Administrasi Pajak Kelas XII
Administrasi Pajak Kelas XII
Penulis :
Tanti Indarwati, S.E, M.M
Tata letak buku ini menggunakan program Adobe InDesign CS3, Adobe IIustrator CS3, dan Adobe
Photoshop CS3.
Font isi menggunakan Myriad Pro (10 pt)
B5 (17,6 × 25) cm
x + 224 halaman
© Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang menyebarluaskan dalam bentuk apapun
tanpa izin tertulis
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
anugerah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan buku pembelajaran untuk
SMK/MAK Ini.
Buku ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar siswa SMK/MAK kelas XII untuk
mempelajari dan memperdalam materi Administrasi Pajak. Selain itu, buku ini ditulis secara
umum dalam rangka ikut serta mencerdaskan bangsa Indonesia di era perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini.
Setiap bab dalam buku ini dilengkapi dengan, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran,
Peta Konsep, Aktivitas Siswa, Info, Rangkuman, Uji Kompetensi, dan Tugas Proyek. Pembahasan
materi disajikan dengan bahasa yang lugas dan mudah kita pahami, dari pembahasan secara
umum ke pembahasan secara khusus.
Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat menjadi teman sekaligus menjadi bacaan
yang menyenangkan bagi Anda untuk mempelajari lebih dalam tentang Aministrasi Pajak
serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk diri sendiri dan lingkungan
Akhirnya, semoga buku pelajaran Administrasi Pajak SMK/MAK Kelas XII ini bermanfaat
bagi siswa dan seluruh pembaca dalam memperoleh pengetahuan.
Selamat belajar, semoga sukses.
Penerbit
Bab 5 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah....... 107
A. Definisi Pajak Pertambahan Nilai........................................................................... 109
B. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai................................................................. 109
C. Dasar Hukum PPN di Indonesia.............................................................................. 109
D. Subjek dan Objek PPN............................................................................................... 111
E. Bukan Objek PPN......................................................................................................... 114
F. Tipe Pajak Pertambahan Nilai................................................................................. 116
G. Definisi Pajak Penjualan atas Barang Mewah.................................................... 117
H. Karakteristik PPnBM.................................................................................................... 117
I. Dasar Pengenaan PPnBM.......................................................................................... 117
J. Kelompok BKP yang Dikenakan PPnBM.............................................................. 118
K. Pengecualian Pengenaan PPnBM.......................................................................... 123
L. Perhitungan Pajak Pertambahan nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.............................................................................................................. 123
Uji Kompetensi....................................................................................................................... 130
v
F. Mengenal SPT Masa PPn dan PPnBM dalam formulir 1111........................ 180
G. Bentuk formulir SPT masa PPn dan PPnBM 1111............................................. 183
H. Prosedur pengisian Formulir SPT masa PPn dan PPnBM 1111.................... 191
I. Kriteria SPT Tahunan dinyatakan lengkap.......................................................... 211
Uji Kompetensi....................................................................................................................... 215
vii
Gambar 2.18 Tampilan halaman awal user baru SSE....................................................... 41
Gambar 2.19 Tampilan Surat setooran pajak secara elektronik................................... 42
Bab 5 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Gambar 5.1 Contoh PPn dalam kwintansi........................................................................... 107
ix
x Administrasi Pajak Kelas XII untuk SMK/MAK
B AB
1 Pajak Penghasilan
Orang Pribadi
Kompetensi Dasar
3.12 Menerapkan pajak penghasilan orang pribadi.
4.12 Membuat laporan hasil Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.
Peta Konsep
Sebagai warga negara yang baik, maka wajib mematuhi dan melaksanakan kewajiban
yang telah diatur dalam peraturan-peraturan. Begitu pula dengan pembayaran pajak, di mana
setiap warga negara yang disebut dengan Wajib Pajak maka harus melakukan kewajibannya
yaitu membayar pajak yang telah ditentukan dengan persentase yang telah diatur dalam
peraturan yang berlaku. Sebuah pajak dapat dikatakan sebagai kontribusi wajib kepada
negara yang terutang baik pribadi maupun badan yang sesuai dalam undang-undang di
mana digunakan sebagai keperluan negara bagi kemakmuran rakyat. Berkaitan dengan pajak
penghasilan merupakan sebuah pajak yang dipungut berdasarkan penghasilan yang diperoleh
wajib pajak, maka yang dimaksud dengan pajak penghasilan orang pribadi merupakan sebuah
pajak yang dipungut kepada Wajib Pajak atas dasar penghasilan orang tersebut.
Wajib Pajak merupakan orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan,
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Orang pribadi atau badan dalam
bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,
mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan
barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan
jasa dari luar Daerah Pabean adalah pengusaha.
Pada dasarnya sebuah pajak penghasilan dikenal sebagai Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
25 atau PPh 25 adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan,
atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa diberlakukan progresif, proporsional,
atau regresif. Pengenaan pajak langsung sebagai cikal bakal dari pajak penghasilan sudah
terdapat pada zaman Romawi Kuno, antara lain dengan adanya pungutan yang bernama
tributum yang berlaku sampai dengan tahun 167 Sebelum Masehi. Pengenaan pajak pajak
penghasilan secara eksplisit yang diatur dalam suatu undang-undang sebagai income tax
baru dapat ditemukan di Inggris pada tahun 1799. Di Amerika Serikat, pajak penghasilan
untuk pertama kali dikenal di New Plymouth pada tahun 1643, di mana dasar pengenaan
pajak adalah " A person's faculty, personal faculties, and abilitites". Pajak penghasilan bertujuan
untuk dasar keadilan, penyederhanaan, dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Dalam
rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak, maka untuk beberapa hal dilaksanakan atau
diberlakukan pajak final, di antaranya pajak penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan
bangunan. Pajak penghasilan atas tanah dan atau bangunan bersifat final dimaksudkan
sebagai berikut:
1. Proses Administrasi Pajak Menjadi Lebih Sederhana
Adanya pajak penghasilan yang bersifat final, Wajib Pajak pribadi tidak mengalami
kesulitan untuk menghitung pajaknya dan bagi administrasi pajak mudah menguji
penghitungan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak. Sementara untuk Wajib Pajak
badan, tidak terdapat tarif yang berbeda-beda, sehingga dapat mendukung lagi
kesederhanaan dan kemudahan seperti disebutkan di atas.
2. Guna Keadilan dan Pemerataan Beban
Berlakunya pajak penghasilan bersifat final, maka tingkat penghasilan yang sama
dari manapun diterima atau diperoleh wajib pajak.
3. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak itu Sendiri
Adanya pajak penghasilan yang bersifat final, dapat meningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak dalam rangka memenuhi kewajibannya sebagai Wajib Pajak baik orang
pribadi maupun Wajib Pajak badan.
Adapun pajak penghasilan orang pribadi yaitu pajak yang dikenakan kepada subjek
pajak orang pribadi berdasarkan pendapatan atau perolehan yang diterima dalam suatu
tahun pajak.
Pada dasarnya sebuah pajak memiliki objek pajak dan subjek pajak. Di mana sebuah
subjek pajak merupakan perorangan maupun badan yang telah ditetapkan oleh undang-
undang menjadi subjek pajak. Subjek pajak penghasilan orang pribadi diklasifikasikan menjadi
dua golongan yaitu subjek pajak orang pribadi dalam negeri dan subjek pajak pribadi luar
negeri. Seperti yang telah dijelaskan di atas, subjek pajak dalam negeri merupakan orang
pribadi yang berdomisili atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga)
hari (tidak harus berturut-turut) dalam jangka waktu dua belas bulan dan orang pribadi yang
dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan memiliki niat bertempat tinggal di Indonesia.
Sementara subjek pajak luar negeri merupakan orang pribadi yang tidak bertempat tinggal
di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan
dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia dan orang pribadi yang tidak betempat
tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus
delapan puluh tiga hari) dalam jangka waktu dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan
dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.
1. Subjek Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
Adapun yang termasuk ke dalam subjek pajak dalam negeri disebut juga dengan
istilah SPOPDN antara lain sebagai berikut.
a. Orang pribadi yang berdomisili atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari (tidak harus berturut-turut) dalam jangka waktu dua belas bulan.
b. Orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indoesia dan memiliki niat
bertempat tinggal di Indonesia.
2. Subjek Pajak Orang Pribadi Luar Negeri (SPOPLN)
Subjek Pajak Orang Pribadi Luar Negeri (SPOPLN) adalah sebagai berikut:
a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada
di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegaitan melalui
bentuk usaha teap di Indonesia.
b. Orang pribadi yang tidak betempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada
di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga hari) dalam jangka
waktu dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegaitan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia.
Guna lebih jelasnya, berikut merupakan perbedaan Wajib Pajak dalam negeri dan
Wajib Pajak luar negeri.
Sebuah objek pajak dapat dikatakan sebagai sumber pendapatan yang akan dikenakan
pajak di mana telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan
jenis pajaknya. Terkait dalam hal ini, objek pajak penghasilan orang pribadi merupakan
penghasilan atau perolehan di mana setiap penambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak berasal dari dalam negeri maupun luar Indonesia dan
dapat digunakan untuk keperluan konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
yang bersangkutan.
Adapun dasar hukum yang berkairtan dengan pajak penghasilan yang dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 28 Tahun
2007.
Pada dasarnya pembayaran pajak ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual
dan secara online. Denganadanya pilihan pembayaran tersebut maka dapat membantu
dalam proses pembayaran sesuai dengan kebutuhan Wajib Pajak, jika tidak memungkinkan
dalam pembayaran langsung maka dapat memilih pembayaran secara online. Prosedur
pembayaran pajak orang pribadi sebagai berikut:
1. Pembayaran secara Manual
Pembayaran pajak secara manual dilakukan dengan mengisi surat setoran pajak atau
SSP. Pengisian surat setoran pajak ini dapat dilakukan di kantor pelayanan perpajakan
dan mangambil formulir SSP di kantor tersebut. Tata cara pengisiannya pun sangat
mudah dan disesuaikan dengan kondisi wajib pajak.
2. Pembayaran secara Online
Selain pembayaran melalui surat setoran pajak, pembayaran pajak sudah dapat
dilakukan melalui sistem online yang dinamakan dengan e-billing. E-billing pajak mulai
diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2016 yang lalu berdasarkan surat Edaran Direktorat
Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2016. Kelebihan menggunakan e-billing pajak ini yaitu
Wajib Pajak tidak harus datang dan antre di bank pembayaran. Menurut Direktorat
Jenderal Pajak, yang dimaksud e-billing adalah sistem pembayarna pajak yang dilakukan
secara online dengan cara membuat kode-billing atau ID billing terlebih dahulu. Guna
melakukan pembayaranya pajak secara online terdapat dua tahap yang harus dilakukan
oleh wajib pajak, yaitu dengan membuat kode-billing dan melakukan pembayaran
secara online. Berikut ini merupakan proses tahapannya.
a. Cara mendapatkan kode-billing/ID Billing
Guna mendapatkan kode-billing, maka Wajib Pajak harus melakukan
pendaftaran dengan mengakses aplikasi e-billing online pajak terlebih dahulu.
Caranya sebagai berikut:
1) Langkah pertama yaitu masuk ke situs Direktorat Jenderal Pajak. Setelah itu,
dengan masuk menu e-billing seperti yang terlihat pada tampilan berikut
ini.
Gambar 1.3 Halaman identitas pembayaran
Sumber: https://www.online-pajak.com/djp-online
3) Setelah itu, lengkapilah secara detail pembayaran pajak Anda. Pada proses
melengkapi tersebut, pastikan bahwa kode akun pajak dan kode jenis setoran
pajak sudah benar. Apabila sudah, pilih kolom Buat ID billing seperti yang
telrihat pada tampilan berikut ini.
Gambar 1.4 Halaman menu pengisian identitas
Sumber: https://www.online-pajak.com/djp-online
Gambar 1.5 Halaman keterangan daftar setoran
Sumber: https://www.online-pajak.com/djp-online
5) Apabila proses di atas telah dilakukan. Maka unduhlah template Excel ID billing.
Gambar 1.6 Halaman template excel ID billingnya
Sumber: https://www.online-pajak.com/djp-online
Kemudian lengkapilah detail pembayaran pajak berdasarkan format template
tersebut, lalu simpan file tersebut di kompter atau handphone.
7) Unggah file excel yang datanya sudah diperbarui.
Apabila langkah di atas sudah dilakukan, unggah file excel yang sudah diperbaharui
tersebut ke dalam aplikasi online pajak, maka data Anda akan masuk ke menu
Daftar Setoran di aplikasi online pajak secara otomatis dan bersamaan.
Gambar 1.7 Halaman penyimpan excelnya
Sumber: https://www.online-pajak.com/djp-online
Gambar 1.8 Halaman kode e-billing
Sumber: https://www.online-pajak.com/djp-online
Gambar 1.9 Tampilan menu rincian jumlah pajak
Sumber: https://www.online-pajak.com/id/e-billing-pajak-cara-bayar-pajak-online
Gambar 1.10 Tampilan saldo di pajak pay
Sumber: https://www.online-pajak.com/id/e-billing-pajak-cara-bayar-pajak-online
Gambar 1.11 Tampilan menu formulir virtual pajak
Sumber: https://www.online-pajak.com/id/e-billing-pajak-cara-bayar-pajak-online
4) Setelah melakukan konfirmasi, maka transferlah dana dari rekening bank Anda
ke rekening virtual pajakpay-nya. Pilihlah nama bank yang Anda gunakan
untuk mentrasfer dana dan ikutilah petunjuk transfernya seperti yang terlihat
pada tampilan berikut ini.
Gambar 1.12 Menu pilihan untuk menstransfer
Sumber: https://www.online-pajak.com/id/e-billing-pajak-cara-bayar-pajak-online
5) Setelah selesai, masuklah kembali ke menu e-billing. Lalu pilihlah tombol
"$" atau juga dapat dengan mengklik Top Up pada tampilan rekening virtual
pajakpay seperti yang telrihat pada tampilan berikut ini.
Gambar 1.13 Tampilan menu top up pada aplikasi online pajak
Sumber: https://www.online-pajak.com/id/e-billing-pajak-cara-bayar-pajak-online
Gambar 1.15 Tampilan konfirmasi pembayaran pajak
Sumber: https://www.online-pajak.com/id/e-billing-pajak-cara-bayar-pajak-online
Supaya tidak mengalami kekeliruan, periksalah kembali formulir pembayaran
pajak online dan apabila sudah benar, maka pilihlah tombol konfirmasi, maka
akan muncul tampilan seperti berikut ini.
Gambar 1.16 Tampilan konfirmasi pembayaran pajak
Sumber: https://www.online-pajak.com/id/e-billing-pajak-cara-bayar-pajak-online
Gambar 1.17 Tampilan rincian pembayaran pajak
Sumber: https://www.online-pajak.com/id/e-billing-pajak-cara-bayar-pajak-online
Berikut ini merupakan contoh BPN yang akan Wajib Pajak dapatkan.
Gambar 1.18 Bukti pembayaran pajak
Sumber: https://www.online-pajak.com/id/e-billing-pajak-cara-bayar-pajak-online
Pada dasarnya pembayaran pajak saat ini dipermudah sehingga diharapkan
untuk Wajib Pajak tidak ada alasan untuk tidak membayarnya karena proses
pembayarannya pada saat ini terdapat pilihan yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan Anda.
z Tugas Kelompok
Buatlah kelompok yang terdiri dari teman sebangku Anda mengenai perbedaan
karakteristik objek pajak penghasilan untuk Wajib Pajak orang pribadi dengan objek
pajak penghasilan untuk Wajib Pajak pengusaha! Tuliskan hasilnya ke dalam buku tugas
dan paparkan di depan kelas Anda!
Rangkuman
1. Menurut Pasal 16 Undang-Undang yang mengatur Pajak Penghasilan, cara
menghitung penghasilan kena pajak juga digolongkan menjadi dua macam,
yaitu penghasilan kena pajak untuk Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar
negeri.
2. PPh Pasal 4 Ayat (2) (Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) atau disebut juga PPh
Final adalah pajak yang dikenakan pada Wajib Pajak badan maupun Wajib Pajak
pribadi atas beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan dan pemotongan
pajaknya bersifat final. Tarif PPh Pasal 4 Ayat (2) ini berbeda-beda untuk setiap jenis
penghasilannya.
3. Pengertian pajak penghasilan orang pribadi yaitu pajak yang dikenakan kepada
subjek pajak orang pribadi berdasarkan pendapatan atau perolehan yang diterima
dalam suatu tahun pajak.
4. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) 2007, yang dimaksud pajak penghasilan
adalah kontribusi wajib kepada negara terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Tugas Proyek
Kerjakan secara berkelompok kemudian tuliskan pada folio dan kumpulkan kepada
guru Anda!
Diketahui sebuah data dari Wajib Pajak sebagai berikut:
Nama ` : Fery Sudrajat
Perusahaan : PT Berkah Ria
Status : menikah
Anak : Anak 2
Penghasilan : Rp8.000.000,00.
Keterangan lain-lain:
1. PT Berkah Ria mengikuti progam Jamsostek, premi asuransi kecelakaan kerja, dan
premi jaminan kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing
0,5% dan 0,3% dari gaji.
2. PT Berkah Ria menanggung iuran hari tua setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji,
sedangkan Rendi membayar iuran jaminan hari tua sebesar 2% dari gaji setiap
bulan.
3. PT Berkah Ria membayar iuran pensiun untuk Fery sudrajat ke dana pensiun,
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar
Rp150.000,00, sedangkan Fery Sudrajat membayar iuran pensiun sebesar
Rp52.500,00.
Berdasarkan ilustrasi di atas maka hitunglah PPh Pasal 21 Wajib Pajak Fery Sudrajat
dalam satu bulannya!