Anda di halaman 1dari 6

BIMBINGAN DAN KONSELING

KELAS XI

I. MATERI LAYANAN : BAB IV NARKOBA

E. KASIH KELUARGA MENYELAMATKANKU

II. ASPEK PERKEMBANGAN : 3. Kematangan Emosi

III. NILAI KARAKTER : Mandiri, demokratis, bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli

social, tanggung jawab

IV. KOMPETENSI : Kasih keluarga sebagai benteng menghindari Narkoba

V. INDIKATOR : Mengatasi masalah yang mungkin muncul dalam keluarga

VI. BIDANG LAYANAN : Sosial

VII. TUJUAN LAYANAN : Peserta didik menjadikan kasih keluarga sebagai benteng

menghindari Narkoba

VIII. FUNGSI LAYANAN : Pemahaman, penyesuaian, penyaluran, preventif, pemeliharaan,

Pengembangan

IX. METODE : Kooperatif learning, joyfull learning

X. SUMBER LAYANAN : Modul B-Psikologi remaja, dinamika kelompok, Modul Pelayanan

Bimbingan dan Konseling untuk siswa SMA/SMK/MA Kelas XI

3.1. Toleransi pada Aspek Social dalam Kehidupan Mandiri

Siswa SMA sebaiknya bisa menilai citra dirinya sendiri, menilai diri sendiri dalam lingkungan
sosialnya. Misalnya, siswa menyadari adanya sikap baik dan buruk. Dengan kesadaran sendiri siswa
mengamati adanya sikap dan sifat teman-temannya dalam pergaulan sehari-hari, yang kemudian
membandingkan dengan sikap dan sifat yang dimilikinya. Hal ini untuk bisa tolerasi terhadap ragam
ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain (teman-temannya) dalam pergaulan sehari-hari.

3.1.1. Perkembangan Aspek Sosial

Pada masa remaja sering siswa menilai diri sendiri lebih tinggi atau lebih rendah dari yang
semestinya. Moral sebagai standar yang muncul dari Agama dan lingkungan social siswa,
memberikan konsep-konsep yang baik dan buruk, patut dan tidak patut, layak dan tidak layak secara
mutlak. Sebaiknya siswa tidak begitu saja menerima konsep-konsep tersebut, tetapi diselaraskan
dengan citra yang dimilikinya.
Siswa harus bertanggung jawab terhadap sikap yang diambilnya, kesesuaian antara teori dan
kenyataan. Terhadap situasi social dan moral seperti tersebut diatas, maka siswa dituntut
menyesuaiakan diri dengan cara mengembangkan diri yang optimal.

3.1.2. Pengertian Kemandirian

Sebelumnya Anda telah memahami bagaimana bersikap toleran terhadap aspek social dalam
bertolerasi terhadap ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain, dalam pergaulan sehari-
hari. Bersikap toleran bisa memperkaya hati dan perasaan diri sendiri agar lebih terbuka dan percaya
terhadap orang lain untuk menuju mandiri.

Kemandirian merupakan kondisi pribadi yang telah mampu mengembangkan pancadaya


kemanusiaan bagi tegaknya hakikat manusia pada dirinya sendiri dalam dimensi kemanusiaan.
Pancadaya, yaitu daya takwa, cipta, rasa, karsa dan karya telah berkembang dan terwujudkan
sedemikian rupa sehingga ia menjadi individu yang menjunjung hakikat kemanusiaan, yaitu beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memanfaatkan kemampuan diri secara optimal,
bermoral tinggi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam status dan kedudukannya, serta menepati
kewajiban dan hak dasar diri sendiri dan orang lain. Semuanya itu mendukung dan mengutamakan
teraktualisasikan kebenaran dan keluhuran, potensi diri dan adanya perbedaan dengan orang lain.

3.1.3. Pencerminan Kemandirian

Ada beberapa cara agar siswa bisa membiasakan sikap dan sifatnya untuk menjadi perilaku
mandiri.

a) Bertanggung jawab dan tampil mandiri berarti memiliki sikap yang bertanggung jawab
terhadap apa yang telah dilakukan. Berani berbuat, berarti berani bertanggung jawab.
Wujud tanggung jawab adalah sesuatu yang bisa diterima dengan baik oleh banyak orang.
b) Pribadi yang mampu mengatasi kesulitannya sendiri, mampu menyelesaikan masalahnya
sendiri. Meskipun pada awalnya terasa sulit tapi dapat mencari jalan keluar/solusi dari
permasalahan yang dihadapi.
c) Mengenal kemampuan diri sendiri. Menyadari sepenuhnya akan kemampuan yang dimiliki.
Pada dasarnya manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Pribadi mandiri yang mengenal
dirinya, pasti tahu persis untuk memaksimalkan kelebihan dan meminimalisir
kekurangannya.
d) Berpikir positif dan berwawasan global dapat terwujud dalam tindakan yang positif
dilakukan oleh pribadi mandiri. Dapat mengambil keputusan yang positif dan bersikap
bijaksana. Pribadi mandiri ini memiliki wawasan global dan tidak berpikiran sempit yang
mengarah pada ketergantungan terhadap orang lain karena kurang percaya diri.

3.2. Mengendalikan Emosi dan Energi


Miriati dalam pelatihan Wise Living, Pemberdayaan Diri (2015) mengatakan bahwa emosi
adalah sinyal kondisi mental, bisa seimbang dan tidak seimbang. Sinyal kondisi mental, bisa tidak
seimbng bila Anda merasakan ketidaknyamanan, marah, sedih, dan cemas.
Emosi merupakan potensi atau kekuatan yang tersembunyi, pada diri setiap manusia.
Keberadaan emosi merupakan anugerah yang mendasari tingkah laku yang merupakan bahasa
komunikasi yang unik dalam dirinya dalam hubungan antar manusia. Memanfaatkan emosi berarti
Anda memahami fungsi emosi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
energy yang dapat meningkatkan kualitas diri dalam kehidupan nyata.
Mengapa Anda perlu memanfaatkan emosi? Sejatinya, semua yang bersentuhan dengan
kehidupan memiliki manfaat dan bisa digunakan sebagai energy bagi kehidupan sendiri. Sedangkan
kegunaan dari emosi sebagai energy terletak pada kemampuan diri dalam mengendalikan sifat
destruktifnya. Anda bisa mengelola sifat konstruktif agar bisa seimbang sehingga dapat
menghasilkan tindakan-tindakan positif. Dalam kenyataannya emosi lebih sering mendasari tindakan
daripada logika. Untuk itu Anda perlu menjaga keseimbangan antara logika dan emosi agar bisa
mengendalikan emosi secara positif.
Energi, menurut Arief Al-Fattah (2005), adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh benda
agar benda tersebut dapat melakukan usaha . Dalam kenyataannya setiap melakukan usaha selalu
melakukan perubahan, sehingga berusaha dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
perubahan.
Masih ada dalam ingatan kita, dalam mempelajari landasan hidup religious pada awal buku,
bahwa kita sebagai manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan selain makhluk lainnya dan alam semesta
beserta isinya. Semua yang di alam semesta ini adalah energy, yang bisa saling mempengaruhi.
Energi ini memiliki dua vibrasi adalah vibrasi tinggi (kebaikan) dan vibrasi rendah (keburukan).
Kita batasi berbicara vibrasi tinggi. Vibrasi tinggi akan menarik kebaikan pada aspek
kehidupan berupa cita-cita, kesejahteraan, relationship, karier, kesehatan dan aspek mental. Pada
aspek mental, diantaranya kesadaran proses positif, pola piker, penerimaan, masukan dari eksternal,
giving, spiritual, dan lain-lain.

3.2.1. Kecerdasan Emosi


Menurut Syamsu Yusuf (2003), dalam modul Bimbingan Konseling SLTP, (2015), emosi
individu dapat dikelompokkan ke dalam 2 bagian.
1) Emosi sensoris, ialah emosi yang ditimbulkan adanya ransangan dari luar terhadap tubuh,
seperti rasa dingin, manis, sakit.
2) Emosi psikis, emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan, diantaranya perasaan
intelektual, perasaan social, perasaan susila, perasaan ketuhanan.

Emosi yang seimbang atau stabil, dari perilaku kebiasaan setiap harinya positif, menuju ke
karakter membutuhkan waktu dan akan mengarah kepada hasil yang lebih baik. Bagaimana emosi
berperan dalam hidup Anda? Ada satu factor penentu keberhasilan dalam kehidupan Anda saat ini
sebagai siswa ialah pertumbuhan emosi yang di awal dikatakan sinyal kondisi mental. Tentu untuk
keberhasilan sebagai siswa dalam belajarnya membutuhkan pertumbuhan emosi yang stabil, dengan
bimbingan secara langsung oleh orangtua sesuai pertumbuhan usia. Sedikit demi sedikit, orangtua
akan melepaskan tanggung jawab kehidupan anaknya seusia sekolah SMA/SMK/MA, untuk
mengelola diri sendiri, akan menjadi apa nantinya di akhir proses belajarnya dalam menjalani
kehidupan bermakna saat ini sebagai siswa.
Orangtua telah memberi bekal mulai dari mengenalkan bahwa Anda adalah makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, hingga mendidik Anda agar mensyukuri seluruh nikmat dari-Nya. Saat menuju
dewasa Anda berkesempatan bersekolah, tercukupi dengan fasilitas seadanya, memperoleh
pembelajaran, bimbingan dari orangtua dan guru serta teman-teman di sekolah.

3.2.2. Pengendalian Energi


Energi, sebagai dampak dari keberadaan emosi ini bisa menimbulkan suatu perkembangan
potensi diri, jika diri kita peka terhadap energy yang muncul dan mungkin secara tiba-tiba pada diri
sendiri. Anda perlu mencoba kedasyatan energy yang muncul ini. Dalam kondisi jasmani dan rohani
sehat, maka munculnya energy yang mampu bervibrasi tinggi sehingga akan mengundang kebaikan
dan kesuksesan menghampiri Anda. Silakan memulai dengan belajar peka terhadap sinyal di sekitar
Anda.

3.3. Mengembangkan Potensi Diri


Potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang berarti keras, kuat. Dalam pemahaman
lain, kata potensi mengandung arti kekuatan, kemampuan, daya, baik yang belum maupun yang
sudah terwujud, tetapi belum optimal. Sementara dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang
dimaksud potensi adalah kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum
dipergunakan secara maksimal.
Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi daya tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, yang menjadi tugas berikutnya bagi manusia yang
berpotensi adalah bagaimana mendayagunakan potensi tersebut untuk meraih prestasi yang
optimal.
Semua orang pasti ingin dirinya menjadi pribadi yang kreatif, menarik, meyakinkan, sukses
dan hidupnya bahagia. Richard Wiseman dalam bukunya yang berjudul 59 Detik menjelaskan
berbagai teori dan tips tentang cara mengembangkan diri secara maksimal dan efektif. Beberapa
cara agar bisa mengembangkan potensi adalah dengan bersyukur dan mengenali diri sendiri,
sehingga energy yang muncul akan secara langsung berkembang secara positif.
Bersyukur. Orang yang selalu bersyukur hidupnya relative lebih bahagia dibandingkan orang
yang selalu kesal dengan hidupnya. Karena, rasa syukur dapat menimbulkan kelegaan dalam hati,
menjadikan hidup lebih optimis mengenai masa depan, lebih sehat secara fisik dan psikis. Ia selalu
memanfaatkan segala yang ada untuk sesuatu yang baik, bukan selalu meratapi yang ada.
Sementara itu, rasa kesal dapat menjadikan seseorang tidak menerima realitas hidup,
hatinya selalu memberontak dan protes, sehingga hidupnya selalu diliputi kekesalan, pesimis
tentang masa depan, dan dapat merusak kesehatan fisik dan psikis.
Kesimpulannya, bersyukur dapat mengembangkan diri seseorang menjadi pribadi yang
optimis, sukses, bahagia, dan sehat. Dengan demikian, dia mampu mengenali diri dan
memberdayakan diri sendiri untuk berproses positif.

3.4. Memaksimalkan Pemberdayaan Diri


Setelah Anda mengenali kemampuan memberdayakan diri, maka langkah selanjutnya adalah
dengan menjadi pribadi yang disukai dan menarik, lebih berempati, rendah hati, murah hati.
Kemudian Anda dapat menentukan tujuan hidup baik jangka pendek selesai studi maupun jangka
panjang dengan merencanakan cita-cita sesuai kemampuan dan kompetensi. Tentunya dengan
perencanaan yang matang untuk meraih sukses.

TUGAS INDIVIDU
Analisis SWOT yaitu salah satu teknik analisis diri untuk mengetahui bagaimana kondisi diri saat ini,
serta bagaimana pula kondisi yang akan dihadapinya ke depan, dengan mempertimbangkan factor
kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Analisis SWOT dapat membantu atau
mempermudah kita dalam membuat keputusan dengan tepat.
Isilah analisis SWOT (strength = Kekuatan, Weekness = Kelemahan, Opportunity = Peluang, Thrait =
Ancaman) dibawah ini untuk memaksimalkan kemampuan memberdayakan diri Anda.
Tanggal : ……………………………………………….
Nama : ……………………………………………….
Kelas : ……………………………………………….

Analisis SWOT
Strenght/Kekuatan Anda:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Weekness/Kelemahan Anda:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Opportunity/Peluang Anda:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...

Thrait/Ancaman Anda:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Resume
Upaya untuk pencapaian kecerdasan emosi Anda dan mampu memaksimalkan pemberdayaan diri
Anda. Sudah seharusnya Anda terampil mengambil peluang yang ada dan kekuatan yang Anda miliki
dengan mengikis kelemahan dan ancaman yang ditemui. Untuk hal itu usaha yang akan Anda
lakukan adalah:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai