Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Kurikulum Pelatihan Bagi
Pelatih Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri untuk Tenaga Kesehatan Puskesmas. Terima
kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah ikut berkontribusi dalam penyusunan
dan penyempurnaan Kurikulum ini.
Kurikulum Pelatihan Bagi Pelatih Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri untuk Tenaga
Kesehatan Puskesmas ini merupakan acuan bagi Pengelola Program Kesehatan Lanjut
Usia dan atau tim Fasilitator di Pusat dan Provinsi dalam memberikan Pelatihan Bagi Pelatih
untuk tim Fasilitator tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Penyusunan kurikulum ini telah
diinisiasi sejak tahun 2010, namun karena berbagai kendala teknis serta adanya
reorganisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan, maka kurikulum ini baru terselesaikan
pada tahun ini.
Kami menyadari bahwa Kurikulum ini belum sempurna dan dapat diperbaiki karena
ilmu pengetahuan akan selalu berkembang. Untuk itu masukan dan saran sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan buku ini di masa yang akan datang. Kami harapkan
Kurikulum Pelatihan Bagi Pelatih Kesehatan Lanjut Usia untuk Tenaga Puskesmas ini, dapat
digunakan oleh Pengelola Program Lanjut Usia dan atau tim Fasilitator dalam melakukan
pelatihan bagi pelatih kepada calon tim Fasilitator ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
dengan melibatkan profesi geriatrik. Tim Fasilitator yang dilatih diharapkan mampu
melakukan pelatihan kembali bagi Petugas Puskesmas, sehingga dapat memberikan
pelayanan kesehatan lanjut usia dan geriatric yang berkualitas.
Akhirnya harapan kami mudah-mudahan Kurikulum ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dalam upaya meningkatkan kualitas hidup Lanjut Usia.
A. Latar Belakang
Secara alami proses menjadi tua mengakibatkan para Lanjut Usia mengalami
kemunduran fisik dan mental. Kesehatan merupakan aspek sangat penting yang perlu
diperhatikan pada kehidupan para Lanjut Usia. Salah satu permasalahan yang sangat
mendasar pada Lanjut Usia adalah masalah kesehatan sehingga diperlukan upaya
menyeluruh untuk meningkatkan kesehatan pada masyarakat khususnya kelompok pra
Lanjut Usia dan Lanjut Usia serta upaya pembinaan dan pelayanan yang terus menerus.
Penyakit terbanyak pada lanjut usia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
adalah hipertensi (57,6%), artritis (51,9%), Stroke (46,1%), masalah gigi dan mulut (19,1%),
penyakit paru obstruktif menahun (8,6%) dan DM (4,8%). Sementara itu, dengan
bertambahnya usia gangguan fungsional akan meningkat dengan ditunjukkan terjadinya
disabilitas. Dilaporkan bahwa disabilitas ringan yang diukur berdasarkan kemampuan
melakukan aktivitas hidup sehari hari atau Activity of Dayly Living (ADL) dialami sekitar 51%
lanjut usia. Terdapat peningkatan prevalensi lanjut usia dengan disabilitas ringan dari
sekitar 51% pada usia 55-64 tahun menjadi 62% pada usia 65 ke atas. Sedangkan
Pelayanan Kesehatan kepada lanjut usia dilakukan mulai dari tingkat masyarakat di
kelompok-kelompok lanjut usia, dan pelayanan di sarana pelayanan kesehatan dasar di
Puskesmas dengan pelayanan yang ramah terhadap lanjut usia dengan sistem rujukannya
ke Rumah Sakit. Pelayanan di Puskesmas lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif bagi lanjut usia yang mempunyai
masalah kesehatan. Puskesmas merupakan ujung tombak dari pelayanan kesehatan
masyarakat, di mana Puskesmas dapat menyentuh langsung masyarakat sampai ke tatanan
keluarga dan masyarakat, dengan adanya jejaring Puskesmas di masyarakat seperti
Posyandu, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa.
Pelayanan kesehatan lanjut usia ini di Puskesmas harus dilakukan oleh tim yang
minimal terdiri dari dokter dan perawat/bidan. Jika tenaga lain tersedia juga dapat melibatkan
ahli gizi, tenaga promosi kesehatan, dan lain-lain. Agar petugas di Puskesmas ini dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat maka mereka harus dibekali
dengan kemampuan teknis baik secara teori maupun praktek di lapangan. Pembekalan
kepada petugas di Puskesmas ini dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan teknis
program. Untuk mempercepat jumlah petugas kesehatan yang dilatih maka perlu dilakukan
pelatihan bagi pelatih pelayanan kesehatan Lanjut usia dan geriatri untuk petugas
Puskesmas, sehingga pelatihan dapat dilakukan di tingkat provinsi dan kabupaten kota
secara berjenjang.
B. Filosofi
Pelatihan pelayanan kesehatan Lanjut Usia dan geriatri bagi petugas Puskesmas mengacu
pada filosofi pelatihan sebagai berikut :
c. Diberikan apresiasi atas pendapat yang baik dan positif yang diutarakan oleh peserta.
a. Mendapatkan paket bahan belajar yaitu yaitu buku acuan dan panduan peserta
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan pelatihan bagi pelatih
pelayanan kesehatan Lanjut Usia dan geriatri bagi petugas Puskesmas.
c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki individu, baik secara visual,
auditorial maupun kinestetik (gerak).
A. PERAN :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta berperan sebagai pelatih bagi pelatihan
pelayanan kesehatan lanjut usia dan geriatri untuk petugas Puskesmas.
B. FUNGSI:
10. Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan pada lanjut usia
12. Melatih pada Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri untuk Petugas
Puskesmas
C. KOMPETENSI
10. Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan pada lanjut usia
12. Melatih pada Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri untuk Petugas
Puskesmas
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum:
B. Tujuan Khusus:
10. Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan pada lanjut usia
12. Melatih pada Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri untuk Petugas
Puskesmas
STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka disusun materi pelatihan yang akan
diberikan secara rinci seperti pada tabel dibawah ini:
Waktu
NO MATERI Jumlah
T P PL
A. Materi Dasar:
1 Kebijakan Penyelenggaran Pelayanan Kesehatan 1 0 0 1
Lanjut Usia di Puskesmas
Jumlah 1 0 0 1
B. Materi Inti:
1 Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri 1 2 1 4
2 Penatalaksanaan Sindroma Geriatri 1 2 1 4
3 Pelayanan Penyakit Degeneratif dan Geripause pada 2 1 1 4
Lanjut Usia
4 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Lanjut 2 1 0 3
Usia
5 Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Inteligensia pada 2 3 1 6
Lanjut Usia
6 Pelayanan Gizi pada Lanjut Usia 1 3 1 5
7 Pelayanan Rehabilitasi Medik pada Lanjut Usia 2 2 2 6
8 Bimbingan Latihan Fisik pada Lanjut Usia 1 2 0 3
9 Perawatan kesehatan Lanjut Usia di Rumah (Home 1 2 0 3
Care)
10 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kesehatan Pada 1 2 0 3
Lanjut Usia
11 Pencatatan dan Pelaporan Program Kesehatan 1 1 0 2
Lanjut Usia
12 Teknik Melatih 5 9 0 14
Jumlah 20 30 7 57
Keterangan:
T = Penyampaian Teori
P = Penugasan
PL/OL = Praktik Lapangan atau Observasi Lapangan
1 JPL = 45 menit
1. Menjelaskan pengertian dan jenis 1. Pengertian dan jenis CTJ Tayangan Kemenkes RI, 2015, Permenkes
Sindroma Geriatri Sindroma Geriatri Curah powerpoint No 67 tahun 2015, tentang
2. Melakukan penatalaksanaan Sindroma 2. Penatalaksanaan pendapat Notebook Penyelenggaraan Pelayanan
Geriatri yang sering terjadi Sindroma Geriatri Kesehatan Lanjut Usia di
Latihan LCD Puskesmas
yang sering terjadi:
kasus (TPK Whiteboard
a. Diagnosis dan 2) Grey JE, Harding KG, Enoch S.
penatalaksanaan Spidol Pressure ulcer. BMJ
Praktek 2006;332:472-5.
inkontinensia
lapangan Flipchart
b. Diagnosis dan Petunjuk Evan LG, Williams TF, Beattie
penatalaksanaan Latihan Kasus BL, Michel JP, Wilcock GK, eds.
instabilitas Oxford Textbook of Geriatric
Lembar kasus Medicine. New York: Oxford
postural & jatuh
c. Diagnosis dan Panduan PL University Press. 2000.
penatalaksanaan Pathy MSJ, Sinclair AJ, Morley
Imobilisasi JE. Eds. Principles and Practice
Diagnosis dan of Geriatric Medicine. 4th ed.
penatalaksanaan London: John Wiley & Sons, Ltd.
Infeksi 2006
(Pneumonia dan
ISK)
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Sub Pokok Alat Bantu dan
Metode Referensi
Khusus (TPK) Bahasan Media
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu :
1. Melakukan deteksi dan 1. Depresi pada Lanjut Usia: CTJ Tayangan Kemenkes RI, 2015,
tatalaksana depresi pada powerpoint Permenkes No 67
Lanjut Usia
a. Gejala Curah
b. Cara deteksi pendapat Notebook tahun 2015, tentang
Penyelenggaraan
c. Tatalaksana dan rujukan Bermain peran LCD Pelayanan
d. Pencegahan depresi pengisian White board Kesehatan Lanjut
instrumen
2. Demensia dan gangguan
GDS, AMT, Flipchart Usia di Puskesmas
2. Melakukan deteksi dan
tatalaksana demensia dan
perilaku:
MMSE dan Spidol Depkes. 2004, Buku
a. Gejala Pedoman Upaya
gangguan perilaku pada pemeriksaan Layar
Lanjut Usia b. Cara deteksi mini cog dan Pembinaan
Transparan
clock drawing Kesehatan Jiwa
c. Tatalaksana dan rujukan Petunjuk Lanjut Usia
test (TPK
d. Pencegahan demensia bermain peran
1,2,3) Depkes. 1999, Buku
3. Melakukan deteksi dan 3. Insomnia Instrumen GDS Pedoman Pelayanan
Praktek
tatalaksana insomnia pada a. gejala Instrumen AMT Kesehatan Lanjut
Stimulasi
Lanjut Usia Usia (Psikogeriatrik)
b. cara deteksi Kognitif / Instrumen
c. tatalaksana dan rujukan senam MMSE di Puskesmas.
4. Mengidentifikasi masalah 4. Identifikasi masalah kesehatan vitalisasi Otak Instrumen Depkes. 2003, Buku
kesehatan mental mental emosional lain (TPK 5) Pemeriksaan Pedoman Kesehatan
emosional lain pada Lanjut Jiwa (Pegangan Bagi
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Sub Pokok Alat Bantu dan
Metode Referensi
(TPK) Bahasan Media
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:
1. Menjelaskan perubahan 1. Perubahan fisiologi pada lanjut Ceramah Tayangan 1. Direktorat Bina
fisiologis pada lanjut usia usia: Tanya Jawab powerpoint Gizi Kemenkes,
a. Saluran cerna (CTJ) Notebook Pedoman
Curah Pelayanan Gizi
b. Jantung dan pembuluh darah LCD
Pendapat Lansia, 2014
c. Sistem pernafasan Whiteboard 2. Kementerian
d. Ginjal dan urogenital Simulasi (TPK
Pointer Kesehatan RI,
4 dan 5)
e. Sistem endokrin Panduan Pedoman Gizi
Latihan Kasus
f. Sistem otot dan saraf simulasi Seimbang,
(TPK 3) 2014.
Lembar
2. Menjelaskan perubahan Praktek 3. Wellman NS,
2. Perubahan komposisi tubuh Pengamatan
komposisi tubuh pada lanjut lapangan Kamp BJ.
pada lanjut usia: Simulasi
usia Nutrition in
a. Massa otot Timbangan
aging. Dalam:
b. Massa lemak injak atau
Escott-Stump S.
digital
c. Jumlah cairan tubuh Krause’s Food
Pengukur Berat and the
1. Melakukan deteksi dan tata 1. Deteksi dan tatalaksana CTJ Tayangan Kemenkes RI, 2015,
laksana gangguan gerak Gangguan Gerak powerpoint Permenkes No 67
Curah pendapat
2. Melakukan penilaian kemampuan 2. Aktifitas Kehidupan Sehari- Notebook tahun 2015, tentang
Aktifitas Kehidupan Sehari-hari Simulasi (TPK 1) Penyelenggaraan
hari
(AKS) Latihan Kasus LCD Pelayanan Kesehatan
3. Menjelaskan dampak Immobilisasi (TPK 2, 3, 6) White board Lanjut Usia di
3. Dampak Imobilisasi Puskesmas
4. Menjelaskan pengaturan posisi Praktek lapangan Spidol
4. Pengaturan Posisi Tubuh, Buku- buku tentang
tubuh, mobilisasi dan latihan
Mobilisasi dan Latihan Flipchart
berpindah tempat (transfer dan Rehabilitasi Medik
Berpindah Tempat (Transfer Layar pada Lanjut Usia
modifikasinya)
dan Modifikasinya) Video
5. Menjelaskan penggunaan alat
5. Latihan Penggunaan Alat Petunjuk Simulasi
bantu jalan
Bantu Jalan
6. Melakukan pencegahan terjadinya Lembar kasus
6. Pencegahan Terjadinya Jatuh
jatuh Formulir penilaian
risiko jatuh
Formulir barthel
index
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Sub Pokok Alat Bantu dan
Metode Referensi
Khusus (TPK) Bahasan Media
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu:
1. Menjelaskan aktivitas fisik 1. Aktivitas Fisik dan Latihan Fisik Ceramah Tayangan 1. Pedoman Pembinaan
dan latihan fisik bagi Lanjut powerpoint Kesehatan Lanjut Usia bagi
a. Pengertian Tanya jawab
Usia Petugas Kesehatan,
b. Klasifikasi dan jenis Curah Pendapat Notebook
Depkes RI, 2001
c. Manfaat Praktek Latihan LCD
2. Pedoman Kesehatan
2. Komponen Kebugaran Jasmani Fisik (TPK 3) White board Olahraga, Proyek
2. Menjelaskan komponen
kebugaran jasmani bagi
bagi Lanjut Usia Alat tulis Strengthening of
Lanjut Usia 3. Bimbingan latihan fisik bagi Lanjut Modul Community Urban Health,
Usia Kerja sama Pemerintah
3. Melakukan bimbingan Panduan praktek Spanyol dan Depkes RI,
latihan fisik bagi Lanjut Usia a. Hal-hal yang Perlu latihan fisik 2002
Diperhatikan bagi Lanjut Usia
Kursi 3. Panduan Kesehatan
(Pasien Lanjut usia dg kondisi
medis khusus harus dirujuk 2 botol plastik berisi Olahraga bagi Petugas
untuk mendapatkan program air masing-masing Kesehatan ”Ayo Bergerak
latihan fisik) 600ml/barbel dan Berolahraga”, Depkes
seberat 500 gram RI, 2002
b. Kontraindikasi latihan fisik
c. Jenis latihan fisik yang tidak Tikar 4. Materi dari Fifth
International Course
dianjurkan Tensimeter
Physical Activity & Public
d. Kaidah latihan fisik bagi Lanjut Pengukur waktu Health, Kuala Lumpur
Usia
5. Pedoman Upaya Kesehatan
e. Tahapan Latihan Fisik bagi Olahraga di Puskesmas,
Lanjut Usia Depkes RI, 06
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Sub Metode Media dan Alat Bantu Referensi
(TPK) Pokok Bahasan
1. Menjelaskan Konsep Korupsi 1. Konsep Korupsi Ceramah tanya Tayangan 1. Undang-undang Nomor
a. Definisi Korupsi jawab powerpoint 20 Tahun 2001 tentang
Notebook Perubahan Atas
b. Ciri-ciri Korupsi
Undang-undang Nomor
c. Bentuk/Jenis Korupsi LCD 31 Tahun 1999 tentang
d. Tingkatan Korupsi Papan dan kertas Pemberantasan Tindak
e. Penyebab Korupsi flipchart Pidana Korupsi
f. Dasar Hukum tentang White board 2. Instruksi Presiden
Korupsi Spidol 3. Nomor 1 Tahun 2013
2. Menjelaskan Anti Korupsi 2. Anti Korupsi Film dokumenter/ 4. Keputusan Menteri
a. Konsep Anti Korupsi kartun animasi Kesehatan Nomor
b. Nilai-nilai Anti Korupsi 232/MENKES/SK/VI/201
c. Prinsip-prinsip Anti 3 tentang Strategi
Korupsi Komunikasi Pekerjaan
3. Menjelaskan Upaya 3. Upaya Pencegahan Ceramah tanya dan Budaya Anti Korupsi
Pencegahan Korupsi dan Korupsi dan jawab
Pemberantasan Korupsi Pemberantasan Korupsi Pemutaran film
a. Upaya Pencegahan
Korupsi
b. Upaya Pemberantasan
Korupsi
c. Strategi Komunikasi Anti
28 Kurikulum Pelatihan Bagi Pelatih
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri untuk Petugas Puskesmas
Korupsi
4. Menjelaskan Tata Cara 4. Tata Cara Pelaporan
Pelaporan Dugaan Dugaan Pelanggaran
Pelanggaran Tindak Pidana Tindak Pidana Korupsi
Korupsi a. Laporan
b. Pengaduan
c. Tata Cara Penyampaian
Pengaduan
5. Menjelaskan Gratifikasi 5. Gratifikasi
a. Pengertian Gratifikasi
b. Aspek Hukum
c. Gratifikasi merupakan
Tindak Pidana Korupsi
d. Contoh Gratifikasi
e. Sanksi Gratifikasi
Pembukaan
Pre Test
Metode:
Ceramah,Tanya jawab
Curah Pendapat
Diskusi
Studi Kasus
Praktek di Kelas
Simulasi
Praktek Lapangan
Penutupan
Dari gambar di atas dapat disampaikan bahwa proses pelatihan dilaksanakan melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Pembukaan
Pelaksanaan pre tes dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal
peserta terhadap materi yang akan diberikan pada proses pembelajaran.
Dalam setiap pembahasan materi, peserta dilibatkan secara aktif sepenuhnya dalam
kegiatan pembelajaran.
c. Penyampaian materi dengan metode ceramah tanya jawab dan curah pendapat
d. Penugasan antara lain diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, dan lain-lain sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan praktek lapangan adalah agar peserta mendapat pengalaman belajar yang nyata
dengan cara memberi kesempatan kepada peserta untuk mempraktekkan pengetahuan
yang didapat yang berkaitan dengan Upaya Kesehatan Lanjut Usia .
Puskesmas
Masing-masing peserta menyusun rencana tindak lanjut hasil pelatihan berupa rencana
pelaksanaan yang akan dilakukan oleh peserta di institusi masing-masing.
8. Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran tiap hari
(refleksi) dan terhadap fasilitator.
a. Evaluasi tiap hari (refleksi) dilakukan dengan cara me-review kegiatan proses
pembelajaran yang sudah berlangsung, sebagai umpan balik untuk menyempurnakan
proses pembelajaran selanjutnya.
b. Evaluasi terhadap fasilitator dilakukan oleh peserta pada saat fasilitator telah mengakhiri
materi yang disampaikannya. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan form evaluasi
terhadap fasilitator.
9. Evaluasi penyelenggaraan
Evaluasi penyelenggaraan dilakukan untuk mendapatkan masukan dari peserta tentang
penyelenggaraan pelatihan tersebut dan akan digunakan untuk penyempurnaan
penyelenggaraan pelatihan berikutnya.
10. Penutupan
Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan masukan dari peserta
ke penyelenggara dan pelatih untuk perbaikan pelatihan yang akan datang.
A. Peserta
a. Kriteria
Rumah Sakit: Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sub Spesialis Geriatri atau Spesialis
Penyakit Dalam, 1 orang
4) Memiliki komitmen untuk menjadi pelatih pada pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut
Usia dan Geriatri untuk Petugas Puskesmas di Provinsi/Kabupaten/Kota
b. Jumlah peserta
B. Pelatih / Fasilitator.
c. Penanggung jawab program Kesehatan Lanjut Usia Pusat/Dinas Kesehatan Provinsi (khusus
materi kebijakan)
f. Memahami kurikulum pelatihan bagi pelatih pelayanan kesehatan Lanjut Usia dan geriatri
untuk Petugas Puskesmas
A. Penyelenggara pelatihan
Penyelenggara Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan geriatri bagi petugas
Puskesmas terdiri dari :Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota bekerjasama dengan Balai
Pelatihan Kesehatan Provinsi/Institusi Pendidikan dan Rumah Sakit/Badan Pendidikan dan
Pelatihan Provinsi
B. Tempat Pelatihan
Tempat penyelenggara Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan geriatri bagi
petugas Puskesmas adalah Balai Pelatihan Kesehatan / Instansi Penyelenggara Pelatihan
yang memiliki sarana dan fasiitas yang memenuhi persyaratan untuk pelatihan
A. Evaluasi Peserta
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran dari peserta melalui post test (yang
sebelumnya diawali dengan pre test) serta pengamatan dan penilaian selama proses
pembelajaran
B. Evaluasi Pelatih/Fasilitator
C. Evaluasi Penyelenggaraan
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Objek evaluasi adalah
pelaksanaan administrasi dan akademis yang meliputi:
Tujuan pelatihan
Relevansi program pelatihan dengan tugas
Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta di tempat kerja
Manfaat pelatihan bagi peserta/ instansi
Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan
Pelayanan sekretariat terhadap peserta
Pelayanan akomodasi dan lainnya
Pelayanan konsumsi
Pelayanan komunikasi dan informasi.
Sertifikat diberikan kepada peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan minimal kehadiran
95% dari keseluruhan jam pelajaran. Jumlah jam pelajaran sebanyak 64 JPL sehingga
mendapatkan sertifikat dengan nilai sebesar 1 angka kredit. Sertifikat pelatihan diterbitkan oleh
Kementerian Kesehatan RI yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan panitia
penyelenggara.
CONTOH
JADWAL
PELATIHAN BAGI PELATIH
PELAYANAN KESEHATAN LANJUT
USIA DAN GERIATRI BAGI TENAGA
KESEHATAN PUSKESMAS
FASILITATOR /
WAKTU KEGIATAN / MATERI JPL
PEMBICARA
Hari I
12.00 -15.00 Registrasi Peserta Panitia
15.00-15.30 Pembukaan Pertemuan Dinas Kesehatan
Sambutan Direktur Kesehatan Keluarga
15.30 - 16.15 Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan 1 Dinas Kesehatan
Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas
16.15 - 16.30 Rehat Sore
16.30 - 17.15 Pre Test Peserta
17.15 - 18.00 Membangun Komitmen Belajar (BLC) 1 MOT
18.00 - 19.00 ISHOMA
19.00 - 19.45 Lanjutan Membangun Komitmen Belajar (BLC) 1 MOT
19.45 - 20.15 Gambaran Umum Pelatihan Dinas Kesehatan
20.15 - selesai Tugas Baca Peserta
Hari II
08.00 - 08.15 Refleksi Peserta
08.15 - 09.00 Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri 1 Fasilitator
09.00 - 09.15 Rehat Pagi
09.15 - 11.00 Lanjutan Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri 2 Fasilitator
11.00 - 11.45 Penatalaksanaan Sindrom Geriatri 1 Fasilitator
11.45 - 13.00 ISHOMA
13.00 - 14.30 Lanjutan Penatalaksanaan Sindrom Geriatri 2 Fasilitator
14.30 - 16.00 Pelayanan penyakit Degeneratif dan Geripause 2 Fasilitator
16.00 - 16.15 Rehat Sore
16.15 - 17.00 Lanjutan Pelayanan penyakit Degeneratif dan 1 Fasilitator
Geripause
17.00 - 17.45 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada 1 Fasilitator
Lanjut Usia
17.45 - 19.00 ISHOMA
19.00 - 20.30 Lanjutan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2 Fasilitator
pada Lanjut Usia
20.30 - selesai Tugas Baca Peserta
MATERI INTI 1
PENGKAJIAN PARIPURNA
PASIEN GERIATRI
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu memahami pengkajian multidimensi pada P3G di
Puskesmas dan di rumah
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai petunjuk latihan kasus P3G
2. Peserta dibagi 3 (tiga) kelompok kecil dengan cara menghitung : 1, 2, 3 setiap peserta yang
menyebut angka 1 (satu) berkumpul menjadi satu kelompok, yang menyebut angka 2 (dua)
berkumpul menjadi satu, demikian selanjutnya.
3. Fasilitator membagikan Lembar Kasus yang sama pada setiap kelompok
4. Masing-masing kelompok membahas kasus yang dibagikan selama 10 menit
5. Masing-masing kelompok secara bergiliran mengemukakan pendapat terkait pertanyaan yang
diajukan dan pada saat bersamaan kelompok lain menanggapi
6. Fasilitator membagikan beberapa Lembar Isian untuk dikenali dan mengetahui cara
pengisiannya.
7. Masing-masing kelompok memaparkan simpulan hasil latihan kasus P3G dan tiap peserta
dapat mengajukan pertanyaan/ tanya jawab tentang hal yang belum dipahami.
8. Fasilitator memberikan tanggapan tentang hasil diskusi.
Waktu :
2 jpl @ 45 menit = 90 menit
Kasus
Ny S, 78 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk disertai sesak yang memberat
sejak 2 (dua) hari terahir. Batuk berdahak dan ada demam. Pasien diketahui memiliki Hipertensi
sejak 20 tahun yang lalu, namun saat periksa bulan yang lalu tekanan darah normal; 130/90.
Tugas:
1. Apakah diperlukan data lain untuk menyelesaikan masalah Ny. S diatas ?
2. Apakah data kasus diatas sudah memenuhi P3G ?
Bila sudah; apa masalah Ny.S ?
Bila belum; data apa yang seharusnya ada pada kasus diatas agar memenuhi P3G ?
1. Identitas
Nama : Ny S
Usia : 78 tahun
Alamat : Jakarta Pusat
Suku : Jawa
Status pernikahan : Janda
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Pedagang kue
Jumlah anak :4
Pembiayaan : JKN
x x x x x
(r. inap) (r. inap) (r. inap) (r. inap) (r. jalan)
4. Pemeriksaan Fisik
TSB, CM, TD: 150/80 mmHg TB/BB: 162 cm/54 kg
Nadi : 98 x/menit, regular, isi cukup
Napas : 28 x/menit, regular, ekspirasi memanjang
Suhu : 37,9 OC
Mulut : oral higiene buruk
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
Leher : JVP 5-2 cmH20
KGB : tidak teraba pembesaran
Paru : vesikuler, rh +/+ wh+/+, ekspirasi memanjang.
Jantung : BJ I dan II normal, murmur-, gallop –
Abdomen: datar lemas, H/L ttb, BU+N
Ekstremitas : akral hangat, cap refill < 2 detik.
Jenis Kegiatan 1 2 3
b. Pemeriksaan GDS
GDS = 1
c. Pengkajian Status Mini Mental
B. Daftar Masalah :
Pneumonia
PPOK eksaserbasi akut
Oral hygiene buruk
Risiko malnutrisi
Hipertensi terkontrol
Imobilisasi
Lengkapi dengan tanda yang sesuai seperti berikut ini pada kolom penilaian
Mampu – memahami pertanyaan dan pendapatnya sesuai dengan kajian
multidimensi P3G tanpa memerlukan bantuan pelatih.
Belum mampu – memahami pertanyaan dan pendapatnya sesuai dengan kajian
multidimensi P3G tapi masih memerlukan bantuan pelatih.
T/S Tidak Sesuai – belum memahami atau memahami yang tidak sesuai dengan kajian
multidimensi P3G
MATERI INTI 2
PENATALAKSANAAN
SINDROMA GERIATRI
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan Sindroma Geriatri
sesuai kewenangan Puskesmas
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai petunjuk latihan kasus penatalaksanaan
sindroma geriatri
2. Peserta dibagi 3 (tiga) kelompok kecil dengan cara menghitung : 1, 2, 3 setiap peserta yang
menyebut angka 1 (satu) berkumpul menjadi satu kelompok, yang menyebut angka 2 (dua)
berkumpul menjadi satu, demikian selanjutnya.
