Anda di halaman 1dari 8

IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus


arvensis Linn.)
Asep E. Sukmayadi, Sri A. Sumiwi, Melisa I. Barliana, Anisa D. Aryanti
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat, Indonesia

Abstrak
Daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) merupakan tanaman obat potensial di Indonesia yang
secara empiris sering digunakan untuk mengobati asam urat, kencing batu, obat bengkak, batuk, asma,
demam, peradangan, dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas
imunomodulator daun tempuyung terhadap peningkatan jumlah leukosit dan komponennya serta
peningkatan IL-2 pada tikus jantan putih galur Wistar. Hewan coba diberi perlakuan ekstrak etanol
daun tempuyung dengan dosis 100, 700, dan 1400 mg/KgBB serta Stimuno 50 mg/kgBB yang
disuspensikan dengan Na CMC 0,5%. Ekstrak diberikan setiap hari sekali selama 2 (dua) minggu dan
1 (satu) minggu setelah diberikan Shigella dysenteriae secara per oral. Darah tikus diambil dari
jantung kemudian dilakukan perhitungan jumlah leukosit dan komponennya dengan flow cytometry,
serta IL-2 dengan Sandwich ELISA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
bermakna antara aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.)
pada dosis 100 mg/kgBB terhadap peningkatan jumlah leukosit, limfosit, monosit, dan IL-2
dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dengan nilai p≤0,05. Maka, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun tempuyung dapat meningkatkan jumlah leukosit dan
komponennya serta IL-2. Oleh karena itu, daun tempuyung yang merupakan obat tradisional asli
Indonesia berpotensi memiliki aktivitas imunomodulator.

Kata kunci: IL-2, leukosit, limfosit, monosit, Shigella dysenteriae, Sonchus arvensis Linn.

The Immunomodulatory Activity of Ethanol Extract of Tempuyung Leaves


(Sonchus arvensis Linn.)
Abstract
Tempuyung leaves (Sonchus arvensis Linn.) is known has potential properties as herbal medicine in
Indonesia, which empirically used to treat gout, urinary stones, drug swelling, cough, asthma, fever,
inflammation and antibacterial. The aim of this study was to determine the immunomodulatory
activity of Tempuyung leaves by measuring leukocyte quantity, its component and IL-2 level in
Wistar strain male rat. Experimental animals were treated with the ethanol extract of tempuyung
leaves for 100, 700, 1400 mg /kg BW and Stimuno for 50 mg/kg BW and was suspended in Na-CMC
0,5%.The extract was given orally once a day during 2 weeks and 1 week after treated with Shigella
dysenteriae. Rat blood was taken from the heart, the number of leukocytes were calculated by flow
cytometry and IL-2 level was measured by Sandwich ELISA. The result of present research indicated
that there was meaningful difference between immunomodulatory activity of the ethanol extract of
tempuyung leaves (Sonchus arvensis Linn.) at dose of 100 mg/kgBW against the increasing of
leukocyte, lymphocyte, monocyte, and IL-2 quantity than negative control group with a p value ≤0.05.
Based on these results indicated the ethanol extract of tempuyung leaves can improve the number of
leukocyte, its component and IL-2. Therefore tempuyung leaves which are an indigenous traditional
medicine potentially have immunomodulatory activity.

Keywords: IL-2, leukocyte, lymphocyte, monocyte, Shigella dysenteriae, Sonchus arvensis Linn.

Korespondensi: Asep E. Sukmayadi


asep_edis@yahoo.com
65
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

Pendahuluan Penelitian secara in vivo pada hewan uji


mencit menyatakan bahwa IL-2 dapat
Penyakit infeksi merupakan penyebab menginduksi poliferasi sel Natural Killer
kematian kedua di dunia setelah penyakit (NK) dan mengaktifasi sel T.2,45
kardiovaskular dengan presentase 15,6% Perkembangan dan aktivitas dari sel T
pada perempuan dan 16,7% pada laki-laki dapat distimulasi dengan cara penambahan
diikuti oleh kanker dengan presentase suatu imunomodulator. Imunomodulator
11,8% pada perempuan dan 13,4% pada adalah substansi yang dapat membantu
laki-laki. Penyebab kematian keempat juga memperbaiki fungsi sistem imun. Secara
merupakan penyakit infeksi yaitu penyakit klinis suatu imunomodulator digunakan
infeksi pada saluran pernafasan dengan pada pasien dengan gangguan imunitas,
presentase 7,4% pada perempuan dan 7,1% antara lain pada kasus kanker, HIV/AIDS,
pada laki-laki.1 Infeksi yang disebabkan malnutrisi, alergi, dan lain-lain. Obat
oleh virus, bakteri, protozoa, cacing, dan sintesis yang biasa digunakan di dalam
jamur parasitik yang masuk ke dalam mengembalikan ketidakseimbangan sistem
tubuh atau permukaan tubuh merupakan imun seperti obat golongan antiinflamasi
alasan keberadaan sistem imun, sehingga nonsteroid (ketoprofen, aspirin, ibuprofen,
setiap mekanisme yang dapat mengurangi asam mefenamat, dan lain-lain), obat-obat
infeksi tersebut sangat berharga dalam imunosupresan (azatioprin, klorambusi,
mempertahankan hidup melalui imunitas.2 sitoksan, dan lain-lain), obat-obatan untuk
Imunitas merupakan suatu reaksi dalam imunostimulan (isoprinosin, levamisol
tubuh terhadap bahan asing yang masuk ke arginin, dan lain-lain). Obat-obat sintesis
dalam tubuh secara molekuler atau selular. ini banyak mengakibatkan efek yang tidak
Sel yang terlibat dalam sistem imun dalam diinginkan, seperti golongan antiinflamasi
tubuh adalah sel T yang dihasilkan oleh nonsteroid (pendarahan mikroskopik
timus dan sel B yang dihasilkan di sumsum saluran cerna, penurunan kadar trombosit,
tulang belakang. Sel B dan sel T sulit depresi pernapasan, dan sebagainya),
dibedakan secara mikroskopis, sehingga imunostimulan (peningkatan kadar asam
untuk membedakannya dapat dilihat pada urat, urtikaria, agranulositosis, dan lain-
permukaan molekulnya. Biasanya yang lain), imunosupresan (toksik terhadap hati,
digunakan dalam membedakan sel T dan gangguan saluran pencernaan, dan lain-
sel B ialah marker protein pada permukaan lain). Oleh karena itu diperlukan penelitian
sel yang disebut Cluster of Differentiation lebih lanjut untuk membuktikan aktivitas
(CD). Marker protein yang dijumpai pada imunomodulator dari ekstrak maupun hasil
semua sel T adalah CD3+, kecuali sel T isolasi tanaman yang diharapkan memiliki
supresor dan cytotoxic marker proteinnya efek samping yang lebih kecil.2
adalah CD8+, sedangkan sel T-helper Daun tempuyung (Sonchus arvensis
marker proteinnya adalah CD4+. Hasil Linn.) mengandung flavonoid yang diduga
penelitian Linda K dan Widyati S pada mempunyai efek imunomodulator. Hasil
tahun 2011 menyatakan bahwa ekstrak penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil
etanol daun sirsak dapat meningkatkan asetat daun tempuyung dengan dosis 210
jumlah sel T CD4+ dan CD8+ timus secara mg/kgBB, serta 280 mg/kgBB, dan 350
signifikan (p<0,05) pada dosis 25 mg/kg mg/kgBB memiliki efek imunomodulator
BB. Sel T CD4+ dalam tubuh mengalami pada respon imun nonspesifik dari mencit
peningkatan sebesar 75% (3,6 juta sel) dan jantan dari galur Balb/c dengan indeks
sel T CD8+ meningkat sebesar 238% (3,1 fagositosis sebesar 1,31 (sedang), 1,40
juta sel) karena senyawa flavonol dari (sedang), dan 1,51 (kuat).6
ekstrak daun sirsak mampu meningkatkan Berdasarkan uraian tersebut maka
produksi interleukin 2 (IL-2) yang terlibat diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai
dalam aktivasi dan proliferasi sel T.3 aktivitas imunomodulator ekstrak etanol

66
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) Sampel dan standar dilarutkan dalam
melalui parameter peningkatan jumlah IL- metanol ditambahkan AlCl3 2% dalam
2 serta peningkatan jumlah leukosit dan etanol 95% dengan perbandingan volume
komponennya. 1:1, diinkubasi selama 1 jam, absorbansi
diukur pada panjang gelombang 420 nm
Metode menggunakan spektrofotometer ultraviolet-
sinar tampak (Hewlett Packard 8452A).
Rancangan pada penelitian ini adalah Kadar flavonoid dihitung terhadap kurva
penelitian eksperimental posttest dengan kalibrasi terhadap kuersetin sebagai
kelompok kontrol, yang dilakukan di pembanding dengan rentang konsentrasi 8
laboratorium dengan menggunakan ekstrak sampai 20 μg/mL dalam metanol.7,8
etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis Hewan untuk pengujian terlebih dahulu
Linn.) dan tikus jantan putih galur Wistar. dilakukan persetujuan etik oleh komite etik
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran yang berwenang. Pada penelitian ini telah
aktivitas imunomodulator ekstrak etanol dilakukan persetujuan oleh Komite Etik
daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) Kesehatan Fakultas Kedokteran Unpad
pada tikus putih jantan galur Wistar dengan nomor persetujuan 482/UN6.C2.1.
terhadap peningkatan jumlah leukosit dan 2/KEPK/PN/2014.
komponennya serta peningkatan IL-2. Ekstrak daun tempuyung disuspensikan
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan Na CMC 0,5%, lalu diberikan pada
mengarakterisasi simplisia, mengekstraksi, tikus secara oral setiap hari sekali selama 2
penapisan fitokimia, dan penentuan kadar minggu dengan dosis 100 mg/kgBB, 700
flavonoid. Setelah itu dilakukan percobaan mg/kgBB, dan 1400 mg/kgBB, setelah 1
terhadap hewan uji lalu menghitung minggu diberikan Shigella dysenteriae.
jumlah leukosit dan komponennya serta Sampel penelitian diambil dari hewan
memeriksa IL-2 dengan ELISA. percobaan dengan jumlah sampel minimal
Karakterisasi simplisia yaitu meliputi, dihitung berdasarkan rumus Faraday.
pemeriksaan makroskopik simplisia dan Darah tikus yang berasal dari jantung
pemeriksaan mikroskopik, penetapan kadar diambil kemudian disimpan dalam tabung
abu total, penetapan abu tidak larut asam vacuntee steril yang sudah terdapat EDTA
dan penetapan abu larut air, penetapan 0,1% di dalamnya. EDTA 0,1% berfungsi
kadar sari larut air dan penetapan sari larut sebagai antikoagulan darah. Plasma darah
etanol, penetapan susut pengeringan, serta hasil isolasi pada tikus diperiksa leukosit
penetapan kadar air. dan komponennya dengan menggunakan
Ekstraksi dilakukan dengan simplisia flow cytometri Sysmex xi 2000i.
sebanyak 1 kg dimasukkan ke dalam labu Plasma darah hasil isolasi pada tikus
alas bundar 50 mL lalu ditambahkan etanol diperiksa kadar IL-2 dengan cara Sandwich
yang telah didestilasi. Metode ekstraksi ELISA pada panjang gelombang 450 nm.
dilakukan dengan ektraksi cara panas yaitu Reagen yang dipakai adalah Rat IL-2
metode refluks dengan pengulangan dua ELISA Kit produksi OmniKine™ dengan
kali. Ekstrak kemudian dipekatkan dengan nomor katalog: OK-0207.
alat penguap berputar hingga terbentuk
ekstrak kental. Hasil
Penapisan fitokimia dilakukan terhadap
ekstrak meliputi pemeriksaan metabolit Hasil dari karakterisasi simplisia dapat
sekunder terdiri dari golongan senyawa dilihat pada Tabel 1. Hasil dari penapisan
alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin, fitokimia menunjukkan bahwa pada
dan steroid/triterpenoid. simplisia daun tempuyung mengandung
Penentuan kadar flavonoid dalam senyawa berupa golongan flavonoid,
ekstrak dilakukan dengan metode Ordon. kuinon, steroid/triterpenoid, dan saponin.

67
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Tabel 2 Hasil Penapisan Fitokimia Simplisia


Simplisia Sonchus arvensis Linn. Sonchus arvensis Linn.

Pemeriksaan Hasil (% b/b) Pengujian Hasil


Kadar abu total 16,75 Alkaloid -
Kadar abu tidak larut asam 3,62 Flavonoid +
Kadar abu larut air 4,65 Tanin -
Kadar sari larut etanol 22,16 Kuinon +
Kadar sari larut air 7,39 Steroid/triterpenoid +
Kadar air 3,99* Saponin +
Susut pengeringan 5,96 Keterangan: +: Terdeteksi golongan senyawa yang diuji,
Keterangan: *: (v/b) -: Tidak terdeteksi golongan senyawa yang diuji

Hasil penapisan ekstrak dapat dilihat Indonesia untuk sebagian besar simplisia
pada Tabel 2. Hasil penetapan kadar tidak lebih dari 2%.11
flavonoid dengan metode Ordon pada λmaks Kadar abu tidak larut asam simplisia
420 nm diperoleh kadar flavonoid sebesar dari hasil pemeriksaan mencapai 3,62%.
4,093%. Perbedaan aktivitas Hal ini menggambarkan bahwa tingginya
imunomodulator ekstrak etanol dari daun tingkat pengotor secara nonfisiologis, yaitu
tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada pengotor yang ada dalam simplisia yang
tikus putih jantan galur Wistar terhadap berasal dari lingkungan luar seperti tanah
peningkatan jumlah leukosit dan dan pasir. Besarnya kandungan senyawa
komponennya ditunjukkan pada Gambar 1. anorganik suatu tanaman erat kaitannya
Perbedaan aktivitas imunomodulator dengan kondisi tempat tumbuh tanaman,
ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus kadar abu yang tinggi menggambarkan
arvensis Linn.) pada tikus putih jantan kandungan logam dalam simplisia tinggi.
galur Wistar terhadap peningkatan Syarat kadar abu tidak larut asam menurut
konsentrasi IL-2 ditunjukkan pada Gambar Materia Medika Indonesia tidak lebih dari
2. 0,25%.11
Kadar sari larut air simplisia yang lebih
Pembahasan rendah hasilnya dari pada kadar sari larut
etanol simplisia menunjukkan tingginya
Berdasarkan pada hasil karakterisasi kandungan senyawa yang larut etanol dari
simplisia, diperoleh kadar air dari simplisia pada kandungan senyawa yang larut air.
sebesar 3,99% v/b. Simplisia yang dipakai Hasil pengukuran kadar sari larut air dari
di dalam penelitian telah memenuhi syarat simplisia adalah 7,39% ini lebih rendah
kadar air yang ditetapkan yaitu <10%.9 dibandingkan dengan kadar sari larut
Kadar air kurang dari 10% dapat mencegah etanol simplisia dengan hasil pengukuran
pertumbuhan mikroba dan reaksi enzimatis 22,16%.
sehingga dapat tahan lebih lama dalam Leukosit berperan di dalam pertahanan
proses penyimpanan.10 Susut pengeringan seluler dan humoral terhadap zat-zat asing.
simplisia sebesar 5,96% b/b, lebih besar Hematopoiesis, pembentukkan leukosit,
dari kadar air. Hal ini menunjukkan adanya dan perkembangan leukosit mulai dari
senyawa selain air yang menguap pada dalam yolk sac selama beberapa minggu
suhu pengukuran (105 oC) seperti minyak pada perkembangan janin. Manusia harus
atsiri. memproduksi 3,7x1011 leukosit tiap hari
Kadar abu total simplisia menunjukkan untuk mempertahankan ambang tetap.2
bahwa kandungan bahan anorganik seperti Pada penelitian ini dilakukan pengukuran
logam-logam alkali, alkali tanah, dan silika leukosit agar dapat mengetahui aktivitas
yang terdapat di dalam simplisia. Syarat imunomodulator ekstrak etanol dari daun
kadar abu total menurut Materia Medika tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) lewat
2

68
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

(a) (b)

(c)

Gambar 1 Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus arvensis Linn.)
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar terhadap Peningkatan Jumlah Leukosit (a), Limfosit
(b), dan Monosit (c)
Keterangan: *: Adanya perbedaan yang signifikan terhadap kontrol negatif dengan p<0,05

pemantauan peningkatan jumlah leukosit dan basofil tidak terdeteksi dikarenakan


dan komponennya serta peningkatan IL- jumlahnya sangat sedikit di dalam darah
pada tikus jantan galur Wistar. dan muncul sebagai akibat adanya reaksi
Berdasarkan Gambar 1 (a), rata-rata alergi. Penurunan jumlah sel neutrofil pada
jumlah leukosit akibat pengaruh aktivitas sirkulasi (neutropenia) pada hewan dapat
imunomodulator ekstrak etanol dari daun terjadi dikarenakan adanya peningkatan
tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada destruksi sel neutrofil di dalam peredaran
tikus jantan galur Wistar dengan dosis 100 darah.
mg/kgBB, 700 mg/kgBB, serta 1400 Fungsi utama dari sel eosinofil adalah
mg/kgBB terdapat perbedaan bermakna detoksifikasi baik terhadap protein asing
terhadap peningkatan jumlah leukosit pada yang masuk ke dalam tubuh melalui paru-
dosis 100 mg/kgBB dibandingkan kontrol paru, saluran cerna, dan racun-racun yang
negatif dengan p<0,001 (nilai p≤0,05). dihasilkan oleh sel bakteri serta parasit.12
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat Eosinofilia pada hewan merupakan suatu
aktivitas imunomodulator ekstrak etanol peningkatan jumlah eosinofil dalam darah.
daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) Peningkatan eosinofil dapat terjadi karena
dari pemantauan terhadap peningkatan adanya reaksi alergi.13 Pada penelitian ini
jumlah leukosit dan komponennya pada eosinofil tidak terdeteksi diduga tidak
tikus jantan galur Wistar. terjadi reaksi alergi pada hewan percobaan.
Pada diferensial sel leukosit tikus Sedangkan basofil di dalam sirkulasi darah
hanya ditemukan sel limfosit dan monosit. relatif sedikit. Sel basofil di dalam tubuh
Sedangkan untuk sel neutrofil, eosinofil, berperan dalam respon peradangan. Pada

69
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

Gambar 4 Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus arvensis Linn.)
pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar terhadap Peningkatan IL-2
Keterangan: *: Adanya perbedaan yang signifikan terhadap kontrol negatif dengan p<0,05

Gambar 1 (b) dan 1 (a), dapat dilihat Gambar 2 menunjukkan bahwa rata-
bahwa rata-rata jumlah limfosit dan rata jumlah IL-2 akibat pengaruh aktivitas
monosit yang diakibatkan oleh pengaruh imunomodulator ekstrak etanol dari daun
aktivitas imunomodulator ekstrak etanol tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada
daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) tikus jantan galur Wistar dengan dosis 100
pada tikus jantan galur Wistar dengan mg/kgBB, 700 mg/kgBB, dan juga 1400
dosis 100 mg/kgBB, 700 mg/kgBB, dan mg/kgBB terdapat peningkatan jumlah IL-
juga 1400 mg/kgBB terdapat peningkatan 2 secara bermakna dibandingkan dengan
jumlah limfosit dan juga monosit secara kelompok kontrol negatif (nilai p≤0,05)
bermakna dibandingkan dengan kelompok pada dosis 100 mg/kgBB. Peningkatan
kontrol negatif (dikarenakan nilai p≤0,05) jumlah IL-2 sama seperti peningkatan
pada dosis 100 mg/kgBB. Pada penelitian jumlah jumlah limfosit dan monosit.
ini, dosis semakin besar mengakibatkan Semakin besar dosis, maka jumlah IL-2
jumlah limfosit dan monosit akan semakin semakin menurun.
menurun, hal ini disebabkan karena ekstrak Kandungan metabolit sekunder pada
etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.)
Linn.). mempunyai daya hambat terhadap berupa senyawa kimia salah satunya
pertumbuhan bakteri S. dysenteriae yang adalah flavonoid (kaempferol, luteolin-7-
digunakan untuk memicu peningkatan O-glikosida, dan apigenin-7-O-glikosida).6
sistem imun sehingga S. dysenteriae tidak Hasil penelitian dari Susilo tahun 2013,
dapat menyebabkan disentri basiler pada kaempferol yang terdapat dalam daun
hewan percobaan dengan pemberian tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) dapat
ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus bekerja terhadap limfokin (Interferon γ)
arvensis Linn.). yang dihasilkan oleh sel T sehingga akan
Disentri basiler merupakan penyakit merangsang sel-sel fagosit melakukan
yang ditandai dengan nyeri perut hebat, respon fagositosis serta dapat memacu
diare yang sering dan sakit, dengan volume proliferasi limfosit, meningkatkan jumlah
sedikit disertai dengan adanya lender dan sel T, dan meningkatkan sekresi terhadap
darah, sedangkan pada hewan percobaan IL-2. Kaempferol dapat meningkatkan
tidak terdapat tanda-tanda tersebut. produksi IL-2, yaitu salah satu sitokin yang
Berdasarkan penelitian Fariha, 2010 pada berperan dalam proliferasi sel limfosit.6
konsentrasi 60% ekstrak daun tempuyung Berdasarkan penelitian Swarnalatha tahun
memiliki daya hambat yang paling tinggi 2014, kaempferol dapat meningkatkan
terhadap pertumbuhan dari bakteri S. fagosit dan dapat meningkatkan IL-2
dysenteriae.14 secara signifikan. IL-2 adalah salah satu

70
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

sitokin yang berperan dalam mengatur 313 hari, serta limfosit efektor dan
respon imun, berfungsi sebagai mitogen memori yang diaktifkan setelah lebih dari
bagi sel T, secara potensial meningkatkan 910 hari.
proliferasi dan fungsi sel T, sel B, dan sel
NK, memperbaiki pembentukkan antigen, Simpulan
dan meningkatkan produksi dan pelepasan
dari sitokin lainnya.15 Ekstrak etanol dari daun tempuyung
Limfosit merupakan sel yang paling (Sonchus arvensis Linn.) diketahui mampu
dominan dalam organ dan jaringan sistem meningkatkan jumlah sel-sel leukosit dan
imun. Lokasi limfosit T terdapat pada lien komponennya serta IL-2 (p≤0,05). Daun
dan kelenjar limfe yaitu pada daerah tempuyung merupakan obat tradisional asli
periarterioler, daerah parakortikal, dan Indonesia yang berpotensi mempunyai
perifolikuler. Jumlahnya kurang lebih aktivitas imunomodulator
65% ̶ 85% dari total limfosit dalam darah.
Limfosit di dalam tubuh berperan dalam Daftar Pustaka
sistem imun spesifik seluler (sel T) untuk
pertahanan terhadap bakteri yang hidup 1. World Health Organization. The global
intraseluler, virus, jamur, parasit-parasit, burden of disease: 2004 update.
serta keganasan.
Switzerland: 2004;810.
Limfosit merupakan bagian sel darah
putih yang sangat banyak. Limfosit terdiri 2. Bratawidjaja KG, Iris R. Imunologi
dari sel T dan sel B yang naif maupun dasar. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
aktif. Ketika antigen dideteksi oleh sel Kedokteran Universitas Indonesia;
dendritik yaitu sel yang berfungsi untuk 2012.
mengenali antigen (antigen presenting 3. Linda K, Widyarti S. Pengaruh
cell), sel T dan sel B naif yang terdapat di pemberian ekstrak etanol daun sirsak
sumsum tulang akan masuk ke dalam (Annona muricata Linn.) terhadap
organ limfoid sekunder seperti kelenjar peningkatan jumlah sel T CD4+ dan
getah bening dan limfa lalu teraktivasi oleh CD8+ pada timus mencit (Mus
antigen tersebut menjadi sel efektor dan sel musculus) (laporan penelitian).
memori, selanjutnya sel aktif bermigrasi ke Universitas Brawijaya. 2011; 2426.
jaringan perifer yang menjadi tempat 4. Biron CA, Young HA, Kasaian MT.
terjadinya infeksi. Selain itu, terdapat pula Interleukin 2-induced proliferasi of
null cell di dalam limfosit yang jumlahnya murine natural killer cells in vivo.
sekitar 20% dari limfosit perifer. Null cell Experimental Medicine. 2013;171:
merupakan limfosit yang tidak memiliki 173188.
karakter sel T dan sel B serta cluster of 5. Pahar B, Gray WL, Phelps K, Didier
differentiation atau antibodi permukaan ES, deHaro E, Marx PA, et al.
namun mempunyai peranan dalam proses Increased cellular immune responses
pemusnahan sel yang dilakukan oleh and CD4+ T-cell proliferation correlate
antibodi.2 with reduced plasma viral load in SIV
Perkembangan limfosit berlangsung challenged recombinant simian
melalui beberapa tahap, yaitu fagositosis varicella virus-simian
yang berlangsung 420 jam setelah infeksi, immunodeficiency virus (rSVV-SIV)
lalu transportasi antigen melalui sel vaccinated rhesus macaques. Virology
dendritik menuju kelenjar getah bening Journal. 2012;9:160168.
yang berlangsung dalam 18 hari, lalu 6. Susilo J, Resti A. Efek
aktivasi limfosit naif yang berlangsung imunomodulator fraksi etil asetat daun
selama 48 hari, kemudian diferensiasi tempuyung (Sonchus arvensis Linn.)
limfosit yang dapat berlangsung antara terhadap respon imun non spesifik
71
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

