Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) DOI: 10.25126/jtiik.

202072107
Vol. 7, No. 3, Juni 2020, hlm. 607-618 p-ISSN: 2355-7699
Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI, No. 30/E/KPT/2018 e-ISSN: 2528-6579

PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE TRAVEL GUIDE PADA PROVINSI


SUMATERA SELATAN
Usman Ependi*1, Febriyanti Panjaitan2, Firamon Syakti3
1,2,3
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma
Email: u.ependi@binadarm.ac.id, 2 febriyanti_panjaitan@binadarma.ac.id, 3 firmaon.syakti@binadarma.ac.id
1

*Penulis Korespondensi

(Naskah masuk: 20 Juni 2019, diterima untuk diterbitkan: 27 April 2020)

Abstrak

Sektor pariwisata adalah komponen penting bagi sebuah negara dalam meningkatkan pendapatan negara. Dalam
mengelolah sektor pariwisata salah satu faktor penting adalah penyediaan informasi terutama petunjuk
perjalanan wisata terutama tujuan wisata dan hal yang terkaitan dengannya. Di Indonesia terutama di Provinsi
Sumatra Selatan berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menyediakan informasi pariwisata
diantaranya melalui iklan, koran dan televisi. Namun penggunaan media tersebut belum cukup efektif yang
dibebabkan tidak dapat diakses langsung (real time) oleh wisatawan. Selain itu, media ini memiliki keterbatasan
dalam menjangkau wisatawan karena kegiatan pariwisata yang dilakukan wisatawan. Untuk itu didalam
penelitian ini dilakukan pengembangan aplikasi mobile yang dikhususkan untuk penyediaan informasi wisata
yang ada di Provinsi Sumatra Selatan. Proses pengembangan aplikasi mobile yang digunakan adalah Mobile D,
dengan tahapan explore, initialize, productionize, stabilize, system test dan fix. Informasi yang tersedia didalam
aplikasi ini terdiri dari tujuan wisata dan hal yang terkaitan dengannya. Dengan demikian wisatawan dapat
dengan mudah mencari informasi berkaitan dengan tujuan wisata dan yang terkait dengan pariwisata yang ada di
Provinsi Sumatra Selatan yang dibuktikan dengan hasil pengujian dengan istrumen heuristic evaluation yang
mendapatkan nilai rerata 0.2 dan system usability scale mendapatkan nilai rerata 84.75. Nilai pengujian
menunjukkan bawah aplikasi mobile yang dihasilkan tidak memiliki masalah usability dan dapat diterima oleh
pengguna. Sesuai kondisi tersebut diharapkan wisatawan dapat dengan mudah dalam mencari informasi tentang
parwisata dan hal terkait dengannya melalui perangkat smartphone yang mereka miliki.

Kata kunci: Aplikasi Mobile, Pengembangan, Travel Guide, Usability

MOBILE APPLICATION DEVELOPMENT FOR TRAVELLING GUIDE IN SOUTH


SUMATRA

Abstract

The tourism sector is an important component for a country to increase its income. In managing the tourism
sector, an important factor is to provide information on travel guides that include tourism destinations and
matters related to travel. In Indonesia, especially in the South Sumatra Province, various efforts have been made
to provide information to travelers, such as through advertising, pamphlets, newspapers, and television.
However, these media are not effective because travelers cannot access them in real-time. Besides, these media
have limitations in reaching tourists due to tourism activities. For this reason, in the research presented in this
paper, the development of the mobile application as a tourism information media in the South Sumatra Province
was carried out. The process of developing a mobile application used is Mobile D, with stages of exploring,
initialize, production, stabilize, system test, and fix. The information available in this application consists of
tourism destinations and matters related to travel. Therefore, travelers can easily search for a tourism
destination and everything related to tourism, especially in South Sumatra Province based on testing results
using heuristic evaluation that got average score 0.2 and using system usability scale that got average score
84.75. From the testing result of mobile application, the mobile application does not have usability problems and
can be accepted by the user. According to these conditions, travelers are expected to easily find information
about tourism and related matters through their smartphone devices.

Keywords: Mobile Application, Development, Traveling Guide, Usability

607
608 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 7, No. 3, Juni 2020, hlm. 607-618

1. PENDAHULUAN pemerintah Provinsi Sumatera Selatan seperti iklan,


pamflet, koran dan televisi, namun penggunaan
Pariwisata merupakan aktivitas perjalanan yang
media tersebut belum atau tidak dapat diakses oleh
dilakukan dengan maksud rekreasi dan berlibur
wisatawan secara maksimal karena tidak selalu
untuk menghilangkan kepenatan, mengusir bosan
tersedia setiap saat. Selain itu, media ini memiliki
dan menambah pengalaman baru. Merencanakan
keterbatasan dalam menjangkau wisatawan karena
perjalanan wisata biasanya berkaitan erat dengan
kegiatan pariwisata yang dilakukan wisatawan.
tujuan tempat wisata, tujuan tempat wisata yang
Untuk itu agar penyediaan informasi perjalanan
menyenangkan, memuaskan dan memberikan
wisata menjadi efektif maka dapat dilakukan
hiburan menjadi prioritas dalam melakukan
menggunakan mobile application melaui
perjalanan wisata. Perjalanan wisata bagi sebagian
smartphone. Pengunaan perangkat mobile pada
besar orang merupakan perjalanan untuk mencari
smartphone disebabkan saat ini semua orang
pengalaman baru dengan tujuan tempat yang baru
termasuk wisatawan telah menggunakannya dalam
pula. Tidak mudah memperoleh informasi yang
kehidupan sehari-hari. Dengan maksud agar dapat
lengkap, akurat dan ter-update tentang tujuan objek
selalu diakses dan dilihat kapanpun dan dimanapun
wisata yang akan dikunjungi. Hal-hal yang perlu
wisatawan berada. Penggunaan mobile application
diperhatikan selama berada didaerah tujuan objek
sebagai solusi pemberian informasi perjalanan
wisata adalah melihat kebenaran informasi mengenai
wisata disebabkan beberapa alasan diantaranya: (1)
akomodasi, sarana dan prasarana di tempat tujuan
Pengguna internet melalui mobile device di
wisata. Dalam melakukan perjalanan wisata
Indonesia baik wisatawan nasional maupun
kebutuhan akomodasi dan transportasi sangat
wisatawan internasional mencapai 83,44%, (2)
penting, karena berpengaruh pada kepuasan
Pencarian informasi melalui mobile device mencapai
wisatawan selama melakukan wisata.
87,13%, (3) Peningkatan pengguna internet terutama
(Chatzigeorgiou and Simeli, 2017). Kebutuhan
melalui mobile device mencapai 37,12% per tahun
akomodasi dan sarana prasarana perjalanan wisata
dan (4) Pengaksesan internet melalui mobile device
diantaranya hotel, restoran, objek wisata, sistem
setiap harinya mencapai 65,98% (APJII, 2018). Usia
transportasi, dan penjualan suvenir (Ivkov-Džigurski
tertinggi pengguna internet melalui mobile device
et al., 2008). Provinsi Sumatera Selatan adalah Salah
adalah 25 sampai dengan 34 tahun, dan pada usia
satu provinsi di Indonesia, sejak dahulu terkenal
tersebut juga perjalanan wisata sering dilakukan
dengan pusat Kerajaan Sriwijaya dan memiliki
(Antoun, 2015).
beberapa obyek wisata unggulan dan favorit di
Kajian berkaitan dengan pariwisa telah banyak
Indonesia. Pada saat ini Provinsi Sumatera Selatan
dilakukan diantanya yaitu: (1) SIG objek wisata di
sedang berusaha meningkatkan sektor pariwisata
Kota Kupang. Didalam kajian tersebut dibuat sebuah
yang ditunjukkan dengan berdirinya perguruan
sistem informasi geografis untuk menampilkan
tinggi dibidang pariwisata (Indonesia, 2016). Dalam
objek wisata berbasis web, di dalam sistem
mempromosikan pariwisata pemerintah Provinsi
informasi yang dihasilkan tidak memiliki kategori
Sumatera Selatan telah melakukan berbagai hal, di
informasi yang dapat memudahkan pengguna dalam
antaranya menjadi tuan rumah pada event nasional
mencari informasi (Tumimomor et al., 2013). (2)
dan internasional. Adapun dampak dari promosi
SIG objek wisata Edukasi di Jakarta. Di dalam
yang telah dilakukan yaitu adanya peningkatan
kajian ini dibuat sebuah SIG berbasis mobile untuk
jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan
menampilkan infomrasi tempat wisata edukasi
domestik maupun internasional (RI, 2018).
(Putra, 2017). (3) SIG pemetaan wisata religi, di
Meningkatnya kunjungan wisatawan berdampak
dalam kajian ini fokus yang dicapai hanya untuk
pada penyediaan informasi tujuan objek wisata dan
menampilkan lokasi-lokasi wisata religi saja
semua yang terkait dengan perjalanan wisata. Pada
(Vinandari et al., 2019). Berdasarkan uraian tersebut
saat ini informasi pariwisata hanya tersedia pada
dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan yaitu
website pemerintah melalui dinas pariwisata provinsi
bagaimana pengembangan mobile application yang
saja. Informasi tersebut masih kurang memadai
memiliki fitur kategori wisata dan hal yang terkai
khususnya berkaitan dengan tujuan objek wisata dan
dengan wisata. Dimana tujuan utama pengembangan
akomodasi/sarana prasarana perjalanan wisata.
mobile application ini memberikan informasi tujuan
Kurangnya informasi tersebut akan mengakibatkan
wisata dan berbagai hal yang terkait dengan
turunnya minat wisatawan untuk berkunjung ke
perjalanan wisata. Diharapkan hasil pengembaangan
Provinsi Sumatera Selatan. Usaha yang telah
membantu wisatawan dalam melakukan perjalanan
dilakukan oleh pemerintah Provinsi Sumatera
dan pada akhirnya meningkatkan kepuasan layanan
Selatan belum secara maksimal. Untuk itu perlu
wisata yang ada pada Provinsi Sumatera Selatan.
dibangun sebuah alat bantu sebagai sarana dalam
memberikan informasi pariwisata berupa
2. METODE PENELITIAN
panduan/petunjuk perjalanan wisata.
Dalam memberikan informasi panduan Dalam melakukan penelitian ini metode yang
perjalanan wisata banyak cara yang telah dilakukan digunakan adalah metode deskriptif. Metode
Ependi,dkk, Pengembangan Aplikasi Mobile Travel Guide … 609

deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk yang mengedepankan kecepatan baik dalam proses
menjelaskan dan menjabarkan keadaan atau pengembangan maupun perubahan (Abdalhamid and
fenomena sesuai prosedur ilmiah (Ependi, 2018). Mishra, 2017) yang memiliki lima tahapan: explore,
Sedangkan metode pengembangan mobile initialize, productionize, stabilize, system test dan fix
application menggunakan Mobile D. Terdapat seperti yang terlihat pada Gambar 1.
beberapa macam motode pengembangan khusus Untuk itu dalam menyelesaikan penelitian ini
untuk mobile diantaranya adalah MASAM, SLeSS digunakan Mobile D sebagai proses pengembangan
dan Mobile D. MASAM merupakan model perangkat lunak. Penggunaan Mobile D disebabkan
pengembangan yang dilakukan berdasarkan agile karena model ini tidak membutuhkan jumlah tim
framework namun langkah-langkah pengerjaan dan yang banyak dan waktu pengerjaan lebih singkat.
implementasi sangat mirip dengan Mobile D Selain itu juga sasaran produk yang dihasilkan tidak
(Rahimian and Ramsin, 2008). Metode ini pertama spesifik seperti pada model pengembangan MASAM
kali ditemukan pada tahun 2008 dengan proses dan SLeSS. Namun ketiga model tersebut
pengerjaan yaitu poreparation, embodiment, mengedepankan prinsip agile (Abdalhamid and
development, dan commercialization (Jeong et al., Mishra, 2017). Prinsip-prinsip tersebut antara lain
2008) dan cocok untuk pengembangan pada adalah (1) kepuasan pelanggan menjadi prioritas
perusahaan kecil. SLeSS merupakan model (Ependi, 2017a), (2) selalu siap dengan perubahan
pengembangan penyempurnaan dari SCRUM dan (3) penyajian hasil pengembangan secara berkala,
bagian dari agile, model ini memiliki lima langkah (4) melakukan pekerjaan sebagai tim atau bersama
pengerjaan yaitu definition, measurement, analysis, (Ferdiana et al., 2011), (5) memberikan semangat
improvement and control (da Cunha et al., 2011). anggota tim, (6) pengumpulan informasi yang
SLeSS pertama kali ditemukan pada tahun 2011 dan relevan dengan pekerjaan, (7) mengedepankan
penggunaannya khusus untuk pengembangan pekerjaan pengembangan, (8) menjaga hubungan
embedded software. Sedangkan Mobile D dengan stakeholder terutama pihak sponsor
merupakan salah satu metode pelopor dalam bidang (Alqudah and Razali, 2016), (9) pekerjaan teknis
proses pengembangan mobile application. Metode menjadi prioritas, (10) menyederhanakan pekerjaan,
Mobile D dapat dilakukan secara tim dengan jumlah (11) menggunakann tim sendiri dalam membuat
anggota kurang dari 10 orang dan waktu pengerjaan arsitektur, analisis kebutuhan, dan perancangan, dan
relatif singkat kurang dari sepuluh minggu (Mahmud (12) bekerja dengan efektif dan berkala (Ibrahim,
and Abdullah, 2015). Mobile D pertama kali muncul 2012).
pada tahun 2004 merupakan metode pengembangan

Explore Initialize Productionize Stabilize Test and Fix

Gambar 1. Proses pengembangan Mobile D (Flora and Chande, 2013)

Pada penelitian ini proses pengembangan mobile proses aplikasi digambarkan dalam bentuk proses
application untuk panduan wisata dilakukan sesuai bisnis diagram dan diterjemahkan dengan notasi
dengan Mobile D. Alur proses pekerjaan penelitian arsitektur diagram aplikasi, sedangkan pembentukan
seperti pada Gambar 1 dapat diketahui yaitu: tahap database digambarkan dalam entity relationship
pertama explorer, tahapan ini dilakukan permulaan diagram. Tahap keempat dan kelima stabilizie dan
pengembangan dan penentuan pengguna aplikasi. test & fix merupakan tahapan pembenahan dan
Dalam penelitian ini terdapat beberapa jenis pengujian aplikasi yang dilakukan terus-menerus
pengguna aplikasi yang menjadi target yaitu dinas hingga aplikasi dianggap sempurna
pariwisata, masyarakat Sumatera Selatan dan
wisatawan. Sebelum memulai pengembangan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
aplikasi dilakukan wawancara kepada stakeholder
Hasil penelitian pengembangan mobile
terutama kepada pihak pemerintah yang diwakili
application sebagai alat bantu petunjuk perjalanan
oleh dinas pariwisata dan Dinas Kominfo Provinsi
pada Provinsi Sumatera Selatan dapat dijelaskan
Sumatera Selatan. Wawancara dilakukan untuk
sebagai berikut:
mendapatkan informasi seputar keinginan mereka
dan kebutuhan yang berkaitan dengan aplikasi yang
akan dibuat. Tahap kedua initialize, tahapan ini 3.1. Arsitektur Aplikasi
dilakukan pemilihan bentuk atau fitur apa saja yang Arsitektur aplikasi digunakan untuk
akan dibuat pada aplikasi. Pemilihan fitur tersebut menggambarkan kebutuhan fungsi bisnis dari
dibuat berdasarkan jenis pengguna yang telah aplikasi. Arsitektur aplikasi berkaitan erat dengan
ditentukan pada fase explore. Tahap ketiga data dan pengguna yang melekat pada aplikasi
productionize, tahapan ini dilakukan pemodelan atau biasanya dapat digambarkan secara logikal dan
pembentukan alur proses dan desain database. Alur fisikal (Yunis and Surendro, 2009). Arsitektur
610 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 7, No. 3, Juni 2020, hlm. 607-618

aplikasi yang digambarkan dalam pengembangan Pencarian tujuan wisata dapat dilakukan
mobile application travel guide pada provinsi dengan memilih kabupaten/kota dan
Sumatra Selatan ini menggunakan fisikal seperti dilanjutkan denan memilih kategori tempat
yang diperlihatkan pada Gambar 2. Arsitektur yang akan dilihat. Kategori tersebut
aplikasi seperti pada gambar 2 terdapat tiga jenis meliputi sport, transportation, hotel, store,
pengguna yaitu South Sumatera Society, Tourism restaurant, handicraft, tourism destination,
Department (Regencies/Cities) dan Traveller. Untuk gas station, hospital, police station,
itu dapat dijelaskan aktivitas untuk masing-masing government office dan education. Setelah
jenis pengguna seperti berikut ini: mendapatkan tujuan maka traveller dapat
1. South Sumatra Society: melakukan melihat detail informasi seperti nama
penambahan informasi yang terkait dengan tempat, deskripsi, gambar dan menu
perjalanan wisata yang ada pada Provinsi interaktif. Menu yang ada pada detail
Sumatera Selatan. Penambahan data tersebut tempat meliputi rate, rute, dan update. Rate
dilakukan secara real time karena aplikasi digunakan untuk memberikan rating tempat
travel guide membaca posisi GPS pengguna. dengan login akun facebook, rute melihat
Dalam melakukan penambahan data pengguna rute perjalanan, dan update melakukan
diminta untuk memilih kabupaten/kota, perbaikan posisi tempat jika dianggap
kategori tempat, dan poto lokasi tempat. Dalam kurang tepat. Selain itu juga traveller dapat
melakukan penambahan data terdapat dua belas menambah gambar sebagai galeri pada
kategori yaitu sport, transportation, hotel, lokasi yang dia kunjungi.
store, restaurant, handicraft, tourism 3. Tourism Department (Regencies/cities):
destination, gas station, hospital, police melakukan validasi data yang dimasukkan
station, government office dan education. oleh South Sumtera Society dan verifikasi
2. Traveller: melakukan pencarian tujuan gambar yang di-upload oleh traveller.
wisata dan hal terkait dengan pariwisata
yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Regencies/cities Can Do:


Validate Data that entered
(input) by society and traveller

Application ServerDatabase Server


internet Tourism Department
Society Can Do:
internet (Regencies/cities)
Add Data For Application Traveler Can Do:
in categories  Chose Regencies
 Sport  Chose data categories
 Transportation  Sport
 Hotel internet  Transportation
 Store  Hotel
 Restaurant  Store
 Handicraft  Restaurant
 tourism destination  Handicraft
 gas station  tourism destination
 Hospital  gas station
 police station  Hospital
 Goverment office  police station
 education  Goverment office
 Education
 Give Rating & Comment in place
 Upload Picture in place as
history mobile
mobile
 Rute for Travel Traveller
South Sumatra Society

Gambar 2. Arsitektur aplikasi

. Tujuan dari nama menu menggunakan ilustrasi fitur aplikasi seperti yang diperlihatkan
kabupaten/kota agar traveller dapat dengan mudah pada Gambar 4.
dalam mencari informasi wisata pada masing- Untuk memudahkan wisatawan dalam melakukan
masing kabupaten/kota yang ada di Provinsi pencarian informasi berkaitan dengan informasi
Sumatera Selatan seperti yang diperlihatkan pada wisata di Provinsi Sumatera Selatan maka informasi
Gambar 3. Untuk melihat mobile application travel tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori.
guide Provinsi Sumatra Selatan ini secara Kategori informasi dapat dilihat oleh wisatawan
menyeluruh dapat dilihat pada arsitektur menu ketika mereka telah memilih kabupaten/kota yang
aplikasi. Arsitektur menu aplikasi merupakan ada di home screen aplikasi. Untuk itu dapat
Ependi,dkk, Pengembangan Aplikasi Mobile Travel Guide … 611

diketahui makna dari menu dan icon yang ada pada Pemberian rating digunakan sebagai referensi bagi
kategori informasi seperti yang dijelaskan pada wisatawan dalam menentukan tujuan wisata atau hal
Tabel 1. yang terkait dengan tujuan wisata. Selain itu juga
wisatawan dapat melihat rute perjalanan, wisatawan
dapat langsung go here maka otomatis rute
perjalanan akan ditampilkan seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 6.

Tabel 1. Kategori Tempat


Menu dan Pointer Deskripsi
Sport:
Kategori sport berisikan informasi
tempat-tempat olahraga seperti
lapangan olahraga, tempat joging dan
fasilitas olahraga lainnya. Informasi ini
disediakan untuk wisatawan jika ingin
melakukan olahraga.

Transportation:
Kategori transportation berisikan
informasi keberadaan pol taksi, halte
bus, stasiun kereta, stasiun LRT dan
bandara. Informasi transportasi yang
ditampilkan hanya transportasi umum
dan dapat digunakan oleh wisatawan
Gambar 3 Home screen dan place categories
jika akan melakukan perjalanan wisata.

Rate Hotel:
Kategori hotel berisikan informasi
keberadaan hotel. Informasi hotel yang
Menu/List Menu/List Sebarang lokasi/
ditampilkan mulai dari hotel kelas
Update melati sampai dengan hotel kelas
Kabupaten/kota Kategori informasi kategori
berbintang. Informasi hotel dapat
digunakan oleh wisatawan untuk
Go Here menginap dan melihat hotel di sekitar
objek wisata yang akan dikunjungi.
Gambar 4 Arsitektur menu aplikasi
Store:
Kategori store berisikan informasi
Dengan adanya kategori informasi seperti pada keberadaan mini market, super market,
Tabel 1 maka wisatawan dapat melakukan pencarian dan mall. Selain juga pada kategori ini
informasi perjalanan wisata di Provinsi Sumatera terdapat informasi keberadaan toko-
Selatan dengan mudah dan cepat. Kemudahan toko yang dimiliki masyarakat secara
perorangan. Informasi ini dapat
pencarian tersebut disebabkan informasi yang digunakan oleh wisatawan jika ingin
ditampilkan telah dikelompokkan sesuai dengan berbelanja keperluan selama perjalanan.
jenis informasi yang dibutuhkan ketika seseorang
melakukan perjalanan wisata. Di dalam aplikasi ini Restaurant:
Kategori restaurant berisikan informasi
juga telah tersedia berbagai macam jenis informasi keberadaan restoran baik bersifat
dan interaksi bagi pengguna di antaranya profil tradisional restoran maupun restoran
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatra waralaba. Informasi ini dapat digunakan
Selatan, penambahan objek sesuai kategori, oleh wisatawan untuk menikmati
makanan selama perjalanan sekaligus
penambahan gambar objek oleh traveller, dan promosi kuliner bagi Provinsi Sumatera
pemberian saran atau komentar pada objek. Untuk Selatan.
melihat informasi sesuai kategori misal tujuan
tempat wisata maka traveller dapat langsung ke Souvenir:
Kategori souvenir berisikan informasi
menu tourism destination maka semua tujuan tempat keberadaan tempat-tempat penjualan
wisata dan detail informasi akan ditampilkan seperti suvenir. Informasi yang diberikan pada
pada Gambar 5. kategori ini khusus untuk informasi
Selain dapat melakukan pencarian dan tempat penjualan suvenir. Informasi
pada kategori ini dapat digunakan
melihat detail informasi pada objek yang wisatawan jika ingin membeli suvenir
diperlihatkan pada Gambar 5 maka wisatawan juga khas daerah Provinsi Sumatera Selatan.
dapat melakukan pemberian rating, update posisi
lokasi objek dan melihat rute perjalanan. Untuk
melakukan pemberian rating maka wisatawan harus
menggunakan akun facebook sebagai anti spam
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.
612 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 7, No. 3, Juni 2020, hlm. 607-618

Menu dan Pointer Deskripsi


Tourism Destination:
Kategori tourism destination berisikan
informasi objek wisata yang dapat
dikunjungi oleh wisatawan. Informasi
objek wisata yang ditampilkan dapat
digunakan oleh wisatawan dalam
menentukan tujuan wisata yang akan
dilakukan.

Gas Station:
Kategori gas station berisikan informasi
tempat pengisian bahan bakar
kendaraan. Informasi ini dapat
digunakan oleh wisatawan untuk
mengisi bahan bakar jika mereka
menyewa kendaraan dalam melakukan
wisata.

Hospital & Clinic:


Kategori hospital & clinic berisikan
informasi rumah sakit, klinik, praktik Gambar 6. Kategori dan detail informasi lokasi
dokter dan puskesmas. Informasi ini
dapat digunakan oleh wisatawan jika
jatuh sakit atau dalam keadaan darurat.
3.3 Pengujian Aplikasi

Police Station: Pengujian aplikasi merupakan proses validasi


Kategori police station berisikan dan verifikasi untuk memenuhi standar usability
informasi keberadaan kantor polisi dan (Pressman, 2009). Untuk itu pengujian usability
pos polisi. Informasi ini dapat digunakan untuk melihat seberapa mudah aplikasi
digunakan oleh wisatawan jika
mendapatkan masalah keamanan ketika digunakan oleh pengguna., yang dilihat dari
ataupun kehilangan paspor untuk lima aspek yaitu: (1) learnability, (2) efficiency, (3)
memberikan laporan agar dapat memorability, (4) errors and (5) satisfaction
ditindak lanjuti. (Abdellatif et al., 2018). Teknik pengujian usability
Government Office: yang biasaya digunakan adalah heuristic evaluation
Kategori government office berisikan (HE) dan System Usability Scale (SUS). Pengujian
informasi keberadaan informasi kantor- HE yang memiliki sepuluh instrumen (Nielsen,
kantor pemerintah yang ada di Provinsi 1994) seperti yang diperlihatkan pada Tabel 2.
Sumatera Selatan terutama kantor dinas
pariwisata maupun imigrasi. Informasi Dalam melakukan pengujian usability dengan teknik
ini dapat digunakan oleh wisatawan jika heuristic evaluation melibatkan ahli dalam proses
ingin mendapatkan bantuan dan layanan pengerjaannya. Ahli yang terlibat tiga sampai
dari pemerintah. dengan lima ahli (Desurvire et al., 2004). Skor
Education: dalam pengujian terdiri dari 0 sampai dengan 4, 0
Kategori education berisikan informasi menunjukkan bahwa aplikasi tidak ada masalah
keberadaan lembaga pendidikan berkaitan dengan usability, 1 menunjukkan aplikasi
terutama pendidikan tinggi. Informasi memiliki masalah kosmetik, 2 menunjukkan aplikasi
ini dapat digunakan oleh wisatawan jika
ingin melihat secara akademik memiliki masalah minor, 3 menunjukkan aplikasi
perkembangan budaya yang ada di memiliki masalah major, dan 4 menunjukkan bahwa
Provinsi Sumatera Selatan. aplikasi harus dilakukan desain ulang (Nielsen,
1992). Selain itu juga pengujian dengan instrumen
heuristic evaluation memiliki keuntungan yaitu: (1)
lebih cepat mendapatkan feedback dan lebih murah,
(2) dapat dilakukan bersamaan dengan teknik
pengujian lain (Nielsen, 1992), (3) pendeteksian
maslaah lebih awal, dan (4) dapat dilakukan untuk
pengujian perangkat keras maupun perangakt lunak
(aplikasi mobile, dan web aplikasi) (Ependi, 2017b).
Pengujian dengan teknik SUS merupakan
pengujian usability yang melibatkan pengguna akhir
aplikasi. Untuk melakukan pengujian SUS pengguna
yang terlibat dapat mengikuti aturan dari HE
(Ependi et al., 2019). Pengujian SUS dapat
dilakukan dengan lima (5) responden, sepuluh (10)
responden atau bahkan lebih (Pudjoatmodjo and
Wijaya, 2016). Untuk menentukan jumlah responden
Gambar 5. Kategori dan detail informasi lokasi tergantung dari perspektif peneliti yang melakukan
Ependi,dkk, Pengembangan Aplikasi Mobile Travel Guide … 613

proses pengujian. Untuk melakukan pengujian Tabel 3. Instrumen system usability scale “
dengan teknik SUS terdapat sepuluh (10) instrumen No Pernyataan Skala
I think that I would like to use this system
dengan lima (5) pilihan jawaban yang digunakan 1
frequently
1 s/d 5
seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3. 2 I found the system unnecessarily complex. 1 s/d 5
3 I thought the system was easy to use 1 s/d 5
Tabel 2. Instrumen heuristic evaluation I think that I would need the support of a
Instrumen Deskripsi 4 technical person to be able to use this 1 s/d 5
system.
Visibility of untuk menilai apakah aplikasi dapat I found the various functions in this system
system status memberikan informasi kepada pengguna 5 1 s/d 5
were well integrated
tentang proses yang sedang berjalan dan I thought there was too much inconsistency
memberikan informasi yang jelas. 6 1 s/d 5
in this system
Match between untuk menilai apakah suatu aplikasi I would imagine that most people would
system and the menggunakan bahasa tidak asing bagi 7 1 s/d 5
learn to use this system very quickly
real world pengguna termasuk kata-kata, frasa dan 8 I found the system very cumbersome to use 1 s/d 5
konsep. 9 I felt very confident using the system 1 s/d 5
I needed to learn a lot of things before I
User control untuk menilai apakah pengguna dapat 10 1 s/d 5
could get going with this system
and freedom secara bebas menggunakan aplikasi seperti

tidak adanya proses yang diterapkan pada
pengguna dan dapat melakukan undo dan Penentuan perhitungan SUS dapat dilakukan
redo. dengan tiga cara yaitu (1) acceptability, (2) grade
scale, dan (3) adjective rating seperti yang
Consistency and untuk menilai apakah dalam menggunakan
diperlihatkan pada Gambar 7 (Tullis and Stetson,
standards aplikasi pengguna tidak menemukan kata-
kata dan ikon yang mendua yang dapat 2004). Acceptability memiliki tiga komponen yaitu
membuat pengguna melakukan kesalahan. (1) not acceptable, (2) marginal (rendah dan tinggi),
dan (3) acceptable. Grade scale memilili lima
Error untuk menilai bagaimana aplikasi
tingkatan yaitu A, B, C, D dan F. sedangkan
prevention menangani atau mencegah kesalahan yang
dapat dilakukan oleh pengguna. adjective rating memiliki enam tingkatan yaitu (1)
worst imaginable, (2) poor, (3) ok, (4) good, (5)
Recognition untuk menilai apakah aplikasi dapat excelent dan (6) best imanginable (Bangor et al.,
rather than meminimalkan memori pengguna dalam
2009).
recall mengingat sesuatu seperti makna gambar,
pilihan, dan informasi lainnya.

Flexibility and untuk menilai apakah aplikasi yang dibuat


efficiency of use dapat membuat aktivitas (kerja) lebih cepat
dan apakah aplikasi menyediakan jalan
pintas dibandingkan dengan metode
konvensional.

Aesthetic and untuk menilai apakah aplikasi yang dibuat


minimalist memiliki bagian / menu / informasi yang
design tidak relevan dengan kebutuhan pengguna. Gambar 7. Penentuan skor SUS

Help users untuk menilai apakah suatu aplikasi dapat


recognize, menampilkan pesan kesalahan dan mudah
Berdasarkan instrumen HE seperti yang
diagnose, and ditangani. diperlihatkan pada Tabel 2 maka didapat hasil
recover pengujian seperti yang diperlihatkan pada Tabel 5.
from errors Dalam proses pengujian yang telah dilakukan
Help and untuk menilai apakah aplikasi yang dibuat
melibatkan lima orang ahli (Silva et al., 2015)
documentation dapat dijalankan tanpa membaca walaupun pada ada yang menyatakan dalam
dokumentasi atau bantuan dan mudah untuk dilakukan kurang dari lima ahli (Lewis, 2014).
menemukan informasi. Jumlah ahli yang terlibat dalam proses pengujian
akan berdampak pada hasil pengujian. Semakin kecil
SUS memiliki Teknik perhitungan yang berbeda jumlah ahli yang terlibat maka tingkat kesuksesan
dengan HE. Perbedaan tersebut terletak pada nomor pengujian akan tinggi dan dapat lebih cepat
instrumen SUS yaitu nomor ganjil dan genap menemukan kesalahan usability. Begitu juga
(Ependi et al., 2017). Dimana ketentuan perhitungan sebaliknya semakin tinggi jumlah ahli yang terliibat
tersebut adalah: kemungkinan kegagalan dan kesulitan dalam
a. Instrumen ganjil skala jawaban responden menemukan masalah usability (Nielsen, 1995). Pada
dikurangi dengan 1 Tabel 4 dapat dilihat profil singkat dari ahli yang
b. Instrumen genap, 5 dikurangi skala jawaban terlibat dalam pengujian HE.
responden.
c. Skala penilaian 0 - 4 (4 adalah jawaban terbaik).
d. Menjumlahkan jawaban responden dan dikali 2.5
e. Menentukan rerata jawaban untuk semua
responden.
614 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 7, No. 3, Juni 2020, hlm. 607-618

Tabel 4. Profil ahli dalam pengujian HE Tabel 5. Hasil pengujian dengan HE


No Foto Keterangan Instrum
A1 A2 A3 A4 A5 Total
en
1 Merupakan ahli dalam bidang ilmu
komputer terutama dapa e-government 1 0 1 0 0 0 0,2
dan sistem informasi. Penelitian yang
telah dilakukan diantaranya adalah 2 0 0 1 0 0 0,2
“(1) the readiness of palm oil industry
in enterprise resource planning, (2) 3 1 0 0 1 0 0,4
critical factors of transparency and
trust for evaluating e-government
Darius Antoni, 4 0 0 0 0 0 0,0
services for the poor, dan (3) adopsi
Ph.D (S3 RMIT website quality evaluation method
University) (webqem) dan ISO 9126 untuk 5 1 1 0 0 0 0,4
mengukur service quality pada ujian
online”. 6 0 0 1 1 0 0,4

2 Merupakan ahli dalam bidang ilmu 7 0 0 1 0 0 0,2


komputer terutama pada software
development dan network engineering.
8 0 0 0 0 0 0,0
Penelitian yang telah dilakukan
diantaranya adalah “(1) Understanding
ipv6 resistance: a model of resistance 9 1 0 0 0 0 0,2
among indonesian organizations, (2)
structure community analysis on social 10 0 0 0 0 0 0,0
Dedy Syamsuar, network, dan (3) rencana strategis
Ph.D (S3 Curtin Rerata/
application portfolio pada Universitas 0,3 0,2 0,3 0,2 0,0 0,2
University) ahli
Muhammadiyah Palembang dengan
menggunakan metode ward and
peppard”. Dari hasil pengujian HE seperti yang
3 Merupakan ahli dalam bidang ilmu diperlihatkan pada Tabel 5 masing-masing
komputer terutama bidang optimasi, instrumen mendapatkan nilai 0, 0.2 dan 0.4.
software development, information instrument yang mendapatkan nilai 0 terdapat pada
system analysis. Peneltian yang telah
tiga instrumen yaitu “(1) Consistency and standards
dilakukan diantaranya adalah “(1)
mathematical model of optimum (instrumen 2), (2) Aesthetic and minimalist design
composition on membrane fabrication (instrumen 8), and (3) Help and documentation
parameters for treating batik (instrumen 10)”. Instrumen yang mendapatkan nilai
M. Izman Palembang wastewater, (2) IT strategy
0.2 terdapat pada empat instrument yaitu “(1)
Herdiansyah, alignment in university using it
Ph.D (S3 Curtin balanced scorecard framework, dan Visibility of system status (instrumen 1), (2) Match
University) (3) information systems architecture between system and the real world (instrumen 2), (3)
online learning in school with the Flexibility and efficiency of use (instrumen 7), dan
Zachman framework”.
(4) Help users recognize, diagnose, and recover
4 Merupakan ahli dalam bidang ilmu from errors (instrumen 9)”. Sedangkan instrumen
komputer terutama dalam bidang yang mendapatkan nilai 0.4 terdapat pada tiga
software development, machine
learning, data mining. Penelitian yang
instrumen yaitu: “(1) User control and freedom
telah dilakukan diantaranya adalah (instrumen 3), (2) Error prevention (instrumen 5),
“(1) An ant colony system for DNA dan (3) Recognition rather than recall (instrumen
sequence design based on 6)”.
thermodynamics, (2) Implementation
of an ant colony system for DNA
Hasil penilaian yang diberikan masing-masing
Tri Basuki ahli yaitu dua orang ahli memberikan nilai 0.3, dua
Kurniawan, sequence optimization, dan (3)
Ph.D (S3 UKM - Function minimization in DNA orang ahli juga memberikan nilai 0.2 dan satu orang
Malaysia) sequence design based on continuous ahli memberikan nilai 0 dengan rerata nilai sebesar
particle swarm optimization”.
0.2. Sesuai ketentuan heuristic evaluation 0
5 Merupakan ahli dalam bidang ilmu menunjukkan bahwa aplikasi tidak ada masalah
komputer terutama dalam bidang
usability dan software development. berkaitan dengan usability, 1 menunjukkan aplikasi
Penelitian yang telah dilakukan memiliki masalah kosmetik, 2 menunjukkan aplikasi
diantaranya adalah “(1) IT Strategy memiliki masalah minor, 3 menunjukkan aplikasi
Alignment in University Using IT memiliki masalah major, dan 4 menunjukkan bahwa
Balanced Scorecard Framework, (2)
Membangun Konsep E-Government aplikasi harus dilakukan desain ulang. Berdasarkan
Berdasarkan Faktor-Faktor Desain hasil pengujian terhadapat mobile application travel
Muhamad
Akbar, M.IT (S2 Grafis Di Indonesia Menggunakan guide yang mendapatkan nilai rerata 0.2 maka dapat
Systematic Review, dan (3) Critical dikatakan aplikasi tidak memiliki masalah usability.
Curtin
factors of transparency and trust for
University)
evaluating e-government services for Dengan demikian mobile application travel guide
the poor”. dapat digunakan oleh wisatawan dalam mencari
informasi yang berkaitan dengan parwisata di
Provinsi Sumatra Selatan.
Ependi,dkk, Pengembangan Aplikasi Mobile Travel Guide … 615

Sedangkan hasil pengujian terhadap pengguna Tabel 8. Penentuan nilai akhir SUS
akhir menggunakan teknik SUS didapat hasil seperti Responden Hasil Penilaian Skor
yang diperlihatkan pada Tabel 6. Dalam proses 1 35 x 2.5 87.5
pengujian ini melibatkan sebanyak sepuluh 2 32 x 2.5 80
responden (Ependi et al., 2017).
3 33 x 2.5 82.5
Tabel 6. Hasil pengujian SUS
4 35 x 2.5 87.5
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
5 40 x 2.5 100
1 5 2 5 1 5 2 4 2 4 1
6 32 x 2.5 80
2 5 1 4 2 5 2 5 1 4 2
7 35 x 2.5 87.5
3 5 2 4 2 5 2 5 1 4 2
8 35 x 2.5 87.5
4 4 3 4 2 5 2 5 1 4 3
9 33 x 2.5 82.5
5 4 2 5 2 5 1 5 1 5 2
10 29 x 2.5 72.5
6 4 2 4 1 5 1 4 1 4 3
Rerata 847.5 / 10 = 84.75
7 5 2 5 1 5 2 4 2 5 2
8 4 2 4 1 5 2 4 2 4 2 Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai rerata
9 5 1 4 1 5 2 5 2 5 2 penialaian responden yaitu 84.75. Jika dilihat dari
10 4 1 4 2 5 2 4 2 4 2 kriteria SUS seperti yang diperlihatkan pada Gambar
7 maka mobile application yang dihasilkan dilihat
dari sisi acceptability mendapatkan kategori
Dari hasil penilaian responden seperti yang
acceptable. Dilihat dari grade scale mendapatkan
diperlihatkan pada Tabel 6 maka selanjutnya
kategori B. Sedangkan dilihat dari adjective rating
lakukan perhitungan dengan ketentuan SUS.
mendapatkan kategori excelent. Dari hasil pengujian
Ketentuan SUS yaitu (1) Instrumen ganjil skala
usability dengan teknik SUS maka dapat dikatakan
jawaban responden dikurangi dengan 1. (2)
bahwa pengguna menerima mobile application yang
Instrumen genap, 5 dikurangi skala jawaban
dihasilkan.
responden. (3) Skala penilaian 0 - 4 (4 adalah
jawaban terbaik). (4) Menjumlahkan jawaban
4. KESIMPULAN
responden dan dikali 2.5. (5) Menentukan rerata
jawaban untuk semua responden. Hasil perhitungan Pariwisata menjadi bagian penting bagi sebuah
SUS pada kententuan 1, 2 dan 3 menghasilkan negara dalam menggerakan perekonomian. Untuk
penilaian seperti yang diperlihatkan pada Tabel 7. mendorong pariwisata teknologi menjadi salah satu
Tabel 7. Hasil pengujian SUS setelah dilakukan perhitungan tulang punggung terutama teknologi mobile melalui
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
aplikasi sebagai langkah menciptakan smart tourism.
Untuk itu telah dihasilkan sebuah mobile application
1 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 yang memiliki kategori informasi sport,
2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 transportation, hotel, store, restaurant, handicraft,
3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 tourism destination, gas station, hospital, police
3 2 3 3 4 3 4 4 3 2
station, government office, and education yang ada
4
di Provinsi Sumatra Selatan sebagai media penyedia
5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 informasi berkaitan pariwisata. Proses
6 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 pengembangan mobile application dilakukan
7 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 mengacu pada arsitektur aplikasi yang dapat
digunakan sebagai referensi yang pengembangan
8 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
mobile application pariwisata. Selain itu juga
9 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 aplikasi telah siap untuk digunakan yang dibuktikan
10 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 dari hasil pengujian dengan instrumen heuristic
∑ 35 32 33 35 40 32 35 35 33 29 evalution yang mendapatakan nilai rerata 0.2 yang
berarti mobile application tidak memiliki masalah
usability. Sedangkan pengujian yang dilihat dari sisi
Dari hasil perhitungan SUS pada Tabel 7 maka
pengguna menggunakan system usability scale
proses selanjutnya melakukan proses perhitungan
mendapatkan nilai rerata 84.75 yang berarti bahwa
SUS utuk langkah 4 dan 5 yaitu menjumlahkan
pengguna dapat menerima dan menggunakan mobile
jawaban responden dan dikali 2.5. dan menentukan
application yang dihasilkan. Mobile application
rerata jawaban. Untuk melakukan proses
yang dihasilkan memiliki keterbatasan atau
perhitungan SUS pada langkah ke empat (4)
kekurangan diantanya yaitu: (1) tidak dapat diakses
diperlukan jumlah dari masing-masing jawaban
atau di-install untuk perangkat mobile berbasis IOS.
responden yang dapat dilihat pada Tabel 7. Untuk itu
Windows dan Amazone. (2) fitur history perjalanan
hasil akhir dari penilaian SUS pada Tabel 8.
untuk masing-masing travelers. Untuk itu saran bagi
616 Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol. 7, No. 3, Juni 2020, hlm. 607-618

peneliti selanjutnya dapat melakukan penambahan EPENDI, U. 2017b. Heuristic Evaluation for Mobile
fitur dengan melakukan analisi kebutuhan, serta Application (Studi Kasus: Aplikasi Depo
pengembangan mobile application untuk perangkat Auto 2000 Tanjung Api Api Palembang).
mobile berbasis IOS. Windows dan Amazone. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan
Ilmu Komputer, 8, 563-570.
DAFTAR PUSTAKA EPENDI, U. 2018. Pemodelan Sistem Informasi
ABDALHAMID, S. & MISHRA, A. 2017. Monitoring Inventory Sekretariat Daerah
Adopting of Agile methods in Software Kabupaten Musi Banyuasin. KLIK-
Development Organizations: Systematic KUMPULAN JURNAL ILMU
Mapping. TEM JOURNAL-TECHNOLOGY KOMPUTER, 5, 49-60.
EDUCATION MANAGEMENT EPENDI, U., KURNIAWAN, T. B. &
INFORMATICS, 6, 817-825. PANJAITAN, F. 2019. SYSTEM
ABDELLATIF, A. J., MCCOLLUM, B. & USABILITY SCALE VS HEURISTIC
MCMULLAN, P. Serious games: Quality EVALUATION: A REVIEW. Simetris:
characteristics evaluation framework and Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu
case study. Integrated STEM Education Komputer, 10, 65-74.
Conference (ISEC), 2018 IEEE, 2018. EPENDI, U., PANJAITAN, F. & HUTRIANTO, H.
IEEE, 112-119. 2017. System Usability Scale Antarmuka
ALQUDAH, M. & RAZALI, R. 2016. A review of Palembang Guide Sebagai Media
scaling agile methods in large software Pendukung Asian Games XVIII. Journal of
development. International Journal on Information Systems Engineering and
Advanced Science, Engineering and Business Intelligence, 3, 80-86.
Information Technology, 6, 828-837. FERDIANA, R., SANTOSO, P. I., NUGROHO, L.
ANTOUN, C. 2015. Who Are the Internet Users, E. & ASHARI, A. 2011. User Story
Mobile Internet Users, and Mobile-Mostly Software Estimation: A Simplification Of
Internet Users?: Demographic Differences Software Estimation Model With
across Internet-Use Subgroups in the US. Distributed Extreme Programming
Mobile Research Methods, 99. Estimation Technique. JUTI: Jurnal Ilmiah
APJII 2018. Indonesia Internet Service Provider Teknologi Informasi, 9, 41-48.
Association: Penetrasi dan Perilaku FLORA, H. K. & CHANDE, S. V. 2013. A review
Pengguna Internet Indonesia. In: 2017, S. and analysis on mobile application
(ed.). Jakarta, . development processes using agile
BANGOR, A., KORTUM, P. & MILLER, J. 2009. methodologies. International Journal of
Determining what individual SUS scores Research in Computer Science, 3, 8-18.
mean: Adding an adjective rating scale. IBRAHIM, N. 2012. An Overview of Agile
Journal of usability studies, 4, 114-123. Software Development Methodology and
CHATZIGEORGIOU, C. & SIMELI, I. 2017. Its Relevance to Software Engineering.
Perception of service quality in agrotourism Jurnal Sistem Informasi, 2.
accommodations: Impact on guest loyalty INDONESIA, K. P. R. 2016. Peraturan Menteri
and re-visit intentions. Journal of Tourism, Pariwisata Republik Indonesia Nomor 16
Heritage & Services Marketing, 3, 33-41. Tahun 2016 Tentang Statuta Politeknik
DA CUNHA, T. F. V., DANTAS, V. L. & Pariwisata Palembang. In: INDONESIA,
ANDRADE, R. M. SLeSS: A Scrum and K. P. R. (ed.). Jakarta: Kementrian Hukum
Lean Six Sigma integration approach for dan Hak Asasi Manusia Republik
the development of sofware customization Indonesia.
for mobile phones. 2011 25th Brazilian IVKOV-DŽIGURSKI, A., KOVAČEVIĆ, T. &
Symposium on Software Engineering, ZAKIĆ, L. 2008. Souvenirs as a part of
2011. IEEE, 283-292. cultural heritage of population in function
DESURVIRE, H., CAPLAN, M. & TOTH, J. A. of tourist product. Glasnik srpskog
Using heuristics to evaluate the playability geografskog drustva, 88, 59-69.
of games. CHI'04 extended abstracts on JEONG, Y.-J., LEE, J.-H. & SHIN, G.-S.
Human factors in computing systems, 2004. Development process of mobile application
ACM, 1509-1512. SW based on agile methodology.
EPENDI, U. 2017a. Geographic Information System Advanced Communication Technology,
Produksi Energi dan Pertambangan 2008. ICACT 2008. 10th International
Kabupaten Musi Banyuasin. Jurnal Conference on, 2008. IEEE, 362-366.
Teknologi dan Sistem Informasi, 3, 360-
369.
Ependi,dkk, Pengembangan Aplikasi Mobile Travel Guide … 617

LEWIS, J. R. 2014. Usability: lessons learned… and TULLIS, T. S. & STETSON, J. N. A comparison of
yet to be learned. International Journal of questionnaires for assessing website
Human-Computer Interaction, 30, 663-684. usability. Usability professional
MAHMUD, D. M. & ABDULLAH, N. A. S. association conference, 2004. Minneapolis,
Reviews on agile methods in mobile USA.
application development process. Software TUMIMOMOR, M., JANDO, E. & MEOLBATAK,
Engineering Conference (MySEC), 2015. E. 2013. Sistem Informasi Geografis
161-165. Pariwisata Kota Kupang. Jurnal Nasional
NIELSEN, J. Finding usability problems through Pendidikan Teknik Informatika, 2, 142-152.
heuristic evaluation. Proceedings of the VINANDARI, N., HAFIZD, K. A. & NOOR, M.
SIGCHI conference on Human factors in 2019. Sistem Informasi Geografis Wisata
computing systems, 1992. ACM, 373-380. Religi Berbasis Web Mobile. Jurnal Sains
NIELSEN, J. Usability inspection methods. dan Informatika 41-49%V 5.
Conference companion on Human factors YUNIS, R. & SURENDRO, K. Perancangan model
in computing systems, 1994. ACM, 413- enterprise architecture dengan TOGAF
414. architecture development method. Seminar
NIELSEN, J. 1995. How to Conduct a Heuristic Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
Evaluation [Online]. United States: (SNATI), 2009.
Evidence-Based User Experience Research,
Training, and Consulting. Available:
https://www.nngroup.com/articles/how-to-
conduct-a-heuristic-evaluation/ [Accessed
June 8 2018].
PRESSMAN, R. 2009. Software Engineering A
Practitioner’s Approach 7th Ed-Roger S.
Pressman. Software Engineering A
Practitioner’s Approach 7th Ed-Roger S.
Pressman (p. 0).
PUDJOATMODJO, B. & WIJAYA, R. 2016. Tes
Kegunaan (Usabilty Testing) Pada Aplikasi
Kepegawaian Dengan Menggunakan
System Usabilty Scale (Studi Kasus: Dinas
Pertanian Kabupaten Bandung).
SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 4, 2-9-
37.
PUTRA, D. S. 2017. Sistem Informasi Geografis
Tempat Wisata Edukasi Di DKI Jakarta
Berbasis Android. Jurnal Integrasi, 9, 143-
148.
RAHIMIAN, V. & RAMSIN, R. Designing an agile
methodology for mobile software
development: A hybrid method engineering
approach. Research Challenges in
Information Science, 2008. RCIS 2008.
Second International Conference on, 2008.
IEEE, 337-342.
RI, K. 2018. Jumlah kunjungan wisman ke
Indonesia Desember 2017 mencapai 1,15
juta kunjungan [Online]. Jakarta:
Kemenpar Republik Indonesia. Available:
https://is.gd/tNeH2p [Accessed 28 2018].
SILVA, P. A., HOLDEN, K. & JORDAN, P.
Towards a list of heuristics to evaluate
smartphone apps targeted at older adults: a
study with apps that aim at promoting
health and well-being. System Sciences
(HICSS), 2015 48th Hawaii International
Conference on, 2015. IEEE, 3237-3246.
Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai