Anda di halaman 1dari 19

BAB II

NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI

2.1 Diagram Alir Proses Melamin

Gambar 9. Diagram Alir Proses Pembuatan Melamin dengan proses BASF

2.2 Deskripsi Proses


Produksi C3H6N6 metode Badishce Anilin And Soda Fabrik (BASF) dengan
bahan baku CH4N2O dibagi menjadi tiga proses, yaitu:
 Proses persiapan bahan baku
 Proses reaksi
 Tahap pemurnian produk

1. Proses Persiapan Bahan Baku


CH4N2O (Urea) dari pabrik Pupuk Kujang, mempunyai wujud
butiran memiliki kemurnian 99,2 %. Bahan dimasukkan ke Melter Tank
(V-101) pada Temperatur 140° C dan Tekanan = 1 atmosfer di kondisi itu
CH4N2O leleh. Dari tempat pelelehan CH4N2O lalu dipompa ke tangki (V-

22
102) kemudian menuju dua arah, yaitu Scrubber (SC-101) & Reaktor
Fluidized bed (R-101). Di Scrubber CH4N2O leleh digunakan sebagai
penyerapan off gas untuk membawa sisa C3H6N6 dan CH4N2O yang ikut
pada off gas. Keluar Scrubber CH4N2O leleh masuk ke tangki sehingga
bercampur dengan CH4N2O leleh dari melter Tank dan berfungsi untuk
umpan reaktor.
2. Proses reaksi
Dari tangki CH4N2O leleh dipompa serta dimasukkan menuju
reaktor fluidized bed melalui nozzle pada reaktor sehingga CH4N2O leleh
menjadi menguap secara langsung serta masuk dalam partikel katalis yang
terfluidisasi dari bawah reaktor.
Fluidizing gas berupa gas NH3, CO2 di dapat dari off gas dalam
Scrubber. Kemudian fluidizing gas dialirkan menuju Crystallizer dan
Heater. Gas yang dialirkan menuju Crystallizer digunakan sebagai
quencing gas. Gas yang dialirkan menuju Heat Exchanger dipanaskan
sampai T = 395 °C dengan P = 3 atmosfer, berikutnya berfungsi sebagai
fluidizing gas pada reaktor.
Reaktor beroperasi di T = 395 °C dan P = 3 atmosfer. Reaksi pada
reaktor mempunyai sifat endotermis, maka wajib menjaga Temperatur
operasi pada 395 °C dengan cara dipanaskan. Panas didapat dari steam
menuju koil.
Pada reaktor terjadi penguraian CH4N2O jadi C3H6N6, NH3, dan
CO2. Output reaksi reaktor pada T = 395 °C dan P = 3 atmosfer berupa gas
C3H6N6, NH3, CO2, C2H5N3O2, serta CH4N2O yang tak bereaksi.
3. Proses Pemurnian Produk
Proses hasil output reaksi sesudah reaktor didinginkan di Cooler
(E-101) hingga T = 344 °C, kemudian masuk ke Desublimer (DS-101),
dikontakkan dengan off gas dari scrubber pada T = 138 °C yang digunakan
sebagai quenching gas sehingga C3H6N6 berbentuk kristal. C3H6N6 yang
mengkristal sebanyak 99 persen dan mempunyai kemurnian 99,9 persen.
C3H6N6 keluar dari Desublimer pada T = 205°C. Kemudian dialirkan

23
menuju Cyclone. Di dalam Cyclone terjadi proses penyaringan kristal
dengan off gas dimana kristal yang terpisahkan sebagai produk. Kristal
C3H6N6 kemudian dilakukan packaging, setelah itu disimpan ke gudang
untuk dipasarkan.
Gas keluar Cyclone sebagai off gas sebagian dialirkan menuju
percabangan. Di percabanga gas dibagi dua bagian. Pertama ke Scrubber
yang nanti digunakan untuk fluidizing gas dan quenching gas. Lalu yang
bagian lainnya akan digunakan di dalam Urea Plant. Dalam Scrubber
terjadi proses penyaringan CH4N2O dan C3H6N6 yang ikut off gas.
Kemudian off gas didekatkan dengan CH4N2O leleh yang memiliki T =
137 °C sehingga Temperatur off gas menjadi turun sampai 138 °C. Gas
yang tak terserap, dipakai sebagai quenching gas pada Crystallizer dan
sisanya digunakan untuk fluidizing gas di reaktor.

24
2.3 Neraca Massa

Kapasitas Produksi : 30.000 Ton/Tahun


Operasi Pabrik : 330 Hari/Tahun
Satuan Massa : Kg (kilogram)
Bahan Baku : Urea
Produk : Melamin

2.3.1 Neraca Massa di Melter Tank (V-101)

Fungsi : Tempat untuk melelehkan Urea dan menguapkan


kandungan air di dalam urea

air (F2)
urea prill
(F1) urea melt (F3)

Gambar 10. Aliran masuk dan keluar pada Melter Tank

Keterangan :

Aliran F1 : Urea prill dari Silo (S-101)

Aliran F2 : Air yang menguap

Aliran F3 : Urea melt menuju Tanki (V-102)

Tabel 5. Neraca Massa di Melter Tank (V-101)


Komponen Input (Kg) Output (Kg)
F1 F2 F3
Urea 10959,10 0,00 10959,10
Biuret 57,54 0,00 57,54
Air 32,88 32,88 0,00
SUBTOTAL 11049,52 32,88 11016,64
TOTAL 11049,52 11049,52

25
2.3.2 Neraca Massa pada Tanki (V-102)

Fungsi : Tempat untuk menampung urea melt dari Melter Tank (V-
101) dan dari Scrubber (SC-101)

urea from scrubber (F13)

urea melt (F3) urea feed reactor (F4)

Gambar 11. Aliran masuk dan keluar pada Tanki

Keterangan :

Aliran F3 : Urea melt dari Melter Tank (V-101)

Aliran F13 : Urea melt dari Scrubber (SC-101)

Aliran F4 : Urea melt menuju Reaktor (R-101)

Tabel 6. Neraca Massa pada Tanki (V-102)

Input (Kg) Output (Kg)


Komponen
F3 F13 F4
Urea 10959,10 8025,06 18984,16
Biuret 57,54 332,08 389,62
Melamin 0 5,93 5,93
SUB TOTAL 11016,64 8363,07 19379,71
TOTAL 19379,71 19379,71

2.3.3 Neraca Massa pada Splitter I

Fungsi : Untuk membagi aliran menuju Reaktor (R-101) dan


Scrubber (SC-101)
urea menuju scrubber (F6)

urea melt urea feed reactor (F5)


(F4) Splitter

Gambar 12. Aliran masuk dan keluar pada Splitter

26
Keterangan :

Aliran F4 : Urea melt dari Melter Tank (M-101)

Aliran F6 : Urea dari Scrubber (SC-101)

Aliran F5 : Urea melt menuju Reaktor (R-101)

Tabel 7. Neraca Massa di Splitter I


Input (Kg) Output (Kg)
Komponen
F4 F6 F5
Urea 18984,16 7593,67 11390,49
Biuret 389,61 155,85 233,76
Melamin 5,94 2,37 3,57
SUB TOTAL 19379,71 7751,89 11627,82
TOTAL 19379,71 19379,71

2.3.4 Neraca Massa pada Scrubber (SC-101)


Fungsi : Tempat untuk pencucian urea menuju Tanki (V-102) dan
menghasilkan Gas untuk Quenching gas dan untuk Off gas

Off gas (F14)

Off gas dari urea dari Tanki


Cyclone (F12) (F6)

Urea Melt
(F13)

Gambar 13. Aliran masuk dan keluar pada Scrubber

Keterangan :

Aliran F12 : Off gas yang berasal dari Cyclone (CY-101)

Aliran F6 : Urea dari Tanki (V-102)

27
Aliran F14 : Off gas untuk Desublimer (DS-101) dan Heater (E-102)

Aliran F13 : Urea melt hasil pencucian menuju Tanki (V-102)

Tabel 8. Neraca Massa pada Scrubber (SC-101)


Input (Kg) Output (Kg)
Komponen
F6 F12 F14 F13
Urea 7593,66 431,40 0 8025,06
Biuret 155,85 176,23 0 332,08
Melamin 2,38 3,55 0 5,93
Amonia 0 9927,20 9927,20 0
Karbondioksida 0 6639,21 6639,21 0
SUB TOTAL 7751,89 17177,59 16566,41 8363,07
TOTAL 24929,48 24929,48

2.3.5 Neraca Massa pada Reaktor Fluidized Bed (R-101)


Fungsi : Tempat terjadinya reaksi pembuatan Melamin (C 3H6N6)

Gas Melamin (F7)

urea melt
(F5)

Off Gas (F16)


Gambar 14. Aliran masuk dan keluar pada Reaktor

Keterangan :

Aliran F5 : Urea melt dari Tanki (V-102)

Aliran F16 : Gas hasil Reaktor mengandung melamin menuju


Desublimer (DS-101)

Aliran F7 : Off gas dari Scrubber (SC-101)

28
Tabel 9. Neraca Massa pada Reaktor Fluidized Bed (R-101)

Komponen Input (Kg) Output (Kg)


F5 F16 F7
Urea 11390,49 0 569,52
Biuret 233,77 0 233,77
Melamin 3,57 0 3791,44
Amonia 0 1965,16 5033,63
CO2 0 3226,91 7191,54
SUB TOTAL 11627,83 5192,07 16819,90
TOTAL 16819,90 16819,90

2.3.6 Neraca Massa pada Desublimer (DS-101)

Fungsi : Untuk mengubah gas yang mengandung melamine


menjadi kristal melamin
Quenching Gas (F15)

Gas melamin (F7) Kristal melamin (F8)

Gambar 15. Aliran masuk dan keluar pada Desublimer

Keterangan :
Aliran F8 : Gas melamin hasil keluaran Reaktor (R-101)
Aliran F7 : Kristal melamine keluaran Desublimer (DS-101)
Aliran F15 : Quenching gas dari Scrubber (SC-101)

29
Tabel 10. Neraca Massa pada Desublimer (DS-101)
Input Output
Komponen
F7 F15 F8
Urea 569,52 0,00 569,52
Biuret 233,77 0,00 233,77
Melamin 3791,44 0,00 3791,44
Amonia 5033,63 7962,04 12995,67
CO2 7191,54 3412,30 10603,84
SUB TOTAL 16819,90 11374,34 28194,24
TOTAL 28194,24 28194,24

2.3.7 Neraca Massa pada Splitter II

Fungsi : Untuk mengalirkan keluaran gas dari Scrubber menuju


Heater (E-102) yang akan digunakan di Reaktor (R-101)
dan juga menjadi Quenching gas di Desublimer (DS-
101)

Off gas (F14) Quenching Gas (F15)


Splitter II

Off Gas to reaktor (F16)

Gambar 16. Aliran masuk dan keluar pada Splitter II

Keterangan :
Aliran F14 : Off gas keluaran Scrubber (SC-101)
Aliran F15 : Quenching gas menuju Desublimer (DS-101)
Aliran F16 : Off gas yang akan digunakan di Reaktor (R-101)

30
Tabel 11. Neraca Massa pada Splitter II
Input Output
Komponen F14 F16 F15
Amonia 9927,20 1965,16 7962,04
CO2 6639,21 3226,91 3412,30
SUB TOTAL 16566,41 5192,07 11374,34
TOTAL 16566,41 16566,41

2.3.8 Neraca Massa pada Cyclone (CY-101)

Fungsi : untuk memisahkan antara kristal melamin dan juga gas


yang akan dikirimkan menuju Scrubber (SC-101)

Off Gas Scrubber (F10)

Kristal melamin murni


Kristal melamin (F8)
(F9)

Gambar 17. Aliran masuk dan keluar pada Cyclone

Keterangan :
Aliran F8 : Kristal melamin dari Desublimer (DS-101)
Aliran F9 : Kristal melamin murni
Aliran F10 : Off gas menuju Scrubber (SC-101)

