Anda di halaman 1dari 8

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,

dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.


Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan
konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.
Upaya perwujudan visi tersebut tentu melalui perumusan misi penyelenggaraan pemerintahan,
dan secara praktis, implementasi misi penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui tahapan
formulasi kebijakan yang melahirkan program dan kegiatan pembangunan. Idealnya, dalam
formulasi kebijakan dan implementasi harus terintegrasi dan

konsisiten baik secara konseptual maupun penerapannya.

Darise (2008) mengatakan, bahwa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan secara
nasional, berdasarkan prinsip otonomi dan desentralisasi, pemberian kewenangan yang luas
kepada daerah memerlukan koordinasi dan pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan
myelaraskan pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun
pembangunan antar daerah. Berdasarkan pertimbangan ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang ini pada
dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah satu kesatuan dalam
sistem perencanaan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai