Anda di halaman 1dari 9

FIQH THAHARAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata kuliah : Ilmu Fiqh
Dosen pengampu : Drs. H. Maksun, M.Ag.

Oleh:
1. Eksanty Amalia Syahrani (2002056042)
2. Intan Ayu Nur Laili (2002056094)
3. Muhammad Akmelisna Afif Asmara (2002056028)

KELAS A
JURUSAN ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020/2021
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami karunia-Nya berupa nikmat
iman dan kesehatan ini akhirnya kami segenap kelompok III dapat menyelesaikan makalah fiqh
ini dengan penuh kemudahan. Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda
Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Maksun M.Ag. selaku dosen Ilmu
Fiqih UIN Walisongo Semarang yang telah memberikan tugas makalah bertemakan thaharah.
Kami sangat senang bisa mengerjakan tugas ini sehingga wawasan kami tentang tharah pun
semakin bertambah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membagikan
pengetahuan tentang thaharah. Berkat materi yang dibagikan, kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Oleh karena itu, kami juga memohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Kiranya para pembaca dapat memberikan kritik dan saran agar pada kesempatan
selanjutnya kami dapat mengerjakan dengan lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semarang, 22 September 2020

Kelompok III

i
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Thaharah ........................................................................................... 2
2.2 Jenis-Jenis Thaharah ....................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 6

ii
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Dari waktu ke waktu, ternyata sebagian orang masih salah dalam mendefinisikan thaharah
secara benar. Thaharah lebih sering dimaknai sebagai sarana sebelum beribadah menghadap
Allah Swt. Atau dengan kata lain menghilangkan hadas besar,sedang,maupun kecil. Padahal,
Islam telah mengajarkan kita tata cara mensucikan diri yang baik dan benar. Akan tetapi, sering
kali kita melalaikan tuntunan yang telah diajarkan Islam dan para rasul-Nya. Thaharah sendiri
juga mengajarkan kita untuk selalu menjaga kebersihan baik diri maupun lingkungan sekitar.
Kebersihan sendiri juga memiliki arti yang sangat luas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan landasan dari thaharah?
2. Apa saja jenis jenis dari thaharah?
3. Apa saja jenis jenis dari najis?

1.3 Tujuan
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu fiqh. Setelah dibuatnya
makalah ini, kami berharap wawasan para pembaca dan penulis akan semakin terbuka
mengenai tharah dan mensucikan diri sesuai syariat Islam. Selain itu, supaya para pembaca dan
penulis lebih menjaga kebersihan diri tidak hanya saat ingin melaksanakan ibadah, tetapi bisa
menjaga kebersihan setiap saat. Kebersihan yang harus kita jaga tidak hanya jasmani,
melainkan kebersihan rohani juga perlu diperhatikan.

1
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Thaharah


Thaharah menurut bahasa artinya “bersih”. Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah
adalah bersih dari hadas dan najis. Selain itu, thaharah dapat juga diartikan mengerjakan
pekerjaan yang membolehkan shalat, berupa wudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan
najis.1 Hal ini dijelaskan dalam Q.S. Al Maidah:6:

‫صلوةِ اِلَى قُ ۡمت ُ ۡم اِذَا ا َمنُ ٰۡۤوا الَّذ ِۡينَ ٰۤيـاَيُّ َها‬
َّ ‫اغ ِسلُ ۡوا ال‬
ۡ َ‫اِلَى َوا َ ۡي ِديَكُ ۡم ُو ُج ۡو َهكُ ۡم ف‬

ِ ِ‫س ُح ۡوا ۡال َم َراف‬


‫ق‬ َ ‫اط َّه ُر ۡوا ُجنُبًا كُ ۡنت ُ ۡم َوا ِۡنؕ ۡالـ َكعۡ بَ ۡي ِن اِلَى َوا َ ۡر ُجلَكُ ۡم بِ ُر ُء ۡو ِسكُ ۡم َو ۡام‬
َّ َ‫ؕ ف‬

‫ض ٰۤى كُ ۡنت ُ ۡم َوا ِۡن‬َ ‫على ا َ ۡو َّم ۡر‬ َ ‫سفَر‬ َ ‫سا ٓ َء ل َمسۡ ت ُ ُم ا َ ۡو ۡالغَا ٓٮ ِط ِمنَ ِم ۡنكُ ۡم ا َ َحد َجا ٓ َء ا َ ۡو‬َ ِ‫الن‬
‫ص ِع ۡيدًا فَتَيَ َّم ُم ۡوا َما ٓ ًء ت َِجد ُۡوا فَلَ ۡم‬
َ ‫طيِبًا‬ َ ‫َماؕ ِم ۡنهُ َوا َ ۡيد ِۡيكُ ۡم بِ ُو ُج ۡو ِهكُ ۡم فَ ۡام‬
َ ‫س ُح ۡوا‬

َ ‫ط ِه َركُ ۡم ي ُِّر ۡيد ُ َّولـ ِك ۡن َح َرج ِم ۡن‬


ٰ ‫علَ ۡيكُ ۡم ِليَ ۡجعَ َل‬
ُ ‫ّللاُ ي ُِر ۡيد‬ َ ُ‫نِعۡ َمت َه ِليُتِ َّم َو ِلي‬

َ ‫ت َۡشكُ ُر ۡونَ لَ َعلَّكُ ۡم‬


‫علَ ۡيكُ ۡم‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua
kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau
dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka
jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah
wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.
Dijelaskan pula dalam Q.S Al Baqarah:222

َ‫للا اِن‬
َ ‫ب‬ ُ ‫ب الت ََوا ِبيْنَ ي ُِح‬ َ َ ‫اْل ُمت‬
ُ ‫ط ِه ِريْنَ َوي ُِح‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri.
Menurut istilah fiqih, thaharah adalah menghilangkan hadast atau najis yang
menghalangi shalat dan ibadah-ibadah sejenisnya dengan air, atau menghilangkan hukumnya
(hadast dan najis) dengan tanah. Dengan kata lain, thaharah adalah keadaan yang terjadi
sebagai akibat hilangnya hadats atau kotoran (Ritonga, 1997:17).

1
H. Moch. Anwar, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, (Bandung: PT Alma’arif, 1987), hal. 9

2
Dijelaskan pula tharah dalam HR Muslim:

‫للا ََليُ ْق َب ُل‬


ِ َ ‫ص ََلة‬ َ
َ ‫ط ُه ْو ُر ِب َغي ِْر ال‬
Artinya: “Allah tidak akan menerima shalat yang tidak dengan bersuci.” (HR. Muslim)
Thaharah, secara istilah apabila dikaji menurut beberapa madzhab, madzhab Hanafi
misalnya, beliau mengartikan “thaharah” adalah bersih dari hadats atau khabas. Bersih disini
maksudnya mungkin sengaja dibersihkan atau juga bersih dengan sendirinya, seperti terkena
air yang banyak sehingga najisnya hilang. Hadats adalah suatu yang bersifat syar’i yang
menempati pada sebagian atau seluruh badan sehingga menghilangkan kesucian. Hadats
disebut juga najasah hukmiyyah, artinya sang pembuat syariat menghukumi jika seorang
berhadats maka dia dianggap memiliki najis dan dilarang untuk melakukan shalat sebagaimana
juga dilarang ketika dia memiliki najis yang dzahir. Sedangkan khabats, secara istilah adalah
suatu jenis materi yang kotor dan menjijikkan yang diperintahkan oleh pemilik syariat untuk
dihilangkan dan dibersihkan.2
Menurut madzhab Maliki, “thaharah” ialah sifat hukmiyyah yang orang memilikinya
dibolehkan shalat dengan pakaian yang dipakainya dan tempat yang dia pakai untuk shalat.
Sifat hukmiyyah berarti sifat yang bersifat maknawi yang ditentukan oleh sang pemilik hukum
sebagai syarat sahnya shalat.3 Dari pemikiran madzhab ini menurut Mahmud Syalthut, bahwa
thaharah merupakan sesuatu yang bersifat bathiniy, yang lebih bersifat perkiraan
(Dzaniniyyah), bukan sesuatu yang dapat dirasakan oleh indera (hissiy). 4
Madzhab Syafi’i, thaharah digunakan untuk dua makna. Pertama; mengerjakan sesuatu
yang dengannya diperbolehkan shalat, seperti wudhu, tayammum dan menghilangkan najis,
atau mengerjakan sesuatu yang semakna dengan wudhu dan tayamum, seperti wudhu ketika
masih keadaan berwudhu, tayamum sunnah dan mandi sunnah. Singkatnya, thaharah adalah
nama untuk perbuatan seseorang. Kedua; thaharah berarti juga suci dari semua najis. 5 Mahmud
menambahkannya dengan hadast,6 hadas dapat dihilangkan dengan wudhu dan mandi besar
apabila menanggung hadast besar. Adapun najis dapat hilang dengan mencucinya. Inilah yang
menjadi tujuan dari Thaharah. Sehingga apabila diucabkan, pengertiannya adalah hilangnya
najis dan hadast sekaligus.

2
Hasbiyallah, Perbandingan Madzhab, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Juli 2012,
243
3
Ibid., 245
4
Mahmud Syaltut, Fiqih Tujuh Madzhab, 32.
5
Hasbiyallah, Perbandingan Madzhab, 243
6
Mahmud Syaltut, Fiqih Tujuh Madzhab, 33

3
2.2 Jenis-Jenis Thaharah
Thaharah sendiri dibagi menjadi dua macam:
1) Thaharah Hissiyah
Thaharah ini bisa juga disebut dengan thaharah fisik. Yang dimaksud dengan thaharah
hissiyah ini adalah mensucikan diri dari baik dari hadas maupun najis. Thaharah hissiyah
dibagi lagi menjadi dua bagian:

a) Thaharah Hukmi
Thaharah ini merupakan thaharah untuk mensucikan diri baik dari hadas besar maupun
hadas kecil. Di mana secara fisik memang tidak ada kotoran yang menempel, tetapi
seolah olah diri kita tidak tidak suci untuk beribadah. Contohnya adalah seseorang yang
batal wudhunya karena tertidur harus berwudhu lagi apabila ingin melaksanakan salat,
thawaf, dan lain lain. Contoh lainnya orang yang keluar air maninya. Walaupun telah
membersihkan dirinya dan mencuci pakaian, hal ini masih dianggap belum suci karena
belum melaksanakan mandi janabah.

b) Thaharah Hakiki
Thaharah ini merupakan tharah untuk mensucikan diri dari najis. Cara
membersihkannya pun berbeda beda, tergantung dari jenis najisnya. Berikut ini adalah
jenis jenis najis:
i) Najis mughalladhah atau najis berat. Contoh dari najis ini adalah air liur anjing.
Apabila kita terkena najis ini maka wajib membersihkannya dengan mencampurkan
air dengan debu sebanyak tujuh kali.
ii) Najis mukhaffafah atau najis ringan dari air kencing bayi laki laki yang berusia di
bawah dua tahun hanya mengonsumsi asi dan belum makan atau minum. Cara
membersihkannya cukup dipercikan air pada tempat yang terkena najis tersebut.
iii) Najis mutawassithah atau najis sedang. Contoh dari najis ini adalah seorang anak
tidak sengaja buang air besar sembarangan di lantai rumahnya. Hal yang harus
dilakukan pertama kali adalah membuang kotoran tersebut dan membersihkan
lantai yang terkena najis tersebut.

2) Thaharah Maknawiyah
Thaharah ini gunanya untuk mensucikan diri dari segala sesuatu yang menutup hati dari
perbuatan syirik, maksiat, dan lain lain. Seperti dalam firman Allah;

‫نَ َجس ْال ُم ْش ِر ُكونَ إِنَّ َما‬


Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis
[QS. At-Taubah : 28]

4
BAB III
Penutup

Kesimpulan dari makalah ini adalah:


Thaharah menurut bahasa artinya “bersih”. Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah adalah
bersih dari hadas dan najis. Tharah sendiri dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
 Tharah Hissiyah adalah mensucikan diri dari baik dari hadas maupun najis. Tharah
hissiyah dibagi lagi menjadi dua bagian:
i) Tharah Hukmi
ii) Tharah Hakiki
 Tharah Maknawiyah adalah mensucikan diri dari segala sesuatu yang menutup hati dari
perbuatan syirik, maksiat, dan lain lain.

5
Daftar Pustaka
1
H. Moch. Anwar, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, (Bandung: PT Alma’arif, 1987), hal.
9
2
Hasbiyallah, Perbandingan Madzhab, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI, Juli 2012, 243
3
Ibid., 245
4
Mahmud Syaltut, Fiqih Tujuh Madzhab, 32.
5
Hasbiyallah, Perbandingan Madzhab, 243
6
Mahmud Syaltut, Fiqih Tujuh Madzhab, 33
https://baladena.id/fiqih-thaharah-pengertian-dasar-hukum-dan-jenis/
https://islam.nu.or.id/post/read/82513/tiga-macam-najis-dan-cara-menyucikannya
https://mahad-assalafy.com/2-jenis-thaharah/
https://www.nasehatquran.com/2020/06/pengertian-thaharah-jenis-dan-macamnya.html

Anda mungkin juga menyukai