pada mencit jantan galur BALB/C 11. Ditjen POM. Materia medika
[diunduh 25 Maret 2014]. Tersedia Indonesia, jilid V. Jakarta:
dari: http://perpusnwu.web.id/ Departemen Kesehatan Republik
karyailmiah/documents/3208.pdf. Indonesia; 1989.
7. Ordon`ez AAL, Gomez JD, Vattuone 12. Hilda S, Lestari, Ismoyowati, Indradji
MA, Isla MI. Antioxidant activities of M. Kajian jumlah leukosit dan
Sechium edule (jacq.) Swartz extract. diferensial leukosit pada berbagai jenis
Food Chem. 2006; 97:452458. itik lokal betina yang pakannya
8. Desmiati Y, Ratnawati J, Andini P. disuplementasi probiotik. Jurnal Ilmiah
Penentuan jumlah flavonoid total Peternakan.2013;1(2):699–709.
ekstrak etanol buah merah (Pandanus 13. Lampinen M, Carlson M, Håkansson
conoideus Lamk.) secara kolorimetri LD, Venge P. Cytokine-regulated
komplementer. Seminar Nasional accumulation of eosinophils in
POKJANAS TOI XXXVI; 13 dan 14 inflammatory disease. 2008;
Mei 2009; Cimahi, Indonesia. 59(8):793–805.
Indonesia: Universitas Jendral Achmad 14. Fariha Y. Pengaruh konsentrasi ekstrak
Yani; 2009. daun tempuyung (Sonchus arvensis L.)
9. Badan Pengawas Obat dan Makanan. terhadap daya hambat pertumbuhan
Persyaratan mutu obat tradisional. bakteri Shigella dysenteriae dan
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Escherichia coli secara in vitro (karya
Makanan; 2014. ilmiah). Universitas Negeri Malang;
10. Komala O, Rosyanti R, 2010.
Muztabadihardja. Uji efektivitas 15. Swarnalata. Cytokine mediate
antibakteri ekstrak etanol dan ekstrak immunomodulatory properties
air kelopak bunga rosella (Hibiscus kaempferol-5-o-β-d-glucopyranoside
sabdariffa L.) terhadap bakteri from methanol extract of aerial part of
Streptococcus pneumoniae. Berita indigofera aspala-thoides Vahl ex DC.
Biologi. 2013; 12(1):7378. Int. J. RsPharm. Sci. 2014;5:7378.

72

Anda mungkin juga menyukai