Sheila Ajrina
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Santi Susanti, S.Pd., M.Ak.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Achmad Fauzi, S.Pd., M.Ak.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the correlation of permanent differences and
timing differences with earning persistence at manufacturing companies listed in Indonesia
Stock Exchange in 2013. This research used the survey method with correlational approach
using secondary data which was obtained from manufacturing companies listed in
Indonesian Stock Exchange. The results of this research indicate that (i) permanent
differences and timing differences simultaneously had a significant correlation with earning
persistence, (ii) permanent differences had a negative significant correlation with earning
persistence and, (iii) timing differences had a negative significant correlation with earning
persistence. The conclusion of the research is information in timing and permanent
differences had opposite direction of correlation with earning persistence, which is when
timing and permanent differences partially increased, the earning persistence will be
decreased and timing and permanent differences simultaneously had enough rate of
correlation with earning persistence.
Keywords: Permanent Differences, Timing Differences, Earning Persistence.
Laba merupakan elemen yang menjadi atau menyusun laporan keuangan komersial
pusat perhatian utama oleh para pemakai berdasarkan standar yang beraku di
laporan keuangan. Angka laba diharapkan Indonesia, yaitu standar akuntansi keuangan,
yang terkandung dalam laba memiliki peran perpajakan yang berlaku di Indonesia.
yang penting bagi pihak-pihak yang Berasal dari hal tersebut kemudian muncul
Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai tahun (pajak) yang menyebabkan perbedaan
1
jumlah antara penghasilan sebelum pajak (timing differences) dan perbedaan tetap
pajak (laba fiskal) atau disebut juga dengan rekonsiliasi pajak adalah untuk mengetahui
Informasi book tax difference dapat sebagai dasar pengenaan pajak penghasilan
mendatang dan dapat menikam praktik terutang sesuai dengan undang-undang dan
bahwa perusahaan memiliki kualitas laba akuntansi dan laba fiskal yang dipengaruhi
yang buruk dan kurang persisten.Oleh oleh perbedaan permanen dan perbedaan
karena itu kualitas laba menjadi pusat waktu dapat memberikan informasi
perhatian bagi investor, kreditor, pembuat mengenai kualitas laba. Logika yang
terjadinya perbedaan antara laba fiskal dan terhadap konsekuensi fiskal masa depan
disebabkan oleh ketentuan pengakuan dan temporer dan sisa kerugian yang belum
akuntansi keuangan dan peraturan pajak. temporer yang dapat menambah jumlah
Penyebab perbedaan tersebut secara umum pajak di masa depan akan diakui sebagai
2
liabilities), dan perusahaan harus mengakui beberapa informasi yang berupa perbedaan
adanya beban pajak tangguhan, yang berarti permanen dan perbedaan waktu mampu
bahwa kenaikan hutang pajak tangguhan mempengaruhi laba bersih perusahaan yang
menunda biaya untuk pelaporan keuangan menentukan kualitas laba dan nilai
akan diakui sebagai aktiva pajak tangguhan Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
(deferred tax asset) dan perusahaan harus Objek dari penelitian ini adalah
yang berarti bahwa kenaikan aktiva pajak dan Persistensi Laba. Penelitian dilakukan
yang mengakui biaya lebih awal atau pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
menangguhkan pendapatannya untuk tujuan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah
Persistensi laba akuntansi adalah revisi Dalam analisis data, metode yang
dalam laba akuntansi yang diharapkan di digunakan adalah metode survey dengan
masa depan yang diimplikasi oleh laba pendekatan korelasional menggunakan data
akuntansi tahun berjalan. Besarnya revisi ini sekunder, yaitu untuk mengetahui seberapa
menunjukkan tingkat persistensi laba. jauh hubungan yang terjadi antar variabel
Persistensi laba merupakan salah satu yang diteliti dengan memperhatikan besaran
3
Populasi dan Sampel peraturan perundang-undangan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakui oleh Wajib Pajak sebagai
tahun 2013 yaitu sebanyak 136 perusahaan. penghasilan atau sebagai biaya sesuai
penentuan Isaac dan Michael dengan taraf jumlah perbedaan permanen yang
perusahaan yang dipilih menjadi anggota keuangan dibagi dengan total aset yang
4
Perbedaan waktu adalah perbedaan berkelanjutan di masa depan dan
yang terjadi karena perbedaan waktu berguna untuk peramalan laba atau arus
pengakuan penghasilan dan biaya sebelum pajak satu periode masa depan
antara satu tahun pajak ke tahun pajak dengan laba akuntansi sebelum pajak
bebas (X2) diperoleh dari jumlah Efek Indonesia (BEI) yang telah diaudit
perbedaan waktu yang tersaji pada tahun 2013 atau disebut juga dengan
5
belakang (jika ѵt-1 belum Keterangan :
Penelitian ini menggunakan metode analisis Uji asumsi klasik dilakukan untuk
regresi berganda melalui bantuan SPSS mengetahui apakah model regresi yang
versi 16. Data yang dikumpulkan dalam diperoleh dapat menghasilkan estimator
penelitian ini diolah kemudian dianalisis linier yang BLUE (Best Linear Unbiased
dengan alat statistik sebagai berikut: Estimator). Pengujian asumsi tersebut terdiri
Uji statistik deskriptif digunakan untuk multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji
penelitian. Deskripsi suatu data dapat dilihat Penelitian ini menggunakan metode
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, analisis regresi berganda. Analisis regresi
Menurut Duwi Priyatno (2008), Regresi dan menunjukkan arah hubungan antara
6
antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y. menggunakan uji Lilliefors dengan
adalah nilai konstan sebesar 0,161 normal. Hal tersebut dapat dibuktikan
Perbedaan Waktu (X1 dan X2 = 0), maka artinya < . Begitu pula dengan
persistensi laba perusahaan sebesar 0,161 galat taksiran regresi X2 atas Y juga
sebelum atau tanpa adanya variabel X1 dan berdistribusi normal. Hal tersebut dapat
7
Untuk mengetahuinya, dilakukan uji variabel Perbedaan Permanen dan
linearitas dengan program SPSS yaitu Perbedaan Waktu tidak berkorelasi satu
linieritas sebesar 0,024. Karena nilai ini autokorelasi yaitu dengan melakukan uji
dinyatakan terdapat hubungan linear dengan Nilai Durbin Watson (DW) sebesar
variabel Y. Demikian pula dengan variabel 1,847 akan dibandingkan dengan nilai tabel
signifikansi uji linearitas sebesar 0,000. 5%, jumlah sample 65 dan jumlah variabel
Karena nilai ini lebih kecil dari 0,05 maka independen 2 didapat nilai batas bawah (dL)
variabel X2 dinyatakan terdapat hubungan sebesar 1,536 nilai batas atas (dU) sebesar
linear dengan variabel Y. 1,662 dan nilai 4-dU sebesar 2,338. Nilai
masalah multikolinieritas dapat melihat nilai disimpulkan tidak terjadi gejala autokorelasi.
Diperoleh hasil bahwa tidak terjadi Berikut ini adalah hasil olahan data
sebesar 4,498 untuk setiap variabel menggunakan program SPSS: Dari data
independen dan tidak ada yang melebihi yang telah diolah menggunakan uji Glejser
sebesar 0,222 dan tidak ada yang kurang Perbedaan Permanen sebesar 0,119 dan
dari 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa Perbedaan Waktu sebesar 0,575. Hal ini
8
terlihat dari probabilitas signifikansinya di maka Ho ditolak sehingga
> atau 11,288 > 3,143. Jadi, Waktu sebesar 2,172 dengan sebesar
Permanen dan Perbedaan Waktu secara ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
0,243 maka dapat disimpulkan bahwa 75,7% dapat dipengaruhi oleh variabel lain.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dalam laporan keuangan komersial maupun
yang terdaftar di BEI yang menerbitkan membahas hasil penelitian yang dilakukan
9
sesuai dengan permasalahan yang telah disebutkan dalam Undang Undang Pajak
hubungan yang berlawanan arah dengan merupakan item yang sifatnya tidak
persistensi laba, di mana saat beda berulang (non-recurring). Kondisi ini sama
menurunkan persistensi laba perusahaan. Martini dan Persada di tahun 2008 bahwa
Kondisi ini terjadi dikarenakan oleh hasil koefisien negatif menunjukkan bahwa
komponen penyusun variabel permanen itu perbedaan permanen didominasi oleh item-
sendiri, yaitu item penghasilan atau biaya item yang akan ditambahkan kembali dalam
yang berpengaruh terhadap laba akuntansi rekonsiliasi fiskal yaitu beban yang tidak
tetapi tidak akan mempengaruhi laba fiskal, dapat dikurangkan atau kerugian anak
dan sebaliknya secara tetap atau selamanya. perusahaan dan bersifat nonrecurring item.
Setiap tahun, item-item perbedaan permanen Naik atau turunnya nilai suatu
rekonsiliasi fiskal sesuai dengan kondisi perusahaan satu periode ke depan. Jika
perusahaan. Salah satu contoh item jumlah perbedaan permanen meningkat dari
perbedaan permanen adalah pemberian tahun sebelumnya, maka pajak yang akan
kenikmatan atau natura seperti yang dibayarkan juga akan menjadi lebih besar
10
nilainya. Besarnya pajak yang harus berpengaruh negatif terhadap persistensi
Hasil penelitian ini konsisten dengan secara negatif saling berhubungan signifikan
penelitian Martini dan Persada di tahun sama sifatnya dengan perbedaan permanen,
2008. Penelitian yang dilakukan Martini dan yaitu memiliki hubungan yang berlawanan
Persada memberikan hasil yaitu variabel arah dengan persistensi laba, di mana saat
signifikan secara statistik. Variabel ini juga menurunkan persistensi laba perusahaan.
menunjukkan nilai koefisien yang negatif, Kondisi ini terjadi akibat dari pembalikan
artinya bahwa variabel permanen memiliki atas dasar perbedaan waktu di masa yang
korelasi negatif terhadap persistensi laba. akan datang sehingga perbedaan waktu
Teori dari Rosanti dan Zulaikha dalam memiliki hubungan negatif terhadap
penelitiannya pada tahun 2013 pun persistensi laba. Perbedaan waktu pada
mendukung hasil dari penelitian ini. Rosanti penelitian ini didominasi oleh perbedaan
dan Zulaikha menyatakan bahwa perbedaan waktu dengan koreksi fiskal positif yang
secara tetap dengan taxable income. Jika Semakin besar jumlah laba fiskal, maka
laba fiskal bertambah, beban pajak akan semakin besar beban pajak yang harus
semakin besar maka akan semakin kecil dibayarkan. Semakin besar pajak yang harus
laba bersihnya, begitupun sebaliknya. Oleh dibayar, semakin kecil laba bersih yang
11
menyatakan bahwa perbedaan waktu persistence in pre-tax earnings. Namun
terhadap persistensi laba, yaitu dalam dalam arus kas dan akrual. Hasilnya, firm
penelitian Martini dan Persada di tahun years wuth large positive temporary
2008, penelitian Hanlon di tahun 2005, dan difference have lower earnings and accrual
penelitian Suwandika dan Astika di tahun persistence consistent with these firm having
bahwa perbedaan antara dasar pengenaan fiskal positif berarti laba pajak lebih besar
pajak dari suatu aktiva atau kewajiban akan dibandingkan dengan laba akuntansi atau
berakibat pada kenaikan atau bertambahnya laba komersial. Hal ini berarti mayoritas
berkurangnya laba fiskal periode mendatang, memiliki liabilitas pajak tangguhan yang
pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan tinggi. Menurut Revsine, peningkatan
atau dilunasi. Hasil penelitian ini juga adanya indikasi penurunan kualitas laba
didukung oleh teori dari Lumbantoruan yang dibentuk dari persistensi laba. Dengan
yang menuliskan bahwa beda waktu kata lain, penelitian ini sesuai dengan teori
penghasilan dan biaya antara satu tahun Kemudian hasil penelitian untuk
pajak ke tahun pajak lainnya, sehingga hipotesis yang ketiga menunjukkan bahwa
menjabarkan bahwa the firm with large persistensi laba dengan tingkat keeratan
positive temporary difference have lower cukup. Persistensi laba dipengaruhi oleh
12
perbedaan permanen dan perbedaan waktu pajak tangguhan di masa depan oleh kedua
sebesar 24,3%. Kondisi ini terjadi karena hal tersebut mengakibatkan beban pajak
perbedaan permanen dan perbedaan waktu tangguhan dapat mengurangi laba akuntansi
adanya campur tangan yang berlebih pada pajak tahun depan. Hasil penelitian yang
yang ada dalam standar akuntansi keuangan Suwandika pada tahun 2013, bahwa
untuk menentukan besarnya laba akuntansi. perbedaan permanen dan perbedaan waktu
besar untuk menentukan besarnya pos-pos Hasil penelitian Wijayanti pada tahun
pemulihan atau penyisihan atas imbalan statistik terhadap laba akuntansi satu periode
kerja karyawan. Peraturan perpajakan yang ke depan. Kondisi ini terjadi akibat
tidak mengakui penyisihan piutang tak subjektivitas dalam proses akrual untuk
memanfaatkan hal tersebut dan piutang tak untuk tujuan pajak. Wijayanti juga
tertagih akan diakui oleh peraturan memberikan asumsi bahwa yang mendasari
perpajakan ketika daftar piutang tak tertagih penelitian book tax differences untuk
yang dimiliki Wajib Pajak diserahkan menilai persistensi laba, yaitu terdapat
kepada Dirjen Pajak dan piutang tersebut variasi cross sectional dalam kemampuan
pada laporan laba rugi komersial telah manajer untuk memanipulasi pelaporan laba
diakui sebagai beban. Terealisasinya beban akuntansi namun tidak dalam pelaporan laba
13
kena pajak. Pada akhirnya, manajer lebih Using Financial Statements.Canada:
Thomson Learning.
senang meningkatkan laba akuntansi tanpa Penman, H. Stephen, 2001. Financial
Statement Analysis and Security
menyebabkan peningkatan pada laba fiskal Valuation. New York: McGraw-Hill.
Pramitasari, Bety, 2007. “Analisis Book Tax
dengan memanfaatkan keleluasaan Differences Terhadap Persistensi
Laba dan Laba Akrual Sebagai
peraturan akuntansi. Teori yang Variabel Moderating Pada
Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
dikemukakan Wijayanti sejalan dengan teori Efek Indonesia.” Jurnal Akuntansi &
Investasi.Vol.8 No.1.
yang diungkapkan oleh Revsine bahwa Priyatno, Duwi, 2008. Mandiri Belajar
SPSS.Yogyakarta: MediaKom.
“berkurangnya saldo aktiva pajak tangguhan Resmi, Siti, 2011. Perpajakan: Teori dan
Kasus. Edisi 6. Buku 1.Jakarta: Salemba
harus diinvetigasi lebih lanjut, karena Empat.
Revsine, L., Collins W. D., dan W. Bruce
perubahan dalam hubungannya dengan akun Johnson, 2001.Financial Reporting
and Analysis.New Jersey: Prentice
neraca mungkin digunakan sebagai suatu Hall.
Rosanti, Nur Aini dan Zulaikha,
cara untuk menaikkan laba secara semu.” 2013.“Book Tax Differences
Terhadap Persistensi Laba”. Journal
Of Accounting. Vol. 2, No. 2.
Scott, R. William, 2003. Financial
DAFTAR PUSTAKA Accounting Theory. Third Edition.
Toronto: Prentice Hall.
Aruna Dian Citra, Jaya Tresno Eka, dan Sja’roni, Teguh, 2009.Susunan Dalam Satu
Santi Susanti, 2008. Akuntansi Pajak Naskah Undang Undang Pajak
di Indonesia.Jakarta: UNJ Press. Penghasilan Sebagaimana Telah
Hanlon, Michelle. 2005. “The Persistence Dirubah Terakhir Dengan Undang
and Price of Earnings, Accruals, and Undang Republik Indonesia Nomor
Cash Flows When Firms Have Large 36 Tahun 2008. Jakarta: Universitas
Book-Tax Differences.”The Trisakti.
Accounting Review. Vol.80, No.1, Suandy, Erly, 2003.Perencanaan Pajak.
hal.145. Edisi Revisi.Jakarta: Salemba Empat.
Keown, Martin, et.al, 2008. Manajemen Subramanyam, K. R., dan John J. Wild,
Keuangan: Prinsip dan Penerapan. 2009. Financial Statement and
Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Jakarta: PT Analysis. Tenth Edition. New York:
Indeks. McGraw-Hill.
Lumbantoruan, Sophar, 2001. Akuntansi Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian.
Pajak. Edisi Revisi. Jakarta: PT Grasindo. Bandung: Alfabeta.
Martiani, Dwi dan Aulia Eka Persada, 2008. Wijayanti, Tri Handayani, 2006. Analisis
“Pengaruh Book Tax Gap terhadap Pengaruh Perbedaan Antara Laba
Persistensi Laba”. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Laba Fiskal
Akuntansi. Vol.2, No.1, ISSN 2300- Terhadap Persistensi Laba, Akrual,
2559. dan Arus Kas. Padang: Simposium
Palepu, Khrisna G. dan Paul M. Healy, 2008. Nasional Akuntansi 9
Business Analysis and Valuation
14
Zain, Mohammad, 2005. Manajemen
Perpajakan.Jakarta: Salemba Empat.
Biaya Produksi Naik, Laba Kimia Farma
Turun.http://www.bumn.go.id/22072
/publikasi/berita/biaya-produksi-
naik-laba-kimia-farma-turun/.
(Diakses tanggal 19 April 2014
pukul 10.22).
Gunawan, Yufianto. Penjualan Nokia Jauh
Menurun! 2012. (Diakses tanggal 26
April 2014 pukul 14.04).
Nokia. 2012.
http://www.manajementelekomunika
si.org/2012/10/nokia.html?m=1.
(Diakses tanggal 26 April 2014
pukul 14.08).
Peningkatan Beban Keuangan Tekan Laba
Bersih Garuda.
http://www.ift.co.id/posts/peningkatan-
beban-keuangan-tekan-laba-bersih-
garuda. (Diakses tanggal 19 April
2014 pukul 10.53).
PT Bank Permata Tbk. Penjelasan Atas
Laporan Keuangan Konsolidasian,
2012.
http://www.idx.co.id/2012/forum.ht
ml. (Diakses tanggal 26 April 2014
pukul 19.20).
PT Sekawan Intipratama.. (Diakses tanggal
28 April 2014 pukul 20.35).
Sutianto, Dwi Feby, 2013. Harga BBM Naik,
Laba Kimia Frama Anjlok.
http://finance.detik.com/read/2013/0
7/30/144252/2319028/6/harga-bbm-
naik-laba-kimia-farma-anjlok-47.
(Diakses tanggal 19 April 2014
pukul 11.20).
15