anggota tubuh dari hadas dan najis


2. Menutup aurat dengan pakaian yang suci
3. Pelaksanaan shalatnya di tempat yang suci
4. Mengetahui masuknya untuk shalat
5. Menghadap kiblat, boleh tidak menghadap kiblat ketika merasa sangat takut dan
shalat sunnah di atas kendaraan ketika safar.

Rukun shalat diantaranya :


Niat Duduk diantara dua sujud
Berdiri bila mampu Tumaninah ketika duduk di antara dua
Takbiratul ikhram sujud
Membaca Al - Fatihah dan basmalah Duduk takhiyar akhir
Ruku Tumaninah ketika duduk takhiyat akhir
Tumaninah ketika ruku Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW
I'tidal Salam pertama
Tumaninah ketika i'tidal Niat keluar shalat
Sujud Tertib.
Tumaninah ketika sujud

Perkara yang membatalkan shalat ada empat belas, yaitu:


1. Berhadats (seperti kencing dan buang air besar).
2. Terkena najis, jika tidak dihilangkan seketika, tanpa dipegang atau diangkat (dengan
tangan atau selainnya).
3. Terbuka aurat, jika tidak ditutup seketika.
4. Mengucapkan dua huruf atau satu huruf yang dapat difaham dan mengandung arti
serta disengaja(seperti: qi = jaga olehmu!).
5. Mengerjakan sesuatu yang membatalkan puasa dengn sengaja.
6. Makan yang banyak sekalipun lupa.
7. Bergerak dengan tiga gerakan berturut-turut sekalipun lupa.
8. Melompat yang jauh( bergerak seluruh anggota atau sebagian besar dari badan yang
tidak diperlukan)..
9. Memukul yang keras.
10. Menambah rukun fi’li dengan sengaja(seperti menambah rakaat) .
11. Mendahului imam dengan dua rukun fi’li dengan sengaja.
12. Tertinggal oleh imam denga dua rukun fi’li tanpa udzur.
13. Niat yang membatalkan shalat.
14.Berniat akan membatalkan shalat,menangguhkan membatalkan shalat dengan
sesuatu(seperti: apabila saudaraku dating,aku akan batalkan shalat ini dsb).dan merasa
ragu-ragu dalam membatalkannya.
Tata Cara Shalat Tumaninah ketika sujud
Duduk diantara dua sujud
Niat
Tumaninah ketika duduk di antara dua
Berdiri bila mampu
sujud
Takbiratul ikhram
Duduk takhiyar akhir
Membaca Al - Fatihah dan basmalah
Tumaninah ketika duduk takhiyat akhir
Ruku
Membaca shalawat Nabi Muhammad SAW
Tumaninah ketika ruku
Salam pertama
I'tidal
Niat keluar shalat
Tumaninah ketika i'tidal
Tertib.
Sujud
DAFTAR PUSTAKA

https://www.muslimdakwah.com/2016/12/definisi-pengertian-shalat.html
https://islam.nu.or.id/post/read/82685/sejarah-diwajibkannya-shalat
Ansory,Isnan.2020.waktu dan tempat shalat.Jakarta : Rumah Fiqih Publising
Maulana,Galih.2018.Matan Al-Ghayah Wa At-Taqrib Kitab-Kitab Shalat. Jakarta : Rumah Fiqih
http://matansafinah.blogspot.com/2015/06/perkara-yang-membatalkan-shalat.html
https://www.facebook.com/fiqihibadahkitabsafinah/photos/terjemahan-kitab-safinah-kitab-
3-bab-shalat-5-ruku

Anda mungkin juga menyukai