By :
NI KADEK RARAS KOMALASARI
1815744049/15
6A MBI
PENDAHULUAN
Mikro
Provinsi Jumlah Perusahaan menurut provinsi (Unit)
2019 2018 2017
BALI 156291 114363 140097
Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi UMKM Sedana Merta untuk
memperluas ekspansi pasar hingga ke pasar mancanegara. UMKM Sedana
Merta adalah salah satu UMKM yang beralamat di Desa Penarungan. UMKM
Sedana Merta menjual alat-alat upacara agama Hindu meliputi keben, dulang,
sodan, dan lain sebagainya. Produk yang dihasilkan memiliki kualitas
premium namun harga yang ditawarkan terjangkau. Hal ini disebabkan
karena UMKM Sedana Merta merupakan distributor pertama sekaligus
memproduksi bahan setengah jadi. Tentunya ini menjadi keunggulan dari
UMKM Sedana Merta.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, Adapun tujuan dari
penulisan studi kasus ini adalah sebagai berikut :
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang penulis harapkan melalui penulisan studi kasus ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penulisan studi kasus ini adalah sebagai referensi
tambahan bagi UMKM Sedana Merta dan UMKM lainnya dalam
meningkatkan kompetensi karyawan agar siap dalam menghadapi MEA.
Selain itu, studi kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis
dan pembaca mengenai cara – cara meningatkan kompetensi karyawan
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penulisan studi kasus ini adalah sebagai bahan
pertimbangan bagi UMKM Sedana Merta maupun UMKM lainnya dalam
meningkatakn kompetensi karyawan sekaligus sebagai masukkan bagi
UMKM Sedana Merta maupun pelaku UMKM lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dampak positifnya yaitu akan memacu pertumbuhan investasi baik dari luar
maupun dalam negeri sehingga akan membuka lapangan pekerjaan baru.
Selain itu, penduduk Indonesia akan dapat mencari pekerjaan di negara
ASEAN lainnya dengan aturan yang relatif akan lebih mudah dengan
adanya MEA ini.Dengan demikian, hadirnya MEA diharapkan akan
mengurangi pengangguran karena akan membuka lapangan kerja baru dan
menyerap angkatan kerja yang ada saat ini untuk masuk ke dalam pasar
kerja.Laporan Bank Pembangunan Asia(ADB) dan Organisasi Buruh
Internasional (ILO), MEA dapat menciptakan 14 juta lapangan kerja tambahan
atau mengalami kenaikan 41 persen pada 2015 karena semakin bebasnya
pergerakan tenaga kerja terampil. Pertumbuhan ekonomi regional pun bisa
terdongkrak menjadi 7 persen.Adapun dampak negatif dari MEA, yaitu dengan
adanya pasar barang dan jasa secara bebas tersebut akan mengakibatkan tenaga
kerja asing dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia sehingga
mengakibatkan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat di bidang
ketenagakerjaan. MEA mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang
sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing. Pembatasan, terutama
dalam sektor tenaga kerja profesional, didorong untuk dihapuskan sehingga
MEA akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk mengisi
berbagaijabatan serta profesi di Indonesia yang selama ini tertutup atau minim
tenaga asingnya. Saat MEA berlaku, di bidang ketenagakerjaan ada 8 (delapan)
profesi yang telah disepakati untuk dibuka, yaitu insinyur, arsitek, perawat, tenaga
survei, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter gigi, dan akuntan (Media
Indonesia, Kamis, 27 Maret 2014).
2.1.2 Ekspor
2. Pemahaman (Understanding).
3. Kemampuan/Ketrampilan (Skill).
4. Nilai (Value).
5. Sikap (Attitude).
6. Minat (Interest.)
1)Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
2)Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
4)Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar
dari UsahaMenengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau
swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi
di Indonesia.
5)Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha
Besar yang melakukan kegiatan ekonomi diIndonesia dan berdomisili di
Indonesia.
2. Sulistyandari dkk (2016) dalam penelitian yang berjudul Kompetensi SDM dan
Pengaruhnya terhadap kinerja UMKM Batik di Kabupaten Banyumas. Penelitian
ini merupakan penilitian yang menggunakan metode eksplanatori. Tujuan dari
penelitian ini adalah unutk meneliti dampak dari kompetensi SDM terhadap
kinerja perusahaan.
Metode pelatihan yang dapat dipergunakan oleh UMKM Sedana Merta adalah
dengan On the Job Training, E-Learning, dan Simulasi. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut :
1. On the Job Training.
Metode on the job training (OJT) digunakan secara luas dalam pelaksanaan
pelatihan. OJT merupakan pelatihan di tempat kerja yang sesungguhnya . Filosopi
dasar OJT adalah bahwa karyawan belajar melalui pengamatan terhadap rekan-
rekan kerjanya atau penyelianya dalam melakukan pekerjaan dan mencoba untuk
meniru prilaku mereka itu. Keberhasilan metode ini sangat tergantung pada
pemilik yang sekaligus bertindak sebagai pelatih dalam mengarahkan dan
memberikan instruksi kepada peserta pelatihan.
2. E-Learning
Metode ini mengacu pada instruksi atau pengiriman materi pelatihan oleh
komputer melalui internet atau intranet perusahaan. E-learning meliputi Web-
based training, pmebelajaran jarak jauh (distance learning), ruang kelas maya
(virtual classroom), dan penggunaan CD-ROM untuk pembelajaran. E-learning
dapat meliputi penunjang tugas, pelatihan simulasi, pembelajaran jarak jauh, dan
learning portals. Ada tiga karakteristik E-learning, yaitu:
3. Simulasi
Dalam tahap ini, pemilik UMKM Sedana Merta menentukan karyawan yang akan
diberi tugas dalam bidang ekspor. Pemberian materi dapat dilakukan dengan
mengajak instruktur atau ahli dalam bidang ekspor Instruktur ini dapat berasal
dari praktisi ekspor, eksportir maupun bekerjasama dengan perguruan tinggi
sebagai mitra UMKM. Selanjutnya akan ditentukan materi apa saja yang akan
diberikan mulai dari prosedur, dokumen, dan lain-lain.
3. Evaluasi Program
Setelah kegiatan ekspor dari UMKM Sedana Merta telah berjalan selama
beberapa bulan, kegiatan evaluasi program sangat penting untuk dilakukan.
Penialain yang dilakukan meliputi pengukuran reaksi, ukuran pembelajaran,
evaluasi perilaku dan hasil. Pengukuran reaksi biasanya terfokus pada perasaan
para partisipan terhadap subyek pelatihan dan pelatih, saran perbaikan dalam
program, dan tingkat bantuan pelatihan terhadap pekerjaan mereka. Pada UMKM
Sedana Merta, pengukuran reaksi dilakukan dengan meggunakan kusisioner untuk
memperoleh feedback dari karyawan setelah mengikuti pelatihan dan
pengembangan.
Evaluasi hasil dapat dilakukan melalui evaluasi kinerja untuk masing-masing unit
kerja setelah karyawannya mengikuti program pelatihan dan pengembangan.
Evaluasi ini dapat dilihat dari penghematan biaya, kenaikan produksi, kenaikan
penjualan, penurunan kecelakaan kerja, perbaikan moral kerja karyawan,
penurunan tingkat perputaran karyawan, dan penurunan ketidakhadiran karyawan.
Pada UMKM Sedana Merta, evaluasi hasil dilakukan dengan melihat
perkembangan penjualan produk secara ekspor dan berdasarkan minat importir
negara lain terhadap produk UMKM Sedana Merta.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
UMKM Sedana Merta memiliki potensi untuk melakukan kegiatan ekspor dengan
baik, mengingat adanya banyak peluang untuk menembus pasar internasional dan
kualitas produk dari UMKM Sedana Merta yang dapat bersaing dan memiliki
keunikan. Guna mendukung potensi tersebut, maka diperlukan suatu upaya
peningkatan kompetensi karyawan dalam bidang ekspor sehingga produk dari
UMKM Sedana Merta dapat memasuki pasar internasional. Adapun cara-cra yang
dapat ditempuh dalam meningkatkan kompetensi karyawan dalam bidang ekspor
adalah dengan melakukan pelatihan dan pengembangan yang selanjutnya
menggunakan metode On the Job Training, E-Learning dan Simulasi. Setelah
diketahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi
karyawan, maka selanjutnya adalah langkah-langkah atau proses yang dapat
diterapkan oleh UMKM Sedana Merta dalam meningkatkan kompetensi karyawan
dalam bidang ekspor. Langkah -langkah tersebut meliputi menentukan karyawan
dan pola program, proses pengembangan dan pelatihan, serta evaluasi program.
Dengan adanya upaya meningkatkan kompetensi karyawan ini, UMKM Sedana
Merta akan memiliki peluang yang lebih besar dalamperdagangan global dan
sumber daya manusia pada UMKM Sedana Merta dapat bersaing ditengah MEA.
4.2 Saran
Saran yang penulis dapat sampaikan adalah perlu adanya peningkatan kompetensi
karyawan dalam bidang ekspor pada UMKM yang ada di Indonesia karena
UMKM Indonesia memiliki peluang yang besar untuk bersaing di pasar
internasional. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan
negara serta memaksimalkan potensi UMKM Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Pramudyo, A. (2014). Mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam
menghadapi masyarakat ekonomi asean tahun 2015. Jurnal Bisnis, Manajemen,
dan Akuntansi, 2(2).
Basori, M. A. N., Prahyawan, W., & Kamsin, D. (2017). Pengaruh Kompetensi
Karyawan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi
Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada PT. Krakatau Bandar Samudera).
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa, 1(2).
Suci, Y. R. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha mikro kecil dan menengah) di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 6(1), 51-58.
AdriAn Sutedi, S. H. (2014). Hukum Ekspor Impor. RAS.
Widjadja, Y. R., Alamsyah, D. P., Rohaeni, H., & Sukanjie, B. (2018). Peranan
Kompetensi SDM UMKM Dalam Meningkatkan Kinerja UMKM Desa Cilayung
Kecamatan Jatinangor, Sumedang. Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 1(3).
Widiastuti, E., & Martini, S. (2016). Kompetensi SDM Dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja UMKM Batik Di Kabupaten Banyumas. In Performance (Vol.
23, No. 2).