Anda di halaman 1dari 4

Tugas Elektrokimia dan Korosi

Oleh : M. Yusuf Darmawan / 22 / XIIA1

Penerapan Elektrokimia :

1. Sel Kering Seng – Karbon , Sel kering juga dapat disebut sel Lenchanche atau baterai.
2. Baterai Merkuri, Baterai merkuri ini merupakan satu dari baterai kecil yang
dikembangkan untuk usaha perdagangan atau komersial.
3. Baterai Perak Oksida , Baterai perak oksida tergolong tipis dan harganya yang relatif
lebih mahal dari baterai-baterai yang lainnya.
4. Baterai Litium , Terdiri atas litium sebagai anoda dan MnO2 sebagai oksidator (seperti
pada baterai alkaline)
5. Aki Timbal , Aki merupakan jenis baterai yang dapat digunakan untuk kendaran
bermotor atau automobil.

Masalah korosi, perkaratan beserta cara atau solusi penanganannya

Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh karena terjadinya reaksi kimia antara
logam dengan zat-zat di lingkungannya membentuk senyawa yang tak dikehendaki.

Contoh peristiwa korosi antara lain karat pada besi, pudarnya warna mengkilap pada
perak, dan munculnya warna kehijauan pada tembaga. Reaksi kimia yang terjadi termasuk
proses elektrokimia di mana terjadi reaksi oksidasi logam membentuk senyawa-senyawa oksida
logam ataupun sulfida logam.

Korosi pada Besi (Perkaratan)

Proses korosi pada besi dapat dibagi menjadi dua reaksi redoks terpisah, antara lain:

A. Proses hilangnya besi

Bagian besi yang hilang umumnya adalah bagian besi yang mengalami kontak dengan air.
Bagian ini disebut daerah anode

Ketika atom-atom Fe kehilangan elektron, terbentuklah cekungan di bagian hilangnya


besi tersebut. Selanjutnya, elektron-elektron yang terlepas tersebut akan mengalir ke bagian
dengan konsentrasi oksigen tinggi yang umumnya terletak di tepi tetesan air tempat
terbentuknya cekungan. Bagian ini disebut daerah katode, di mana elektron yang terlepas dari
atom besi mereduksi O2. Pada umumnya, reaksi reduksi yang terjadi adalah reaksi reduksi
oksigen dengan H+, sebagaimana medium terjadinya korosi cenderung bersifat asam dan reaksi
reduksi dalam suasana asam cenderung lebih spontan, sebagaimana potensial reduksinya lebih
besar (+1,23 V). Ion H+ berasal dari asam H2CO3 yang terbentuk dari reaksi pelarutan karbon
dioksida dalam uap air di udara.

B. Proses pembentukan karat

Karat besi, Fe2O3∙nH2O yang merupakan senyawa padatan yang berwarna coklat kemerahan,
terbentuk pada reaksi redoks yang berbeda dengan reaksi sebelumnya. Ion-ion Fe2+ yang
terbentuk pada daerah anode terdispersi dalam air dan bereaksi dengan O2 membentuk Fe3+
dalam karat. Secara keseluruhan, jika persamaan reaksi hilangnya besi dengan reaksi
pembentukan karat

C. Reaksi korosi pada besi

Faktor Penyebab Korosi Pada Besi (Faktor-faktor yang Mempengaruhi)

1. Konsentrasi H2O dan O2

Dalam kondisi kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih cepat berkarat. Selain itu, dalam
air yang kadar oksigen terlarutnya lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih cepat. Hal ini
sebagaimana air dan oksigen masing-masing berperan sebagai medium terjadinya korosi dan
agen pengoksidasi besi.

2. pH

Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat, sebagaimana reaksi
reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang ditandai dengan potensial reduksinya
lebih besar dibanding dalam suasana netral ataupun basa.

3. Keberadaan elektrolit

Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat terjadinya
korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-elektron bebas yang
terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode kepada reaksi reduksi pada daerah katode.

4. Suhu

Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju reaksi kimia
meningkat seiring bertambahnya suhu.

5. Galvanic coupling

Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak mudah
teroksidasi, potensial reduksi lebih positif), maka akan timbul beda potensial yang
menyebabkan terjadinya aliran elektron dari besi (anode) ke logam kurang reaktif (katode). Hal
ini menyebabkan besi akan lebih cepat mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan
logam kurang reaktif. Efek ini disebut juga dengan efek galvanic coupling.

Cara Mencegah Korosi pada Besi

1. Pengecatan

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah korosi adalah pengecatan. Dengan
mengecat besi baja, kita bisa menghindarkan kontak langsung besi dengan lingkungan. Hal ini
dapat mencegah terjadinya kontak langsung dan juga oksidasi pada besi baja sehingga tidak
akan terjadi korosi.

2. Pelumuran dengan oli atau gemuk

Selain pengecatan, untuk menghindari pengkaratan atau korosi juga bisa dilakukan dengan
pelapisan besi bahan baja dengan bahan-bahan yang dapat mencegah korosi seperti oli atau
gemuk. Pelapisan besi baja dengan menggunakan oli atau gemuk ini bisa dilakukan untuk
bahan-bahan yang tidak berhubungan dengan estetika karena akan merusak pemandangan.

3. Pembalutan dengan plastic

Penggunaan besi baja memang sangat banyak. Hal ini disebabkan karena kemampuan
pertahanannya yang cukup tinggi. Karena ada banyak penggunaannya, akan ada banyak juga
hal yang bersinggungan dengan bahan besi baja. Untuk menghindari kontak langsung pada besi
baja anda bisa memanfaatkan plastik untuk mencegahnya mengalami korosi. Pencegahan
korosi pada besi baja dengan menggunakan plastik ini merupakan ide yang sangat cocok untuk
pelapisan bahan-bahan besi baja yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan
membutuhkan unsur estetika.

4. Tin plating

Tin plating merupakan sebuah proses elektrolisis yang dilakukan untuk menghindarkan bahan
dari perusakan. Bahan yang bisa di lindungi dengan menggunakan proses ini adalah bahan-
bahan besi serta besi baja dan juga bahan-bahan yang tidak terbuat dari besi. Keberadaan dari
coat ini memang sangat bermanfaat terutama untuk bahan-bahan besi yang memang mudah
mengalami korosi.

5. Galvanisasi
Galvanisasi adalah pelapisan yang dilakukan dengan zink plating. Setelah proses galvanisasi,
besi dapat dilindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Besi galvanis sering digunakan untuk
badan mobil-mobil, pipa besi, tiang telpon dll.

6. Chromium plating

Selain pelapisan-pelapisan yang disebutkan sebelumnya, satu lagi jenis pelapisan yang bisa
dilakukan untuk mengamankan besi baja dari terjadinya korosi ia adalah plating krom. Plating
krom atau chromium plating merupakan pelapisan bahan seperti besi dan juga besi baja
dengan bahan krom. Bahan krom merupakan bahan yang dapat di lapiskan pada bahan-bahan
seperti yang telah disebutkan sebelumnya untuk perlindungan. Sifat perlindungan yang
diberikan oleh krom ini mirip dengan zink. Pelapisan besi dan juga baja dengan menggunakan
bahan ini bisa dilakukan untuk bagian-bagian seperti bumper mobil dan lain-lainnya.

7. Pengorbanan anode

Satu lagi upaya pencegahan korosi pada besi baja yang bisa dilakukan adalah dengan
pengorbanan anode atau sacrificial protection. Perlindungan ini dilakukan dengan melapisi besi
baja dengan bahan yang lebih mudah berkarat. Salah satu bahan yang digunakan adalah bahan
magnesium. Bahan ini merupakan bahan yang aktif sehingga lebih mudah berkarat, jika anda
menggunakan bahan ini untuk melapisi besi maka bahan ini akan berkarat sedangkan besinya
tidak..

Anda mungkin juga menyukai