Tabel 12. Neraca Massa pada Cyclone (CY-101)


Input Output
Komponen
F8 F9 F10
Urea 569,52 1,89 567,63
Biuret 233,77 1,89 231,88
Melamin 3791,44 3787,66 3,78
Amonia 12995,67 0,00 12995,67
CO2 10603,84 0,00 10603,84
SUB TOTAL 28194,24 3791,44 24402,80
TOTAL 28194,24 28194,24

31
2.3.9 Neraca Massa pada Splitter III
Fungsi : Mengurangi kadar off gas yang dibutuhkan dalam proses

Gas to Urea plant


Off Gas (F10)
(F11) Splitter III

Off Gas to Scrubber


(F12)

Gambar 18. Aliran masuk dan keluar pada splitter III

Keterangan :
Aliran F10 : Off gas dari Cyclone (CY-101)
Aliran F11 : Gas to Urea Plant
Aliran F12 : Off gas menuju Scrubber (SC-101)

Tabel 13. Neraca Massa pada arus Splitter III


Input Output
Komponen
F10 F11 F12
Urea 567,63 136,23 431,40
Biuret 231,88 55,65 176,23
Melamin 3,78 0,23 3,55
Amonia 12995,67 3068,47 9927,20
CO2 10603,84 3964,63 6639,21
SUB TOTAL 24402,80 7225,21 17177,59
TOTAL 24402,80 24402,80

32
2.4 Neraca Energi

Kapasitas Produksi : 30.000 Ton/Tahun


Operasi Pabrik : 330 Hari/Tahun
Basis Perhitungan : 1 Jam Operasi
Suhu Referensi : 25oC
Satuan Panas : KJ (Kilo Joule)

Panas yang dihitung pada neraca panas ini, meliputi:


1) Panas sensibel, dihitung apabila terjadi perubahan temperatur.
H = n.Cp .ΔT
Dengan:
ΔT = T - To
Dimana :

H : Panas sensibel yang dihasilkan/dikeluarkan (kJ)


Cp : Kapasitas panas (kJ/kmol.K)
n : Mol senyawa (kmol)
To : Temperatur referensi (25°C)
T : Temperatur senyawa (°C)

Keterangan :
T
C p .T   C p dT
To

 
T
   A  B.T 2  CT 3  DT 4  dt
To  
 A T  To   B
2
T  To 2  C3 T  To 3  D4 T  To 4

2) Panas Laten, dihitung apabila terdapat perubahan fase.


H = n.ΔHv
dengan :

33
H : Panas laten senyawa (kJ)
n : Mol senyawa (kmol)
ΔHv : Panas penguapan (kJ/kmol)

Menghitung panas laten pada temperatur tertentu dihitung dengan


menggunakan persamaan :
0 , 38
ΔHv2=ΔHv1  Tc  T2 
 Tc  Tb 
dengan :
ΔHv2 : Panas laten pada temperatur T2
ΔHv1 : Panas laten pada temperatur boiling point T b
Tb : Normal Boiling Temperature
Tc : Tempratur Kritis
T2 : Temparatur operasi alat

3) Panas Reaksi, untuk menghitung panas yang dihasilkan dari reaksi kimia di
reaktor.
ΔHR298.15 K = ΔHf produk – ΔHf reaktan

dengan :
ΔHf: Panas pembentukan suatu senyawa pada 25°C (kJ/kmol)

Untuk kondisi temperatur reaksi bukan pada 25°C, panas reaksi dihitung
dengan menggunakan rumus :

ΔHR = ΔHR298.15K+  n CpdT   n CpdT


produk reak tan

34
2.4.1 Neraca Energi pada Tanki Melter (V-101)
Fungsi : Tempat untuk melelehkan Urea dan menguapkan kandungan air
di dalam urea
Air (H2)

Urea Prill (H1) Urea Melt (H3)

Gambar 19. Aliran panas masuk dan keluar pada Melter (V-101)

Aliran H1 : Panas urea prill dari Silo (S-101)

