NPM : 18307049
Kelas : FAR-K31/18
1. Apa yang dimaksud kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom, dan kromatografi
kertas? Jelaskan!
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Adalah salah satu metode pemisah komponen menggunakan fasa diam berupa
plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT termasuk kedalam
kromatografi planar. Keuntungan KLT adalah sederhana dan mudah. KLT
dapat digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya
hidrofobik seperti lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan
dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen
untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi
kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni
skala kecil.
Kromatografi Kolom
Adalah salah satu meode yang digunakan untuk pemurnian senyawa dari
campuran dengan memakai kolom. Kromatografi kolom termasuk
kromatografi preparatif. Keuntungan utama kromatografi kolom adalah biaya
yang rendah dan kemudahan membuang fasa diam yang telah digunakan.
Kromatografi Kertas
Adalah metode analitik yang digunakan untuk memisahkan zat atau bahan
kimia yang berwarna, terutama pigmen. Kromatografi kertas sebenarnya telah
tergantikan oleh kromatografi lapis tipis. Kromatografi kolom berguna untuk
memisahkan senyawa campuran kompleks yang mempunyai polaritas sama
seperti asam amino.
Judul jurnal : Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang Untuk Makanan Yang
Beredar Di Pasaran
Penulis : Azizahwati, Maryati Kurniadi, Heidi Hidayati
Judul : Majalah Ilmu Kefarmasian
Volume : Vol. IV, No. 1, April 2007, 7 – 25
Latar belakang: Warna merupakan salah satu kriteria dasar untuk menentukan
kualitas makanan, antara lain warna dapat memberi petunjuk mengenai
perubahan kimia dalam makanan, seperti pencoklatan (deMan JM. 1997).
Selain itu, beberapa warna spesifik dari buah juga dikaitkan dengan
kematangan. Warna juga mempengaruhi persepsi akan rasa. Oleh karena itu,
warna menimbulkan banyak pengaruh terhadap konsumen dalam memilih
suatu produk makanan dan minuman (Fennema OR. 1996; Smith J. 1991).
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk manganalisis beberapa merek
zat warna sintetik yang digunakan untuk makanan yang beredar di pasaran.
Metodologi : Analisis sampel zat warna dengan reaksi warna, pemilihan
eluen terbaik, analisis sampel zat warna dengan kromatografi kertas, analisis
sampel zat warna dengan kromatografi kertas-densitometri
Hasil : Dari tujuh belas baku pembanding zat warna dan enam
wanteks yang digunakan, terdapat lima baku pembanding zat warna yang tidak
dapat terelusi oleh keenam eluen yaitu Auramine, Chrysoine S, Indanthrene
Blue RS, Orange GGN, dan Jingga K1. Kelima baku pembanding tersebut
tidak digunakan lagi dalam identifikasi selanjutnya. Ternyata, dari keenam
belas sampel tersebut, setelah dilakukan elusi kembali dengan etanol – butanol
– air (20:25:25), hanya sepuluh sampel yang positif mengandung zat warna
sintetik yang dilarang untuk makanan
Kesimpulan : 1) Dari 31 sampel yang diperoleh, hanya delapan sampel yang
terdaftar di Departemen Kesehatan, memiliki keterangan lengkap yang
tercantum pada kemasan, dan tidak diganti kemasannya oleh penjual. 2)Dari
31 sampel zat warna yang diperiksa, terdapat sepuluh sampel yang
mengandung zat warna sintetik yang dilarang untuk makanan. Sampel Me,
Mg, dan Mi mengandung Merah K4, sampel Mh dan Ub mengandung
Rhodamin B, serta sampel Ma dan Mc mengandung Scarlet GN. Selain itu,
sampel Jf mengandung Orange G, sampel Kc mengandung Metanil Yellow,
dan sampel Ca mengandung Chocolate Brown FB.
Sumber : psr.ui.ac.id