3. Fasilitator membagikan Lembar Kasus yang sama pada setiap kelompok
4. Masing-masing kelompok membahas kasus yang dibagikan selama 20 menit
5. Masing-masing kelompok secara bergiliran mengemukakan pendapat terkait pertanyaan yang
diajukan. dan pada saat bersamaan kelompok lain menanggapi
6. Masing-masing kelompok memaparkan simpulan hasil latihan kasus penatalaksanaan
sindroma geriatri dan tiap peserta dapat mengajukan pertanyaan/ tanya jawab tentang hal
yang belum dipahami.
7. Fasilitator memberikan tanggapan tentang hasil diskusi.
Waktu :
2 jpl @ 45 menit = 90 menit
Kasus
Ny S, 78 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk disertai sesak yang memberat
sejak 2 (dua) hari terahir.
Dan ditegakkan masalahnya:
1 Pneumonia
2 PPOK eksaserbasi akut
3 Oral hygiene buruk
4 Risiko malnutrisi
5 Hipertensi terkontrol
6 Imobilisasi
Tugas:
1. Adakah yang termasuk pada Sindroma Geriatri pada masalah diatas ?
2. Jelaskan alasan atas jawaban anda diatas ?
3. Apa usulan tatalaksana
1. Ada;
2. Alasan : hal yang mudah untuk diingat terkait sindroma geriatri adalah 14 i
• Penyebab harus dicari karena imobilitas sering menjadi gejala pertama yang dikeluhkan
oleh pasien atau keluarga
• Akibat atau dampak juga fatal, seperti tromboemboli paru, pneumonia orthostatik, infeksi
saluran kemih, ulkus dekubitus, atrofi otot, gangguan metabolik seperti balans nitrogen
negatif, toleransi glukosa terganggu inkontinensia, dan lain - lain
3. Usulan tata laksana adalah dengan mengatasi penyebab, mengobati penyakit. mencegah
komplikasi.
Pengelolaan adalah dengan mengobati penyakit atau masalah yang menjadi penyebab,
rehabilitasi dengan fisioterapi dan pencegahan terjadinya komplikasi atau dampak
Misalnya : sekarang sudah rutin diberikan antikoagulan pada pasien rawat yang
mengalami imobilitas lebih dari 3 hari.
MATERI INTI 3
PELAYANAN PENYAKIT
DEGENERATIF DAN GERIPAUSE
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu
1. Melakukan penatalaksanaan penyakit degeneratif.
2. Melakukan penatalaksanaan geripause.
3. Melakukan pengelolaan secara khusus penyakit degeneratif pada lanjut usia
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai petunjuk latihan kasus pelayanan penyakit
degeneratif dan geripause
2. Peserta dibagi 3 (tiga) kelompok kecil dengan cara menghitung : 1, 2, 3 setiap peserta yang
menyebut angka 1 (satu) berkumpul menjadi satu kelompok, yang menyebut angka 2 (dua)
berkumpul menjadi satu, demikian selanjutnya.
3. Fasilitator membagikan Lembar Kasus yang sama pada setiap kelompok
4. Masing-masing kelompok membahas kasus yang dibagikan selama 10 menit
5. Masing-masing kelompok secara bergiliran mengemukakan pendapat terkait pertanyaan yang
diajukan. dan pada saat bersamaan kelompok lain menanggapi
6. Masing-masing kelompok memaparkan simpulan hasil latihan kasus pelayanan penyakit
degeneratif dan geripause dan tiap peserta dapat mengajukan pertanyaan/ tanya jawab
tentang hal yang belum dipahami.
7. Fasilitator memberikan tanggapan tentang hasil diskusi.
Waktu :
1 jpl @ 45 menit = 90 menit
Kasus
Ny S, 78 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk disertai sesak yang
memberat sejak 2 (dua) hari terahir. Dan sudah diketahui menderita hipertensi sejak 20
tahun.
Dan ditegakkan masalahnya:
1 Pneumonia
2 PPOK eksaserbasi akut
3 Oral hygiene buruk
4 Risiko malnutrisi
5 Hipertensi terkontrol
6 Imobilisasi
Tugas:
1. Adakah dari masalah diatas yang dikelompokkan sebagai penyakit degeneratif ?
Jelaskan alasan atas jawaban anda diatas ?
2. Bagaimana penatalaksanaan masalah degeneratif tersebut ?
1. Berdasarkan materi yang sudah dipelajari penyakit yang termasuk penyakit degneratif
adalah : Osteoarthrosis
Osteoporosis
Diabetes Melitus
Penyakit Jantung Koroner
Hipertensi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Pada kasus ini, masalah yang dapat dikelompokkan sebagai penyakit degeneratif yaitu :
PPOK eksaserbasi akut dan Hipertensi terkontrol.
2. Penatalaksanaan masalah degeneratif tersebut adalah :
a. Tatalaksana Hipertensi
Promotif
Melakukan penyuluhan mengenai:
1) Penyakit hipertensi, faktor-faktor risiko, dan komplikasinya.
2) Cara hidup sehat: diet yang sehat, aktivitas fisik teratur, hindari atau stop merokok,
istirahat cukup, hindari stres.
3) Pentingnya penatalaksanaan hipertensi yang menyeluruh dan terus menerus pada
mereka yang sudah mengalaminya.
4) Upaya menjaga status kesehatan dan kemandirian pada mereka yang telah
mengalami berbagai komplikasi kronik akibat penyakit hipertensi.
Preventif
1) Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya hipertensi.
2) Memodifikasi faktor risiko bila ditemukan
3) Deteksi dini timbulnya hipertensi, dengan pemeriksaan tekanan darah berkala setiap
6 bulan pada mereka yang belum mengalami hipertensi dan mempunyai faktor risiko
4) Melakukan evaluasi secara berkala; komplikasi akibat hipertensi.
Kuratif
1) Melanjutkan upaya modifikasi dari faktor risiko.
2) Pengobatan yang bertujuan pengendalian tekanan darah senormal mungkin secara
terus-menerus; menggunakan obat antihipertensi yang tersedia di Puskesmas.
3) Melakukan pengobatan awal terhadap kondisi yang diduga merupakan komplikasi
kronik hipertensi.
Rehabilitatif
1) Mengidentifikasi disabilitas yang muncul akibat komplikasi kronik hipertensI.
2) Menentukan status fungsional saat ini dan target status fungsional yang ingin
dicapai.
3) Merancang program latihan yang sesuai.
4) Menyediakan tempat latihan khusus
5) Tetap melakukan upaya preventif, promotif, dan kuratif sesuai dengan beratnya
hipertensi dan komplikasi yang sudah terjadi
Promotif
1) Edukasi mengenai penyakit, faktor risiko, dan komplikasi
2) Edukasi mengenai gaya hidup sehat
Preventif:
1) Pencegahan primer (bila belum terjadi PPOK): mengentikan merokok dan mengatasi
faktor risiko lain
2) Pencegahan sekunder (bila PPOK sudah terjadi): jangan terjadi eksaserbasi
mencegah infeksi saluran napas dan paru
3) Pencegahan tersier: jangan sampai terjadi disabilitas
Kuratif:
1) Aktivitas fisik
2) Diet
3) Obat-obatan untuk mengontrol penyakit dan mengatasi eksaserbasi
Rehabilitatif:
1) Latihan pernapasan yg efektif
2) Mengidentifikasi disabilitas yang terjadi dan mempertahankan/memperbaiki status
fungsional dengan berbagai latihan
MATERI INTI 4
PELAYANAN GIGI DAN MULUT
PADA LANJUT USIA
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu memahami tatalaksana kesehatan gigi dan mulut
lanjut usia
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai petunjuk latihan kasus kesehatan gigi dan
mulut lanjut usia
2. Peserta dibagi 3 (tiga) kelompok
3. Fasilitator membagikan Lembar Kasus pada setiap kelompok
4. Masing-masing kelompok membahas kasus yang dibagikan selama 15 menit
5. Masing-masing kelompok memaparkan hasil pembahasan kelompok selama masing-masing
10 menit dan tiap peserta dapat mengajukan pertanyaan/ tanya jawab tentang hal yang
belum dipahami.
6. Fasilitator memberikan tanggapan dan kesimpulan mengenai kesehatan gigi dan mulut lanjut
usia.
Waktu :
1 jpl @ 45 menit = 45 menit
Kasus 1
Seorang Ibu umur 71 tahun datang dengan keluhan gusi mudah berdarah disertai kegoyangan
gigi anterior rahang bawah (insisivus rahang bawah) tapi tidak terlalu parah kegoyangannya.
Tindakan apa yang dapat saudara dapat lakukan kepada Ibu tersebut?
Kasus 2
Seorang Bapak berumur 80 tahun mengeluh kesakitan pada waktu menggunakan gigi tiruannya
dan gigi tiruan longgar, mengalami pembusukan gigi yang luas, terdapat candidiasis, kesulitan
dalam berbicara, makan dan menelan, luka di dalam mulut, perubahan indera perasa di lidah.
Apa yang menyebabkan terjadinya keadaan seperti itu dan bagaimana cara mengatasinya
Kasus 3
Seorang Ibu 78 th datang dengan keluhan terjadi kondisi kemerahan, peradangan, dan ulkus
pada jaringan mukosa mulut dibawah gigi tiruan.
Apa yang dialami oleh ibu tersebut, sebutkan penatalaksanaan yang harus dilakukan untuk
menanggulangi masalah tersebut?
Kasus 1
Radang gusi dengan periodontitis ini dapat disebabkan oleh faktor lokal maupun faktor
sistemik. Peradangan jaringan periodontium yang lebih dalam yang merupakan lanjutan dari
peradangan gingival.
Faktor lokal diantaranya karang gigi, bakteri, sisa makanan(plak), pemakaian sikat gigi yang
salah
Plak dan kalkulus bisa mengiritasi gusi sehingga timbul gingivitis.
Faktor sistemik meliputi Diabetes mellitus (DM), ketidakseimbangan hormon (saat
menstruasi, kehamilan, menopause, pemakaian kontrasepsi), keracunan logam, dan
sebagainya
Penatalaksanaan
a. Karang gigi yang berada pada saku gigi beserta impaksi makanan dan penyebab lokal
lainnya harus dibersihkan/diperbaiki.
b. Antibiotik amoksilin, metronidazol atau antibiotik lainnya (250 – 500mg) dengan tetap
menanyakan riwayat alergi terhadap penggunaan antibiotik sebelumnya, diberikan 3 x
sehari selama 5 hari.
c. Penderita dianjurkan berkumur selama ½ - 1 menit dengan obat kumur seperti larutan
povidon atau khlorheksidin dilakukan 3 kali/hari.
Pemeliharaan:
Sikat gigi teratur.
Hindari luka.
Obat kumur.
Pemeliharaan GT.
Diet seimbang.
Penatalaksanaan :
Kontrol pembersihan gigi tiruan dan pemeliharan kebersihan mulut pasien disertai anjuran
pasien untuk melepas gigi tiruan lepasan saat tidur malam. Pada saat itu gigi tiruan lepasan
di rendam dalam larutan khlorheksidin.
Kontrol kondisi gigi tiruan apakah masih sesuai dengan jaringan penyangga gigi tiruan. Bila
perlu dilakukan penggantian gigi tiruan
Bila kondisi disebabkan oleh candida albicans maka berikan pengobatan atas candida
menggunakan antifungi topikal dan obat kumur seperti khlorheksidin. Jika perlu dapat
ditambah dengan antifungi secara oral.
MATERI INTI 5
PELAYANAN KESEHATAN JIWA DAN
INTELIGENSIA PADA LANJUT USIA
Tujuan :
Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta mampu melakukan pengisian GDS, AMT, MMSE, Mini
Cog dan Clock Drawing Test
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai petunjuk pengisian GDS, AMT, MMSE, Mini
Cog dan Clock Drawing Test sesuai dengan panduan pengisian masing-masing instrument
dan memberikan kesempatan bertanya
2. Fasilitator memberikan contoh cara pengisian setiap instrument dengan bantuan salah
seorang peserta sebagai pasien
3. Fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok untuk latihan pengisian setiap instrument.
Di dalam setiap kelompok tiap peserta diberikan kesempatan mencoba
4. Pada saat latihan pengisian instrument, setiap kelompok membagi diri ada yang menjadi
pasien, pemeriksa, dan pengamat (dilengkapi dengan lembar observasi)
5. Setiap kelompok melakukan pengisian instrument untuk kasus depresi dan demensia
6. Selama proses latihan, fasilitator mengamati dan membimbing tiap kelompok secara
bergantian
7. Fasilitator menggali kesulitan-kesulitan selama pengisian instrument dan memberikan umpan
balik terhadap pengisian instrumen
8. Fasilitator merangkum proses pengisian instrumen
Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Anda selama dua
minggu terakhir.
No Pertanyaan Skor
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda? YA TIDAK
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan dan YA TIDAK
minat /kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? YA TIDAK
4 Apakah anda sering merasa bosan? YA TIDAK
5 Apakah anda mempunyai semangat baik setiap saat? YA TIDAK
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada YA TIDAK
anda?
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar hidup YA TIDAK
anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? YA TIDAK
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke YA TIDAK
luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan YA TIDAK
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini menyenangkan? YA TIDAK
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda YA TIDAK
saat kini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? YA TIDAK
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada YA TIDAK
harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya YA TIDAK
dari anda?
TOTAL SKOR
Catatan: jika responden ingin mengisi sendiri (diperbolehkan) maka berikan lembar GDS yang
jawaban (Ya Tidak) tidak perlu dicetak tebal tipis!
a. Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksa akan menanyakan keadaan perasaannya dalam
dua minggu terakhir, tidak ada jawaban benar salah, jawablah ya atau tidak sesuai
dengan perasaan yang paling tepat akhir-akhir ini.
b. Bacakan pertanyaan nomor 1 – 15 sesuai dengan kalimat yang tertulis, tunggu jawaban
pasien. Jika jawaban kurang jelas, tegaskan lagi apakah pasien ingin menjawab ya atau
tidak. Beri tanda (lingkari) jawaban pasien tersebut.
c. Setelah semua pertanyaan dijawab, hitunglah jumlah jawaban yang bercetak tebal.
Setiap jawaban (ya/tidak) yang bercetak tebal diberi nilai satu (1).
d. Jumlah skor diantara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar ada gangguan depresi.
e. Jumlah skor 10 atau lebih menunjukkan ada gangguan depresi
Tanggal : ……………….
Nama : ………………… Umur/Jenis Kelamin : .............tahun / ....................
Salah = 0 Benar = 1
Jumlah skor:
Petunjuk pengisian:
1. Minta subyek untuk menjawab pertanyaan di bawah ini, beri tanda centang (V) pada nilai nol
(0) jika salah dan satu (1) jika benar
2. Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
3. Interpretasi :
Skor 8-10 menunjukkan dalam batas normal,
skor 4-7 gangguan daya ingat sedang
skor 0-3 gangguan daya ingat berat
NILAI NILAI
BUTIR TES
MAKS
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (gedung), (ruang) 5
(tanyakan pada responden)
REGISTRASI
3 Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda kelompoknya selang 1 detik 3
(misal apel, uang, meja), responden diminta mengulanginya. Nilai 1 untuk
tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai responden dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 untuk tiap jawaban 5
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau responden diminta
mengeja terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar
sebelum kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di atas 3
BAHASA
6 Responden diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan 2
(perlihatkan pensil dan jam tangan )
7 Responden diminta mengulang kalimat:” tanpa kalau dan atau tetapi” 1
8 Responden diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan 3
anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”.
Skor Total 30
Tandailah tingkat kesadaran responden pada garis aksis:
Catatan pemeriksa:
Kurikulum Pelatihan Bagi Pelatih 69
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri untuk Petugas Puskesmas
PETUNJUK PENGGUNAAN MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Orientasi
(1) Tanyalah tanggal, bulan dan tahun. Kemudian tanyalah juga hari dan musim. Satu angka
untuk tiap jawaban yang benar.
(2) Tanyalah berturut-turut sebagai berikut: "Dapatkah Anda menyebut nama rumah
sakit/institusi ini?" Kemudian tanyalah lantai/ tingkat/nomor; kota, kabupaten dan propinsi
tempat rumah sakit/ institusi tersebut terletak.
Registrasi
Tanyalah responden bila Saudara dapat menguji ingatannya. Katakan 3 nama benda yang satu
sama lain tidak ada kaitan, dengan terang dan perlahan, kira-kira 1 detik untuk tiap nama
benda. Sesudah menyebut ketiga nama benda tersebut, mintalah responden mengulangnya.
Pengulangan penyebutan ketiga nama benda tersebut yang pertama kali diberi skor 0-3. Bila
responden tidak dapat menyebutnya dengan benar, ulanglah sampai responden dapat
melakukannya. Jumlah maksimal pengulangan 6 kali. Bila responden masih tidak dapat
menghapalnya, maka fungsi mengingat di bawah tidak dapat diukur secara bermakna.
Mengingat
Tanyalah responden apakah responden dapat mengingat dan menyebut 3 nama benda yang
sebelumnya telah diminta padanya untuk dihapal. Skor antara 0-3.
Bahasa
Penamaan: Perlihatkan pada responden arloji dan tanyalah padanya nama benda tersebut.
Ulangi untuk pensil. Skor antara 0-2.
Pengulangan: Mintalah responden mengulang kalimat tersebut setelah Saudara
mengucapkannya. Percobaan pengulangan tersebut hanya boleh 1 kali. Skor 0 atau 1.
Perintah 3 tahap: Berilah responden selembar kertas putih dan berikan perintah 3 tahap
tersebut. Skor 1 angka untuk tiap tahap yang dilaksanakan dengan benar.
Membaca: Pada selembar kertas kosong, tulislah dengan huruf balok: "PEJAMKAN MATA
ANDA". Huruf-huruf tersebut harus cukup besar bagi responden, sehingga terlihat dengan jelas.
Nilailah tingkat kesadaran responden pada garis aksis, dari sadar penuh pada ujung kiri sampai
dengan koma pada ujung kanan.
Interpretasi :
Dalam melakukan interpretasi hasil penilaian MMSE maka perlu mempertimbangkan tingkat
pendidikan dan kesadaran pasien.
Secara umum (sederhana) pengelompokkan fungsi kognitif global dengan instrumen MMSE
dapat dikelompokkan sebagai berikut
Skor 0-10 : fungsi kognitif global buruk
Skor 11-20 : fungsi kognitif global sedang
Skor 21 – 30: fungsi kognitif global masih relatif baik
Interpretasi hasil pemeriksaan Mini Cog dan Clock Drawing Test (CDT4)
Dikatakan curiga fungsi kognitifnya menurun apabila tidak dapat mengingat satu atau lebih
kata yang diberikan sebelumnya dan atau tidak mampu menggambar jam dengan sempurna
(skor 4)
Lengkapi dengan tanda yang sesuai seperti berikut ini pada kolom penilaian
Mampu – melakukan keterampilan/kegiatan sesuai dengan prosedur tertulis tanpa
memerlukan bantuan pelatih.
Belum mampu – melakukan keterampilan/kegiatan belum sesuai dengan prosedur tertulis,
atau masih memerlukan bantuan pelatih.
T/S Tidak Sesuai – melakukan hal-hal/kegiatan yang tidak sesuai dengan keadaan/situasi
B AMT
Cara bertanya
Cara memberi skor sesuai dengan panduan instrumen
Cara menyimpulkan hasil pengisian instrument
C MMSE
Cara bertanya
Cara memberi skor sesuai dengan panduan instrumen
Cara menyimpulkan hasil pengisian instrument
D Mini Cog
Cara bertanya
Cara memberi skor sesuai dengan panduan instrumen
Cara menyimpulkan hasil pengisian instrument
Tujuan :
Peserta mampu melakukan contoh stimulasi kognitif bagi lanjut usia
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan stimulasi kognitif bagi lanjut usia
(senam vitalisasi otak)
2. Fasilitator memandu peserta untuk melakukan stimulasi kognitif bagi lanjut usia (senam
vitalisasi otak)
3. Peserta diminta untuk mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh fasilitator
4. Gerakan diulang sampai beberapa kali sehingga peserta mampu melakukan sendiri
5. Fasilitator melanjutkan pemutaran video stimulasi kognitif bagi lanjut usia (senam vitalisasi
otak) dan diikuti oleh peserta
6. Fasilitator mengamati dan memandu gerakan stimulasi kognitif bagi lanjut usia (senam
vitalisasi otak)
7. Fasilitator kelas merangkum dan menyimpulkan hasil latihan
Waktu :
1 jpl @ 45 menit = 45 menit
MATERI INTI 6
PELAYANAN GIZI
PADA LANJUT USIA
A. TUJUAN
1. Umum: Melakukan penentuan dan penilaian status gizi pada lanjut usia
2. Khusus:
Peserta mampu:
4. Bangku duduk
8. Kalkulator
C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:
5. Hasil penilaian status gizi dimasukkan ke dalam formulir mini nutritional assessment
bagian I
6. Selama kegiatan simulasi setiap tahapan kerja akan diamati oleh peserta lain yang
bertindak sebagai pengamat
7. Setelah simulasi selesai, setiap kelompok didampingi 1 orang fasilitator membahas hasil
simulasi yang didahului dengan penjelasan rangkuman hasil dari 4 orang peserta yang
bertindak sebagai pengamat
D. WAKTU :
17,0–18,4 Kurus
18,5–25,0 Normal
>27,0 Obese
1 Berat badan
mengeluarkan isi kantung
melepas alas kaki mata menatap
ke depan,tidak
menunduk/membungkuk
2 Tinggi badan
melepas alas kaki
ujung tumit kedua telapak kaki
dirapatkan bahu, tulang belakang,
bokong menempel di dinding
3 Tinggi duduk
duduk posisi tegak, kepala dan
punggung menempel di dinding
tangan diletakkan santai di atas
paha
tidak menggunakan topi
4 Panjang depa
berdiri dengan kaki dan bahu
menempel membelakangi dinding
kedua lengan diluruskan
pengukuran dilakukan hingga
ujung telapak tangan
FORM SKRINING*
Hasil Penilaian
A. Apakah anda mengalami penurunan asupan makanan dalam 3
bulan terakhir disebabkan kehilangan nafsu makan, gangguan
saluran cerna, kesulitan mengunyah atau menelan?
0 = kehilangan nafsu makan berat (severe)
1 = kehilangan nafsu makan sedang (moderate)
2 = tidak kehilangan nafsu makan
B. Kehilangan berat badan dalam tiga bulan terakhir ?
0 = kehilangan BB > 3 kg
1 = tidak tahu
2 = kehilangan BB antara 1 – 3 kg
3 = tidak mengalami kehilangan BB
C. Kemampuan melakukan mobilitas ?
0 = di ranjang saja atau di kursi roda
1 = dapat meninggalkan ranjang atau kursi roda namun tidak bisa
pergi/jalan-jalan ke luar
2 = dapat berjalan atau pergi dengan leluasa
D. Menderita stress psikologis atau penyakit akut dalam tiga bulan
terakhir ?
0 = ya
2 = tidak
E. Mengalami masalah neuropsikologis?
0 = dementia atau depresi berat
1 = demensia sedang (moderate)
2 = tidak ada masalah psikologis
F. Nilai IMT (Indeks Massa Tubuh) ?
0 = IMT < 19 kg/m2
1 = IMT 19 - 21
2 = IMT 21 – 23
3 = IMT > 23
SUB TOTAL
SKOR SKRINING
Sub total maksimal : 14
Jika nilai > 12 – tidak mempunyai risiko, tidak perlu melengkapi form penilaian
Jika < 11 – mungkin mengalami malnutrisi, lanjutkan mengisi form penilaian
Hasil Penilaian
G. Apakah anda tinggal mandiri ? (bukan di panti/Rumah Sakit)?
0 = tidak
1 = ya
H. Apakah anda menggunakan lebih dari tiga macam obat per hari
0 = ya
1 = tidak
I. Apakah ada luka akibat tekanan atau luka di kulit?
0 = ya
1 = tidak
J. Berapa kali anda mengonsumsi makan lengkap / utama per hari
?
0 = 1 kali
1 = 2 kali
2 = 3 kali
K. Berapa banyak anda mengonsumsi makanan sumber protein?
Sedikitnya 1 porsi dairy produk (seperti susu, keju, yogurt) per
hari ya/tidak
2 atau lebih porsi kacang-kacangan atau telur per minggu ya /
tidak
Daging ikan atau unggas setiap hari ya / tidak
0.0 = jika 0 atau hanya ada 1 jawabnya ya
0.5 = jika terdapat 2 jawaban ya
1.0 = jika terdapat 3 jawaban ya
L. Apakah anda mengkonsumsi buah atau sayur sebanyak 2 porsi
atau lebih per hari ?
0 = tidak
1 = ya
M. Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, teh, susu) yang dikonsumsi
per hari ?
0.0 = kurang dari 3 gelas
0.5 = 3 – 5 gelas
1.0 = lebih dari 5 gelas
N. Apakah anda mengkonsumsi buah atau sayur sebanyak 2 porsi
atau lebih per hari ?
0 = tidak
1 = ya
A. Bagaimana cara makan ?
0 = harus disuapi
1 = bisa makan sendiri dengan sedikit kesulitan
2 = makan sendiri tanpa kesulitan apapun juga
**PENILAIAN SKOR:
I.Skor Skrining
II.Skor Penilaian
Skor total indikator malnutrisi (maksimum 30)
17 - 23.5 : risiko malnutrisi
Kurang dari 17 malnutrisi
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan pelayanan gizi pada lanjut usia
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai petunjuk latihan kasus pelayanan gizi pada
lanjut usia
2. Peserta dibagi 3 (tiga) kelompok
3. Fasilitator membagikan Lembar Kasus pada setiap kelompok
4. Masing-masing kelompok membahas kasus yang dibagikan selama 15 menit
5. Masing-masing kelompok memaparkan hasil pembahasan kelompok selama masing-masing
10 menit dan tiap peserta dapat mengajukan pertanyaan/ tanya jawab tentang hal yang
belum dipahami.
6. Fasilitator memberikan tanggapan dan kesimpulan mengenai pelayanan rehabilitasi medik
pada lanjut usia.
Waktu :
1 jpl @ 45 menit = 45 menit
Kasus 1
Seorang lansia perempuan umur 75 tahun
TB = 150 cm, BB = 38 kg, IMT = 16,8 kg/m2. Dalam 6 bulan terakhir pasien merasa lebih
kurus, baju menjadi lebih longgar
Gigi sudah banyak yang tanggal. Pasien sudah pernah punya gigi palsu tapi tidak dipakai
lagi karena sakit bila digunakan. Saat ini pasien hanya bisa makan makanan yang lunak.
Nafsu makan saat ini baik, tapi kadang malas makan sendirian
Pola makan (nasi lembik, ikan/tempe dan tahu) 2-3 x sehari, makan sayur 1-2x/minggu
jarang makan buah (karena keras), kue/biskuit 2-3x/minggu
Pasien tinggal dengan anak perempuannya yang bekerja dari pagi – sore, Pasien memasak
sendiri
Tuliskan asuhan gizi pada pasien pasien tersebut sesuai PAGT, rencanakan MONEV
Kasus 2
Seorang lansia laki-laki usia 65 tahun
TB = 160 cm, BB = 45 kg, IMT = 17,5 kg/m2. Selama 2 bulan terakhir pasien sering
terbangun malam hari karena sering berkemih
Badan terasa cepat lelah, sering haus, dan mudah berkeringat. Pasien sering merasa lapar
meskipun sudah makan, tetapi akhir-akhir ini badan terasa lebih kurus
Pasien terbiasa makan 3–4 kali makan dengan porsi 1 porsi, lauk ikan atau ayam goreng 1
potong sedang dengan tambahan tahu atau tempe 1–2 potong sedang digoreng. Sesekali
konsumsi sayur dimasak kuah atau tumis. Pasien konsumsi kopi sebanyak 3 sachet sehari
dengan camilan kue manis atau gorengan 1–2 potong
Pasien tinggal dengan istri dan dua anak, bekerja sebagai karyawan kantor. Biasanya
pasien makan pagi dan sore di rumah, sedangkan makan siang di kantin kantor
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya. Ibu pasien menderita diabetes melitus
Istri pasien mengajak berobat ke poliklinik umum, setelah dilakukan pemeriksaan darah
didapatkan peningkatan glukosa darah sewaktu. Pasien didiagnosis diabetes mellitus tipe 2
dan diberi obat
Tuliskan asuhan gizi pada pasien pasien tersebut sesuai PAGT, rencanakan MONEV
Kasus 1
Gigi Tanggal
Skrining Pengkajian
Diagnosis Gizi
Berat badan kurang berkaitan dengan gangguan mengunyah makanan dan konsumsi
makan sendirian, ditandai dengan IMT 16,8
Intervensi Gizi
Frekuensi 3x makan lengkap, 2x selingan buah (diblender), sayur dipotong kecil, dan
Anjuran
a. agar ada pendamping untuk membantu menyiapkan makanan dan menemani makan
Kunjungan ke 2
4. Anjuran untuk tetap melakukan pola hidup sehat dengan gizi seimbang
Diabetes Melitus
Skrining Pengkajian
Diagnosis Gizi
Intervensi Gizi
Intervensi: Edukasi makanan seimbang lansia, bentuk padat tinggi serat, sebesar
1700 Kkal
Mengurangi konsumsi gula pasir, makanan yang diolah dari bahan tepung,
Anjuran
D. mengedukasi pasien dan istri untuk memilih dan mempersiapkan makanan sehat
Kunjungan ke 2
7. Bertanya mengenai pola makan apa yang telah sesuai, apa kendalanya
8. Anjuran untuk tetap melakukan pola hidup sehat dengan gizi seimbang
Hipertensi
Skrining Pengkajian
Diagnosis Gizi
Intervensi Gizi
Tujuan: Mengatur asupan makanan untuk menjaga tekanan darah tetap terkontrol
Intervensi: Edukasi makanan seimbang lansia, bentuk padat, tinggi serat, dan rendah
garam sebesar 1500 Kkal
Anjuran
a. mengedukasi pasien memilih bahan makanan segar (tidak diawetkan), rendah garam,
rendah lemak (menghindari makanan digoreng dan santan), dan menggunakan bumbu
dapur alami
Kunjungan ke 2
3. Bertanya mengenai pola makan apa yang telah sesuai, apa kendalanya
4. Anjuran untuk tetap melakukan pola hidup sehat dengan gizi seimbang
MATERI INTI 7
PELAYANAN REHABILITASI
MEDIK PADA LANJUT USIA
Tujuan :
Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta mampu melakukan deteksi dan tatalaksana gangguan
gerak pada Lanjut Usia
Petunjuk :
1. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok
2. Di setiap kelompok membagi peran :
Satu orang berperan sebagai pasien
Satu orang berperan sebagai pemeriksa
Sisanya sebagai pengamat
Setelah selesai simulasi pada peserta pertama dilanjutkan dengan peserta kedua, dan
peserta berganti peran.
3. Peserta yang berperan sebagai pemeriksa mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk proses pembelajaran.
4. Peserta yang berperan sebagai pengamat diberi daftar tilik sebagai acuan dalam melakukan
pengamatan dan penilaian.
Pelaksanaan Simulasi
Peserta yang berperan sebagai pemeriksa
Peserta yang berperan sebagai pemeriksa melaksanakan pemeriksaan dan tatalaksana
sesuai dengan prosedur yang ada
Peserta yang berperan sebagai pasien
Peserta berperan sebagai pasien
Peserta sebagai pengamat :
Peseta sebagai pengamat memiliki tanggung jawab mengamati jalannya simulasi
Memberikan penilaian terhadap pemeran pemeriksa dengan menggunakan daftar tilik
Memberikan umpan balik kepada peserta yang berperan sebagai pemeriksa dan proses
simulasi berlangsung. Dapat dilakukan setelah beberapa sesi dan pada akhir sesi simulasi,
sesuaikan dengan waktu yang tersedia.
Bahan dan Alat
Petunjuk simulasi tatalaksana gangguan gerak
Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Daftar tilik
Waktu : 1 jpl @ 45 menit = 45 menit
92 Kurikulum Pelatihan Bagi Pelatih
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri untuk Petugas Puskesmas
Kurikulum Pelatihan Bagi Pelatih 93
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri untuk Petugas Puskesmas
PETUNJUK LATIHAN KASUS
PELAYANAN REHABILITASI MEDIK PADA LANJUT USIA
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan pelayanan rehabilitasi medik pada
lanjut usia
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai petunjuk latihan kasus pelayanan rehabilitasi
medik pada lanjut usia
2. Peserta dibagi 3 (tiga) kelompok
3. Fasilitator membagikan Lembar Kasus pada setiap kelompok untuk pokok bahasan 2, 3, 6
4. Masing-masing kelompok membahas kasus yang dibagikan selama 15 menit
5. Masing-masing kelompok memaparkan hasil pembahasan kelompok selama masing-masing
10 menit dan tiap peserta dapat mengajukan pertanyaan/ tanya jawab tentang hal yang
belum dipahami.
6. Fasilitator memberikan tanggapan dan kesimpulan mengenai pelayanan rehabilitasi medik
pada lanjut usia.
Waktu :
1 jpl @ 45 menit = 45 menit
Kasus 1
Ny. S umur 72 tahun datang ke puskesmas pada tanggal 19 september 2014 pukul 09.40 WIB
dengan keluhan penglihatannya kabur seperti ada kabut. Ny. S diantar oleh cucunya yang
masih duduk di bangku SMA. Ny. S mengatakan mulai merasakan penglihatannya kabur sejak
± 7 bulan yang lalu. Awalnya, Ny. S hanya merasakan kabur pada mata kirinya saja, namun 5
bulan kemudian Ia mulai merasakan mata kanannya juga sudah mulai kabur seperti berkabut.
Cucu Ny. S mengatakan bahwa 2 hari yang lalu neneknya pernah terjatuh di dapur.
Dari Hasil pemeriksaan fisik yang di lakukan Ns. R, di dapatkan TTV: TD; 150/90 mmHg, N: 74
x/menit, P: 16x/menitt. Pada hasil Pemeriksaan Visus di dapatkan VOD : 4/60 , VOS : 2/60, ke
dua mata, kiri maupun kanan sudah tertutupi selaput berwarna putih. Namun mata kiri hampir
keseluruhan tertutupi lapisan berwarna putih. Dokter menyarankan Ny. S untuk Operasi
Katarak, agar dapat mengangkat lapisan putih yang menutupi pandangan matanya. Ny. S dan
cucunya mulai berdiskusi mengenai saran yang di berikan dokter. Ny. S kemudian menyutujui
saran yang diberikan dokter untuk operasi katarak.
Ny. S mengatakan BAB/BAK tidak ada keluhan, namun sejak jatuh ia hanya berani berjalan
merambat sendiri di sekitar tempat tidur, untuk ke kamar mandi atau tempat lain didalam rumah
yang agak jauh harus dituntun, begitu pula saat naik tangga, bahkan jika ada ia lebih memilih
naik lift. Aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) lainnya dapat dilakukan secara mandiri.
b. Apa tatalaksana pencegahan jatuh yang dapat diberikan pada pasien ini?
Seorang perempuan umur 65 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada pangkal
paha kanan sehingga mengganggu bila berjalan. Keadaan ini dialami sejak 5 hari yang lalu
pada saat penderita berjalan tertatih-tatih lalu jatuh terduduk di dalam kamar mandi. Sejak 7
tahun terakhir ini penderita mengkonsumsi obat-obat kencing manis, tekanan darah
tinggi,jantung dan rematik. Juga pernah serangan stroke 3 tahun lalu.
Pasien mengatakan sejak stroke BAB tidak lancar jika ia kurang mengkonsumsi buah dan
sayur. BAK tidak ada keluhan, namun dimalam hari pasien sering ngompol, karena saat
terbangun dimalam hari karena kebelet, OS tidak bisa segera mencapai kamar mandi
dikarenakan jalannya yang tertatih-tatih. Maka pasien memakai pampers setiap malam sebelum
tidur hingga pagi hari. Aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) lainnya dapat dilakukan secara
mandiri.
a. Apa saja faktor risiko jatuh yang didapatkan pada pasien ini?
b. Apa tatalaksana pencegahan jatuh yang dapat diberikan pada pasien ini?
c. Bagaimanakah tingkat kemandirian pasien ini?
Kasus 3
Tn. Y berusia 69 tahun mengeluh nyeri pada daerah ekstremitas kanan bawah, kadang-kadang
kalau sakit sampai tidak bisa jalan.. Ny. Y mengatakan rasa sakit mulai timbul sekitar 3 bulan
yang lalu. Nyeri terasa betul pada saat cuaca dingin. Rasa nyeri berkurang jika banyak istirahat.
Ny.Y juga telah berobat ke puskesmas untuk mengobati keluhan itu, ia minum obat teratur
sesuai dengan dosis yang diberikan. Selain itu juga setiap rasa nyerinya kambuh Ny. Y sering
mengurut kakinya sendiri dengan minyak angin Penglihatan agak berkurang dibandingkan
lima tahun lalu. Telinga masih mampu mendengar dengan nada yang sedang tapi jika
menggunakan suara dengan frekwensi yang rendah, pasien kurang mendengar.
Tn. Y tidak mengeluh adanya kelainan BAB/BAK, seluruh AKS dapat dilakukan secara mandiri,
hanya jika sakit kakinya muncul pasien tidak bisa jalan sama sekali, harus dibawa dengan kuri
roda dan harus digendong untuk pindah ke kursi roda.
a. Apakah pasien mengalami gangguan gerak?
b. Apa yang harus dilakukan untuk mendeteksi gangguan gerak pada pasien?
c. Tentukan resiko jatuh pada pasien.
d. Apa tatalaksana pencegahan jatuh yang dapat diberikan pada pasien ini?
e. Bagaimanakah tingkat kemandirian pasien ini?
NO RISIKO SKALA
4 Nokturia/Inkontinen 3
6 Kelemahan umum 2
9 Osteoporosis 1
Jumlah
Tingkat risiko :
Risiko rendah bila skor 1-3 Lakukan intervensi risiko rendah
Risiko tinggi bila skor ≥ 4 Lakukan intervensi risiko tinggi
Skor Hasil
Dapat menggunakan telepon
Mengoperasikan telepon sendiri dan mencari dan menghubungi nomor 1
Menghubungi beberapa nomor yang diketahui 1
Menjawab telepon tetapi tidak menghubungi 1
Tidak bisa menggunakan telepon sama sekali 0
Mampu pergi ke suatu tempat
Berpergian sendiri menggunakan kendaraan umum atau menyetir sendiri 1
Mengatur perjalanan sendiri 1
Perjalanan menggunakan transportasi umum jika ada yang menyertai 0
Tidak melakukan perjalanan sama sekali 0
Dapat berbelanja
Mengatur semua kebutuhan belanja sendiri 1
Perlu bantuan untuk mengantar belanja 0
Sama sekali tidak mampu belanja 0
Dapat menyiapkan makanan
Merencanakan, menyiapkan, dan menghidangkan makanan 1
Menyiapkan makanan jika sudah tersedia bahan makanan 0
Menyiapkan makanan tetapi tidak mengatur diet yang cukup 0
Perlu disiapkan dan dilayani 0
Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga
Merawat rumah sendiri atau bantuan kadang-kadang 1
Mengerjakan pekerjaan ringan sehari-hari (merapikan tempat tidur, 1
mencuci piring)
Perlu bantuan untuk semua perawatan rumah sehari-hari 1
Tidak berpartisipasi dalam perawatan rumah 0
Dapat mencuci pakaian
Mencuci semua pakaian sendiri 1
Mencuci pakaian yang kecil 1
Semua pakaian dicuci oleh orang lain 0
Dapat mengatur obat - obatan
Meminum obat secara tepat dosis dan waktu tanpa bantuan 1
Tidak mampu menyiapkan obat sendiri 0
Dapat mengatur keuangan
Mengatur masalah financial (tagihan, pergi ke bank) 1
Mengatur pengeluaran sehari-hari, tapi perlu bantuan untuk ke bank 1
untuk transaksi penting
Tidak mampu mengambil keputusan financial atau memegang uang 0
Total
Skoring IADL
Dikerjakan oleh orang lain 0
Perlu bantuan sepanjang waktu 1
Perlu bantuan sesekali 2
Independen/mandiri 3-8
MATERI INTI 8
BIMBINGAN LATIHAN FISIK PADA
LANJUT USIA
Tujuan :
Peserta mampu melakukan contoh latihan fisik bagi lanjut usia
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan latihan fisik bagi lanjut usia
2. Fasilitator memandu peserta untuk melakukan latihan fisik bagi lanjut usia
3. Peserta diminta untuk mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh fasilitator
4. Gerakan diulang sampai beberapa kali sehingga peserta mampu melakukan sendiri
5. Fasilitator melanjutkan pemutaran video senam bagi lanjut usia dan diikuti oleh peserta
6. Fasilitator mengamati dan memandu gerakan senam bagi lanjut usia
7. Fasilitator kelas merangkum dan menyimpulkan hasil latihan
Waktu :
2jpl @ 45 menit = 90 menit
MATERI INTI 9
PERAWATAN KESEHATAN
LANJUT USIA DI RUMAH
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan perawatan kesehatan lanjut usia di
rumah
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai petunjuk latihan kasus perawatan kesehatan
lanjut usia di rumah
2. Peserta dibagi 3 (tiga) kelompok
3. Fasilitator membagikan Lembar Kasus pada setiap kelompok
4. Masing-masing kelompok membahas kasus yang dibagikan selama 30 menit
5. Masing-masing kelompok memaparkan hasil pembahasan kelompok selama masing-masing
10 menit dan tiap peserta dapat mengajukan pertanyaan/ tanya jawab tentang hal yang
belum dipahami.
6. Fasilitator memberikan tanggapan dan kesimpulan mengenai perawatan kesehatan lanjut
usia di rumah.
Waktu :
2jpl @ 45 menit = 90 menit
KASUS 1
Tn. S (68), mengalami nyeri pada persendian kaki sejak 15 tahun yang lalu. Anak perempuan
yang tinggal bersamanya mengatakan bahwa nyeri dirasakan bapaknya semakin berat sejak 3
tahun belakangan. Biasanya Tn. S berjalan dengan menggunakan tongkat tetapi sejak nyeri
makin berat saat berjalan, Tn. S menolak untuk berjalan menggunakan walker yang
dihadiahkan anaknya. Tn. S lebih suka duduk menonton TV berjam-jam dan baru kembali ke
kamarnya untuk beristirahat dengan berjalan secara merambat. Anak Tn. S merasa khawatir
bapaknya terjatuh. Ketika perawat datang, terlihat alat bantu berjalan walker yang masih
terbungkus plastik tersimpan rapi di sudut kamar Tn. S. Saat ditanya perawat apa yang
menyebabkan Tn. S tidak menggunakan alat bantu jalan tersebut, klien mengatakan takut
karena tidak tahu cara menggunakannya.
Hasil kajian: lantai rumah keramik tanpa ulir, nyeri bila berjalan dengan skala nyeri 5 tetapi klien
menyatakan masih dapat berjalan pelan-pelan, berdiri dibantu.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital: TD 150/90 mmHg, Pernafasan 28x/menit, Nadi: 88x/menit,
suhu: 36,8°C. Hasil penilaian risiko jatuh: 3, skor Barthel Index: 10. Anda sebagai seorang
perawat apa yang akan Anda lakukan untuk membantu keluarga Tn. S ?.
Tugas Kelompok :
Mendiskusikan kasus keluarga dengan masalah pada lansia mencakup:
1. Analisa data berdasarkan gambaran hasil pengkajian kasus
2. Rumuskan Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan hasil pengkajian
3. Menyusun Rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan
4. Simulasikan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan klien
5. Pendokumentasian asuhan keperawatan
Ny. M, 74 tahun, tinggal dengan anak laki-lakinya. Sudah sejak 2 tahun ini Ny. M menggunakan
kursi roda untuk beraktifitas sejak terkena serangan stroke. Lengan dan kaki sebelah kiri lemah
dan sulit digerakkan. Sejak suaminya meninggal dunia setahun yang lalu, ia diasuh oleh anak
laki-lakinya. Tn. Y bekerja kantoran berangkat jam 6 pagi dan kembali ke rumah jam 5 sore.
Selama anaknya di kantor, Ny. M didampingi oleh pembantu yang tidak menetap di rumah
tersebut. Dari pengakuan Ny. M selama jam 06.00 – 17.00 hanya berada di tempat tidur saja.
Seluruh kebutuhannya diberikan pembantu di tempat tidur. Alasannya karena Ny. M
mengetahui kalau pembantu tidak bisa membantunya untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi
roda sehingga khawatir jatuh. Ny. M juga khawatir kalau pembantunya tidak mampu
menyanggah tubuhnya yang gemuk saat ingin duduk di tempat tidur.
Hasil pengkajian: BB 85 kg dan TB 154 cm (data terakhir saat pulang dari rumah sakit), TD
160/100 mmHg, P: 28x/menit, Nadi: 80x/menit, Suhu: 37°C, lengan dan kaki bagian kiri tidak
dapat digerakkan, nilai Barthel Index: 8, bicara pelo tetapi artikulasinya masih cukup jelas.
Sebagai perawat, apa yang dapat Anda lakukan?
TUGAS KELOMPOK :
Ny. A, 71 tahun, tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya yang sudah berkeluarga serta 2
orang cucu yang sudah sekolah di tingkat dasar. Ketiga anak Ny. A dan pasangannya bekerja
dari pagi sampai malam dan pulang ke rumah dalam kondisi lelah. Dalam kesehariannya Ny. A
membersihkan rumah dan memasak untuk semua anggota keluarganya dibantu oleh suaminya.
Sejak 3 tahun belakangan ini Ny. A merasa hidupnya hampa, ingin cepat meninggalkan dunia,
sulit tidur dan merasa tidak punya harapan untuk hidup lebih baik sejak terkena serangan
stroke.
Hasil pemeriksaan TD 170/100 mmHg, Nadi 70 x/menit, Pernafasan 20x per menit dan suhu
36,5° C.
Hasil penilaian: Skala Depresi Geriatri menunjukkan depresi sedang, MNA menunjukkan
malnutrisi dan berisiko sedang untuk jatuh. Hasil pemeriksaan laboratorium sewaktu: Hb 9,5
g/dl, GDS 135 mg/dL. Ny. A bertanya kepada perawat yang datang memeriksanya di rumah,
apa yang harus ia lakukan? Sebagai perawat, apa yang dapat Anda kerjakan?
TUGAS KELOMPOK :
Mendiskusikan kasus keluarga dengan masalah pada lansia mencakup:
1. Analisa data berdasarkan gambaran hasil pengkajian kasus
2. Rumuskan Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan hasil pengkajian
3. Menyusun Rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan
4. Simulasikan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan klien
5. Pendokumentasian asuhan keperawatan
FORMAT: PENGKAJIAN
Nama Individu yang sakit : Diagnosa Medik :
Sumber Dana Kesehatan : Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :
Keadaan Umum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan
Kesadaran : Edema Bunyi jantung: ..... Pola BAK …x/hr,vol ..ml/hr Sianosis
GCS : Asites Akral dingin Hematuri Poliuria Sekret / Slym
TD: mm/Hg Tanda Perdarahan: Oliguria Disuria Irama ireguler
P: x/ menit purpura/ hematom/ Inkontinensia Retensi Wheezing
S : 0C
petekie/ hematemesis/ Nyeri saat BAK Ronki ........................................
N : x/ menit melena/ epistaksis* KemampuanBAK : Mandiri/ Otot bantu napas ..................
Takikardia Tanda Anemia : Pucat/ Bantu sebagian/tergantung* Alat bantu nafas ....................
Bradikardia Konjungtiva pucat/ Lidah Alat bantu: Tidak/Ya*……… Dispnea
Tubuh teraba hangat pucat/ Bibir pucat/ Gunakan Obat :Tidak/Ya*... Sesak
Menggigil Akral pucat* Kemampuan BAB :Mandiri/ Stridor
Tanda Dehidrasi: Bantu sebagian/tergantung* Krepirasi
mata cekung/ turgor kulit Alat bantu: Tidak/Ya*...
berkurang/ bibir kering*
Pusing Kesemutan
Berkeringat Rasa Haus
Pengisian kapiler 3 detik
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
Mual Muntah Kembung Tonus otot Fungsi Penglihatan :Fungsi perabaan :
Nafsu Makan : Kontraktur Buram Kesemutan pada …….............
Berkurang/Tidak* Fraktur Tak bisa melihat Kebas pada ..........................…
Sulit Menelan Nyeri otot/tulang* Alat bantu …........ Disorientasi Parese
Disphagia Drop Foot Lokasi ……...........… Visus ………........ Halusinasi Disartria
Bau Nafas Tremor Jenis ……......…......….. Fungsi pendengaran : Amnesia Paralisis
Kerusakan gigi/gusi/ lidah/ Malaise / fatique Kurang jelas Refleks patologis ……
geraham/rahang/palatum* Atropi Tuli Kejang : sifat …….. lama ..……
Distensi Abdomen Kekuatan otot ....….............….. Alat bantu frekwensi ....................................
Bising Usus: ................................ Postur tidak normal ................. Tinnitus Fungsi Penciuman
Konstipasi RPS Atas : bebas/ terbatas/ Fungsi Perasa Mampu
Diare .......x/hr kelemahan/ kelumpuhan Mampu Terganggu
Hemoroid, grade ..................... (kanan / kiri)* Terganggu
Teraba Masa abdomen ......... RPS Bawah :bebas/terbatas/
Stomatitis Warna ................... kelemahan/kelumpuhan Kulit
Riwayat obat pencahar ......... (kanan / kiri)* Jaringan parut Memar Laserasi Ulserasi Pus ………
Maag Berdiri : Mandiri/ Bantu Bulae/lepuh Perdarahan bawah Krustae
Konsistensi .......... sebagian/tergantung* Luka bakar Kulit ...... Derajat ...... Perubahan warna…….
Diet Khusus: Tidak/Ya*................ Berjalan : Mandiri/ Bantu Decubitus: grade … Lokasi ………..….
DIAGNOSA KEPERAWATAN
MENGETAHUI :
Nama Koordinator Tanggal/ Tandatangan
Tgl/
Diagnosa Keperawatan Tujuan RencanaTindakan
No.
Tgl/ Ttd
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
No. Perawat
Kasus 1
Hal-hal yang didokumentasikan dengan menggunakan format yang telah disediakan meliputi:
1. Pengkajian:
Data Subyektif: Tn. S mengatakan takut karena tidak tahu cara menggunakan walker.
Mengatakan nyeri bila berjalan tetapi klien menyatakan masih dapat berjalan pelan-pelan,
berdiri dibantu.
Data Objektif :
a. Riwayat nyeri dirasakan semakin berat sejak 3 tahun belakangan
b. Riwayat penggunaan alat bantu: Tn. S berjalan dengan menggunakan tongkat, menolak
untuk berjalan menggunakan walker.
c. Aktivitas sehari-hari: Tn. S lebih suka duduk menonton TV berjam-jam, berjalan secara
merambat.
d. Lingkungan: lantai rumah keramik tanpa ulir,.
e. Skala nyeri 5
f. Tanda-tanda vital: TD 150/90 mmHg, Pernafasan 28x/menit, Nadi: 88x/menit, suhu:
36,8°C.
g. Hasil penilaian risiko jatuh: 3,
h. Skor Barthel Index: 10
2. Kemungkinan Diagnosa/masalah keperawatan yang dapat muncul:
a. Gangguan mobilisasi fisik
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari: mandi, berjalan, dll;
c. Kurang pengetahuan tentang penggunaan walker;
d. Nyeri
e. Risiko jatuh
3. Rencana keperawatan tindakan dan implementasi (untuk diagnosa/masalah utama
keperawatan: Gangguan mobilisasi fisik)
a. Bantu melakukan ambulasi
b. Bantu klien mendapatkan alat bantu mobilisasi : walker
c. Pasang pegangan pengaman jika perlu
d. Bantu klien beradaptasi dalam menggunakan walker
Kasus 2
Hal-hal yang didokumentasikan dengan menggunakan format yang telah disediakan meliputi:
1. Pengkajian:
Data Subyektif:
Ny. M mengatakan khawatir kalau pembantunya tidak mampu menyanggah tubuhnya yang
gemuk saat ingin duduk di tempat tidur.
Data Objektif :
a. Riwayat penyakit: Stroke
b. Riwayat penggunaan alat bantu: sejak 2 tahun ini Ny. M menggunakan kursi roda untuk
beraktifitas
c. Aktivitas sehari-hari: jam 06.00 – 17.00 hanya berada di tempat tidur saja, seluruh
kebutuhannya diberikan pembantu di tempat tidur, lengan dan kaki bagian kiri tidak
dapat digerakkan,
d. Bicara pelo tetapi artikulasinya masih cukup jelas.
e. BB 85 kg, TB 154 cm
f. Tanda-tanda vital: TD 160/100 mmHg, P: 28x/menit, Nadi: 80x/menit, Suhu: 37°C,
g. Barthel Index: 8
Kasus 3
Hal-hal yang didokumentasikan dengan menggunakan format yang telah disediakan meliputi:
1. Pengkajian:
Data Subyektif:
Ny. A merasa hidupnya hampa, ingin cepat meninggalkan dunia, sulit tidur dan merasa tidak
punya harapan untuk hidup lebih baik sejak terkena serangan stroke.
Data Objektif :
a. Riwayat penyakit: Stroke
b. Aktivitas sehari-hari: membersihkan rumah dan memasak untuk semua anggota
keluarganya.
c. Tanda-tanda vital: TD 170/100 mmHg, Nadi 70 x/menit, Pernafasan 20x per menit dan
suhu 36,5° C.
d. Skala Depresi Geriatri menunjukkan depresi sedang,
e. Hasil skrining MNA: malnutrisi
f. Risiko jatuh: Sedang
g. Hasil pemeriksaan laboratorium sewaktu: Hb 9,5 g/dl, GDS 135 mg/dL.
MATERI INTI 10
KOMUNIKASI, INFORMASI DAN
EDUKASI KESEHATAN
PADA LANJUT USIA
Tujuan:
Peserta mampu melakukan Konseling pada Lanjut Usia
Petunjuk:
1. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok :
a. Kelompok 1 menggunakan skenario 1, pasien lanjut usia dengan permasalahan lanjut
usia yang kurang melakukan olahraga
b. Kelompok 2 menggunakan skenario 2, pasien lanjut usia dengan permasalahan gizi
kurang
c. Kelompok 3 menggunakan skenario 3, pasien lanjut usia dengan materi perawatan lanjut
usia di rumah
d. Kelompok 4 menggunakan skenario 4, pasien lanjut usia dengan permasalahan depresi
e. Kelompok 5 menggunakan skenario 5, pasien lanjut usia dengan permasalahan gigi dan
mulut
2. Fasilitator mengingatkan prinsip - prinsip konseling :
- tugas konselor
- proses konseling
- syarat konselor yang baik
- tujuan konseling
3. Berlatih bermain peran:
- peserta memainkan peran sebagai konselor dan pasien
- kepada peserta yang memerankan pasien, diberikan skrip yang harus dilakoni
- secara bergilir setiap pasangan peserta memainkan perannya.
- ketika 1 pasangan bermain peran, peserta lainnya mengobservasi dan melakukan
penilaian menggunakan lembar tilik konseling
- selesai bermain peran, peserta diminta untuk aktif memberikan masukan kepada
temannya (dimulai dari hal baik yang telah dilakukan, baru saran untuk perbaikan ke
depan).
- Masukan yang diberikan berhubungan dengan teknik konseling
Setelah selesai semua peserta bermain peran, fasilitator menutup dengan memberikan
rangkuman tentang aktivitas praktek bermain peran dengan mengingat kembali tentang prinsip
dan teknik konseling
Waktu : 2jpl @ 45 menit = 90 menit
Seorang pria berusia 66 tahun mengeluh sakit di kakinya, saat ini dia susah melakukan gerakan sujud
dalam sholat. Pria tersebut pergi ke Puskesmas untuk mengobati sakit kakinya, disaat menunggu
antrian, ia melihat poster tentang perlunya olahraga. Melihat poster itu, ia ingin sekali berolahraga seperti
dulu. Hobinya adalah bermain badminton dan bersepeda. Pada saat bertemu dengan dokter, ia
menanyakan olahraga apa yang cocok untuknya saat ini. Berikan konseling kepada pria tersebut.
Seorang wanita umur 35 tahun, datang ke puskesmas membawa ibunya yang berumur 67 tahun (BB/TB :
45kg/153cm), ia mengeluhkan akhir – akhir ini ibunya susah makan. Makanan yang ada dirumah tidak
dijamahnya, ibunya hanya mau makan bubur yang dibeli di warung, meskipun terkadang ibunya
memakan bubur dengan lauk telor, tetapi wanita ini takut kebutuhan gizi ibunya tidak terpenuhi. Berikan
konseling gizi kepada wanita dan ibunya.
Seorang wanita 50 tahun mempunyai ayah berumur 75 tahun yang sedang dirawat di rumah sakit karena
terkena serangan stroke di rumah sakit. Setelah 3 minggu dirawat di rumah sakit, ia berencana membawa
ayahnya pulang. Ia tidak tahu bagaimana cara merawat ayahnya dirumah, lalu datang ke puskesmas
untuk meminta saran Anda sebagai konselor di Puskesmas.
Seorang wanita, 40 tahun, ayahnya di diagnosa Parkinson, ia bingung melihat ayahnya jika berjalan
cepat-cepat dan terhuyung, tapi ada kalanya diam saja tak mau bergerak... sehingga ia harus
membentaknya untuk mau menuruti kata-katanya agar jalan pelan-pelan saja supaya tidak jatuh
(ayahnya pernah terjatuh). Hal yang sering mengesalkan klien ini adalah pasien sangat apatis, tidak
”mau” bicara padahal dulunya ramah dan senang ngobrol. Ayahnya tidak mau bersosialisasi dan ke luar
rumah, seharian hanya duduk termenung dan sering mengeluh sakit-sakit di badannya. Ia juga sulit
makan, selalu bilang saya kenyang padahal belum makan apa-apa. Wanita ini datang bersama ayahnya
ke Puskesmas untuk minta saran Anda sebagai konselor di Puskesmas.
Kakek berumur 70 tahun, datang ke puskesmas mengeluh sudah dua minggu ini giginya sakit dan
bengkak di pipinya. Sehingga ia tidak bisa makan dan tidur, terlihat bahwa ia kurang tidur. Ia juga
mengatakan bahwa banyak yang mengatakan nafasnya bau, padahal ia selalu menggosok gigi. Hasil
pengamatan, terdapat gigi yang berlubang, karang gigi dan gigi bagian depan goyang pada kakek
tersebut. Bagaimana konseling yang anda lakukan untuk kakek ini?
Seorang laki-laki usia 35 tahun, tidak tahu harus bagaimana menghadapi ayahya yang menjadi agresif
secara tiba-tiba pada malam hari mau mencekik ibunya. Ia kebetulan tidak serumah dengan orang tuanya
tetapi ia ditelepon oleh ibunya yang ketakutan dan diminta segera datang. Biasanya ayahnya tsb manis
dan baik perilakunya. Ia heran mengapa jadi begitu padahal dulu adalah penasihat keluarga yang bijak.
Ketika ditanya mengapa ayah bersikap seperti itu, ayahnya mengatakan karena ibumu mau membunuh
ayah sewaktu tidur jadi saya pelintir saja tangannya dan saya ikat agar saya bisa tidur....
Sang anak tsb memarahi ayahnya dan mengancam jika berbuat seperti itu lagi ayah akan saya kurung
dan tidak boleh tidur bersama ibu lagi. Masalah lain timbul karena ancaman tsb, ayah selalu merasa
kehilangan isterinya jika ia tidak melihatnya maka akan dicari ke seluruh rumah bahkan ke tetangga-
tetangga. Pernah ayahnya tidak pulang 2 malam dan ternyata ada di warung di kampung tetangga, ketika
di tanya sedang apa; ia mengatakan mencari ibumu! Ia menangis tersedu-sedu, kenapa saya ditinggal
ibumu?
Padahal sang ibu ada di dalam rumah, hanya saja ketika itu ada di kamar mandi dan ayah klien tidak
mengetahuinya. Laki-laki tsb kebingungan bagaimana harus menghadapi ayah ibunya, karena ia juga
mempunya keluarga dengan anak umur 3 tahun. Ia adalah anak satu-satunya. Dia minta sesi konseling
dengan staf di Puskesmas.
Seorang perempuan, 79 thn, datang ke puskesmas karena bingung menghadapi suaminya yang setiap
senja menjelang malam selalu tidak mengenali dirinya. Ia mengatakan kamu bukan isteriku, kamu palsu,
ngapain ada di rumah ini?? Isterinya menjelaskan bahwa “aku isterimu” ; nih buktinya gelang dari
bapak..., saya pandai main piano ... dan lain-lain bukti yang menunjukkan ibu tsb sebagai isteri.
Kadang pasien dapat mengerti ”oh iya..” tetapi ada kalanya sulit diyakinkan, dan ia mau pergi dari
rumahnya sendiri ” aku mau pulang ke rumahku”.
Bagaimana memberikan konseling untuk ibu ini.
Nama :
Tanggal :
Lembar Observasi :
Nilai minimal 6
Penilaian secara umum :
a. Hal baik :
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
.......................................................................................................
b. Saran :
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
.......................................................................................................
MATERI INTI 11
PENCATATAN DAN PELAPORAN
PROGRAM KESEHATAN
LANJUT USIA
Tujuan :
Setelah mengikuti latihan ini, peserta mampu melakukan pengisian form pencatatan dan
pelaporan secara benar
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai petunjuk latihan mengisi form pencatatan dan
pelaporan
2. Peserta dibagi 3 (tiga) kelompok
3. Fasilitator membagikan form pencatatan dan pelaporan pada setiap kelompok.
4. Setiap kelompok memilih data laporan yang dibawa oleh salah satu peserta untuk dibahas
pada masing-masing kelompok atau menggunakan data yang diberikan oleh fasilitator
5. Masing-masing kelompok melakukan latihan pengisian form pencatatan dan pelaporan
dengan menggunakan data tersebut selama 10 menit.
6. Masing-masing kelompok memaparkan hasil latihan pengisian form pencatatan dan
pelaporan dan tiap peserta dapat mengajukan pertanyaan/ tanya jawab tentang hal yang
belum dipahami..
7. Fasilitator memberikan tanggapan tentang hasil diskusi pengisian form pencatatan dan
pelaporan.
Waktu :
1 jpl @ 45 menit
Seorang pasien dengan Nama Ny Sutinah, dengan usia : 72 tahun dengan alamat : Jakarta
Pusat, datang ke Posyandu Lansia Melati.
Suhu : 36.5 OC
Hasil pemeriksaan Score ADL Barthel : 20, dan hasil penilaian status mental dengan metode 2
menit negatif. Hasil pemeriksaan dengan metode Mini Cog dan Clock Drawing Test : mampu
menyebutkan tiga kata kembali dan CDT : 4.
Hasil pemerikaan laboratorium sederhana : Hb : 13,5, Kolesterol darah total 205 mg/dL, Gula
darah sewaktu : 120 mg/dL dan Asam urat : 5 mg/dL.
Jml Kasus
Umur Kegiatan sehari-hari Hasil pemeriksaan Pengobatan Pemberda
Kunjungan Konseling
Penyulu
No Nama Lansia 45-59 60-69 > 70 Kemandirian Ggn IMT Tek. Darah Hb
Kolesterol Gula Darah Asam Urat Ggn Ggn yaan Ket.
Ggn Ggn han
Diobati Dirujuk B L S Lansia
B L L P L P L P A B C ME L N K T N R N K N T N T N T ginjal kognitif Penglihatan pendengaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
JUMLAH
Mengetahui
Penanggung jawab wilayah Ketua kader Posyandu ......
________________ ________________
Sasaran Lansia Kunjungan Lansia Kegiatan sehari-hari Jumlah Lansia dengan Kelainan Pengobatan
Konseling
45-59 60-69 > 70 45-59 60-69 > 70 Kemandirian IMT Tek. Darah Jml Lansia dgn Jumlah
Jumlah Ggn Hb Kolestero As. Urat Ggn Ggn Ggn Pemberd Jumlah
Jumlah DM Ggn ginjal Lain-lain kelainan Penyuluh Panti
No Nama Desa Panti L P L P L P ME L K T R Kurang l tinggi tinggi kognitif Penglihatan pendengaran ayaan Kunjungan Ket.
Posyandu Diobati Dirujuk an Wredha
Wredha L P L P L P A B C B L S Lansia Rumah
dibina
BLBLBLBLBLBL L P LPLPL P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
JUMLAH
Mengetahui
Kepala Puskesmas Pengelola Program Kesehatan Lansia
________________ ________________
Nilai normal IMT untuk lanjut usia berkisar antara 18.5 – 25.
L: bila titik temu terdapat pada daerahgrafik dengan warna merah
(IMT lebih dari 25)
N: bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna hijau
K: bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna kuring
(IMT kurang dari 18.5)
8 Tekanan : Ukur tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop
Darah T: bila salah satu dari sistole atau diastole, atau keduanya di atas
T (tinggi) normal
N (normal) N: bila sistole antara 100 -140 mmHg dan diastole 70 – 95 mmHg
R (rendah) R: bila sistole atau diastole dibawah normal.
9 Hb : Pemeriksaan hemoglobin :
N (normal) Bila menggunakan sahli maka :
K (kurang) N: nilainya 13 g% untuk pria dan 12 g% untuk wanita.
10 Kolesterol : Diperoleh dari hasil pemeriksaan kolesterol.
N (normal) Tuliskan hasil pemeriksaan pada kolom
T (Tinggi) Normal : bila kadar kolesterol total < 190 mg / dL
Tinggi : Bila kadar kolesterol total ≥ 190 mg / dL
11 Gula Darah : Diperoleh dari hasil pemeriksaan gula darah.
N (normal) Tuliskan hasil pemeriksaan pada kolom
T (Tinggi) Normal : bila kadar gula darah sewaktu < 200 mg/dL
Tinggi : Bila kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL
12 Asam Urat : Diperoleh dari hasil pemeriksaan asam urat.
N (normal) Tuliskan hasil pemeriksaan pada kolom
T (Tinggi) Normal : bila kadar asam urat L (3.5 mg/dL – 7 mg/dL) dan
P (2.6 mg/dL – 6.0 mg/dL )
Tinggi : Bila kadar asam urat L > 7 mg/dL dan P > 6 mg/dL
13 Gangguan : Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik :
Ginjal Beri tanda (+) apabila ada gejala gangguan ginjal ditemukan
Beri tanda (-) apabila tidak ada gejala gangguan ginjal ditemukan
14 Gangguan : Dengan menggunakan instrumen Mini Cog dan Clock Drawing
Kognitif Test
Beri tanda (+) apabila ada penurunan fungsi kognitif
Beri tanda (-) apabila tidak ada penurunan fungsi kognitif
15 Gangguan : Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan ditemukan
penglihatan gangguan penglihatan (katarak, glaukoma, presbiop dll)
Beri tanda (+) : apabila ditemukan gangguan penglihatan
Pertanyaan tahap 2:
6. Apakah lama keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali
dalam sebulan ?
Nilai normal IMT untuk lanjut usia berkisar antara 18.5 – 25.
L: bila titik temu terdapat pada daerahgrafik dengan warna merah
(IMT lebih dari 25)
N: bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna hijau
K: bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna kuring
(IMT kurang dari 18.5)
10 Tekanan : Ditulis rekapan hasil pemeriksaan Tekanan Darah yang tinggi
Darah atau rendah
T (tinggi) Ukur tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop
R (rendah) T: bila salah satu dari sistole atau diastole, atau keduanya di atas
normal
N: bila sistole antara 100 -140 mmHg dan diastole 70 – 95 mmHg
R: bila sistole atau diastole dibawah normal.
11 Hb : Ditulis rekapan hasil pemeriksaan Hemoglobin yang kurang
N (normal) Pemeriksaan hemoglobin :
K (kurang) Bila menggunakan sahli maka :
N: nilainya 13 g% untuk pria dan 12 g% untuk wanita.
K : apabila lebih rendah dari nilai N
12 Kolesterol : Ditulis rekapan hasil pemeriksaan kolesterol tinggi
T (Tinggi) Diperoleh dari hasil pemeriksaan kolesterol.
Normal : bila kadar kolesterol total < 190 mg / dL
Tinggi : Bila kadar kolesterol total ≥ 190 mg / dL
13 Gula Darah : Ditulis rekapan hasil pemeriksaan gula darah tinggi
T (Tinggi) Diperoleh dari hasil pemeriksaan gula darah.
Normal : bila kadar gula darah sewaktu < 200 mg/dL
Tinggi : Bila kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL
Tatalaksana :
• Pasien diberikan konseling untuk melakukan kontrol hipertensi dan kolesterol darahnya
• Untuk pemberdayaan Lansia, Ibu ini dikelompokkan kepada Lansia yang mempunyai
Balita dan diberikan materi penyuluhan mengenai peningkatan kesehatan Balita.
Jml Kasus
Umur Kegiatan sehari-hari Hasil pemeriksaan Pengobatan
Kunjungan Konseling Penyul Pemberda
No Nama Lansia 45-59 60-69 > 70 Kemandirian Ggn IMT Tek. Darah Hb Kolesterol Gula Darah Asam Urat Ggn Ggn yaan Ket.
Ggn Ggn uhan
Diobati Dirujuk B L S Lansia
B L L P L P L P A B C ME L N K T N R N K N T N T N T ginjal kognitif Penglihatan pendengaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 Ny. Sutinah B 72 A - N T N T N N - - - - + B + +
JUMLAH
Mengetahui
Penanggung jawab wilayah Ketua kader Posyandu ......
________________ ________________
MATERI INTI 12
TEKNIK MELATIH
Tujuan :
Peserta mampu melakukan teknik melatih pada Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan
Lanjut Usia dan Geriatri untuk Petugas Puskesmas
Petunjuk :
A. Persiapan
1. Peserta dibagi atas maksimal 10 orang/ kelas
2. Bagikan materi sesuai dengan materi pelatihan Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri untuk Petugas Puskesmas
3. Tiap peserta dalam kelas memperoleh 1 materi
4. Masing-masing mempersiapkan materi mengacu pada kurikulum dan modul pelatihan
Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri untuk Petugas
Puskesmas termasuk membuat SAP (sesuai format terlampir), SAP dikumpulkan
sebelum microteaching.
5. Microteaching dilaksanakan secara berurutan sesuai dengan pembagian materi. Waktu
untuk setiap peserta 20 menit.
Di setiap kelas membagi peran :
Satu orang sebagai pelatih fasilitator Pelatihan bagi Pelatih Pelayanan Kesehatan
Lanjut Usia dan Geriatri untuk Petugas Puskesmas
Tiga orang sebagai pengamat
Sisanya sebagai peserta pelatihan
6. Peserta yang berperan sebagai pelatih mempersiapkan kelas dan segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk proses pembelajaran sesuai dengan bagian materi yang dibawakan.
7. Peserta yang berperan sebagai pengamat diberi daftar tilik microteaching dan tehnik
presentasi sebagai acuan dalam melakukan pengamatan dan penilaian.
8. Setelah semua peserta selesai, fasilitator dan pengamat memberikan feedback kepada
peserta yang melakukan microteaching.
C. Waktu
9jpl @ 45 menit = 405 menit
A. Tujuan :
1. Tujuan :
Pembelajaran Umum
b. Melaksanakan............................................
B. Pokok Bahasan :
D. Kegiatan Belajar :
Mengajar
E. Evaluasi : ………………………………………………
F. Referensi : a. ………………………………………………
b. ………………………………………………
c. ………………………………………………
………………………………
b. Teknik bicara/komunikasi
PENGAMAT: __________________________
TANGGAL: ________________
MATERI PENUNJANG 1
MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR
Hasil kelas
Kelompok 1.
Kelompok 2.
Kelompok 3.
Kelompok 4.
Norma
Kontrol Kolektif
Hasil kelompok
Kontrol Kolektif
Hasil kesepakatan kelas
.
MATERI PENUNJANG 2
RENCANA TINDAK LANJUT
Tujuan :
Peserta membuat rencana tindak lanjut setelah pelatihan
Petunjuk :
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai petunjuk pengisian format RTL
2. Fasilitator membagi kelompok peserta berdasarkan daerah asal
3. Fasilitator membagikan format RTL kepada peserta
4. Peserta diminta untuk membahas RTL mengenai pelatihan fasilitator kelas ibu yang akan
dilaksanakan di daerahnya
5. Fasilitator mengumpulkan RTL yang sudah diisi oleh peserta
Waktu :
2 jpl @ 45 menit = 90 menit
PRAKTEK LAPANGAN
I. PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada lanjut usia adalah masalah
kesehatan sehingga diperlukan pembinaan kesehatan pada kelompok pra lanjut usia dan
lanjut usia, bahkan sejak usia dini.
Oleh karena itu pada pelatihan TOT ini selain adanya praktik di kelas dan praktik
melatih, untuk mengamati serta mempraktikkan pelaksanaan pelayanan lanjut usia dan
geriatri di puskesmas pada situasi yang sebenarnya. Disamping itu PKL juga dapat
memberikan pengalaman belajar bagi peserta latih agar terwujud kemampuan
melaksanakan pelayanan yang sebenarnya nanti di tempat kerjanya masing-masing.
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum:
Peserta mampu melaksanakan pelayana Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri dengan
benar
B. Tujuan Khusus:
III. PERSIAPAN
Peserta pelatihan dibagi menjadi 6 kelompok (5 orang per kelompok) dengan rincian
kegiatan sbb:
1. Melakukan penatalaksanaan sindroma geriatri
2. Melakukan pelayanan penyakit degeneratif dan geripause
3. Melakukan pelayanan kesehatan jiwa dan inteligensia pada lanjut usia
4. Melakukan pelayanan gizi pada Lanjut Usia
5. Melakukan pelayanan rehabilitasi medik pada Lanjut Usia
6. Melakukan analisa konsep pelaksanaan Puskesmas yang menyelenggarakan
pelayanan Kesehatan Santun Lanjut Usia
2. Puskesmas yang relatif terjangkau dari tempat pelatihan dan bersedia menjadi
tempat PKL.
Peserta yang sudah tergabung dalam satu kelompok melakukan diskusi kelompok untuk
menyiapkan substansi PKL yaitu dengan membuat instrumen dan alat bantu lainnya
untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan Usila dan geriatri
Dan kepada petugas Puskesmas yang terlibat dimohon kerjasamanya, terutama dalam
penyediaan data-data dan informasi yang terkait.
C. Pembimbing
a. Anamnesis
b. Status Fisik
c. Status fungsional,
e. Status Nutrisi
- MNA
Pencatatan diharapkan dibuatkan satu set rapi untuk difeedbackan sebagai rekam
medis Puskesmas.
Hari/Tanggal :
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui penilaian pemahaman peserta tentang konsep
Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun lanjut usia.
Nilai
Sangat kurang: 45-50
Kurang : 55-60
Cukup : 65-70
Baik : 75-90
Sangat baik : 95-100
Petunjuk mengerjakan:
a. Tulislah identitas diri anda dan nomor soal pada lembar jawab yang tersedia
b. Bacalah soal dengan teliti
c. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberikan silang (x) pada
lembar jawaban yang telah tersedia
d. Apabila telah selesai, kumpulkan lembar soal dan lembar jawaban pada petugas
e. Selamat mengerjakan
P3G
GIZI
9. Kondisi lanjut usia yang menyebabkan perubahan pola makan antara lain
a. Gigi banyak yang tanggal, sulit mengunyah makanan yang keras
b. Lebih banyak waktu luang sehingga memiliki waktu yang banyak untuk makan
c. Sosialisasi luas, sehingga selera makan baik
d. Fungsi pengecap dan penghidu masih baik, selera makan baik
11. Apabila pasien lanjut usia tidak dapat diukur tinggi badannya karena kelainan pada tulang
belakang, maka perhitungan indeks massa tubuh menggunakan
a. Mengukur tinggi badan menggunakan pita LLA pada posisi berbaring
b. Tabel indeks massa tubuh berdasarkan berat badan dan panjang depan / tinggi lutut
c. Mengukur tinggi badan perkiraan dengan panjang depan / tinggi lutut
d. Mengukur tinggi badan menggunakan mikrotoa dengan posisi berbaring
14. Masalah mental emosional yang umum dijumpai pada lanjut usia adalah:
a. Insomnia
b. Depresi
c. Demensia
d. Kesepian
e. Semua benar
15. Pada orang lanjut usia yang tidak mau makan, tak ada minat dan aktivitas, merasa hidupnya
hampa dan tak berharga; petugas puskesmas harus mencurigai adanya masalah berikut:
a. Penyakit kronis
b. Gangguan Depresi
c. Demensia
d. Anaemia
e. Gangguan Cemas
16. Rujukan ke rumah sakit perlu dilakukan jika menemui lansia yang:
a. Terlantar
b. Demensia berat
c. Gangguan kognitif berat secara mendadak
d. Depresi ringan-sedang
e. Bukan salah satu di atas
17. Bila menjumpai orang lanjut usia yang sulit tidur malam hari, setelah menyelidiki pola
tidurnya dan mencari perkiraan penyebab sulit tidur; dalam konseling dapat diberikan saran
berikut ini:
a. Perbanyak aktivitas fisik siang hari
b. Lakukan relaksasi sebelum tidur
c. Berkonsultasi dengan psikiater
d. Semua jawaban di atas salah (a,b,c)
e. Semua jawaban di atas betul (a,b,c)
19. Masalah gigi dan mulut yang sering terjadi pada lansia adalah:
a. Kurang asupan nutrisi karena kesulitan mengunyah
b. Penyakit jaringan penyangga gigi dan kasus kehilangan gigi
c. Kualitas hidup berkurang karena tidak mempunyai gigi
d. Gigi berlubang tidak pernah ditambal
22. Bagaimana cara mencegah penyakit gigi dan mulut pada lansia
a. Mencabut gigi yang lubang
b. Sering berkumur-berkumur
c. Menyikat gigi yang baik dan benar
d. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
23. Permasalahan yang sering terjadi pada lansia yang menggunakan gigi tiruan adalah:
a. Mulut terasa kering
b. Longgar, karena penyusutan tulang tulang alveolar
c. Gigi berlubang
d. Gigi goyang
KESJAOR
26. Jenis latihan yang tidak dianjurkan bagi lanjut usia, kecuali :
a. Gerakan menahan napas
b. Gerakan menarik napas
c. Gerakan melompat
d. Latihan fisik yang mengganggu keseimbangan
REHAB MEDIK
29. Gangguan gerak pada pasien usia lanjut biasanya berhubungan dengan...
a. Lingkup gerak sendi dan kekuatan otot yang fungsional
b. Keterbatasan lingkup gerak sendi dan kelemahan otot
c. Tidak ada patokan
d. A dan B benar
32. Bagian tubuh pasien tirah baring lama yang perlu diganjal dengan bantal untuk mencegah
timbulnya ulkus dekubitus adalah....
a. Bokong
b. Tumit
c. A dan B benar
d. Semua salah
34. Pasien dengan risiko jatuh harus diberikan program pencegahan berupa...
a. Identifikasi dengan pemberian gelang/pita risiko jatuh saat berada di fasilitas kesehatan
umum.
b. Edukasi pasien dan keluarga.
c. Pasien dengan risiko jatuh sedang dan berat harus dirujuk ke dokter Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi untuk tata laksana lebih lanjut
d. Semua benar
HOME CARE
35. Perawat N melakukan penilaian terhadap kemungkinan adanya risiko depresi pada lansia
yag menjadi keluarga binaannya. Tindakan perawat N termasuk:
a. Strategi Intervensi Pencegahan Primer
b. Strategi Intervensi Pencegahan Sekunder
c. Strategi Intervensi Pencegahan Tertier
d. Strategi Intervensi Pencegahan Utama
KIE PROMKES
39. Langkah-langkah pengembangan strategi KIE dalam upaya promosi kesehatan yaitu....
a. Menyusun strategi komunikasi, analisa penyebab masalah kesehatan, menetapkan
prioritas masalah kesehatan, analisa masalah kesehatan, menetapkan segmentasi
sasaran dan melakukan kajian formatif
b. Analisa masalah kesehatan, menetapkan prioritas masalah kesehatan, analisa
penyebab masalah kesehatan, menetapkan segmentasi sasaran, melakukan kajian
formatif dan menyusun strategi komunikasi
c. Melakukan kajian formatif, analisa penyebab masalah kesehatan, menetapkan prioritas
masalah kesehatan, menyusun strategi komunikasi dan menetapkan segmentasi
sasaran
d. Menetapkan prioritas masalah kesehatan, analisa penyebab masalah kesehatan,
menetapkan segmentasi sasaran, menyusun strategi komunikasi, dan melakukan kajian
formatif
41. Langkah praktis dalam melakukan komunikasi interpersonal atau konseling adalah...
a. SA: beri salam kepada klien, dan sambut klien dengan hangat
TU: bantu klien untuk memahami masalah serta alternatif pemecahan masalahnya.
JU: Jelaskan dan uraikan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari setiap alternatif
pemecahan masalah
b. SA : beri salam kepada klien, dan sambut klien dengan hangat
JU: Jelaskan dan uraikan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari setiap alternatif
pemecahan masalah.
c. SA: beri salam kepada klien, dan sambut klien dengan hangat
T : tanyakan kepada klien untuk menjajagi pengetahuan, perasaan dan kebutuhan klien
U : uraikan informasi yang relevan / terkait dengan masalah klien.
TU: bantu klien untuk memahami masalah serta alternatif pemecahan masalahnya.
J : Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari setiap alternatif pemecahan
masalah.
U : ulangi hal-hal penting yang dibahas
d. SA: beri salam kepada klien, dan sambut klien dengan hangat
T : tugaskan kepada klien untuk mengisi kuesioner tentang pengetahuan
U : uraikan kepada klien hal – hal yang penting dalam mengisi kuesioner tentang
pengetahuan lanjut usia
TU: bantu klien untuk memahami pertanyaan tentang permasalahan lanjut usia
J : Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari setiap alternatif pemecahan
masalah.
U : undang klien untuk datang melakukan konseling kembali
42. Salah satu hal yang harus dihindari dalam melakukan konseling adalah .....
a. Menjaga rahasia pribadi klien yang dipercayakan
b. Memberi saran sebagai alternatif pemecahan masalah yang bisa dipertimbangkan oleh
klien
c. Melakukan konseling dengan tergesa - gesa
d. Menempatkan diri pada posisi klien supaya bisa berempati
TEKNIK MELATIH
ANALISIS SOAL PELATIHAN BAGI PELATIH PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA DAN GERIATRI UNTUK PETUGAS KESEHATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
TOTAL
Materi/modul :
Pelatih/Fasilitator :
Hari/Tanggal :
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui penilaian anda terhadap fasilitator, dan berguna
sebagai bahan perbaikan.
Beri tanda (√ ) pada kotak yang sesuai.
Nilai
Sangat kurang: 45-50
Kurang : 55-60
Cukup : 65-70
Baik : 75-90
Sangat baik : 95-100
Kami ingin mengetahui bagaimana pandangan anda tentang pelatihan ini. Informasi ini akan kami
gunakan memperbaiki pelatihan berikutnya.
A. Berilah tanda rumput ( √ ) pada kotak yang paling mendekati dengan pendapat anda antara materi
yang dipelajari dibandingkan dengan tugas dan tanggung jawab anda.
B. Lingkarilah angka yang menurut anda sesuai dengan penilaian/perasaan anda, serta tuliskan
komentar singkat
2. Seberapa puas anda dengan materi yang dibahas dalam pelatihan ini?
1 2 3 4 5
sama sekali puas sekali
tidak puas
Komentar anda:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Komentar anda:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Komentar anda:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Komentar anda:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Komentar anda:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................