Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG

COVID 19 DAN IMUNITAS TUBUH


DI DUSUN KEBON OMBO RT.3 RW.3 DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS
KABUPATEN SEMARANG

Dosen pengampu : Ns. Puji Purwaningsih, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :
NOOR ANDELLA

071202073

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG COVID 19 DAN


IMUNITAS TUBUH
Hari, tanggal : Juli 2021
Waktu pertemuan : 30 menit
Tempat : di rumah masing-masing
Sasaran : remaja

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah di lakuakan penyuluhan, remaja dapat mengerti tentang covid 19 dan imunitas
tubuh yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang
1) Definisi Covid 19
2) Tanda dan gejala Covid 19
3) Penularan Covid 19
4) Pencegahan Covid 19
5) Meningkatkan daya tahan tubuh
B. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

C. MEDIA
1. PPT
D. STRATEGI PENYULUHAN
No Tahap Waktu Kegiatan Respon Media
Penyuluhan
1. Pembukaan 5 menit Penyuluh Mendengarkan PPT
 Salam mengucapkan
 Menanyakan salam kepada klien,
keadaan Menanyakan kabar
 Apersepsi dan keadaan saat
ini
2 Pelaksanaan 30 menit Penyuluh Klien PPT
 Memberikan menerangkan mendengarkan
materi sesuai tentang materi yang serta menjawab
dengan sudah disiapkan,
rencana sesekali
penyuluhan menanyakan
 Menjelaskan kepada audien
tentang materi mengenai hal yang
yang telah sudah diterangkan
disusun
3 Penutup 10 menit Bertanya kepada Klien dapat
 Menanyakan klien dan keluarga menjawab
kembali mengenai materi pertanyaan dan
materi yang yang sudah mengerti
telah diberikan disampaikan tentang
 Memberikan pengertian cuci
pujian saat tangan
audiens
menjawab Klien dapat
 Menutup mendemonstrasi
dengan salam kan 6 langkah
cuci tangan
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit jenis baru yang belum
teridentifikasi sebelumnya dan saat ini telah menyerang manusia. Virus tersebut pertama
kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina dan sudah ada sejak akhir tahun 2019 yang
lalu. Diameter virus Corona diperkirakan mencapai 125 nanometer atau sama dengan
0,125 mikrometer (Parwanto, 2020). Meskipun sangat kecil dan tidak dapat terjangkau
oleh kasat mata manusia, virus tersebut sangatlah berbahaya karena mampu bertahan 10
menit di permukaan, termasuk tangan. Bahkan World Health Organization (WHO)
menyebut bahwa virus Corona dapat bertahan beberapa jam hingga beberapa hari dan
dapat bertahan hidup pada suhu 26-27 derajat celcius (Anggunan, 2021)
Untuk angka kejadiannya sampai tanggal 2 September 2020, COVID-19 sudah
ditemukan di 216 negara, dengan total kasus konfirmasi sebesar 25.602.665 kasus.
Amerika Serikat merupakan negara dengan kasus COVID-19 terbanyak dengan total
kasus 5.968.380, diikuti dengan Brazil 3.908.272 kasus, dan India 3.769.523 kasus.
Sedangkan kasus COVID-19 pertama di Indonesia dikonfirmasi pada tanggal 2 Maret
2020 berjumlah 2 orang. Sampai 3 September 2020, kasus COVID-19 di Indonesia sudah
mencapai 184.268 kasus konfirmasi yang menempati peringkat ke 23 total kumulatif
kasus COVID-19 di dunia. Sampai tanggal 3 September 2020, jumlah mortalitas akibat
COVID-19 adalah sebesar 852.758 kasus.

B. TANDA GEJALA
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari
dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam,
dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan
infiltrat pneumonia luas di kedua paru.
Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap COVID-19. Sebagian
besar orang yang terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan
akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit.
 Gejala yang paling umum:
demam
batuk kering
kelelahan
 Gejala yang sedikit tidak umum:
rasa tidak nyaman dan nyeri
nyeri tenggorokan
diare
konjungtivitis (mata merah)
sakit kepala
hilangnya indera perasa atau penciuman
ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki
 Gejala serius:
kesulitan bernapas atau sesak napas
nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak
Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami gejala serius. Selalu hubungi
dokter atau fasilitas kesehatan yang ingin Anda tuju sebelum mengunjunginya.
Orang dengan gejala ringan yang dinyatakan sehat harus melakukan perawatan mandiri
di rumah.
Rata-rata gejala akan muncul 5–6 hari setelah seseorang pertama kali terinfeksi virus ini,
tetapi bisa juga 14 hari setelah terinfeksi.

