Bab 4 Pembahasan
Bab 4 Pembahasan
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tgl 06 Mei 2021 didapatkan klien Tn S, dengan usia 55 tahun
dibawah ke rumah sakit di ruang IGD pada tgl 05 Mei 2021 dengan diagnose medis CVA
Bleeding Gangguan Hemodinamik. Klien dengan keluhan utama tiba-tiba mengalami penurunan
kesadaran dirumah sejak malam hari, klien mengalami kelemahan anggota gerak sebelah kanan
sebelum dibawa ke IGD RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Keadaan umumnya lemah, kesadaran
somnolen, GCS 2 2 2. Diketahui klien memiliki riwayat hipertensi. Hasil dari pemeriksaan TTV
yaitu TD : 164/95 mmHg, RR : 26x/menit, N: 74x/menit, S: 37 C. Dari hasil CT Scan terdapat
perdarahan parietal sinistra kurang lebih 10,3 cc. Pasien saat ini terpasang O2 : NRM 8 lpm dan
terpasang NGT. Terapi yang diberikan yaitu infus RL 500 cc/hari 20 tpm, injeksi citicolin 2x500
mg IV, kalnes 4x1 gr, mannitol 250 cc, ijeksi Omz 2x1 ampul iv.
Masalah keperawatan yang utama yaitu Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
berhubungan dengan perdarahan parietal sinistra, hipertensi yang dibuktikan dengan CT Scan
terdapat perdarahan parietal sinistra kurang lebih 10,3 cc, TD : 164/95 mmHg, GCS somnolen,
E2 V2 M2. Hal ini sesuai dengan gejala mayor minor dari diagnose Risiko Perfusi Serebral
Tidak Efektif menurut (TIM Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Masalah keperawatan yang kedua yaitu Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan
gangguan neurologis ditandai dengan dyspnea yang mana ditunjang dengan RR : 26x/menit,
dyspnea, terpasang NRM 8 lpm. Hal ini sesuai dengan diagnosa Pola Nafas Tidak Efektif
menurut (TIM Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
Masalah keperawatan yang ketiga yaitu Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan
gangguan neuromuscular dibuktikan dengan klien tidak bisa menggerakkan anggota tubuh
sebelah kanan kemudian kekuatan ototnya menurun, ROM menurun, lalu gerakan klien juga
terbatas yang mana tanda-tanda tersebut sesuai dengan gejala mayor minor dari diagnosa
Gangguan Mobilitas Fisik menurut (TIM Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Sedangkan diagnose yang keempat yaitu Resiko Jatuh ditandai dengan hasil dari skala
morse menunjukkan total nilai 70 yang artinya beresiko jatuh kemudian klien tampak lemah.
Kesadaran klien somnolent dank lien tidak isa menggerakkan anggota tubuh sebelah kanan. Hal
itu sesuai dengan tanda dan gejala dari diagnosa Resiko Jatuh menurut (TIM Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017).
Sumber :
Ayu, Devi. (2018). Asuhan Keperawatan Klien Cerebro Vaskuler Accident Hemoragik Dengan
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebal Di Ruang Krissan Rsud Bangil Pasuruan. Jombang:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika