Disusun Oleh :
dr. Herlin Putri Yeni
Pendamping :
dr. Hendra Praja, Sp.B
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukurkepada ALLAH SWT. Atas berkat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Vertigo + HIV on
ARV + Hipoglikemi ”yang disusun dalam rangka untuk memenuhi persyaratan
Syarat Program Internsip Dokter Indonesia.
Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik serta saran. Semoga dengan adanya Laporan Kasus
ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan semua pihak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
BAB III LAPORAN KASUS PASIEN...................................................30
BAB IV KESIMPULAN.........................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
utama vertigo. Onsetnya lebih sering terjadi pada usia rata-rata 51 tahun. Benign 5
kanalis semisirkularis pada telinga dalam. Hal ini terutama akan mempengaruhi
kanalis posterior dan menyebabkan gejala klasik tapi ini juga dapat mengenai
karbonat yang berasal dari utrikulus telinga dalam . Pergerakan dari otolit
dan nistagmus. 9
sistem kekebalan tubuh terutama sel T CD4. Hal ini menyebabkan sistem
kekebalan tubuh sulit melawan infeksi dan penyakit lainnya sehingga dapat
3
memicu terjadinya AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), yakni
paparan darah dan produk darah terinfeksi, misalnya transfusi darah dan produk
darah, transplantasi organ, penggunaan jarum yang terinfeksi HIV; ibu yang
BAB II PEMBAHASAN
4
terletak saling tegak lurus. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut
sakulus dan utrikulus. Sakulus dan utrikulus masing-masing mempunyai suatu
penebalan atau yang disebut dengan makula sebagai mekanoreseptor khusus.
Makula terdiri dari sel-sel rambut dan sel penyokong. Kanalis semisirkularis
adalah saluran labirin tulang yang berisi perilimfe, sedang duktus semisirkularis
adalah saluran labirin selaput berisi endolimfe. 1
B. Fisiologi
5
akan diolah di sistem saraf pusat, sehingga menggambarkan keadaan posisi tubuh
pada saat itu.13
C. Vertigo
1. Definisi
Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar
mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar.
Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Dizziness adalah sebuah istilah non
spesifik yang dapat dikategorikan ke dalan 4 subtipe tergantung gejala yang
digambarkan oleh pasien. Dizziness dapat berupa vertigo, presinkop (perasaan
lemas disebabkan oleh berkurangnya perfusi cerebral), light-headness,
disequilibrium (perasaan goyang atau tidak seimbang ketika berdiri). 2
2. Epidemiologi
Berdasarkan penelitian di Taiwan pada tahun 2011, prevalensi vertigo
sebesar 3,13 kasus dari 100 orang dewasa. Berdasarkan usia, rata-rata usia pasien
dengan vertigo yaitu 55, 1 tahun dengan standar deviasi 17,3 tahun. Berdasarkan
jenis kelamin, vertigo lebih banyak diderita oleh perempuan daripada laki-laki
dengan perbandingan 2:1. 14
3. Klasifikasi
Vertigo vestibular dapat berasal dari kelainan di sentral (batang otak,
serebelum atau otak) atau di perifer (telinga dalam atau saraf vestibular).
2
1. Fisiologis
Vertigo fisiologis adalah keadaan vertigo yang ditimbulkan oleh stimulasi
dari sekitar penderita, dimana sistem vestibulum, mata, dan
6
somatosensorik berfungsi baik. Yang termasuk dalam kelompok ini antara
lain :
Mabuk gerakan (motion sickness)
Mabuk ruang angkasa (space sickness)
Vertigo ketinggian (height vertigo)
2. Patologik
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi
4. Etiologi
Vertigo Perifer
Ménière’s disease
7
dan tuli sensoris pada fluktuasi frekuensi yang rendah, dan sensasi penuh pada
telinga.10 Ménière’s disease terjadi pada sekitar 15% pada kasus vertigo
otologik.8 Ménière’s disease merupakan akibat dari hipertensi endolimfatik. Hal
ini terjadi karena dilatasi dari membran labirin bersamaan dengan kanalis
semisirkularis telinga dalam dengan peningkatan volume endolimfe. Hal ini dapat
terjadi idiopatik atau sekunder akibat infeksi virus atau bakteri telinga atau
gangguan metabolik.
5. Patofisiologi
1. Hipotesa Kupulotiasis
Adanya debris yang berisi kalsium karbonat berasal dari fragmen otokonia
gravitasi. Jika pasien berubah posisi dari duduk ke berbaring dengan kepala
tergantung, seperti pada tes Dix Hallpike, kanalis posterior berubah posisi dari
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologik
8
vestibular atau vermis cerebellar. Nistagmus horizontal yang spontan dengan atau
Gait test
1. Romberg’s sign
instabilitas yang parah dan seringkali tidak dapat berjalan. walaupun Romberg’s
sign konsisten dengan masalah vestibular atau propioseptif, hal ini tidak dapat
mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30
(misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan
vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi
garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap
tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik
Pasien berjalan lurus dengan tumit kaki kiri atau kanan diletakkan pada ujung jari
kaki kanan atau kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan
9
1. Pemeriksaan Penunjang
Tes audiologik tidak selalu diperlukan. Tes ini diperlukan jika pasien
fungsi tiroid dapat menentukan etiologi vertigo pada kurang dari 1 persen pasien.
yang memiliki tanda dan gejala neurologis, ada faktor risiko untuk terjadinya
CVA, tuli unilateral yang progresif. MRI kepala mengevaluasi struktur dan
Terapi Spesifik
BPPV
membaik dengan manuver rotasi kepala. Hal ini akan memindahkan deposit
10
kalsium yang bebas ke belakang vestibule. Manuver ini meliputi reposisi
kanalit berupa maneuver epley. Pasien perlu tetap tegak selama 24 jam setelah
semisirkularis. 2
vestibular terjadi lebih cepat dan lebih sempurna jika pasien mulai 2 kali
obat-obatan. 2
Meniere disease
garam dan diuretic seringkali mengurangi vertigo, hal ini kurang efektif
Pada kasus yang jarang intervensi bedah seperti dekompresi dengan shunt
Iskemik Vaskular
11
Vertigo akut yang disebabkan oleh stroke pada batang otak atau
9. Prognosis
dapat terjadi remisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis tergantung
dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar atau vertebral, misalnya,
3. HIV
A. Definisi
sistem kekebalan tubuh terutama sel T CD4. Hal ini menyebabkan sistem
kekebalan tubuh sulit melawan infeksi dan penyakit lainnya sehingga dapat
paparan darah dan produk darah terinfeksi, misalnya transfusi darah dan produk
darah, transplantasi organ, penggunaan jarum yang terinfeksi HIV; ibu yang
B. Etiologi
Agen etiologi AIDS adalah HIV yang merupakan virus famili retroviridae
dan subfamili lentivirus. yang menyerang sistem kekebalan tubuh terutama sel
CD4. HIV dibagi menjadi dua, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Penyebab tersering
12
infeksi HIV di dunia, terutama di Amerika adalah HIV-1. HIV-2 pertama kali
Virion HIV merupakan virus RNA yang memiliki struktur ikosahedral yang
terdiri dari beberapa external spikes yang dibentuk oleh dua protein selubung
mayor, yang mana pada bagian eksternal berupa gp120 dan transmembran gp41. 18
B. Diagnosis
terbukti terinfeksi HIV, bak dengan pemeriksaan antibodi atau pemeriksaan untuk
Infeksi HIV tidak akan langsung memperlihatkan gejala atau tanda tertentu.
Sebagian memperlihatkan gejala yang tidak khas pada infeksi akut, 3-6 minggu
pembengkakan kelenjar getah bening, ruam, diare, atau batuk. Setelah infeksi
akut, dimulailah infeksi HIV asimtomatik (tanpa gejala). Masa tanpa gejala ini
dengan infeksi HIV selama beberapa tahun dapat masuk ke tahap AIDS. 16
nasional yang berlaku pada saat ini, yaitu dengan menggunakan strategi 3 dan
selalu didahului dengan konseling pra tes atau informasi singkat. Ketiga tes
tersebut dapat menggunakan reagen tes cepat atau dengan ELISA. Untuk
pemeriksaan pertama (A1) harus digunakan tes dengan sensitifitas yang tinggi
13
(>99%), sedang untuk pemeriksaan selanjutnya (A2 dan A3) menggunakan tes
bulan setelah terinfeksi HIV yang disebut masa jendela. Bila tes HIV yang
dilakukan dalam masa jendela menunjukkan hasil ”negatif”, maka perlu dilakukan
tes ulang, terutama bila masih terdapat perilaku yang beresiko. 19
Stadium Klinis
Stadium Klinis 1
Stadium Klinis 2
1. Kehilangan berat badan yang sedang tanpa alasan (<10% berat badan
2. Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang (sinusitis, tonsilitis, ototis
3. Herpes zoster
4. Kheilitis angularis
7. Dermatitis seboroik
Stadium Klinis 3
14
1. Kehilangan berat badan yang parah tanpa alasan (>10% berat badan
2. Tuberkulosis paru
4. bakteremia)
Stadium Klinis 4
2. Pneumonia Pneumocystis
15
9. Infeksi sitomegalovirus (retinitis atau infeksi organ lain)
E. Tatalaksana
memperlambat kerja virus tersebut. Sebab belum ditemukan obat yang dapat
biasanya adalah inhibitor enzim yang diperlukan untuk replikasi virus itu
16
Pada saat ini sudah banyak obat yang digunakan untuk menangani
1. Zidovudin (azt)
2. Ddi (didanosin)
3. Ddc (zalsitabin)
4. D4t (stavlidin)
5. 3 tc (lamivudin)
1. Nevirapin
2. Delavirdin
3. Efavirenz
1. Saquinavir
2. Ritonavir
3. Indinavir
4. Nelfinavir
17
BAB III LAPORAN KASUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien :
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 57 tahun
Berat badan : 65 Kg
Panjang badan : 180 cm
Suku : minang
Agama : Islam
Alamat : Sialang Gaung
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama
Pusing berputar yang semakin memberat sejak 1 hari SMRS
18
Riwayat Penyakit Sekarang
2 hari SMRS pasien mengeluhkan pusing berputar. Pasien mengeluhkan
lingkungan disekitarnya seperti berputar jika pada perubahan posisi dari duduk
lalu berdiri dan menggerakkan kepala. Tetapi jika pada posisi berbaring pasien
tidak merasa pusing berputar. Rasa pusing berputar berlangsung beberapa detik
kemudian berkurang jika berbaring. Ketika pasien berjalan, pasien merasa seperti
akan jatuh dan tidak dapat berdiri dalam waktu yang lama. Pusing tersebut terjadi
secara tiba-tiba. Pasien juga mengeluhkan mual disertai muntah sejak 1 bulan
yang lalu sebanyak ± 8 kali dalam sehari. Muntah berisi makanan dan cairan,
muntah sebanyak ±1/2 gelas. Pasien mengeluhkan mencret sejak 1 minggu ini
dan merasa lemas. Pasien mengeluhkan nafsu makan berkurang dan berat badan
turun 3 kg dalam 1 bulan. Pasien belum ada mengkonsumsi obat untuk
mengurangi keluhan tersebut.
1 hari SMRS pasien kembali mengeluhkan pusing yang semakin
memberat. Keluhan pusing semakin berputar dan berkurang hanya dengan
memejamkan matanya. Pasien menyangkal adanya nyeri kepala, penglihatan
ganda dan kabur, telinga berdenging, penurunan pendengaran, demam, kejang,
dan kelemahan anggota tubuh. Lalu pasien dibawa berobat ke RSUD Sialang
Gaung.
19
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keganasan (-)
Riwayat hipertensi (+) ayah kandung
Riwayat diabetes mellitus (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
III. PEMERIKSAAN
A. STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis (E M V )
4 6 5
RR : 20 x/menit, teratur
Mata : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Jantung : S1 dan S2 normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Vesikuler (+/+), Ronki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, NT epigastrium (-)
KGB : Tidak terdapat pembesaran KGB
Vertebrae : Dalam batas normal
Status Gizi : BB: 52 kg, TB: 158 cm (IMT 21,6) Normoweight
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS KLINIS : Vertigo vestibular
AGNOSIS TOPIK : Aparatus vestibular
DIAGNOSIS ETIOLOGIK : Vertigo perifer ec. BPPV
DIAGNOSIS BANDING : Neuritis vestibular
Meniere disease
DIAGNOSIS SEKUNDER : HIV On ARV + Hipokalemia
20
D. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium (darah rutin)
2. Elektrolit
3. Pemeriksaan radiologi : Rontgen Thorax dan CT Scan Kepala
E. HASIL PEMERIKSAAN
Darah rutin
(Hb : 10,0 g/dL (L)
Ht : 26,2 %
Leukosit : 6.560 /uL
Trombosit : 317.000 /uL
Hitung Jenis Leukosit (1 Mei 2021)
Basofil : 0,6 %
Eosimofil : 2,9 %
Neutrofil : 63,1 %
Limfosit : 25,0 %
Monosit : 8,4 % (H)
Elektrolit (1 Mei 2021)
Na+ : 137 mmol/L
K+ : 1,9 mmol/L (L)
Chlorida : 118 mmol/L (H)
Kimia Darah
Ureum : 21,0 mg/dL
Creatinin : 2,17 mg/dL (H)
AST : 43 U/L (H)
ALT : 57 U/L (H)
GDS :132 mg/dl
Imunologi (2 Mei 2021)
HIV Kualitatif : reaktif
21
Rontgen Thorax
Interpretasi
Cor : Besar dan bentuk normal
Pulmo : - Corakan bronkovaskular normal
Diafragma dan sinus kostofrenikus normal
Kesan:
Cor : Dalam batas normal
Pulmo : Dalam batas normal
F. DIAGNOSIS AKHIR
Vertigo perifer ec BPPV + HIV on ARV + Hipokalemia
G. TERAPI
1. Non Farmakologis
1. Tirah baring.
2. Observasi tanda-tanda vital dan status neurologis.
2. Farmakologis
IVFD KAEN 3B + drip KCL 50 mEq/ 12 jam
KSR 2 x 600 mg
Flunarizin tab 3 x 5 mg
Betahistin tab 3 x 12 mg
Inj. Ondansentron 3 x 8 mg
22
Inj. Omeprazol 2 x 40 mg
Dimenhidrinat 2 x 50 mg
New Diatabs 3 x 600
ARV ( Tenofovir + Lamivudine + Efavirenz)
BAB IV KESIMPULAN
23
pasien merasa seperti akan jatuh dan tidak dapat berdiri dalam waktu yang
lama. Pasien juga mengeluhkan adanya mual dan muntah sebanyak ±8 kali.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa gejala klinis dari vertigo vestibular yaitu
adanya sensasi perasaan berputar dimana pasien merasakan dirinya atau
lingkungannya berputar dan gejala muncul mendadak. Vertigo ini juga dapat
disertai dengan keluhan mual, muntah dan gangguan berjalan.
Diagnosis vertigo perifer dipikirkan berdasarkan anamnesis didapatkan
keluhan pusing berputar muncul secara mendadak dan berat, dipengaruhi
gerakan atau posisi kepala. Keluhan berkurang saat pasien berbaring dan
memejamkan matanya. Selain itu adanya gejala otonom berupa mual dan
muntah. Pada pasien juga tidak ditemukan defisit neurologis dan keluhan
telinga berdenging. Pada pemeriksaan fisik, pasien tidak mampu berdiri tegak
dikarenakan pasien merasa seperti akan jatuh.
Diagnosis akhir vertigo perifer ec BPPV + HIV on ARV + Hipokalemia
pada pasien ini dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Pada anamnesis didapatkan pasien mengalami keluhan pusing berputar
semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Pusing berputar terasa sampai sulit
berdiri. Pusing terjadi secara tiba-tiba. Pasien merasa lingkungan disekitarnya
berputar dan dirasakan saat perubahan posisi dan membaik jika pasien
berbaring. Ketika pasien berjalan, pasien merasa seperti akan jatuh dan tidak
dapat berdiri dalam waktu yang lama. Pasien juga mengeluhkan adanya mual
(+) dan muntah (+) sebanyak ±8 kali. Muntah berisi sisa makanan dan cairan.
Pada pemeriksaan fisik pada tes Romberg dan Tes tandem walking sulit dinilai
karena pasien lemas sehinga pasien tidak dapat berdiri.
Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien sudah mengkonsumsi ARV dari
tahun 2019 dan pada pemeriksaan laboratorium imunologi didapatkan hasil
HIV kualitatif reaktif.
Kondisi Hipokalemia pada pasien berdasarkan anamnesis pasien muntah-
muntah yang sudah dialami sejak 1 bulan ini, nafsu makan berkurang sehingga
asupan elektrolit di dalam darah menurun dan dari hasil laboratorium elektrolit
24
yaitu kalium mengalami penurunan 1,9 mmol/L dimana normalnya 3,5- 5,5
mmol/L.
DAFTAR PUSTAKA
1. Baehr M dan Frotscher M. diagnosis topik neurologi DUUS. Edisi 4.
Jakarta: ECG; 2014.
25
11. Chain, TC.2009. Practical Neurology 3 edition: Approach to the Patient
rd
Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 10 September 2009.
Diunduh tanggal 27 Januari 2021. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/884048-overview#a0104
26