C. PENULARAN
COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita dan
melalui kontak langsung. Aerosol kemungkinan ditransmisikan ketika orang memiliki
kontak langsung dengan penderita dalam jangka waktu yang terlalu lama. Konsentrasi
aerosol di ruang yang relatif tertutup akan semakin tinggi sehingga penularan akan
semakin mudah.
Kemudian ketika aerosol jatuh ke lantai atau permukaan, mereka masih dapat
menginfeksi orang lain, jika mereka menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan
kemudian mata, hidung atau mulut mereka dengan tangan yang tidak dicuci. Pada
permukaan, jumlah virus aktif berkurang dari waktu ke waktu hingga tidak lagi
menyebabkan infeksi. Namun, secara eksperimental, virus dapat bertahan di berbagai
permukaan selama beberapa waktu, (misalnya tembaga atau kardus selama beberapa jam,
dan plastik atau baja selama beberapa hari). Permukaan mudah didekontaminasi dengan
desinfektan rumah tangga yang membunuh virus di luar tubuh manusia atau di tangan.
Desinfektan atau pemutih bukanlah pengobatan untuk COVID-19, dan menyebabkan
masalah kesehatan jika tidak digunakan dengan benar, seperti di dalam tubuh manusia.
Virus ini paling menular selama tiga hari pertama setelah timbulnya gejala,
meskipun penyebaran diketahui terjadi hingga dua hari sebelum gejala muncul (penularan
secara asimptomatik) dan pada tahap selanjutnya dari penyakit. Beberapa orang telah
terinfeksi dan pulih tanpa menunjukkan gejala, tetapi ketidakpastian tetap dalam hal
penularan asimptomatik.

D. PENCEGAHAN
1. Memakai Masker
Memakai masker dapat melindungi diri kita sendiri dari kemungkinan
terpapar virus. Masker mencegah masuknya percikan air liur (droplet) dan dahak
dari orang lain saat batuk/bersin/berbicara, sehingga kita tidak tertular. Begitu pun
sebaliknya, dengan memakai masker kita juga melindungi orang lain. Hal tersebut
karena masker yang kita gunakan juga menahan droplet yang keluar saat kita
batuk/bersin/berbicara sehingga tidak menularkan virus ke orang lain.
Masker efektif menurunkan risiko terpapar/tertular. Tanpa memakai
masker, risiko penularan COVID-19 dalam bentuk aerosol (partikel sangat kecil
yang dapat mengapung di udara) adalah 40% dan bentuk droplet sebanyak 30%.
Namun, risiko penularan COVID-19 baik droplet dan aerosol menjadi 0% dengan
memakai masker ( Nature Medicine , 2020).
Penggunaan masker memperlambat penyebaran kasus COVID-19
sebanyak 0.9% setelah 5 hari, dan memperlambat sebanyak 2% setelah 3 minggu.
Negara yang menerapkan wajib penggunaan masker memiliki angka kematian
yang lebih rendah (UCSF, 2020).
Masker yang disarankan :
 Masker N95. Masker ini mampu memfilter setidaknya 95% partikel
melayang di udara, menyaring virus, bakteri, jamur, debu serta
menghilangkan partikel non-berminyak cair seperti semprotan anti
serangga atau minyak wangi (WHO, 2020).
 Masker medis/bedah. Masker ini terbuat dari 3 lapisan bahan non-tenun
sintetis, tersedia dalam beberapa ketebalan, memiliki tingkatan filtrasi dan
tahan air. Mampu menyaring sekitar 80-85% partikel yang dihirup.
Melindungi hidung dan mulut agar tidak bersentuhan dengan tetesan yang
bisa membawa kuman. Masker ini hanya sekali pakai, dengan durasi
maksimum 4 jam dan masker harus diganti jika dalam keadaan lembab
dan/atau basah. Setelah itu harus dibuang sesuai prosedur pembuangan
limbah medis. (WHO, 2020).
 Masker kain. Masker kain yang baik adalah yang memiliki setidaknya 3
lapis ( front-rear: waterproof non-woven layer, microfiber melt-blown
non-woven fabric, ordinary non-woven fabric ). Masker kain memiliki
efektivitas 50-70%. Bisa dicuci kemudian dipakai kembali. Pemakaian
maksimal 4 jam, sehingga disarankan membawa masker cadangan.
Masker ini tidak dapat digunakan oleh tenaga kesehatan sebagai APD.

2. Menjaga Jarak dan Menghindari Keremunan


Tujuan dari menjaga jarak adalah memperlambat penyebaran COVID-19
dengan memutus rantai penularan dan mencegah munculnya rantai penularan baru
(WHO, 2020)
Droplet yang keluar saat kita batuk, jika tanpa masker bisa meluncur
sampai 2 meter. Saat berbicara tanpa masker, aerosol (partikel sangat kecil yang
dapat mengapung di udara) bisa meluncur sejauh 2 meter. Saat bersin tanpa
masker, droplet bisa meluncur sejauh 6 meter. Dengan menjaga jarak aman sejauh
2 meter, maka kita bisa mengurangi risiko tertular dan menularkan hingga 85%
(Adisasmito, 2020).
Kita tidak bisa mengetahui siapa saja yang terkena COVID-19, sehingga
penting bagi kita untuk tetap berada di rumah dan menerapkan physical distancing
. Ketika bepergian ke luar seperti belanja atau kebutuhan medis, kita harus
menjaga jarak aman sejauh 2 meter dari satu sama lain.

3. Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan kegiatan pencegahan atau preventif yang bisa
dilakukan semua orang dengan mudah dan secara mandiri. Mencuci tangan pakai
sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik dapat menurunkan resiko tertular
hingga 35% atau dengan menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol
minimal 70%.
Berdasarkan penelitian, dengan mencuci tangan selama 20 detik, virus
berbahaya yang menempel di tangan dapat mati. Bila dilakukan di bawah 20
detik, kemungkinan virus yang mati akan lebih sedikit. Pastikan juga seluruh area
tangan sudah dibersihkan, termasuk telapak tangan, punggung tangan, sela-sela
jari dan di bawah kuku. Setelah mencuci tangan, tangan harus dikeringkan dengan
menggunakan tisu, handuk bersih, atau alat pengering tangan karena bakteri lebih
mudah menyebar di kulit basah dibandingkan kulit kering (CDC, 2020).
Kapan atau seberapa sering mencuci tangan?
Direkomendasikan untuk sering mencuci tangan saat berkegiatan sehari-hari.
1. Sebelum, saat, dan setelah menyiapkan makanan
2. Sebelum dan setelah makan
3. Sebelum dan setelah merawat orang sakit
4. Sebelum dan setelah mengobati luka
5. Setelah menggunakan toilet
6. Setelah mengganti pampers atau membantu anak kecil di kamar mandi
7. Setelah menyentuh hewan, makanan hewan, atau kotoran hewan
8. Setelah menyentuh sampah
9. Ketika tangan terlihat kotor
10. Setelah membersihkan hidung, bersin, atau batuk
4. Mejauhi kerumunan
Selain tiga hal diatas, menjauhi kerumunan merupakan protokolkesehatan yang
juga harus dilakukan. Dalam hal ini juga sangat penting untuk dilakukan menjauhi
kerumunan saat berada di luar rumah. Jika semakin banyak dan sering bertemu
dengan oang, kemungkinan dapat terinfeksi virus Covid-19 bisa semakin tinggi.dalam
menghindari kerumunan juga harus diiringi dengan jaga jarak dengan orang lain,
memakai masker dan tetap mencuci tangan pakai sabun ataupun handsanitizier.

5. Mengurangi Mobilisasi
Virus penyebab Covid-19 berada dimana saja. Jadi semakin banyak kotak dengan
dunia uar rumah,maka semakin tinggi terpapar virus-19. Oleh karena itu jika tidak
ada keperluan yang mendesak tetaplah berada dirumah

(Satgas Covid-19, 2021)

E. PENINGKATAN IMUNITAS TUBUH


Sistem imunitas (immune system) adalah sistem pertahanan alamiah tubuh untuk
melawan (organisme) patogen. Organisme patogen yaitu organisme yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia: Cacing parasit, protozoa, fungi, bakteria, dan virus.

Cara meningkatkan daya tahan tubuh


1. Cukup tidur atau istirahat
Tidur / istirahat cukup selama 6-8 jam sehari.
2. Olahraga dan terpapar cukup sinar matahari
Melakukan aktivitas fisik atau olagraga selama 30 menit setiap hari atau minimal
3-5 hari dalam seminggu.
Selain olahraga, usahakan terpapar cukup sinar matahari, dapat dilakukan dengan
membuka jendela rumah atau berjemur setiap pagi selama 15 menit.
3. Perbanyak konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur segar merupakan sumber vitamin dan mineral serta serat yang kita
butuhkan untuk mengkonsumsi pangan sehat.
4. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Budaya perilau hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan
terhadap sumber infeksi. Contoh perilaku hidup bersih dan sehat:
- Mencuci tangan lebih sering pakai sabun dengan air bersih mengalir
setidaknya selama 40-60 detik atau menggunakan handsanitizer.
- Menerapkan etika batuk dan bersin
- Membuang sampah ditempat sampah
- Tidak meludah ditempat sembarangan
- Tidak merokok dan mengkonsumsi narkoba
- Menghindari menyentuh area wajah (mata, hidung, mulut) dengan tangan
yang belum dicuci
- Mengganti baju atau mandi segera sesampai dirumah
- Membersihkan dengan desinfektan secara rutin benda-benda yang sering
disentuh
5. Mengkonsumsi vitamin A, C, E, zinc
- Vitamin A
Berperan dalam mengatur dalam sistem kekebalan tubuh, memberi
perlindungan terhadap infeksi dengan cara menjaga permukaan kuit dan
jaringan pada mulut, lambung, usus dan sistem pernafasan agar tetap sehat.
- Vitamin C
Melindungi tubuh dari infeksi dengan caa merangsang pembentukan antibody
dan kekebalan tubuh
- Vitamin E
Berfungsi sebagai antioksidan dan tugasnya menetralkan radikal bebas di
dalam tubuh.
- Zinc
Dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar bekerja dengan
baik dan membantu penyembuhan luka.
DAFTAR PUSTAKA
Anggunan. (2021). PENYULUHAN TENTANG PENANGANAN DAN PENCEGAHAN COVID-
19. 4, 6.
Satgas Covid-19. (2021). Pengendalian Covid-19. In Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Vol.
53).

Anda mungkin juga menyukai