Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA PERBEDAAN PERMANEN DAN PERBEDAAN WAKTU

DENGAN PERSISTENSI LABA

Sheila Ajrina
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Santi Susanti, S.Pd., M.Ak.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Achmad Fauzi, S.Pd., M.Ak.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the correlation of permanent differences and
timing differences with earning persistence at manufacturing companies listed in Indonesia
Stock Exchange in 2013. This research used the survey method with correlational approach
using secondary data which was obtained from manufacturing companies listed in
Indonesian Stock Exchange. The results of this research indicate that (i) permanent
differences and timing differences simultaneously had a significant correlation with earning
persistence, (ii) permanent differences had a negative significant correlation with earning
persistence and, (iii) timing differences had a negative significant correlation with earning
persistence. The conclusion of the research is information in timing and permanent
differences had opposite direction of correlation with earning persistence, which is when
timing and permanent differences partially increased, the earning persistence will be
decreased and timing and permanent differences simultaneously had enough rate of
correlation with earning persistence.
Keywords: Permanent Differences, Timing Differences, Earning Persistence.

PENDAHULUAN 2013 masih menyelenggarakan pembukuan

Laba merupakan elemen yang menjadi atau menyusun laporan keuangan komersial

pusat perhatian utama oleh para pemakai berdasarkan standar yang beraku di

laporan keuangan. Angka laba diharapkan Indonesia, yaitu standar akuntansi keuangan,

dapat merepresentasikan kinerja suatu dan menyusun laporan keuangan fiskal

perusahaan secara keseluruhan. Informasi berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang terkandung dalam laba memiliki peran perpajakan yang berlaku di Indonesia.

yang penting bagi pihak-pihak yang Berasal dari hal tersebut kemudian muncul

berkepentingan terhadap suatu perusahaan. istilah laporan keuangan komersial

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di (akuntansi) dan laporan keuangan fiskal

Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai tahun (pajak) yang menyebabkan perbedaan

1
jumlah antara penghasilan sebelum pajak (timing differences) dan perbedaan tetap

(laba akuntansi) dengan penghasilan kena (permanent differences). Adapun tujuan

pajak (laba fiskal) atau disebut juga dengan rekonsiliasi pajak adalah untuk mengetahui

book tax difference. dan mengakui besarnya laba kena pajak

Informasi book tax difference dapat sebagai dasar pengenaan pajak penghasilan

mempengaruhi laba perusahaan di masa sehingga diperoleh pajak penghasilan yang

mendatang dan dapat menikam praktik terutang sesuai dengan undang-undang dan

manajemen laba yang mengindikasikan ketentuan perpajakan. Perbedaan antara laba

bahwa perusahaan memiliki kualitas laba akuntansi dan laba fiskal yang dipengaruhi

yang buruk dan kurang persisten.Oleh oleh perbedaan permanen dan perbedaan

karena itu kualitas laba menjadi pusat waktu dapat memberikan informasi

perhatian bagi investor, kreditor, pembuat mengenai kualitas laba. Logika yang

kebijakan akuntansi, dan pemerintah. mendasarinya adalah adanya sedikit

Salah satu yang memengaruhi kebebasan akuntansi yang diperbolehkan

persistensi laba adalah pembayaran pajak dalam pengukuran laba fiskal.

yang ditanggung berdasarkan pajak Metode akuntansi pajak penghasilan

pendapatan perusahaan. Rekonsiliasi fiskal yang berorientasi pada neraca mengakui

di akhir periode pembukuan menyebabkan kewajiban dan aktiva pajak tangguhan

terjadinya perbedaan antara laba fiskal dan terhadap konsekuensi fiskal masa depan

laba akuntansi. Perbedaan tersebut yang disebabkan oleh adanya perbedaan

disebabkan oleh ketentuan pengakuan dan temporer dan sisa kerugian yang belum

pengukuran yang berbeda antara standar dikompensasikan. Untuk itu, perbedaan

akuntansi keuangan dan peraturan pajak. temporer yang dapat menambah jumlah

Penyebab perbedaan tersebut secara umum pajak di masa depan akan diakui sebagai

dikelompokkan ke dalam perbedaan waktu hutang pajak tangguhan (deferred tax

2
liabilities), dan perusahaan harus mengakui beberapa informasi yang berupa perbedaan

adanya beban pajak tangguhan, yang berarti permanen dan perbedaan waktu mampu

bahwa kenaikan hutang pajak tangguhan mempengaruhi laba bersih perusahaan yang

konsisten dengan perusahaan yang dapat mempengaruhi persistensi laba, serta

mengakui pendapatan lebih awal atau dapat membantu investor dalam

menunda biaya untuk pelaporan keuangan menentukan kualitas laba dan nilai

dibanding pelaporan pajak. Sebaliknya, perusahaan.

perbedaan permanen yang dapat

mengurangi jumlah pajak di masa depan METODOLOGI PENELITIAN

akan diakui sebagai aktiva pajak tangguhan Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

(deferred tax asset) dan perusahaan harus Objek dari penelitian ini adalah

mengakui adanya manfaat pajak tangguhan, Perbedaan Permanen, Perbedaan Waktu,

yang berarti bahwa kenaikan aktiva pajak dan Persistensi Laba. Penelitian dilakukan

tangguhan konsisten dengan perusahaan dengan mengambil data laporan keuangan

yang mengakui biaya lebih awal atau pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

menangguhkan pendapatannya untuk tujuan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah

pelaporan keuangan dibanding pelaporan diaudit tahun 2013.

pajak. Metode Penelitian

Persistensi laba akuntansi adalah revisi Dalam analisis data, metode yang

dalam laba akuntansi yang diharapkan di digunakan adalah metode survey dengan

masa depan yang diimplikasi oleh laba pendekatan korelasional menggunakan data

akuntansi tahun berjalan. Besarnya revisi ini sekunder, yaitu untuk mengetahui seberapa

menunjukkan tingkat persistensi laba. jauh hubungan yang terjadi antar variabel

Persistensi laba merupakan salah satu yang diteliti dengan memperhatikan besaran

komponen nilai prediktif laba, maka koefisien korelasi.

3
Populasi dan Sampel peraturan perundang-undangan

Populasi dalam penelitian ini adalah perpajakan dengan prinsip akuntansi

seluruh perusahaan manufaktur yang yang sifatnya permanen. Transaksi

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakui oleh Wajib Pajak sebagai

tahun 2013 yaitu sebanyak 136 perusahaan. penghasilan atau sebagai biaya sesuai

Selanjutnya populasi terjangkau diambil akuntansi secara komersial, tetapi

dari populasi yang memenuhi kriteria. berdasarkan ketentuan peraturan

Adapun kriteria yang digunakan adalah: perpajakan, transaksi dimaksud bukan

Perusahaan tidak mengalami kerugian merupakan penghasilan atau bukan

dalam laporan keuangan komersial dan merupakan biaya, atau sebagian

laporan keuangan pajak karena kerugian merupakan penghasilan atau sebagian

dapat dikompensasi ke masa depan (carry- merupakan biaya.

forward). Hasil dari penentuan populasi Definisi Operasional

yang memenuhi kriteria yaitu sebanyak 73 Perbedaan permanen sebagai

perusahaan manufaktur. berdasarkan tabel variabel bebas (X1) diperoleh dari

penentuan Isaac dan Michael dengan taraf jumlah perbedaan permanen yang

kesalahan sebesar 5%, diperoleh 65 tersaji pada catatan atas laporan

perusahaan yang dipilih menjadi anggota keuangan dibagi dengan total aset yang

sampel. terdapat pada laporan keuangan

Operasionalisasi Variabel Penelitian publikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Perbedaan Permanen yang telah diaudit tahun 2013.

Definisi Konseptual Beda Permanen =

Perbedaan permanen adalah

perbedaan pengakuan suatu penghasilan


Perbedaan Waktu
atau biaya berdasarkan ketentuan
Definisi Konseptual

4
Perbedaan waktu adalah perbedaan berkelanjutan di masa depan dan

yang terjadi karena perbedaan waktu berguna untuk peramalan laba atau arus

pengakuan pendapatan dan beban kas.

tertentu menurut akuntansi atau Definisi Operasional

ekonomi perusahan dengan ketentuan Persistensi labasebagai variabel

perpajakan yang bersifat sementara, terikat (Y) diukur menggunakan

yang mengakibatkan penggeseran koefisien regresi antara laba akuntansi

pengakuan penghasilan dan biaya sebelum pajak satu periode masa depan

antara satu tahun pajak ke tahun pajak dengan laba akuntansi sebelum pajak

lainnya. periode sekarang dibagi total aset yang

Definisi Operasional jumlah nominalnya terdapat pada

Perbedaan waktusebagai variabel laporan keuangan publikasi di Bursa

bebas (X2) diperoleh dari jumlah Efek Indonesia (BEI) yang telah diaudit

perbedaan waktu yang tersaji pada tahun 2013 atau disebut juga dengan

catatan atas laporan keuangan dibagi earnings dynamic formula, yaitu:

dengan total aset yang terdapat pada oxta = ωoxt-1a + ѵt-1 + εt

laporan keuangan publikasi di Bursa Keterangan:


Efek Indonesia (BEI) yang telah diaudit oxta = persistensi laba sebelum pajak
tahun 2013. periode sekarang

ωoxt-1a = koefisien laba sebelum


Beda Waktu =
pajak satu periode ke belakang

dengan syarat 0 < ω < 1


Persistensi Laba
ѵt-1 = variabel yang mempengaruhi
Definisi Konseptual

Persistensi laba adalah laba bersih persistensi laba satu periode ke

tahun berjalan yang sekiranya dapat

5
belakang (jika ѵt-1 belum Keterangan :

diikutsertakan = 0) = konstanta persamaan regresi

εt = standar error. b1, b2 = koefisien regresi

Teknik Analisis Data Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan metode analisis Uji asumsi klasik dilakukan untuk

regresi berganda melalui bantuan SPSS mengetahui apakah model regresi yang

versi 16. Data yang dikumpulkan dalam diperoleh dapat menghasilkan estimator

penelitian ini diolah kemudian dianalisis linier yang BLUE (Best Linear Unbiased

dengan alat statistik sebagai berikut: Estimator). Pengujian asumsi tersebut terdiri

Uji Statistik Deskriptif dari uji normalitas, uji linearitas, uji

Uji statistik deskriptif digunakan untuk multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji

memberikan gambaran umum atau heteroskedastisitas.

karakteristik data yang digunakan dalam Pengujian Hipotesis

penelitian. Deskripsi suatu data dapat dilihat Penelitian ini menggunakan metode

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, analisis regresi berganda. Analisis regresi

nilai maksimum, dan nilai minimum. berganda bertujuan untuk mengukur

Persamaan Regresi Berganda kekuatan hubungan tiga variabel atau lebih

Menurut Duwi Priyatno (2008), Regresi dan menunjukkan arah hubungan antara

linier berganda adalah persamaan regresi variabel dependen dengan variabel

linier ganda yang bertujuan untuk independen.

mengetahui hubungan antara kedua variabel HASIL DAN PEMBAHASAN

penelitian. Persamaan regresi dalam Persamaan Regresi Berganda

penelitian ini sebagai berikut: Persamaan yang digunakan adalah

Persistensi Laba= a + b1 Perbedaan regresi linier berganda yang bertujuan untuk

Permanen+ b2 Perbedaan Waktu mengetahui apakah terdapat hubungan

6
antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y. menggunakan uji Lilliefors dengan

Analisis regresi linier berganda menggunakan taraf signifikansi 0,05.

menghasilkan persamaan regresi yaitu : Berdasarkan hasil perhitungan uji

Ŷ = 0,161 – 2,473 X1 – 2,496 X2 Lilliefors dapat disimpulkan bahwa galat

Interpretasi dari persamaan tersebut taksiran regresi X1 atas Y berdistribusi

adalah nilai konstan sebesar 0,161 normal. Hal tersebut dapat dibuktikan

menunjukkan bahwa apabila tidak ada dengan perhitungan = 0,10962

variabel Perbedaan Permanen dan sedangkan nilai = 0,10989 yang

Perbedaan Waktu (X1 dan X2 = 0), maka artinya < . Begitu pula dengan

persistensi laba perusahaan sebesar 0,161 galat taksiran regresi X2 atas Y juga

sebelum atau tanpa adanya variabel X1 dan berdistribusi normal. Hal tersebut dapat

X2. Nilai parameter atau koefisien arah dibuktikan dengan perhitungan =


regresi X1 sebesar -2,473 menunjukkan 0,03769 sedangkan nilai = 0,10989
bahwa setiap kenaikan Perbedaan Permanen
yang artinya < -
Rp.1 dengan konstanta 0,161 persistensi
Uji Normalitas Galat Taksiran Regresi
laba akan menurun sebesar 2,473. Nilai
Ganda
koefisien regresi arah X2 yang didapat
Berdasarkan hasil perhitungan uji
adalah -2,496 artinya setiap kenaikan
Lilliefors dapat disimpulkan bahwa galat
Perbedaan Waktu Rp.1 dengan konstanta
taksiran regresi Y atas X berdistribusi
0,161 maka akan menurunkan persistensi
normal. Hal tersebut dapat dibuktikan
laba sebesar 2,496.
dengan perhitungan = 0,07088
Uji Asumsi Klasik
sedangkan nilai = 0,10989 yang
Uji Normalitas Galat Taksiran
artinya <
Pengujian normalitas galat taksiran X1
Uji Linearitas Regresi
atas Y dan X2 atas Y dilakukan dengan

7
Untuk mengetahuinya, dilakukan uji variabel Perbedaan Permanen dan

linearitas dengan program SPSS yaitu Perbedaan Waktu tidak berkorelasi satu

melalui Compare Means. Hasil dari uji sama lain.

linearitas yang dilakukan pada variabel X1 Uji Autokorelasi

terhadap Y memiliki nilai signifikansi uji Untuk mendeteksi ada tidaknya

linieritas sebesar 0,024. Karena nilai ini autokorelasi yaitu dengan melakukan uji

lebih kecil dari 0,05 maka variabel X1 Durbin-Watson.

dinyatakan terdapat hubungan linear dengan Nilai Durbin Watson (DW) sebesar

variabel Y. Demikian pula dengan variabel 1,847 akan dibandingkan dengan nilai tabel

X2 terhadap Y yang memiliki nilai Durbin Watson menggunakan signifikansi

signifikansi uji linearitas sebesar 0,000. 5%, jumlah sample 65 dan jumlah variabel

Karena nilai ini lebih kecil dari 0,05 maka independen 2 didapat nilai batas bawah (dL)

variabel X2 dinyatakan terdapat hubungan sebesar 1,536 nilai batas atas (dU) sebesar

linear dengan variabel Y. 1,662 dan nilai 4-dU sebesar 2,338. Nilai

Uji Multikolinieritas DW yang diperoleh sebesar 1,847 berada di

Untuk mendeteksi apakah terjadi antara dU dan 4-dU maka dapat

masalah multikolinieritas dapat melihat nilai disimpulkan tidak terjadi gejala autokorelasi.

toleransi dan variance inflation factor (VIF). Uji Heteroskedastisitas

Diperoleh hasil bahwa tidak terjadi Berikut ini adalah hasil olahan data

multikolinieritas dengan dasar nilai VIF untuk Uji Heteroskedastisitas dengan

sebesar 4,498 untuk setiap variabel menggunakan program SPSS: Dari data

independen dan tidak ada yang melebihi yang telah diolah menggunakan uji Glejser

nilai 10 sedangkan untuk nilai toleransi diperoleh nilai probabilitas signifikansi

sebesar 0,222 dan tidak ada yang kurang Perbedaan Permanen sebesar 0,119 dan

dari 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa Perbedaan Waktu sebesar 0,575. Hal ini

8
terlihat dari probabilitas signifikansinya di maka Ho ditolak sehingga

atas tingkat kepercayaan 0,05 maka Ho dapat disimpulkan bahwa variabel

diterima dan tidak terjadi gejala Perbedaan Permanen memiliki kontribusi

heteroskedastisitas. terhadap Persistensi Laba. Nilai t negatif

Pengujian Hipotesis menunjukkan bahwa Perbedaan Permanen

Uji Koefisien Korelasi Simultan (Uji-F) mempunyai hubungan yang berlawanan

Berdasarkan hasil perhitungan uji arah dengan Persistensi Laba.

ANOVA menunjukkan bahwa Hasil perhitungan Perbedaan

> atau 11,288 > 3,143. Jadi, Waktu sebesar 2,172 dengan sebesar

dapat disimpulkan bahwa Perbedaan 1,997. Jadi, maka Ho

Permanen dan Perbedaan Waktu secara ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Perbedaan Waktu memiliki

Persistensi Laba. kontribusi terhadap Persistensi Laba. Nilai t

Uji Koefisien Korelasi Parsial (Uji-T) negatif menunjukkan bahwa Perbedaan

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Waktu mempunyai hubungan yang

Perbedaan Permanen sebesar 2,114 berlawanan arah dengan Persistensi Laba.

dengan sebesar 1,997. Jadi,


Uji Koefisien Determinasi Perbedaan Permanen dan Perbedaan Waktu

Besarnya Adjusted R Square adalah sebesar 24,3%. Sedangkan sisanya sebesar

0,243 maka dapat disimpulkan bahwa 75,7% dapat dipengaruhi oleh variabel lain.

Persistensi Laba dipengaruhi oleh


Pembahasan Hasil Penelitian tahun 2013 serta tidak mengalami kerugian

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dalam laporan keuangan komersial maupun

dilakukan terhadap perusahaan-manufaktur laporan keuangan pajak, penulis akan

yang terdaftar di BEI yang menerbitkan membahas hasil penelitian yang dilakukan

laporan tahunan secara lengkap selama

9
sesuai dengan permasalahan yang telah disebutkan dalam Undang Undang Pajak

diajukan. Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9

Menurut perhitungan statistik dengan Ayat (1) huruf e.

SPSS di atas, hasil penelitian untuk Kondisi lainnya yang menyebabkan

hipotesis pertama menunjukkan bahwa perbedaan permanen nilainya berubah

perbedaan permanen secara negatif saling sehingga mempengaruhi persistensi laba

berhubungan signifikan terhadap persistensi perusahaan yaitu kondisi di mana komponen

laba. Perbedaan permanen mempunyai penyusun perbedaan permanen itu sendiri

hubungan yang berlawanan arah dengan merupakan item yang sifatnya tidak

persistensi laba, di mana saat beda berulang (non-recurring). Kondisi ini sama

permanen meningkat maka akan dengan yang dijabarkan oleh penelitian

menurunkan persistensi laba perusahaan. Martini dan Persada di tahun 2008 bahwa

Kondisi ini terjadi dikarenakan oleh hasil koefisien negatif menunjukkan bahwa

komponen penyusun variabel permanen itu perbedaan permanen didominasi oleh item-

sendiri, yaitu item penghasilan atau biaya item yang akan ditambahkan kembali dalam

yang berpengaruh terhadap laba akuntansi rekonsiliasi fiskal yaitu beban yang tidak

tetapi tidak akan mempengaruhi laba fiskal, dapat dikurangkan atau kerugian anak

dan sebaliknya secara tetap atau selamanya. perusahaan dan bersifat nonrecurring item.

Setiap tahun, item-item perbedaan permanen Naik atau turunnya nilai suatu

yang dimiliki perusahaan akan bertambah komponen penyusun perbedaan permanen,

maupun berkurang nominalnya dalam akan mempengaruhi persistensi laba

rekonsiliasi fiskal sesuai dengan kondisi perusahaan satu periode ke depan. Jika

perusahaan. Salah satu contoh item jumlah perbedaan permanen meningkat dari

perbedaan permanen adalah pemberian tahun sebelumnya, maka pajak yang akan

kenikmatan atau natura seperti yang dibayarkan juga akan menjadi lebih besar

10
nilainya. Besarnya pajak yang harus berpengaruh negatif terhadap persistensi

dibayarkan akan mengurangi laba laba.

perusahaan tersebut dan mempengaruhi Hasil penelitian untuk hipotesis kedua

persistensi labanya. menunjukkan bahwa perbedaan waktu

Hasil penelitian ini konsisten dengan secara negatif saling berhubungan signifikan

penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu pada terhadap persistensi laba. Perbedaan waktu

penelitian Martini dan Persada di tahun sama sifatnya dengan perbedaan permanen,

2008. Penelitian yang dilakukan Martini dan yaitu memiliki hubungan yang berlawanan

Persada memberikan hasil yaitu variabel arah dengan persistensi laba, di mana saat

permanen menunjukkan nilai yang beda waktu meningkat maka akan

signifikan secara statistik. Variabel ini juga menurunkan persistensi laba perusahaan.

menunjukkan nilai koefisien yang negatif, Kondisi ini terjadi akibat dari pembalikan

artinya bahwa variabel permanen memiliki atas dasar perbedaan waktu di masa yang

korelasi negatif terhadap persistensi laba. akan datang sehingga perbedaan waktu

Teori dari Rosanti dan Zulaikha dalam memiliki hubungan negatif terhadap

penelitiannya pada tahun 2013 pun persistensi laba. Perbedaan waktu pada

mendukung hasil dari penelitian ini. Rosanti penelitian ini didominasi oleh perbedaan

dan Zulaikha menyatakan bahwa perbedaan waktu dengan koreksi fiskal positif yang

tetap mengakibatkan book income berbeda menyebabkan laba fiskal bertambah.

secara tetap dengan taxable income. Jika Semakin besar jumlah laba fiskal, maka

laba fiskal bertambah, beban pajak akan semakin besar beban pajak yang harus

semakin besar maka akan semakin kecil dibayarkan. Semakin besar pajak yang harus

laba bersihnya, begitupun sebaliknya. Oleh dibayar, semakin kecil laba bersih yang

karena itu, perbebedaan permanen dihasilkan. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang

11
menyatakan bahwa perbedaan waktu persistence in pre-tax earnings. Namun

memiliki hubungan negatif signifikan Hanlon selanjutnya menguraikan laba ke

terhadap persistensi laba, yaitu dalam dalam arus kas dan akrual. Hasilnya, firm

penelitian Martini dan Persada di tahun years wuth large positive temporary

2008, penelitian Hanlon di tahun 2005, dan difference have lower earnings and accrual

penelitian Suwandika dan Astika di tahun persistence consistent with these firm having

2013. a higher level of discretionary accruals.

Martini dan Persada menyebutkan Perbedaan waktu yang memiliki koreksi

bahwa perbedaan antara dasar pengenaan fiskal positif berarti laba pajak lebih besar

pajak dari suatu aktiva atau kewajiban akan dibandingkan dengan laba akuntansi atau

berakibat pada kenaikan atau bertambahnya laba komersial. Hal ini berarti mayoritas

laba fiskal periode mendatang atau perusahaan manufaktur di Indonesia

berkurangnya laba fiskal periode mendatang, memiliki liabilitas pajak tangguhan yang

pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan tinggi. Menurut Revsine, peningkatan

atau nilai tercatat kewajiban diselesaikan liabilitas pajak tangguhan memungkinkan

atau dilunasi. Hasil penelitian ini juga adanya indikasi penurunan kualitas laba

didukung oleh teori dari Lumbantoruan yang dibentuk dari persistensi laba. Dengan

yang menuliskan bahwa beda waktu kata lain, penelitian ini sesuai dengan teori

mengakibatkan penggeseran pengakuan yang telah dikemukakan oleh Revsine.

penghasilan dan biaya antara satu tahun Kemudian hasil penelitian untuk

pajak ke tahun pajak lainnya, sehingga hipotesis yang ketiga menunjukkan bahwa

mempengaruhi persistensi laba perusahaan. perbedaan permanen dan perbedaan waktu

Penelitian yang dilakukan Hanlon juga secara bersama-sama berpengaruh terhadap

menjabarkan bahwa the firm with large persistensi laba dengan tingkat keeratan

positive temporary difference have lower cukup. Persistensi laba dipengaruhi oleh

12
perbedaan permanen dan perbedaan waktu pajak tangguhan di masa depan oleh kedua

sebesar 24,3%. Kondisi ini terjadi karena hal tersebut mengakibatkan beban pajak

perbedaan permanen dan perbedaan waktu tangguhan dapat mengurangi laba akuntansi

secara bersama-sama dapat menunjukkan sehingga berpengaruh pada laba sebelum

adanya campur tangan yang berlebih pada pajak tahun depan. Hasil penelitian yang

manajemen dengan memanfaatkan celah diperoleh sejalan dengan penelitian

yang ada dalam standar akuntansi keuangan Suwandika pada tahun 2013, bahwa

untuk menentukan besarnya laba akuntansi. perbedaan permanen dan perbedaan waktu

Campur tangan yang dimaksud yaitu bahwa secara bersama-sama mempengaruhi

manajemen memiliki kewenangan yang persistensi laba.

besar untuk menentukan besarnya pos-pos Hasil penelitian Wijayanti pada tahun

yang mengakibatkan timbulnya beban pajak 2006 mengatakan bahwa perbedaan

tangguhan seperti pemulihan atau permanen dan perbedaan waktu secara

penyisihan piutang tak tertagih dan simultan berpengaruh signifikan secara

pemulihan atau penyisihan atas imbalan statistik terhadap laba akuntansi satu periode

kerja karyawan. Peraturan perpajakan yang ke depan. Kondisi ini terjadi akibat

tidak mengakui penyisihan piutang tak subjektivitas dalam proses akrual untuk

tertagih dapat membuat manajemen tujuan pelaporan keuangan dibandingkan

memanfaatkan hal tersebut dan piutang tak untuk tujuan pajak. Wijayanti juga

tertagih akan diakui oleh peraturan memberikan asumsi bahwa yang mendasari

perpajakan ketika daftar piutang tak tertagih penelitian book tax differences untuk

yang dimiliki Wajib Pajak diserahkan menilai persistensi laba, yaitu terdapat

kepada Dirjen Pajak dan piutang tersebut variasi cross sectional dalam kemampuan

pada laporan laba rugi komersial telah manajer untuk memanipulasi pelaporan laba

diakui sebagai beban. Terealisasinya beban akuntansi namun tidak dalam pelaporan laba

13
kena pajak. Pada akhirnya, manajer lebih Using Financial Statements.Canada:
Thomson Learning.
senang meningkatkan laba akuntansi tanpa Penman, H. Stephen, 2001. Financial
Statement Analysis and Security
menyebabkan peningkatan pada laba fiskal Valuation. New York: McGraw-Hill.
Pramitasari, Bety, 2007. “Analisis Book Tax
dengan memanfaatkan keleluasaan Differences Terhadap Persistensi
Laba dan Laba Akrual Sebagai
peraturan akuntansi. Teori yang Variabel Moderating Pada
Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
dikemukakan Wijayanti sejalan dengan teori Efek Indonesia.” Jurnal Akuntansi &
Investasi.Vol.8 No.1.
yang diungkapkan oleh Revsine bahwa Priyatno, Duwi, 2008. Mandiri Belajar
SPSS.Yogyakarta: MediaKom.
“berkurangnya saldo aktiva pajak tangguhan Resmi, Siti, 2011. Perpajakan: Teori dan
Kasus. Edisi 6. Buku 1.Jakarta: Salemba
harus diinvetigasi lebih lanjut, karena Empat.
Revsine, L., Collins W. D., dan W. Bruce
perubahan dalam hubungannya dengan akun Johnson, 2001.Financial Reporting
and Analysis.New Jersey: Prentice
neraca mungkin digunakan sebagai suatu Hall.
Rosanti, Nur Aini dan Zulaikha,
cara untuk menaikkan laba secara semu.” 2013.“Book Tax Differences
Terhadap Persistensi Laba”. Journal
Of Accounting. Vol. 2, No. 2.
Scott, R. William, 2003. Financial
DAFTAR PUSTAKA Accounting Theory. Third Edition.
Toronto: Prentice Hall.
Aruna Dian Citra, Jaya Tresno Eka, dan Sja’roni, Teguh, 2009.Susunan Dalam Satu
Santi Susanti, 2008. Akuntansi Pajak Naskah Undang Undang Pajak
di Indonesia.Jakarta: UNJ Press. Penghasilan Sebagaimana Telah
Hanlon, Michelle. 2005. “The Persistence Dirubah Terakhir Dengan Undang
and Price of Earnings, Accruals, and Undang Republik Indonesia Nomor
Cash Flows When Firms Have Large 36 Tahun 2008. Jakarta: Universitas
Book-Tax Differences.”The Trisakti.
Accounting Review. Vol.80, No.1, Suandy, Erly, 2003.Perencanaan Pajak.
hal.145. Edisi Revisi.Jakarta: Salemba Empat.
Keown, Martin, et.al, 2008. Manajemen Subramanyam, K. R., dan John J. Wild,
Keuangan: Prinsip dan Penerapan. 2009. Financial Statement and
Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Jakarta: PT Analysis. Tenth Edition. New York:
Indeks. McGraw-Hill.
Lumbantoruan, Sophar, 2001. Akuntansi Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian.
Pajak. Edisi Revisi. Jakarta: PT Grasindo. Bandung: Alfabeta.
Martiani, Dwi dan Aulia Eka Persada, 2008. Wijayanti, Tri Handayani, 2006. Analisis
“Pengaruh Book Tax Gap terhadap Pengaruh Perbedaan Antara Laba
Persistensi Laba”. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Laba Fiskal
Akuntansi. Vol.2, No.1, ISSN 2300- Terhadap Persistensi Laba, Akrual,
2559. dan Arus Kas. Padang: Simposium
Palepu, Khrisna G. dan Paul M. Healy, 2008. Nasional Akuntansi 9
Business Analysis and Valuation

14
Zain, Mohammad, 2005. Manajemen
Perpajakan.Jakarta: Salemba Empat.
Biaya Produksi Naik, Laba Kimia Farma
Turun.http://www.bumn.go.id/22072
/publikasi/berita/biaya-produksi-
naik-laba-kimia-farma-turun/.
(Diakses tanggal 19 April 2014
pukul 10.22).
Gunawan, Yufianto. Penjualan Nokia Jauh
Menurun! 2012. (Diakses tanggal 26
April 2014 pukul 14.04).
Nokia. 2012.
http://www.manajementelekomunika
si.org/2012/10/nokia.html?m=1.
(Diakses tanggal 26 April 2014
pukul 14.08).
Peningkatan Beban Keuangan Tekan Laba
Bersih Garuda.
http://www.ift.co.id/posts/peningkatan-
beban-keuangan-tekan-laba-bersih-
garuda. (Diakses tanggal 19 April
2014 pukul 10.53).
PT Bank Permata Tbk. Penjelasan Atas
Laporan Keuangan Konsolidasian,
2012.
http://www.idx.co.id/2012/forum.ht
ml. (Diakses tanggal 26 April 2014
pukul 19.20).
PT Sekawan Intipratama.. (Diakses tanggal
28 April 2014 pukul 20.35).
Sutianto, Dwi Feby, 2013. Harga BBM Naik,
Laba Kimia Frama Anjlok.
http://finance.detik.com/read/2013/0
7/30/144252/2319028/6/harga-bbm-
naik-laba-kimia-farma-anjlok-47.
(Diakses tanggal 19 April 2014
pukul 11.20).

15

Anda mungkin juga menyukai