Aliran H2 : Panas Air yang menguap

Aliran H3 : Panas urea melt menuju Tanki (V-102)

Tabel 14. Neraca Energi pada Melter (V-101)


Komponen Hin (KJ/Jam) Hout (KJ/Jam)
H1 105322,84 -
H2 - 7140,79
H3 - 1443702,30
Hpemanas 3311809,81 -
Hvap - 68601,99
Hmelt - 1897687,57
TOTAL 3417132,65 3417132,65

2.4.2 Neraca Energi pada Reaktor (R-101)

Gas melamine (H7)


Urea Melt (H5)

Off Gas (H16)


Gambar 20. Aliran panas masuk dan keluar pada Reaktor (R-101)

35
Aliran H5 : Panas urea prill dari Tanki (V-102)

Aliran H7 : Panas produk gas melamin

Aliran F16 : Panas off gas dari Heater (E-102)

Tabel 15. Neraca Energi pada Reaktor (R-101)


Komponen Hin (KJ/Jam) Hout (KJ/Jam)
H5 1503825,11 -
H7 - 132152527,85
H16 2932593,67 -
Hreaksi - 35496095,14
Hvap - 8834452,27
Hpemanas 172046656,48 -
TOTAL 176483075,26 176483075,26

2.4.3 Neraca Energi pada Heat Exchanger Cooler (E-101)

Q7A

Q7B

Gambar 21. Aliran panas masuk dan keluar pada Cooler (E-101)

Aliran H7a : Panas produk gas melamin dari reaktor (R-101)

Aliran H7b : Panas produk gas melamin menuju Desublimer (DS-101)

Tabel 16. Neraca Energi pada Cooler (E-101)


Komponen Hin (KJ/Jam) Hout (KJ/Jam)
H7a 132152527,85 -
H7b - 81612080,25
Hcold - 50540447,60
TOTAL 132152527,85 132152527,85

36
2.4.4 Neraca Energi pada Desublimer (DS-101)

Quenching Gas (H15)

Gas Produk (H7b)

Melamin (H8)

Gambar 22. Aliran panas masuk dan keluar pada Desublimer (DS-101)

Aliran H7b : Panas masuk produk gas melamin dari reaktor (R-101)

Aliran H8 : Panas keluar produk gas melamin dari Desublimer


(DS-101)

Aliran H15 : Panas masuk quenching gas dari Scrubber (SC-101)

Tabel 17. Neraca Energi pada Desublimer (DS-101)


Komponen Hin (KJ/Jam) Hout (KJ/Jam)
H7b 81612080,25 -
H8 - 36459387,75
H14 2311796,334 -
Hsub - 47464488,84
TOTAL 83923876,59 83923876,59

2.4.5 Neraca Energi pada Cyclone (CY-101)

Off Gas (H10)

Gas Produk (H8)

Kristal Melamin (H9)

37
Gambar 23. Aliran panas masuk dan keluar pada Cyclone (CY-101)

Aliran H8 : Panas masuk gas produk dari Desublimer (DS-101)

Aliran H9 : Panas keluar kristal melamin dari Cyclone (CY-101)

Aliran H10 : Panas keluar off gas sebagai purge gas dan off gas

menuju Scrubber (SC-101)

Tabel 18. Neraca Energi pada Cyclone (CY-101)


Komponen Hin (KJ/Jam) Hout (KJ/Jam)
H8 36459387,75 -
H9 - 141919,51
H10 - 36317468,24
TOTAL 36459387,75 36459387,75

2.4.6 Neraca Energi pada Scrubber (SC-101)

Off Gas (H14)


Urea Melt (H6)

Off Gas (H12)

Urea Melt (H13)

Gambar 24. Aliran panas masuk dan keluar pada Scrubber (SC-101)

Aliran H6 : Panas masuk urea melt dari Tanki (V-102)

Aliran H12 : Panas masuk off gas dari Desublimer (DS-101)

Aliran H13 : Panas keluar urea melt dari Scrubber (SC-101)

Aliran H14 : Panas keluar off gas menuju Heater (E-102) dan
Desublimer (DS-101)

38
Tabel 19. Neraca Energi pada Scrubber (SC-101)
Komponen Hin (KJ/Jam) Hout (KJ/Jam)
H12 4766202,53 -
H6 1772029,01 -
H13 - 1871715,44
H14 - 3128172,18
Hpendingin - 1538343,92
TOTAL 6538231,54 6538231,54

2.4.7 Neraca Energi pada Tanki (V-102)

Urea Melt (H13)

Urea Melt (H3) Urea Melt (H4)

Gambar 25. Aliran panas masuk dan keluar pada Tanki (V-102)

Aliran H3 : Panas masuk urea melt dari Melter (V-101)

Aliran H4 : Panas keluar urea melt dari Tanki (V-102)

Aliran H13 : Panas masuk urea melt dari Scrubber (SC-101)

Tabel 20. Neraca Energi pada Tanki (V-102)


Komponen Hin (KJ/Jam) Hout (KJ/Jam)
H3 2558286,02 -
H4 - 4430001,46
H13 1871715,439 -
TOTAL 4430001,46 4430001,46

39
2.4.8 Neraca Energi pada Heater (E-102)

Off Gas (H16b) Off Gas (H16a )

Gambar 26. Aliran panas masuk dan keluar pada Heater (E-102)

Aliran H16a : Panas masuk off gas dari Scrubber (SC-101)

Aliran H16b : Panas keluar off gas menuju Reaktor (R-102)

Tabel 21. Neraca Energi pada Heater (E-102)


Komponen Hin (KJ/Jam) Hout (KJ/Jam)
H16a 3128172,18 -
H16b - 111219245,7
Hpemanas 8091073,515 -
TOTAL 111219245,7 111219245,7

40

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen14 halaman
    Bab Iv
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen17 halaman
    Bab V
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen30 halaman
    Bab Iii
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Handout INSTRUMEN IR Susi PDF
    Handout INSTRUMEN IR Susi PDF
    Dokumen15 halaman
    Handout INSTRUMEN IR Susi PDF
    Eka Sulistyaningsih
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen20 halaman
    Bab I
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • FTIR
    FTIR
    Dokumen15 halaman
    FTIR
    Julia Rahayu
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen5 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • SUrat Permohonan Lab
    SUrat Permohonan Lab
    Dokumen1 halaman
    SUrat Permohonan Lab
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • BAB IV (Permulaan)
    BAB IV (Permulaan)
    Dokumen4 halaman
    BAB IV (Permulaan)
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • 22executive Summary
    22executive Summary
    Dokumen17 halaman
    22executive Summary
    Debora Septania Purba
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen27 halaman
    Bab Ii
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Gustap Rahyudi 525307
    Gustap Rahyudi 525307
    Dokumen112 halaman
    Gustap Rahyudi 525307
    Groove Bandyt
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen3 halaman
    Book 1
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • 4 12 Libre
    4 12 Libre
    Dokumen28 halaman
    4 12 Libre
    hendra sandi
    Belum ada peringkat
  • Bab III Tugas Khusus
    Bab III Tugas Khusus
    Dokumen3 halaman
    Bab III Tugas Khusus
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Industri Petrozkimia
    Industri Petrozkimia
    Dokumen14 halaman
    Industri Petrozkimia
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Pendalaman Teknologi Produksi Bersihfatah 2
    Pendalaman Teknologi Produksi Bersihfatah 2
    Dokumen19 halaman
    Pendalaman Teknologi Produksi Bersihfatah 2
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Humidifikasi
    Humidifikasi
    Dokumen19 halaman
    Humidifikasi
    Tukiyemb Emb Adjah
    Belum ada peringkat
  • Handling of Solid
    Handling of Solid
    Dokumen35 halaman
    Handling of Solid
    Iyut Pasaribu
    Belum ada peringkat
  • Alat Penyimpan Padatan
    Alat Penyimpan Padatan
    Dokumen23 halaman
    Alat Penyimpan Padatan
    _gradiana
    Belum ada peringkat