DI RIAU
DISUSUN OLEH:
SHAFIRA ALYA KHALISHA
X IPS 3
MAPEL:Sejarah Indonesia
1. Istana Kerajaan Siak
Assyaidis Syarif Hasyim merupakan salah satu sultan kerajaan Siak yang berjasa
membangun bangunan ini. Kerajaan Siak Sri Indra Pura dikatakan merupakan
kerajaan Islam terbesar yang pernah ada yang Berjaya mulai abad ke-16 sampai
abad ke-20 dengan 12 sultan yang pernah memimpinnya. Istana Kerajaan Siak
dibangun pada tahun 1889 dan dinamakan as-Sirayatul Hasyimiyah. Berbagai
benda peninggalan masih tersimpan rapi di Istana ini, diantara benda-benda
tersebut terdapat Singgasana raja yang berhiaskan emas.
Istana Sayap ini berada di Pelalawan yang saat ini telah menjadi salah satu
kabupaten di Riau. Sejarah Pelalawan diawali dari kerajaan Pekantua yang
didirikan oleh Maharaja Indera (sekitar tahun 1380 M). Beliau adalah bekas Orang
Besar Kerajaan Temasik (Singapura) yang mendirikan kerajaan ini setelah Temasik
dikalahkan oleh Majapahit dipenghujung abad XIV. Istana ini sendiri dibangun
oleh Sultan Pelalawan ke-29, yakni Tengku Sontol Said Ali (1886-1892 M). Istana
ini berlokasi di sebelah Sungai Rasau (anak Sungai Kampar), berlokasi di Kota Jauh
dan Kota Dekat. Karena lokasinya yang dekat dengan muara sungai, maka istana
ini pernah dinamakan dengan ‘Istana Ujung Pantai’, namun pada saat Sultan
Syarif Hasyim II memulai proyek pembangunan istana yang dulunya sempat
terhenti dan menambahkan di kedua sisi istana dua bangunan sayap, maka istana
ini pun dinamakan istana Sayap Pelalawan.
Berlokasi di kecamatan Bukit Raya, tugu ini merupakan salah satu bangunan yang
dibangun sebagai ungkapan apresiasi kepada para pahlawan yang gugur dalam
membela tanah air ketika masa kependudukan Jepang di Indonesia. Mereka
merupakan korban Romusha (Kerja Paksa) pada zaman penjajahan Jepang. Di
mana ketika itu, pihak Jepang membangun rel kereta api dari Pekanbaru ke
Muara Sijunjung yang terdapat di Sumatera Barat. Pada masa itu, Riau sudah
menjadi provinsi tersendiri di bawah pemerintahan Gubernur Jepang Makino
Susaboro dan mempunyai pelabuhan besar. Tugu ini diresmikan pada tanggal 10
November 1978 oleh Gubernur KKDH TK I Riau R H Soebrantas Siswanto.
Bangunan ini yang memiliki luas 18 x 20 meter ini didirikan pada tahun 1832.
Masjid yang juga menjadi kebanggaan masyarakat Riau ini didirikan oleh Raja
Abdurrahman. Terdapat 4 tiang utama yang menyokong bangunan ini di
dalamnya dan ditiap sudut terdapat menara yang menjulang tinggi. Sedangkan di
atap menara ini telah dijajari 13 kubah. Bangunan beton yang kokoh pada masjid
ini adalah berbahan campuran putih telur dan juga kapur, bahan yang sama untuk
pembangunan piramida Giza di Mesir. Pembangunan Masjid ini sendiri dilakukan
dengan menggunakan tenaga masyarakat Riau yang suka rela turut memeras
keringatnya demi berdirinya salah satu bangunan megah sebagai item kota
kebanggaan mereka.