Anda di halaman 1dari 20

FINAL PROJECT OF INTERNATIONAL BUSINESS PRACTICE

IMPROVING EMPLOYEE COMPETENCE IN MSMES SEDANA MERTA


IN FACING THE ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

By :
NI KADEK RARAS KOMALASARI
1815744049/15
6A MBI

INTERNATIONAL BUSINESS MANAGEMENT


BUSINESS DEPARTMENT
BALI STATE POLYTECHNIC
2021
PREFACE
TABLE OF CONTENT
SUMMARY
UMKM Sedana Merta adalah salah satu UMKM yang beralamat di Desa
Penarungan. UMKM Sedana Merta menjual alat-alat upacara agama Hindu.
Produk yang dihasilkan memiliki kualitas premium namun harga yang ditawarkan
terjangkau. Hal ini menjadi peluang bagi UMKM Sedana Merta untuk memasuki
pasar internasional. Apabila UMKM Sedana Merta ingin menambah pangsa pasar
ke pasar mancanegara, maka dari itu diperlukan tenaga kerja yang paham dan
mampu melakukan transaksi perdagangan internasional. Hal ini juga didukung
dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean. Sehingga peningkatan kompetensi
karyawan sangat diperlukan bagi UMKM Sedana Merta dalam menghadapi MEA
pada bidang perdagangan global. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis
merumuskan rumusan masalah yakni bagaimana cara meningkatkan kompetensi
karyawan pada UMKM Sedana Merta dalam bidang ekspor? dan bagaimana
langkah-langkah dalam meningkatkan kompetensi karyawan pada UMKM Sedana
Merta pada bidang ekspor sehingga siap dalam menghadapi MEA?. Adapun
tujuan penulis adalah untuk mengetahui cara-cara dan langkah untuk
meningkatkan kompetensi karyawan pada UMKM Sedana Merta pada bidang
ekspor sehingga siap dalam menghadapi MEA. Adapun manfaat yang penulis
harapkan melalui studi kasus ini adalah sebagai referensi tambahan bagi UMKM
Sedana Merta dan UMKM lainnya dalam meningkatkan kompetensi karyawan
agar siap dalam menghadapi MEA dan sebagai bahan pertimbangan bagi UMKM
Sedana Merta maupun UMKM lainnya dalam meningkatkan kompetensi
karyawan sekaligus sebagai masukkan bagi UMKM Sedana Merta maupun pelaku
UMKM lainnya.
Cara - cara yang dapat ditempuh oleh UMKM Sedana Merta dalam meningkatkan
kompetensi karyawan dalam bidang ekspor adalah dengan melakukan pelatihan
dan pengembangan yang menggunakan metode On the Job Training, E-Learning
dan Simulasi. Selanjutnya untuk langkah-langkah atau proses yang dapat
diterapkan oleh UMKM Sedana Merta dalam meningkatkan kompetensi karyawan
dalam bidang ekspor. Langkah -langkah tersebut meliputi menentukan karyawan
dan pola program, proses pengembangan dan pelatihan, serta evaluasi program.
Adapun dari segi pemberian materi, dilakukan dengan mengajak instruktur yang
berasal dari praktisi ekspor, eksportir maupun bekerjasama dengan perguruan
tinggi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini masyarakat dunia berada di zaman revolusi industry 4.0 yang mana
merupakan zaman yang memanfaatkan teknologi di dalamnya. Perkembangan
teknologi yang cepat dan pesat ini memberi pengaruh yang signifikan bagi
seluruh sector, sehingga banyak aktivitas sosial dapat dilakukan secara efektif
dan efisien. Salah satunya yakni dalam hal bisnis. Pada zaman dahulu,
masyarakat hanya mampu bertransaksi secara terbatas. Namun dengan
kemudahan teknologi saat ini, masyarakat mampu bertransaksi dengan
penjual yang ada diluar daerah hingga antar negara. Kegiatan perdagangan
global ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi semua pelaku usaha,
termasuk usaha kecil mikro menengah (UMKM).

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan bisnis yang dijalankan


individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil. Berdasarkan data
yang diperoleh melalui www.bps.go.id, pertumbuhan usaha mikro di Bali
mengalami peningkatan dari tahun 2017-2019. Adapun tabel dari
pertumbuhan usaha mikro ini disajikan sebagai berikut

Mikro
Provinsi Jumlah Perusahaan menurut provinsi (Unit)
2019 2018 2017
BALI 156291 114363 140097

Dengan adanya peningkatan angka jumlah perusahaan mikro ini menjadi


peluang bagi pelaku UMKM untuk bersaing secara global melalui kegiatan
ekspor impor. Berdasarkan ada yang diperoleh dari situs resmi Badan Pusat
Statistik melalui www.bps.go.id, nilai ekspor Indonesia mengalami
peningkatan yang baik. Sehingga para pelaku UMKM memiliki kesempatan
besar dalam memasarkan produk secara global.
Nilai Ekspor (Juta US$)
Indonesia 2020 2016 2014 2013 2012 2011
Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan
Indonesia 163191.8 145134.0 175980.0 182551.8 190020.3 203496.6

Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi UMKM Sedana Merta untuk
memperluas ekspansi pasar hingga ke pasar mancanegara. UMKM Sedana
Merta adalah salah satu UMKM yang beralamat di Desa Penarungan. UMKM
Sedana Merta menjual alat-alat upacara agama Hindu meliputi keben, dulang,
sodan, dan lain sebagainya. Produk yang dihasilkan memiliki kualitas
premium namun harga yang ditawarkan terjangkau. Hal ini disebabkan
karena UMKM Sedana Merta merupakan distributor pertama sekaligus
memproduksi bahan setengah jadi. Tentunya ini menjadi keunggulan dari
UMKM Sedana Merta.

Dalam upaya memperluas pangsa pasar, UMKM Sedana Merta sebaiknya


memiliki tenaga kerja yang paham dan ahli dalam bidang ekspor. Hingga saat
ini, karyawan yang ada di UMKM Sedana Merta masih berfokus pada tahap
produksi. Dalam hal pemasaran dan penjualan produk masih dilakukan oleh
pihak owner. Apabila UMKM Sedana Merta ingin menambah pangsa pasar
ke pasar mancanegara, maka dari itu diperlukan tenaga kerja yang paham dan
mampu melakukan transaksi perdagangan internasional. Hal ini juga
didukung dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang telah
berlaku pada tahun 2015 lalu. Sehingga peningkatan kompetensi karyawan
sangat diperlukan bagi UMKM Sedana Merta dalam menghadapi MEA pada
bidang perdagangan global. Dengan demikian, penulis menuangkan ide
tersebut dalam sebuah studi kasus yang berjudul “ Improving Employee
Competence In Msmes Sedana Merta In Facing The Asean Economic
Community”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menentukan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara meningkatkan kompetensi karyawan pada UMKM
Sedana Merta dalam bidang ekspor?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam meningkatkan kompetensi karyawan
pada UMKM Sedana Merta pada bidang ekspor sehingga siap dalam
menghadapi MEA?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, Adapun tujuan dari
penulisan studi kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara meningkatkan kompetensi karyawan pada


UMKM Sedana Merta dalam bidang ekspor
2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam meningkatkan kompetensi
karyawan pada UMKM Sedana Merta pada bidang ekspor sehingga siap
dalam menghadapi MEA

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang penulis harapkan melalui penulisan studi kasus ini adalah
sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penulisan studi kasus ini adalah sebagai referensi
tambahan bagi UMKM Sedana Merta dan UMKM lainnya dalam
meningkatkan kompetensi karyawan agar siap dalam menghadapi MEA.
Selain itu, studi kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis
dan pembaca mengenai cara – cara meningatkan kompetensi karyawan

2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penulisan studi kasus ini adalah sebagai bahan
pertimbangan bagi UMKM Sedana Merta maupun UMKM lainnya dalam
meningkatakn kompetensi karyawan sekaligus sebagai masukkan bagi
UMKM Sedana Merta maupun pelaku UMKM lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI


2.1.1 Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyakarat Ekonomi ASEAN


( MEA) mulai berlaku pada tahun 2015 mendatang. MEA ini mengintegrasikan
seluruh negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam berbagai bidang
terutama di bidang ekonomi, misalnyabidang ketenagakerjaan, investasi,
produk,modal, investasi hingga jasa. Ada beberapa keuntungan bagi negara
yang sudah siap menyongsong MEA ini, antara lain adalah meningkatkan
kompetisidalam persaingan ekonomi antar negara, serta pertumbuhan
ekonomiyang lebih merata di negara-negara yang berada di kawasanAsia
Tenggara.BagiIndonesia,sangat perlu untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin
untukmenghadapi MEA ini. Persiapanini diperlukan tidak hanya pada melakukan
perlindungan atau proteksi produk dalam negeri namun juga pada sisi dunia
ketenagakerjaan.Ketenagakerjaan atau sumber daya manusia (SDM) ini menjadi
salah satu isu yang mengemuka terkait dengan implementasi MEA ini. SDM ini
tidak hanya mereka yang bekerja di pemerintahan melainkan juga yang
bergelut di dunia usaha, khususnya yang bekerja di sektor usaha kecil menengah
(UKM) dan informal. MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang
atau jasa tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter,
pengacara, akuntan, dan lainnya.

Dampak positifnya yaitu akan memacu pertumbuhan investasi baik dari luar
maupun dalam negeri sehingga akan membuka lapangan pekerjaan baru.
Selain itu, penduduk Indonesia akan dapat mencari pekerjaan di negara
ASEAN lainnya dengan aturan yang relatif akan lebih mudah dengan
adanya MEA ini.Dengan demikian, hadirnya MEA diharapkan akan
mengurangi pengangguran karena akan membuka lapangan kerja baru dan
menyerap angkatan kerja yang ada saat ini untuk masuk ke dalam pasar
kerja.Laporan Bank Pembangunan Asia(ADB) dan Organisasi Buruh
Internasional (ILO), MEA dapat menciptakan 14 juta lapangan kerja tambahan
atau mengalami kenaikan 41 persen pada 2015 karena semakin bebasnya
pergerakan tenaga kerja terampil. Pertumbuhan ekonomi regional pun bisa
terdongkrak menjadi 7 persen.Adapun dampak negatif dari MEA, yaitu dengan
adanya pasar barang dan jasa secara bebas tersebut akan mengakibatkan tenaga
kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia sehingga
mengakibatkan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat di bidang
ketenagakerjaan. MEA mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang
sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing. Pembatasan, terutama
dalam sektor tenaga kerja profesional, didorong untuk dihapuskan sehingga
MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi
berbagaijabatan serta profesi di Indonesia yang selama ini tertutup atau minim
tenaga asingnya. Saat MEA berlaku, di bidang ketenagakerjaan ada 8 (delapan)
profesi yang telah disepakati untuk dibuka, yaitu insinyur, arsitek, perawat, tenaga
survei, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi, dan akuntan (Media
Indonesia, Kamis, 27 Maret 2014).

2.1.2 Ekspor

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-


barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.
Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara
lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun
tertentu. Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang-barang dari dalam negeri ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan yang
berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara
ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada
suatu tahun tertentu. Ekspor adalah salah satu sektor perekonomian yang
memegang peranan penting melalui perluasan pasar antara beberapa negara, di
mana dapat mengadakan perluasan dalam suatu industri, sehingga mendorong
dalam industri lain, selanjutnya mendorong sektor lainnya dari perekonomian.
Ekspor salah satu sektor perekonomian yang memegang peranan penting dalam
melalui perluasan pasar sektor industri akan mendorong sektor industry lainnya
dan perekonomian (Meier, 1996:313). Kesimpulannya ekspor sangat berpengaruh
terhadap nilai tukar rupiah yang mengakibatkan kurs rupiah melemah maupun
menguat. Peranan sektor ekspor antara lain:

1) Mempeluas pasar diseberang lautan bagi barang-barang tertentu, seperti yang


ditekankan oleh para ahli ekonomi klasik, suatu industri dapat tumbuh dengan
cepat jika industry itu dapat menjual hasilnya diseberang lautan daripada hanya
dalam pasar negeri yang sempit.

2) Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru. Akibatnya barang-barang


dipasar dalam negeri mencari inovasi yang ditujukan untuk menaikkan
produktivitas.

3) Perluasan kegiatan ekspor mempermudah pembangunan, karena industry


tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam capital social sebanyak yang
dibutuhkan seandainya barang-barang tersebut akan dijual didalam negeri,
misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan rill yang
rendah atau hubungan transportasi yang memadai.

2.1.3 Kompetensi Karyawan

Wibowo (2014) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau


melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan
pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan
tersebut. Kompetensi oleh Spencer dalam Moeheriono (2009:3) adalah
karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektifitas kinerja
individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki
hubungan kausal atau sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif
atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu (A
competency is an underlying characteristic of an individual that is causally related
to criterian referenced effective and or superior performance in a job or situation).
Indikator variabel kompetensi menurut teori Gordon dalam Sutrisno (2012)
menyebutkan bahwa indikator kompetensi karyawan terdiri dari :
1. Pengetahuan (Knowledge).

2. Pemahaman (Understanding).

3. Kemampuan/Ketrampilan (Skill).

4. Nilai (Value).

5. Sikap (Attitude).

6. Minat (Interest.)

2.1.4 Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM)

Menurut UUD 1945 kemuadian dikuatkan melalui TAP MPR NO.XVI/MPR-


RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi,
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian
integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan potensi
strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin
seimbang, berkembang, dan berkeadilan. Selanjutnya dibuatklah
pengertian UMKM melalui UU No.9 Tahun 1999 dan karena keadaan
perkembangan yang semakin dinamis dirubah ke Undang-Undang No.20Pasal
1Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah maka
pengertian UMKM adalah sebagai berikut:

1)Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.

2)Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3)Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,


yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

4)Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar
dari UsahaMenengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau
swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi
di Indonesia.

5)Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha
Besar yang melakukan kegiatan ekonomi diIndonesia dan berdomisili di
Indonesia.

2.2 PENELITIAN TERDAHULU


1. Yani Restiani Widjaja dkk (2018) dalam penelitian yang berjudul Peranan
Kompetensi SDM UMKM Dalam Meningkatkan Kinerja UMKM Desa Cilayung
Kecamatan Jatinangor, Sumedang. Penelitian ini merupakan penelitian yang
menggunakan metode kualitatif. Adapun tujuan dari penelitian imi adalah
mendeskripsikan serta menganalisis mengenai pentingnya peranan kompetensi
UMKM dalam meningkatkan kinerja UMKM desa Cilayung, kecamatan
Jatinangor, Sumedang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa peranan


kompetensi sumber daya manusia (SDM)merupakan faktor penentu organisasi
atau perusahaan,maka kompetensi menjadi aspek yang menentukan
keberhasilan UMKM. Dengan Kompetensi yang tinggi yang dimiliki oleh
SDM dalam suatu organisasi,akan menentukan kualitas SDM yang dimiliki
yang pada akhirnya akan menentukan kualitas kompetitif UMKM itu
sendiri. Sedangkan kinerjasangat berkaitaneratdengan kompetensi SDM,
dengan semakin tingginya kompetensi SDM makaakan meningkatkan kinerja
UMKM tersebut.Kompetensi SDM UMKM di desa Cilayung,kecamatan
Jatinangor Sumedang, terdapat faktor-faktorhambatannya antara lain adalah
tingkat pendidikan para pelaku SDM UMKM yang dominan SMA bahkan
dibawah SMA, sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja
UMKM. Pengetahuan dan keterampilan merupakan salah satu yang harus
dimiliki oleh para pelaku UMKM, karena hal tersebut merupakan kunci
keberkasilan dalam pengelolaan SDM. Dengan meningkatnya kompetensi
SDM tentunya dapat meningkatkan kinerja UMKM di desa Cilayung tersebut.

2. Sulistyandari dkk (2016) dalam penelitian yang berjudul Kompetensi SDM dan
Pengaruhnya terhadap kinerja UMKM Batik di Kabupaten Banyumas. Penelitian
ini merupakan penilitian yang menggunakan metode eksplanatori. Tujuan dari
penelitian ini adalah unutk meneliti dampak dari kompetensi SDM terhadap
kinerja perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara umum


kompetensi SDM berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kompetensi SDM akan semakin
meningkatkan kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan semakin tingginya
laba perusahaan. Namun apabila diteliti lebih lanjut dari ketiga variabel yang
diteliti, variable keterampilan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
UMKM Batik di wilayah Kabupaten Banyumas. Semakin tinggi keterampilan
semakin tinggi kinerja UMKM.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Cara Meningkatkan Kompetensi Karyawan Pada UMKM Sedana Merta


Dalam Bidang Ekspor
UMKM Sedana Merta memiliki potensi untuk melakukan kegiatan ekspor dengan
baik, mengingat adanya banyak peluang untuk menembus pasar internasional dan
kualitas produk dari UMKM Sedana Merta yang dapat bersaing dan memiliki
keunikan. Setelah melakukan observasi secara langsung, fakta yang diperoleh
adalah karyawan pada UMKM Sedana Merta hanya terlibat dalam proses
produksi, sedangkan untuk manajemen toko dilakukan oleh pemilik toko. Dengan
demikian, apabila UMKM Sedana Merta ingin mengembangkan pangsa pasar ke
pasar internasional, maka diperlukan karyawan yang paham akan prosedur ekspor.
Selain proses penjualan akan berjalan lebih efektif dan efisien, adanya karyawan
yang memahami prosedur ekspor ini akan membantu UMKM Sedana Merta untuk
menarik konsumen dari luar negeri.

Dalam meningkatkan kompetensi karyawan pada UMKM Sedana Merta di dalam


bidang ekspor, Adapun strategi yang dapat dipergunakan adalah melalui kegiatan
pengembangan dan pelatihan. Pelatihan (training) adalah keseluruhan kegiatan
untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi,
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan
keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Sedangkan Pengembangan (development) adalah penyiapan individu untuk
memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam suatu
organisasi. Tujuan dari adanya pengembangan dan pelatihan ini adalah untuk
memperbaiki kinerja dan memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan
kemajuan teknologi.

Metode pelatihan yang dapat dipergunakan oleh UMKM Sedana Merta adalah
dengan On the Job Training, E-Learning, dan Simulasi. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut :
1. On the Job Training.

Metode on the job training (OJT) digunakan secara luas dalam pelaksanaan
pelatihan. OJT merupakan pelatihan di tempat kerja yang sesungguhnya . Filosopi
dasar OJT adalah bahwa karyawan belajar melalui pengamatan terhadap rekan-
rekan kerjanya atau penyelianya dalam melakukan pekerjaan dan mencoba untuk
meniru prilaku mereka itu. Keberhasilan metode ini sangat tergantung pada
pemilik yang sekaligus bertindak sebagai pelatih dalam mengarahkan dan
memberikan instruksi kepada peserta pelatihan.

2. E-Learning

Metode ini mengacu pada instruksi atau pengiriman materi pelatihan oleh
komputer melalui internet atau intranet perusahaan. E-learning meliputi Web-
based training, pmebelajaran jarak jauh (distance learning), ruang kelas maya
(virtual classroom), dan penggunaan CD-ROM untuk pembelajaran. E-learning
dapat meliputi penunjang tugas, pelatihan simulasi, pembelajaran jarak jauh, dan
learning portals. Ada tiga karakteristik E-learning, yaitu:

a) E-learning melibatkan jaringan elektronik yang memampukan informasi dan


instruksi dikirimkan, dibagikan, dan dimutakhirkan secara seketika;

b) E-learning dikirimkan kepada para peserta pelatihan melalui komputer dengan


teknologi internet;

c) E-learning terfokus pada solusi pembelajaran di luar pembelajaran


konvensional dengan menyertakan teknologi informasi dan peralatan yang
meningkatkan kinerja.

3. Simulasi

Simulasi (simulation) mengacu pada materi pelatihan yang berupaya menciptakan


suatu pengambilan keputusan yang realistik bagi peserta pelatihan. Dengan
simulasi memungkinkan para peserta pelatihan melihat dampak keputusan mereka
terhadap lingkungan tiruan bebas risiko, yang biasanya dipakai untuk
mengajarkan keahlian produksi dan operasional, serta keahlian manajemen dan
antar pribadi. Teknik simulasi memungkinkan seorang individu mengalami
interaksi diantara bidang-bidang fungsional di dalam organisasi, antara organisasi
dengan kompetitornya, atau antara organisasi dengan lingkungannya. Peserta
pelatihan mengambil beragam keputusan pemasaran, produksi, SDM, atau
keuangan, sebagai masukan bagi simulasi komputer, dan selanjutnya program
akan memperlihatkan dampak keputusan ini terhadap kinerja organisasi yang
disimulasikan. Simulator perlu mempunyai unsur-unsur yang identik dengan yang
ada di lingkungan kerja. Simulator perlu merespon secara persis seperti yang
dilakukan oleh perlengkapan dalam kondisi nyata dalam organisasi. Karena itulah
simulator mahal untuk dibuat dan memerlukan pemutahiran berkala tatkala
diperoleh informasi baru tentang lingkungan kerja. Simulasi sangat berfaedah
manakala pelatihan pada pekerjaan dapat mengakibatkan kecelakaan serius,
kesalahan yang mahal, atau kerusakan bahan yang sangat berharga.

3.2 Langkah-Langkah dalam Meningkatkan Kompetensi Karyawan pada


UMKM Sedana Merta pada Bidang Ekspor Sehingga Siap dalam
Menghadapi MEA

Setelah mengetahui cara yang dapat ditempuh dalam meningkatkan kompetensi


karyawan pada UMKM Sedana Merta, maka selanjutnya adalah mengetahui
langkah-langkah atau proses yang dapat diterapkan oleh UMKM Sedana Merta
dalam meningkatkan kompetensi karyawan dalam bidang ekspor. Adapun
langkah-langkah yang dapat dilakukan akan dirinci sebagai berikut :

1. Menentukan Karyawan dan Pola Program

Dalam tahap ini, pemilik UMKM Sedana Merta menentukan karyawan yang akan
diberi tugas dalam bidang ekspor. Pemberian materi dapat dilakukan dengan
mengajak instruktur atau ahli dalam bidang ekspor Instruktur ini dapat berasal
dari praktisi ekspor, eksportir maupun bekerjasama dengan perguruan tinggi
sebagai mitra UMKM. Selanjutnya akan ditentukan materi apa saja yang akan
diberikan mulai dari prosedur, dokumen, dan lain-lain.

2. Proses Pengembangan dan Pelatihan


Dalam tahap ini, proses pengembangan dan pelatihan dilakukan dengan
pemberian materi menggunakan metode E – Learning. Metode ini digunakan agar
proses penyampaian materi dapat dilakukan dengan efektif dan efisien ditengah
situasi pandemi. Metode E-Learning ini dapat diterapkan dengan cara
memberikan materi atau modul dan video pembelajaran terkait dengan ekspor.
Materi ini dapat dibagikan dengan platform komunikasi yang ada seperti
Whatsapp.

Proses selanjutnya yaitu dengan pemberian metode simulasi yang dilaksanakan


secara rutin agar karyawan mengetahui lebih lanjut tentang pelaksanaan ekpor
untuk UMKM. Kegiatan simulasi ini juga sebagai langkah untuk memperkenalkan
secara langsung proses ekspor yang akan dilakukan sehingga haryawan memiliki
gambaran tentang proses ekspor yang dilaksanakan nantinya. Selanjutnya yaitu
proses On the Job Training yang dilakukan oleh karyawan. Dalam proses ini
karyawan sudah siap untuk melakukan prosedur ekspor sesuai dengan materi dan
simulasi yang telah diberikan.

3. Evaluasi Program

Setelah kegiatan ekspor dari UMKM Sedana Merta telah berjalan selama
beberapa bulan, kegiatan evaluasi program sangat penting untuk dilakukan.
Penialain yang dilakukan meliputi pengukuran reaksi, ukuran pembelajaran,
evaluasi perilaku dan hasil. Pengukuran reaksi biasanya terfokus pada perasaan
para partisipan terhadap subyek pelatihan dan pelatih, saran perbaikan dalam
program, dan tingkat bantuan pelatihan terhadap pekerjaan mereka. Pada UMKM
Sedana Merta, pengukuran reaksi dilakukan dengan meggunakan kusisioner untuk
memperoleh feedback dari karyawan setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan.

Ukuran pembelajaran menilai sejauh mana partisipan menguasai konsep,


informasi, dan keahlian yang ditanamkan selama proses pelatihan. Pada UMKM
Sedana Merta, untuk mengukur penguasaan materi oleh karyawan dilakukan
dengan cara observasi terhadap perkembangan kinerja karyawan tersebut.
Evaluasi perilaku dari program pelatihan diukur melalui perubahan perilaku para
partisipan dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Penilaian perubahan perilaku
pada pekerjaan sebagai hasil pelatihan. Pada UMKM Sedana Merta, evaluasi
perilaku dilakukan dengan melakukan evaluasi berupa pertanyaan berbentuk
kuisioner yang diberikan sebelum dan sesudah pelatihan.

Evaluasi hasil dapat dilakukan melalui evaluasi kinerja untuk masing-masing unit
kerja setelah karyawannya mengikuti program pelatihan dan pengembangan.
Evaluasi ini dapat dilihat dari penghematan biaya, kenaikan produksi, kenaikan
penjualan, penurunan kecelakaan kerja, perbaikan moral kerja karyawan,
penurunan tingkat perputaran karyawan, dan penurunan ketidakhadiran karyawan.
Pada UMKM Sedana Merta, evaluasi hasil dilakukan dengan melihat
perkembangan penjualan produk secara ekspor dan berdasarkan minat importir
negara lain terhadap produk UMKM Sedana Merta.
BAB IV

KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
UMKM Sedana Merta memiliki potensi untuk melakukan kegiatan ekspor dengan
baik, mengingat adanya banyak peluang untuk menembus pasar internasional dan
kualitas produk dari UMKM Sedana Merta yang dapat bersaing dan memiliki
keunikan. Guna mendukung potensi tersebut, maka diperlukan suatu upaya
peningkatan kompetensi karyawan dalam bidang ekspor sehingga produk dari
UMKM Sedana Merta dapat memasuki pasar internasional. Adapun cara-cra yang
dapat ditempuh dalam meningkatkan kompetensi karyawan dalam bidang ekspor
adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan yang selanjutnya
menggunakan metode On the Job Training, E-Learning dan Simulasi. Setelah
diketahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi
karyawan, maka selanjutnya adalah langkah-langkah atau proses yang dapat
diterapkan oleh UMKM Sedana Merta dalam meningkatkan kompetensi karyawan
dalam bidang ekspor. Langkah -langkah tersebut meliputi menentukan karyawan
dan pola program, proses pengembangan dan pelatihan, serta evaluasi program.
Dengan adanya upaya meningkatkan kompetensi karyawan ini, UMKM Sedana
Merta akan memiliki peluang yang lebih besar dalamperdagangan global dan
sumber daya manusia pada UMKM Sedana Merta dapat bersaing ditengah MEA.

4.2 Saran
Saran yang penulis dapat sampaikan adalah perlu adanya peningkatan kompetensi
karyawan dalam bidang ekspor pada UMKM yang ada di Indonesia karena
UMKM Indonesia memiliki peluang yang besar untuk bersaing di pasar
internasional. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan
negara serta memaksimalkan potensi UMKM Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Pramudyo, A. (2014). Mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam
menghadapi masyarakat ekonomi asean tahun 2015. Jurnal Bisnis, Manajemen,
dan Akuntansi, 2(2).
Basori, M. A. N., Prahyawan, W., & Kamsin, D. (2017). Pengaruh Kompetensi
Karyawan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi
Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada PT. Krakatau Bandar Samudera).
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa, 1(2).
Suci, Y. R. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha mikro kecil dan menengah) di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 6(1), 51-58.
AdriAn Sutedi, S. H. (2014). Hukum Ekspor Impor. RAS.
Widjadja, Y. R., Alamsyah, D. P., Rohaeni, H., & Sukanjie, B. (2018). Peranan
Kompetensi SDM UMKM Dalam Meningkatkan Kinerja UMKM Desa Cilayung
Kecamatan Jatinangor, Sumedang. Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 1(3).
Widiastuti, E., & Martini, S. (2016). Kompetensi SDM Dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja UMKM Batik Di Kabupaten Banyumas. In Performance (Vol.
23, No. 2).

Anda mungkin juga menyukai