Oleh:
1. Eksanty Amalia Syahrani (2002056042)
2. Intan Ayu Nur Laili (2002056094)
3. Muhammad Akmelisna Afif Asmara (2002056028)
KELAS A
JURUSAN ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020/2021
Kata Pengantar
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Thaharah ........................................................................................... 2
2.2 Jenis-Jenis Thaharah ....................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .......................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 6
ii
BAB I
Pendahuluan
1.3 Tujuan
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu fiqh. Setelah dibuatnya
makalah ini, kami berharap wawasan para pembaca dan penulis akan semakin terbuka
mengenai tharah dan mensucikan diri sesuai syariat Islam. Selain itu, supaya para pembaca dan
penulis lebih menjaga kebersihan diri tidak hanya saat ingin melaksanakan ibadah, tetapi bisa
menjaga kebersihan setiap saat. Kebersihan yang harus kita jaga tidak hanya jasmani,
melainkan kebersihan rohani juga perlu diperhatikan.
1
BAB II
Pembahasan
صلوةِ اِلَى قُ ۡمت ُ ۡم اِذَا ا َمنُ ٰۡۤوا الَّذ ِۡينَ ٰۤيـاَيُّ َها
َّ اغ ِسلُ ۡوا ال
ۡ َاِلَى َوا َ ۡي ِديَكُ ۡم ُو ُج ۡو َهكُ ۡم ف
ض ٰۤى كُ ۡنت ُ ۡم َوا ِۡنَ على ا َ ۡو َّم ۡر َ سفَر َ سا ٓ َء ل َمسۡ ت ُ ُم ا َ ۡو ۡالغَا ٓٮ ِط ِمنَ ِم ۡنكُ ۡم ا َ َحد َجا ٓ َء ا َ ۡوَ ِالن
ص ِع ۡيدًا فَتَيَ َّم ُم ۡوا َما ٓ ًء ت َِجد ُۡوا فَلَ ۡم
َ طيِبًا َ َماؕ ِم ۡنهُ َوا َ ۡيد ِۡيكُ ۡم بِ ُو ُج ۡو ِهكُ ۡم فَ ۡام
َ س ُح ۡوا
َللا اِن
َ ب ُ ب الت ََوا ِبيْنَ ي ُِح َ َ اْل ُمت
ُ ط ِه ِريْنَ َوي ُِح
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri.
Menurut istilah fiqih, thaharah adalah menghilangkan hadast atau najis yang
menghalangi shalat dan ibadah-ibadah sejenisnya dengan air, atau menghilangkan hukumnya
(hadast dan najis) dengan tanah. Dengan kata lain, thaharah adalah keadaan yang terjadi
sebagai akibat hilangnya hadats atau kotoran (Ritonga, 1997:17).
1
H. Moch. Anwar, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, (Bandung: PT Alma’arif, 1987), hal. 9
2
Dijelaskan pula tharah dalam HR Muslim:
2
Hasbiyallah, Perbandingan Madzhab, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Juli 2012,
243
3
Ibid., 245
4
Mahmud Syaltut, Fiqih Tujuh Madzhab, 32.
5
Hasbiyallah, Perbandingan Madzhab, 243
6
Mahmud Syaltut, Fiqih Tujuh Madzhab, 33
3
2.2 Jenis-Jenis Thaharah
Thaharah sendiri dibagi menjadi dua macam:
1) Thaharah Hissiyah
Thaharah ini bisa juga disebut dengan thaharah fisik. Yang dimaksud dengan thaharah
hissiyah ini adalah mensucikan diri dari baik dari hadas maupun najis. Thaharah hissiyah
dibagi lagi menjadi dua bagian:
a) Thaharah Hukmi
Thaharah ini merupakan thaharah untuk mensucikan diri baik dari hadas besar maupun
hadas kecil. Di mana secara fisik memang tidak ada kotoran yang menempel, tetapi
seolah olah diri kita tidak tidak suci untuk beribadah. Contohnya adalah seseorang yang
batal wudhunya karena tertidur harus berwudhu lagi apabila ingin melaksanakan salat,
thawaf, dan lain lain. Contoh lainnya orang yang keluar air maninya. Walaupun telah
membersihkan dirinya dan mencuci pakaian, hal ini masih dianggap belum suci karena
belum melaksanakan mandi janabah.
b) Thaharah Hakiki
Thaharah ini merupakan tharah untuk mensucikan diri dari najis. Cara
membersihkannya pun berbeda beda, tergantung dari jenis najisnya. Berikut ini adalah
jenis jenis najis:
i) Najis mughalladhah atau najis berat. Contoh dari najis ini adalah air liur anjing.
Apabila kita terkena najis ini maka wajib membersihkannya dengan mencampurkan
air dengan debu sebanyak tujuh kali.
ii) Najis mukhaffafah atau najis ringan dari air kencing bayi laki laki yang berusia di
bawah dua tahun hanya mengonsumsi asi dan belum makan atau minum. Cara
membersihkannya cukup dipercikan air pada tempat yang terkena najis tersebut.
iii) Najis mutawassithah atau najis sedang. Contoh dari najis ini adalah seorang anak
tidak sengaja buang air besar sembarangan di lantai rumahnya. Hal yang harus
dilakukan pertama kali adalah membuang kotoran tersebut dan membersihkan
lantai yang terkena najis tersebut.
2) Thaharah Maknawiyah
Thaharah ini gunanya untuk mensucikan diri dari segala sesuatu yang menutup hati dari
perbuatan syirik, maksiat, dan lain lain. Seperti dalam firman Allah;
4
BAB III
Penutup
5
Daftar Pustaka
1
H. Moch. Anwar, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, (Bandung: PT Alma’arif, 1987), hal.
9
2
Hasbiyallah, Perbandingan Madzhab, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI, Juli 2012, 243
3
Ibid., 245
4
Mahmud Syaltut, Fiqih Tujuh Madzhab, 32.
5
Hasbiyallah, Perbandingan Madzhab, 243
6
Mahmud Syaltut, Fiqih Tujuh Madzhab, 33
https://baladena.id/fiqih-thaharah-pengertian-dasar-hukum-dan-jenis/
https://islam.nu.or.id/post/read/82513/tiga-macam-najis-dan-cara-menyucikannya
https://mahad-assalafy.com/2-jenis-thaharah/
https://www.nasehatquran.com/2020/06/pengertian-thaharah-jenis-dan-macamnya.html