LEMBAR PERSETUJUAN
Diperiksa oleh :
Disetujui oleh :
1 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
1. PENDAHULUAN
1.1. Dengan penetapan Undang Undang No 20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian, ketentuan di dalam Peraturan Pemerintah No 102 tahun
2000 tentang Standardisasi Nasional yang tidak bertentangan dengan UU No. 20
tahun 2014 tetap berlaku sebagai aturan pelaksanaan dari ketentuan UU No. 20
tahun 2014 sebelum ditetapkan Peraturan Pemerintah penggantinya.
1.2. UU No. 20 tahun 2014 memuat ketentuan tentang Sertifikasi Barang, Sertifikasi
Proses, dan Sertifikasi Jasa yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang kompeten
dan memenuhi persyaratan kompetensi lembaga sertifikasi yang diakui di tingkat
internasional. Persyaratan kompetensi lembaga sertifikasi barang, sertifikasi proses,
dan sertifikasi jasa yang disepakati di tingkat internasional pada saat ini adalah
ISO/IEC 17065: 2012 yang telah diadopsi secara identik sebagai Standar Nasional
Indonnesia (SNI) ISO/IEC 17065: 2012 – Penilaian Kesesuaian - Persyaratan untuk
Lembaga Sertifikasi Produk, Proses, dan Jasa.
1.3. Sejalan dengan penetapan SNI ISO/IEC 17065: 2012 yang masa transisi
penerapannya berakhir pada bulan September 2015 dan penetapan UU 20 tahun
2014, KAN yang di dalam UU 20 tahun 2014 diberi tanggung jawab untuk
melaksanakan tugas pemerintah di bidang akreditasi lembaga penilaian kesesuaian
memandang perlu untuk merevisi DPLS 04 revisi 2: Desember 2013 – Syarat dan
Aturan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk menjadi DPLS 04 revisi 3: MMYY –
“Syarat Aturan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk, Proses, dan Jasa”.
1.4. Dokumen ini menjelaskan syarat dan aturan dalam pelaksanaan akreditasi kepada
Lembaga Sertifikasi yang dioperasikan berdasarkan SNI ISO/IEC 17065. Dalam
dokumen ini dijelaskan juga informasi secara rinci tentang proses akreditasi,
termasuk aturan untuk pemberian, pemeliharaan, pembekuan, pencabutan,
perluasan dan pengurangan akreditasi.
1.5. KAN, lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi berbasis SNI ISO/IEC 17065, dan
lembaga sertifikasi pemohon akreditasi berbasis SNI ISO/IEC 17065 harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam dokumen ini, dan persyaratan
umum untuk lembaga sertifikasi lainnya yang telah ditetapkan oleh KAN dan relevan
dengan akreditasi lembaga sertifikasi produk, proses, dan jasa berbasis SNI
ISO/IEC 17065.
2. RUANG LINGKUP
2.1. Dokumen ini berlaku untuk lembaga sertifikasi yang beroperasi berdasarkan SNI
ISO/IEC 17065: 2012
2.2. Yang dimaksud dengan Lembaga Sertifikasi dalam dokumen ini adalah lembaga
sertifikasi atau apapun namanya yang melakukan kegiatan sertifikasi produk, proses
dan jasa, sesuai dengan definisi di dalam SNI ISO/IEC 17000, dan SNI ISO/IEC
17065
2 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
2.3. Definisi Produk, Proses, dan Jasa yang digunakan dalam dokumen ini mengacu
pada definisi yang diberikan dalam SNI ISO/IEC 17065, dan mencakup definisi
Barang, Proses, dan Jasa yang ditetapkan dalam UU No. 20 tahun 2014.
2.4. Dokumen juga memberikan penjelasan terhadap interpretasi persyaratan SNI
ISO/IEC 17065 yang diperlukan untuk harmonisasi implementasi persyaratan SNI
ISO/IEC 17065 oleh lembaga sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN dan harus
digunakan sebagai persyaratan bersama-sama dengan SNI ISO/IEC 17065.
2.5. Bila diperlukan untuk mengoperasikan akreditasi lembaga sertifikasi dengan ruang
lingkup khusus yang diatur oleh kementerian, lembaga pemerintah non
kementerian, atau pemilik skema lainnya, KAN dapat menetapkan persyaratan
tambahan yang harus diterapkan bersama-sama dengan dokumen ini.
3. PERSYARATAN AKREDITASI
3.1 Persyaratan Umum
3 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
h. Memahami dan mematuhi regulasi teknis yang terkait dengan standar produk
yang tercakup dalam ruang lingkup akreditasinya.
3.2.1 Akreditasi untuk lembaga sertifikasi hanya dapat diberikan kepada badan
hukum atau bagian dari badan hukum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.
3.2.2 Apabila kegiatan sertifikasi dilakukan oleh bagian dari badan hukum yang lebih
besar, akreditasi hanya dapat diberikan kepada badan hukum yang lebih
besar yang menaungi bagian yang melakukan kegiatan sertifikasi tersebut.
3.2.4 Bila Lembaga Sertifikasi merupakan bagian dari organisasi yang lebih besar
yang melakukan kegiatan di luar kegiatan sertifikasi, hubungan dengan bagian
lain dari organisasi tersebut harus dinyatakan dengan jelas dan dapat
ditunjukkan bahwa tidak terdapat konflik kepentingan yang dapat berpengaruh
negatif terhadap kegiatan sertifikasi.
3.2.5 Bila lembaga sertifikasi merupakan bagian dari organisasi yang lebih besar
sebagaimana dimaksud dalam butir d, asesmen yang dilakukan oleh KAN
dapat memerlukan informasi dan/atau akses terkait dengan bagian lain dari
organisasi yang lebih besar tersebut.
CATATAN :
Personel kontrak adalah personil yang dibuktikan dengan SK pengangkatan dalam
jangka waktu minimal satu tahun (masukan : kontrak minimal satu siklus sertifikasi)
dan tidak terlibat dengan kegiatan lain yang mengancam impartialitas, termasuk
keterlibatannya dalam Lembaga Sertifikasi lain.
f. Personel yang bekerja untuk organisasi lain - yang melakukan pekerjaan yang
dialihdayakan oleh lembaga sertifikasi kepada organisasi lain tersebut - tidak
termasuk dalam cakupan pengaturan “personel lembaga sertifikasi”, namun
demikian sebelum memberikan kontrak alih daya kepada organisasi lain
tersebut, lembaga sertifikasi harus memastikan bahwa organisasi lain tersebut
memiliki seluruh sumber daya, termasuk sumber daya manusia yang
kompeten untuk melakukan pekerjaan yang dialihdayakan.
5 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
iv. pengujian,
v. inspeksi,
i. dilakukan oleh:
dan/atau
j. sumber daya eksternal sebagaimana dimaksud pada butir c.ii dapat berupa:
ii. badan hukum lain yang memiliki keterkaitan organisasi atau merupakan
bagian dari klien sertifikasi, sebagai contoh: laboratorium uji milik pabrikan
yang mengajukan sertifikasi
6 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
iv. tanda tangan dari personel yang secara hukum bertindak mewakili
lembaga sertifikasi dan lembaga penerima alihdaya
q. Bila lembaga sertifikasi menerima hasil evaluasi yang diajukan oleh klien
sebagaimana dimaksud pada butir e, lembaga sertifikasi harus memastikan
bahwa hasil evaluasi tersebut berlaku untuk obyek yang diajukan untuk
disertifikasi dan diperoleh dari lembaga yang memenuhi persyaratan
kompetensi yang relevan sebagaimana dimaksud pada butir e.
t. Bila sumber daya untuk evaluasi telah diakreditasi oleh KAN atau Badan
Akreditasi negara lain penandatangan saling pengakuan antar badan
akreditasi yang diakui oleh KAN, atau diterima dalam skema keberterimaan
antar lembaga penilaian kesesuiaan yang diakui oleh pemerintah Republik
Indonesia, lembaga sertifikasi harus memastikan bahwa ruang lingkup
kompetensi dari sumber daya untuk evaluasi tersebut sesuai dengan
persyaratan obyek sertifikasi di dalam ruang lingkupnya.
7 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
u. Bila sumber daya untuk evaluasi belum memenuhi persyaratan pada butir l,
lembaga sertifikasi harus melakukan penilaian dan memelihara hasil penilaian
kompetensi sumber daya untuk evaluasi berdasarkan persyaratan kompetensi
yang relevan untuk kegiatan evaluasi yang dilakukan sebagaimana dinyatakan
pada butir f.
3.5.1 Lembaga Sertifikasi harus mengoperasikan satu atau lebih skema sertifikasi yang
memenuhi prinsip-prinsip sertifikasi sesuai dengan SNI ISO/IEC 17067 yang
ditetapkan oleh pemilik skema sertifikasi.
3.5.2 Skema sertifikasi sebagaimana dimaksud pada butir (a) paling sedikit harus
mencakup kegiatan:
review,
3.5.3 Bila relevan dengan obyek sertifikasi, skema sertifikasi sebagaimana dimaksud
pada butir (b), dapat mencakup:
3.5.7 survailen, dengan menggunakan kegiatan determinasi yang relevan dengan obyek
sertifikasi.
3.5.8 Untuk regulasi teknis pemberlakuan SNI, dan atau persyaratan sertifikasi lainnya
secara wajib, skema sertifikasi ditetapkan oleh Kementerian atau LPNK dalam
bentuk Peraturan Menteri dan/atau Petunjuk Teknis Pemberlakuan SNI.
3.5.9 Untuk penerapan persyaratan SNI secara sukarela, atau bila skema sertifikasi
untuk pemberlakuan regulasi sebagaimana pada butir b belum ditetapkan,
lembaga sertifikasi harus menyusun skema sertifikasi yang memenuhi prinsip
penyusunan dan elemen skema sertifikasi yang ditetapkan dalam SNI ISO/IEC
17067.
8 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
3.5.11 Lembaga sertifikasi harus melakukan kaji ulang permohonan sertifikasi untuk
mengidentifikasi titik kritis proses sertifikasi dan kesesuaian dengan ruang lingkup
standar bagi setiap pemohon, yang antara lain dapat mencakup:
identifikasi tipe dan famili produk (untuk sertifikasi barang) perlu dijabarkan
3.5.12 Berdasarkan hasil kaji ulang permohonan sebagaima dimaksud dalam butir e,
lembaga sertifikasi harus menyusun rencana evaluasi yang secara rinci memuat
obyek dan pelaksana dari setiap elemen kegiatan evaluasi sebagaimana
dinyatakan dalam butir 3.4.a
3.5.14 Keputusan sertifikasi harus ditetapkan oleh 1 (satu) orang atau lebih yang
ditugaskan oleh lembaga sertifikasi untuk menetapkan keputusan sertifikasi
berdasarkan hasil evaluasi, hasil tinjauan, dan informasi lain yang diperoleh dalam
proses sertifikasi.
3.5.16 Penjelasan secara rinci tetang proses sertifikasi dan penerapan skema sertifikasi
diuraikan dalam lampiran 1 dari dokumen ini.
catatan 1: definisi klien (SNI ISO/IEC 17065: 2012 butir 3.1): “organisasi atau orang
yang bertanggung jawab kepada lembaga sertifikasi untuk memastikan persyaratan
sertifikasi termasuk persyaratan produk, proses, dan jasa dipenuhi”
catatan 2: Pihak lain yang mewakili klien sebagaimana dimaksud pada butir
(a) adalah badan hukum yang berkedudukan di wilayah RI dan memiliki
9 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
perjanjian yang mengikat secara hukum dengan klien yang memuat hak dan
tanggung jawabnya dalam mewakili klien untuk kepentingan pengajuan
sertifikasi.
nama dan identitas unik dari produk, proses, atau jasa yang
disertifikasi
(untuk sertifikasi barang) identitas unik dari tipe produk, atau kelompok
produk yang dinyatakan memenuhi persyaratan
x. tanda tangan yang mengikat secara hukum dari personel yang bertindak
atas nama lembaga sertifikasi
10 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
Sertifikasi Barang, atau bila relevan, pada Barang yang telah diproduksi
dengan Proses yang telah memenuhi persyaratan Sertifikasi Proses.
Catatan :
Pedoman penggunaan simbol akreditasi ada di Pedoman KAN 12 untuk tanda
akreditasi dan Pedoman KAN 403 untuk penggunaan tanda SNI
11 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
ii. nama, alamat, dan personel yang berwenang atas nama pelaku usaha
yang berkedudukan hukum di wilayah RI yang bertindak sebagai
perwakilan resmi klien sertifikasi yang berkedudukan hukum di wilayah
RI berdasarkan perjanjian yang mengikat secara hukum, beserta nama
alamat, dan personel yang berwenang atas nama klien sertifikasi
12 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
h. Publikasi
i. Periode Perjanjian
k. Pertanggunggugatan
e. Bila diperlukan KAN dapat merubah, menambah atau mencabut tiap bagian
dari Syarat dan Aturan Akreditasi. Apabila terjadi perubahan, KAN akan
menginformasikan kepada Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi dan
memberi jangka waktu yang memadai untuk melakukan penyesuaian
terhadap perubahan Syarat dan Aturan Akreditasi. Lembaga Sertifikasi yang
diakreditasi harus memberi informasi kepada KAN apabila penyesuaian telah
dilaksanakan seluruhnya.
4.2.1 Pelaksanaan penyaksian asesmen / witness dilakukan oleh KAN selain sebagai
salah satu alat untuk memastikan kompetensi auditor Lembaga Sertifikasi juga
13 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
4.2.2 Dalam satu siklus akreditasi selama 4 tahun, Lembaga Sertifikasi harus di-witness
untuk seluruh kelompok ruang lingkup yang diakreditasi (lampiran 1).
4.2.3 Bila dalam satu siklus akreditasi terdapat ruang lingkup yang tidak dapat di-
witness, maka kelompok ruang lingkup akreditasi Lembaga Sertifikasi tersebut
akan ditinjau kembali permohonan ruang lingkup terkait pada saat pengajuan
reakreditasi.
4.2.6 Bila kegiatan penyaksian asesmen telah selesai, asesor KAN akan
menyampaikan hasil pengamatannya kepada Lembaga Sertifikasi yang di-
witness. Apabila terdapat ketidaksesuaian yang ditemukan, Lembaga Sertifikasi
harus menindaklanjuti dan menyampaikan tindakan perbaikan (dengan jangka
waktu sesuai kebijakan KAN terkait tindakan perbaikan) kepada asesor KAN untuk
diverifikasi dan ditutup sebelum keputusan/pemeliharaan status akreditasi
diberikan.
4.3.1 Lembaga Sertifikasi yang telah terakreditasi dapat mengajukan perluasan ruang
lingkup akreditasi. Seluruh dokumen persyaratan permohonan perluasan ruang
lingkup akreditasi sesuai dengan butir 2.2.
14 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
4.3.2 Pengajuan perluasan ruang lingkup akreditasi dapat dilakukan setelah 3 (tiga)
bulan sejak status akreditasi diberikan.
4.3.4 Proses akreditasi untuk perluasan ruang lingkup sama seperti proses akreditasi
awal.
4.3.5 Jika ruang lingkup yang ditambahkan mempunyai metode atau sistem yang sama
dengan ruang lingkup yang telah diakreditasi, Sekretariat KAN dapat melakukan
verifikasi terhadap bukti terkait yang diserahkan ke Sekretariat KAN untuk
memastikan kompetensi dari Lembaga Sertifikasi tersebut, yang dapat mencakup,
tetapi tidak terbatas hanya pada:
4.3.6 Apabila perluasan ruang lingkup akreditasi diputuskan untuk diberikan, KAN
hanya akan mengganti atau menambah lampiran sertifikat akreditasi dengan
lingkup akreditasi baru.
4.3.7 Masa berlaku sertifikat akreditasi setelah perluasan ruang lingkup mengikuti masa
berlaku sertifikat akreditasi yang berlaku pada saat itu.
4.3.8 Biaya akreditasi untuk perluasan ruang lingkup dibebankan kepada Lembaga
Sertifikasi sesuai dengan struktur biaya akreditasi KAN, termasuk juga biaya
permohonan dan biaya asesmen lapangan/verifikasi jika diperlukan.
4.4.2 Pemutakhiran ruang lingkup akreditasi dapat dilakukan tanpa dilakukan asesmen
lapangan bila Lembaga Sertifikasi telah memiliki bukti kompetensi laboratorium
penguji telah mampu melakukan pengujian untuk standar termutakhir.
4.4.3 Bukti kompetensi adalah berupa akreditasi, namun bila laboratorium penguji
belum diakreditasi untuk keseluruhan atau sebagian ruang lingkup yang
diperlukan, akan dilakukan witness verifikasi pemenuhan persyaratan kompetensi
laboratorium tersebut sebagai bagian dari kegiatan asesmen Lembaga Sertifikasi
oleh KAN.KO mentar seperti butir 3.7.7
Catatan :
Disesuaikan dengan point sebelumnya
4.4.5 Apabila pemutakhiran ruang lingkup akreditasi diputuskan untuk diberikan, KAN
hanya akan mengganti lampiran sertifikat akreditasi dengan lingkup akreditasi
baru.
4.4.6 Masa berlaku sertifikat akreditasi setelah pemutakhiran ruang lingkup mengikuti
masa berlaku sertifikat akreditasi yang berlaku pada saat itu.
4.5.1 Survailen tidak terjadwal / kunjungan tidak rutin ke Lembaga Sertifikasi selama
proses akreditasi dan/atau masa akreditasi dapat dilaksanakan, jika terdapat :
4.5.2 Survailen tidak terjadwal / kunjungan tidak rutin dapat dilakukan dengan atau
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Lembaga Sertifikasi. Kunjungan
tidak rutin tanpa pemberitahuan dilakukan dalam kasus penyelidikan keluhan
terhadap Lembaga Sertifikasi. KAN berhak untuk melakukan kunjungan tidak
rutin tanpa pemberitahuan terlebih dahulu jika dibutuhkan.
4.5.3 Apabila dalam Survailen tidak terjadwal / kunjungan tidak rutin ditemukan
ketidaksesuaian, maka prosedur tindakan perbaikannya sama seperti
kunjungan pada asesmen awal / survailen.
16 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
4.6.1 KAN dapat membekukan status akreditasi dengan segera untuk seluruh atau
sebagian lingkup akreditasi Lembaga Sertifikasi jika terjadi, tapi tidak terbatas
pada kondisi di bawah ini :
4.6.1.1 Lembaga Sertifikasi gagal disurvailen dalam kerangka waktu yang telah
ditentukan;
4.6.2 Pencabutan status akreditasi dapat dilakukan untuk seluruh atau sebagian ruang
lingkup akreditasi, namun tidak terbatas pada kondisi sebagai berikut :
4.6.2.2 terdapat ruang lingkup yang tidak dapat dilakukan penyaksian (witness)
dalam satu siklus ;
17 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
4.6.2.5 Lembaga Sertifikasi yang masa akreditasinya sudah habis namun belum
menyampaikan permohonan perpanjangan status akreditasi;
4.6.4 Lembaga Sertifikasi yang status akreditasinya dibekukan atau dicabut dilarang
mencantumkan simbol akreditasi KAN dalam laporan dan atau sertifikasi produk,
dan/atau memberikan persetujuan penggunaan tanda SNI dalam skema KAN
serta menyebarluaskan segala bentuk publikasi termasuk pernyataan diakreditasi
oleh KAN.
Catatan :
Pada proses akreditasi awal atau jika ada perubahan penandatanganan
4.9.1 Lembaga Sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN mempunyai hak untuk :
4.9.1.1 menggunakan simbol akreditasi KAN sesuai dengan Pedoman KAN 12;
4.9.2.3 menjamin bahwa informasi dan dokumentasi mutu yang diberikan kepada
KAN dijaga selalu mutakhir dan terkendali;
4.9.4 patuh pada aturan penggunaan simbol akreditasi KAN sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan oleh KAN;
4.9.5 selalu memenuhi Pedoman dan Kebijakan KAN yang terkait dengan akreditasi
Lembaga Sertifikasi serta Syarat dan Aturan Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Produk;
4.9.6 menangani pengaduan dan perselisihan yang terkait dengan keputusan sertifikasi
produk Lembaga Sertifikasi yang termasuk dalam ruang lingkup akreditasi;
19 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
4.9.7 tidak menggunakan akreditasinya sedemikian sehingga dapat merugikan KAN dan
tidak akan membuat pernyataan yang berkaitan dengan akreditasinya yang dapat
menyesatkan;
4.9.8 menjamin tidak ada keputusan sertifikasi yang digunakan oleh pelanggan atau
orang yang diberi kuasa untuk maksud promosi atau publikasi yang dapat
menyesatkan;
4.9.9 Akreditasi KAN tidak membebaskan atau mengurangi tanggung jawab Lembaga
Sertifikasi dalam memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4.9.10 Lembaga Sertifikasi harus memberikan akses dan kerjasama kepada KAN dan
perangkatnya untuk memungkinkan KAN dapat memantau pemenuhan terhadap
Syarat dan Aturan Akreditasi Lembaga Sertifikasi dan kriteria akreditasi KAN,
mencakup:
4.9.11 Atas permintaan KAN, Lembaga Sertifikasi harus menyediakan rekaman semua
keluhan dan perselisihan, termasuk juga tindak lanjutnya.
4.9.12 Lembaga Sertifikasi harus menyampaikan setiap 3 (tiga) bulan sekali data
sertifikat yang telah diterbitkan.
4.9.13 Lembaga Sertifikasi harus mengalokasikan waktu untuk KAN dalam rangka
pelaksanaan asesmen, survailen, dan witness sesuai dengan ketentuan KAN.
4.10.1 Untuk tujuan akreditasi, hanya Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT
SNI) yang memuat simbol akreditasi KAN yang dianggap sebagai sertifikat yang
dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi dalam status diakreditasi. Simbol akreditasi
KAN juga dapat digunakan sebagai bukti ketertelusuran SPPT SNI untuk SNI
yang bersifat sukarela dan produk yang tercantum dalam regulasi teknis.
4.10.2 SPPT SNI yang diterbitkan dengan menggunakan simbol akreditasi KAN, hanya
bisa diterbitkan jika sertifikat tersebut ditandatangani oleh penandatangan
keputusan sertifikasi Lembaga Sertifikasi yang sah.
4.10.3 Simbol akreditasi KAN terdiri atas logo KAN dan nomor akreditasi yang dijelaskan
dalam kebijakan KAN untuk penggunaan simbol akreditasi untuk Lembaga
Sertifikasi.
20 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
4.10.5 Penggunaan simbol akreditasi KAN diatur dalam Pedoman KAN 12 - 2004:
Penggunaan simbol akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk digunakan
oleh Lembaga Sertifikasi, Lembaga Inspeksi dan Laboratorium yang Telah
Diakreditasi oleh KAN.
4.10.6 Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi oleh KAN, berhak menggunakan
simbol akreditasi KAN dan ditempatkan sesuai aturan yang terdapat dalam
Pedoman KAN 12 - 2004.
4.10.7 Format dan besarnya simbol akreditasi disesuaikan dengan logo Lembaga
Sertifikasi.
4.10.8.2 Jika dalam waktu 2 (dua) bulan, tidak dapat menyelesaikan tindakan
perbaikan atau dengan sengaja terus menyalahgunakan simbol
akreditasi KAN, KAN akan memberikan peringatan kedua kepada
Lembaga Sertifikasi.
4.11.1 Penggunaan tanda kesesuaian SNI harus memenuhi ketentuan yang diatur dalam
Pedoman KAN 403-2011 dan PSN 307-2006.
4.11.2 Apabila tanda kesesuaian SNI yang diterbitkannya disalahgunakan atau apabila
produk yang telah secara benar menggunakan tanda kesesuaian yang
diterbitkannya ternyata kemudian membahayakan, Lembaga Sertifikasi harus
melakukan tindakan koreksi sesuai ketentuan yang diatur dalam PSN 307-2006.
4.12.1 Pengalihan hak penggunaan tanda kesesuaian SNI harus memenuhi ketentuan
yang diatur dalam DPLS 17 : 2011 Transfer SPPT SNI.
4.12.2 Lembaga Sertifikasi yang mengalihkan hak penggunaan tanda SNI harus
memberikan informasi yang lengkap dan benar kepada KAN dan kepada
Lembaga Sertifikasi penerima hak penggunaan tanda kesesuaian SNI / SPPT SNI
yang telah disetujui oleh KAN
21 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
4.13.2 Sampling lokasi evaluasi (audit) dalam hal ini yang berlaku adalah audit sistem
manajemen mutu (Jika ada dalam skema sertifikasi) dan pengambilan contoh
hanya dapat dilakukan pada proses survailen / pengawasan berkala (Jika ada
dalam skema sertifikasi) dan resertifikasi bila tidak ada penambahan lokasi.
4.13.3 Inspeksi / Audit pabrik / proses produksi tidak dapat dilakukan sampling
evaluasiaudit.
4.14.1 Lembaga Sertifikasi bertanggung jawab untuk mengganti kerugian atas tuntutan
yang disampaikan ke KAN oleh pihak ketiga yang muncul langsung maupun tidak
langsung dari akreditasi Lembaga Sertifikasi dan penggunaan simbol akreditasi
KAN sesuai dengan Syarat dan Aturan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk.
Pengaturan lebih lanjut mengenai penggantian kerugian ini disesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
22 dari 22
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
Lampiran 1 (normatif)
Persyaratan Elemen dan Penerapan
Skema Sertifikasi
PENJELASAN UMUM
a) SNI ISO/IEC 17065 butir 7.1.1 mensyaratkan bahwa “lembaga sertifikasi harus
mengoperasikan satu atau lebih skema sertifikasi yang mencakup kegiatan
sertifikasinya”
b) SNI ISO/IEC 17065: 2012 butir 7.1.3 mensyaratkan “jika diperlukan penjelasan
terkait penerapan persyaratan produk (7.1.2) untuk skema sertifikasi tertentu,
penjelasan harus dirumuskan oleh personel atau komite yang relevan dan tidak
memihak yang memiliki kemampuan teknis memadai, dan harus disediakan oleh
lembaga sertifikasi sesuai permintaan”
d) Untuk penerapan skema sertifikasi yang disusun berdasarkan skema tipe 5 SNI
17067: 2013, lampiran ini memberikan penjelasan berdasarkan ISO/IEC TR
17026: 2015 – Conformity Assessment – Example of a certification scheme for
tangible products.
1. Seleksi
i. jenis produk
ii. nama organisasi, alamat, bukti legalitas hukum, dan personel penghubung
pemilik merek produk
iii. nama organisasi, alamat, bukti legalitas hukum, dan personel penghubung
pabrik
iv. [bila legalitas hukum pemohon berbeda dengan legalitas hukum pemilik
merek] perjanjian yang mengikat secara hukum antara pemohon dan
pemilik merek produk
vi. [bila pemilik merek berkedudukan hukum di luar wilayah RI] nama
organisasi dan legalitas hukum perwakilan resmi (authorized
representative) pemilik merek di wilayah hukum RI
vii. [bila pemilik merek berkedudukan hukum di luar wilayah RI dan tidak
memiliki perwakilan resmi di wilayah RI] perjanjian yang mengikat secara
hukum antara pemilik merek dengan pihak-pihak yang terlibat dalam rantai
pasok produk (importir, distributor, perakit, atau pihak lain) yang
berkedudukan hukum di wilayah RI
viii. bukti kepemilikan hak atas merek sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku di wilayah RI
i. disain produk
ii. pasokan bahan baku atau komponen produk, daftar pemasok, dan bila
dipersyaratkan sertifikat kesesuaian bahan baku atau kompoonen
iv. peralatan produksi utama, dan bila relevan sertifikat kalibrasi dari peralatan
produksi utama
1. disain produk
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016
2. pasokan bahan baku atau komponen produk, daftar pemasok, dan bila
dipersyaratkan sertifikat kesesuaian bahan baku atau kompoonen
3. proses produksi
f. (bila telah tersedia) sertifikat kesesuaian dari tipe produk yang diajukan untuk
disertifikasi terhadap persyaratan produk yang dinyatakan dalam butir (e)
b. Kontrak sertifikasi mengatur hak dan kewajiban LSPro dan Klien selama masa
permohonan dan sertifikasi berjalan.
2. Determinasi
ii. terhadap contoh produk yang diambil dari produksi massal dan
disampaikan kepada lembaga sertifikasi sebelum pelaksanaan
asesmen proses produksi dan/atau audit sistem manajemen mutu,
ii. jumlah jalur produksi dalam satu lokasi produksi dari produk yang
diajukan untuk disertifikasi
ii. hasil evaluasi produk diterbitkan untuk tipe produk yang sama
dengan tipe produk yang diajukan untuk disertifikasi
o wujud fisik dari tipe produk yang relevan dengan hasil evaluasi
produk yang disampaikan oleh klien
2.3 (bila relevan dengan skema sertifikasi tipe 2, 3, 4, dan 5 – SNI ISO/IEC 17065:
2013) Asesmen Proses Produksi dan/atau Audit Sistem Manajemen
c. (bila relevan dengan skema sertifikasi) salah satu kegiatan yang dilakukan
dalam asesmen proses produksi dan/atau audit sistem manajemen adalah
pengambilan sampel dari jalur produksi atau dari gudang produk akhir
untuk memastikan bahwa pabrik sedang memproduksi produk yang
diajukan untuk disertifikasi. Kegiatan ini diperlukan, khususnya bila sampel
yang diajukan dalam kegiatan evaluasi awal terhadap produk adalah
prototipe produk pada saat belum dilakukan produksi massal.
Pada Audit tahap 1, LSPro harus memastikan bahwa informai yang telah
didapat pada tahpan seleksi telah memenuhi persyaratan dan tidak ada
perbedaan persepsi yang terjadi antara LSPro dan Klien
3 Review
a) Saat seluruh kegiatan determinasi telah selesai dilaksanakan, hasil dari evaluasi
awal produk dan assesmen lapangan dikaji untuk memastikan telah tersedia
bukti yang cukup bahwa produk dan sistem terkait pemastian kualitas produk
telah memenuhi persyaratan spesifik. Pengkajian dilakukan oleh seseorang
(sekelompok orang) yang tidak terlibat dalam kegiatan determinasi. Jika bukti
telah dianggap cukup, rekomendasi untuk keputusan dapat dibuat.
b) Evaluasi dlakukan terhadap hasil audit sistem manajemen dan inspeksi pabbrik
serta review hasil dari pengujian.
Jika hasil review positif, diberikan keputusan untuk memberikan sertifikasi. keputusan
dibuat oleh seseorang (Sekelompong orang) yang tidak terlibat dalam aktivitas
evaluasi. Pengkajian dan keputusan bisa dilakukan oleh orang / sekelompok orang
yang sama. Jika hasil review negative, diberikan keputusan untuk tidak memberikan
sertifikasi. klien diinformasikan alasan kenapa keputusan tidak diberikan.
5 Atestasi
Dalam skema ini, penyataan kesesuaian yang dimaksud dalam bentuk sertifikat dan
pencantuman dalam laman pemilik skema oleh lembaga sertifikasi, dan jika dianggap
perlu pada laman lembaga sertifikasi.
7 Survailen
Organisasi yang memegang lisensi (disebut dalam kalusul ini sebagai penerima
lisensi) bisa jadi berbeda dari klien yang diberikan sertifikat. kondisi ini terjadi jika ada
organisasi lain yang terlibat termasuk :
b) Pelanggan dari klien menempelkan label sendiri, termasuk tanda kesesuaian pada
produk dengan persetujuan klien – pelanggan mungkin diperlukan sebagai
penerima lisensi
Dalam semua kasus, klien memastikan bahwa lembaga sertifikasi memiliki akses
terhadap lokasi penerima lisensi untuk tujuan assesmen proses produksi dan audit
sistem manajemen, pada permohonan awal dan saat survailen.
Sesuai dengan ISO/IEC Guide 23 dan ISO/IEC 17030, sertifikat dan tanda
kesesuaian memiki kekhasan dan
a) Memiliki hak milik. Dengan perlindungan hukum terkait komposisi dan control
terhadap penggunaan
b) Terkodifikasi atau dengan kata lain didesain untuk membantu pendeteksian dari
pemalsuan dan bentuk lain penyalahgunaan dan
c) Tanda kesesuaian secara langsung diletakkan pada setiap individu produk kecuali
ukuran dari unit atau tipe prodok tidak memungkinkan untuk dilakukan. Dalam
kasus seperti ini, tanda bisa diletakkan pada kemasan terkecil unit tersebut
dipasarkan.
a) Penggunaan nama atau logo lembaga sertifikasi dimana tidak bisa ditentukan dari
sertifkat dan tanda kesesuaian yang digunakan
d) Sertifikat dan label yang digunakan sesuai dengan skema sertifikasi produk.
Untuk temuan pada sistem manajemen, survailen bisa dilakukan lebih sering hingga
level keyakinan yang diinginkan kembali tercapai. Aktivitas survailen mencakup
semua situs dimana kegiatan manufaktur terjadi mencakup satu atau lebih hal – hal
berikut :
a) Inspeksi sample produk diambil apakah dari titik produksi, dari pasar atau
keduanya untuk kesesuaian dengan tipe yang disertifikasi
b) Pengujian produk diambil apakah dari titik produksi, pasar atau keduanya, untuk
melihat apakah memenuhi dengan persyaratan spesifik produk
LSPro harus menginformasikan hasil dari survailen. Jika pada survailen ditemukan
ketidaksesuaian dengan persyaratan sertifikasi yang tidak bisa diperbaiki dengan
segera oleh kilen, LSPro harus mempertimbangkan tindakan apa yang akan diambil.
Lampiran 2
08. chocolate
09. edible oils, fats, oilseeds
10. spices and condiments, food additives
13. BAHAN DAN PRODUK KIMIA
01. produk kimia analitik
02. kimia anorganik
03. kimia organik
04. produk industri kimia
14. BAHAN DAN PRODUK TAMBANG, MINERAL, GAS DAN MINYAK BUMI
01. mineral logam
02. mineral non-logam
03. minyak bumi
04. gas alam
05. pelumas dan produk terkait
DPLS 04 Revisi : 3 Februari 2016