22
102) kemudian menuju dua arah, yaitu Scrubber (SC-101) & Reaktor
Fluidized bed (R-101). Di Scrubber CH4N2O leleh digunakan sebagai
penyerapan off gas untuk membawa sisa C3H6N6 dan CH4N2O yang ikut
pada off gas. Keluar Scrubber CH4N2O leleh masuk ke tangki sehingga
bercampur dengan CH4N2O leleh dari melter Tank dan berfungsi untuk
umpan reaktor.
2. Proses reaksi
Dari tangki CH4N2O leleh dipompa serta dimasukkan menuju
reaktor fluidized bed melalui nozzle pada reaktor sehingga CH4N2O leleh
menjadi menguap secara langsung serta masuk dalam partikel katalis yang
terfluidisasi dari bawah reaktor.
Fluidizing gas berupa gas NH3, CO2 di dapat dari off gas dalam
Scrubber. Kemudian fluidizing gas dialirkan menuju Crystallizer dan
Heater. Gas yang dialirkan menuju Crystallizer digunakan sebagai
quencing gas. Gas yang dialirkan menuju Heat Exchanger dipanaskan
sampai T = 395 °C dengan P = 3 atmosfer, berikutnya berfungsi sebagai
fluidizing gas pada reaktor.
Reaktor beroperasi di T = 395 °C dan P = 3 atmosfer. Reaksi pada
reaktor mempunyai sifat endotermis, maka wajib menjaga Temperatur
operasi pada 395 °C dengan cara dipanaskan. Panas didapat dari steam
menuju koil.
Pada reaktor terjadi penguraian CH4N2O jadi C3H6N6, NH3, dan
CO2. Output reaksi reaktor pada T = 395 °C dan P = 3 atmosfer berupa gas
C3H6N6, NH3, CO2, C2H5N3O2, serta CH4N2O yang tak bereaksi.
3. Proses Pemurnian Produk
Proses hasil output reaksi sesudah reaktor didinginkan di Cooler
(E-101) hingga T = 344 °C, kemudian masuk ke Desublimer (DS-101),
dikontakkan dengan off gas dari scrubber pada T = 138 °C yang digunakan
sebagai quenching gas sehingga C3H6N6 berbentuk kristal. C3H6N6 yang
mengkristal sebanyak 99 persen dan mempunyai kemurnian 99,9 persen.
C3H6N6 keluar dari Desublimer pada T = 205°C. Kemudian dialirkan
23
menuju Cyclone. Di dalam Cyclone terjadi proses penyaringan kristal
dengan off gas dimana kristal yang terpisahkan sebagai produk. Kristal
C3H6N6 kemudian dilakukan packaging, setelah itu disimpan ke gudang
untuk dipasarkan.
Gas keluar Cyclone sebagai off gas sebagian dialirkan menuju
percabangan. Di percabanga gas dibagi dua bagian. Pertama ke Scrubber
yang nanti digunakan untuk fluidizing gas dan quenching gas. Lalu yang
bagian lainnya akan digunakan di dalam Urea Plant. Dalam Scrubber
terjadi proses penyaringan CH4N2O dan C3H6N6 yang ikut off gas.
Kemudian off gas didekatkan dengan CH4N2O leleh yang memiliki T =
137 °C sehingga Temperatur off gas menjadi turun sampai 138 °C. Gas
yang tak terserap, dipakai sebagai quenching gas pada Crystallizer dan
sisanya digunakan untuk fluidizing gas di reaktor.
24
2.3 Neraca Massa
air (F2)
urea prill
(F1) urea melt (F3)
Keterangan :
25
2.3.2 Neraca Massa pada Tanki (V-102)
Fungsi : Tempat untuk menampung urea melt dari Melter Tank (V-
101) dan dari Scrubber (SC-101)
Keterangan :
26
Keterangan :
Urea Melt
(F13)
Keterangan :
27
Aliran F14 : Off gas untuk Desublimer (DS-101) dan Heater (E-102)
urea melt
(F5)
Keterangan :
28
Tabel 9. Neraca Massa pada Reaktor Fluidized Bed (R-101)
Keterangan :
Aliran F8 : Gas melamin hasil keluaran Reaktor (R-101)
Aliran F7 : Kristal melamine keluaran Desublimer (DS-101)
Aliran F15 : Quenching gas dari Scrubber (SC-101)
29
Tabel 10. Neraca Massa pada Desublimer (DS-101)
Input Output
Komponen
F7 F15 F8
Urea 569,52 0,00 569,52
Biuret 233,77 0,00 233,77
Melamin 3791,44 0,00 3791,44
Amonia 5033,63 7962,04 12995,67
CO2 7191,54 3412,30 10603,84
SUB TOTAL 16819,90 11374,34 28194,24
TOTAL 28194,24 28194,24
Keterangan :
Aliran F14 : Off gas keluaran Scrubber (SC-101)
Aliran F15 : Quenching gas menuju Desublimer (DS-101)
Aliran F16 : Off gas yang akan digunakan di Reaktor (R-101)
30
Tabel 11. Neraca Massa pada Splitter II
Input Output
Komponen F14 F16 F15
Amonia 9927,20 1965,16 7962,04
CO2 6639,21 3226,91 3412,30
SUB TOTAL 16566,41 5192,07 11374,34
TOTAL 16566,41 16566,41
Keterangan :
Aliran F8 : Kristal melamin dari Desublimer (DS-101)
Aliran F9 : Kristal melamin murni
Aliran F10 : Off gas menuju Scrubber (SC-101)
31
2.3.9 Neraca Massa pada Splitter III
Fungsi : Mengurangi kadar off gas yang dibutuhkan dalam proses
Keterangan :
Aliran F10 : Off gas dari Cyclone (CY-101)
Aliran F11 : Gas to Urea Plant
Aliran F12 : Off gas menuju Scrubber (SC-101)
32
2.4 Neraca Energi
Keterangan :
T
C p .T C p dT
To
T
A B.T 2 CT 3 DT 4 dt
To
A T To B
2
T To 2 C3 T To 3 D4 T To 4
33
H : Panas laten senyawa (kJ)
n : Mol senyawa (kmol)
ΔHv : Panas penguapan (kJ/kmol)
3) Panas Reaksi, untuk menghitung panas yang dihasilkan dari reaksi kimia di
reaktor.
ΔHR298.15 K = ΔHf produk – ΔHf reaktan
dengan :
ΔHf: Panas pembentukan suatu senyawa pada 25°C (kJ/kmol)
Untuk kondisi temperatur reaksi bukan pada 25°C, panas reaksi dihitung
dengan menggunakan rumus :
34
2.4.1 Neraca Energi pada Tanki Melter (V-101)
Fungsi : Tempat untuk melelehkan Urea dan menguapkan kandungan air
di dalam urea
Air (H2)
Gambar 19. Aliran panas masuk dan keluar pada Melter (V-101)
35
Aliran H5 : Panas urea prill dari Tanki (V-102)
Q7A
Q7B
Gambar 21. Aliran panas masuk dan keluar pada Cooler (E-101)
36
2.4.4 Neraca Energi pada Desublimer (DS-101)
Melamin (H8)
Gambar 22. Aliran panas masuk dan keluar pada Desublimer (DS-101)
Aliran H7b : Panas masuk produk gas melamin dari reaktor (R-101)
37
Gambar 23. Aliran panas masuk dan keluar pada Cyclone (CY-101)
Aliran H10 : Panas keluar off gas sebagai purge gas dan off gas
Gambar 24. Aliran panas masuk dan keluar pada Scrubber (SC-101)
Aliran H14 : Panas keluar off gas menuju Heater (E-102) dan
Desublimer (DS-101)
38
Tabel 19. Neraca Energi pada Scrubber (SC-101)
Komponen Hin (KJ/Jam) Hout (KJ/Jam)
H12 4766202,53 -
H6 1772029,01 -
H13 - 1871715,44
H14 - 3128172,18
Hpendingin - 1538343,92
TOTAL 6538231,54 6538231,54
Gambar 25. Aliran panas masuk dan keluar pada Tanki (V-102)
39
2.4.8 Neraca Energi pada Heater (E-102)
Gambar 26. Aliran panas masuk dan keluar pada Heater (E-102)
40