Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN BENCANA

OLEH:
FITRI AYU NINGSIH
NIM : 9183129010.001

JURUSAN S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2020
■ Gempabumi merupakan sebuah bencana alam yang senantiasa
mengintai dan tidak dapat dihindari pada banyak daerah di
Indonesia, karena keunikan posisi dan sejarah geologi kawasan ini
■ perlu kita ingat bersama pernyataan para ahli gempabumi dunia
yang sering muncul di media massa, bahwa gempabumi tidak
dapat membunuh, bangunan lah yang dapat membunuh.
Kenyataan ini menuntut agar kita mau belajar dan memahami
gempabumi.
Telah ratusan ribu jiwa tercatat menjadi korban bencana gempabumi tektonis
diIndonesia, yang terjadi di berbagai daerah, di antaranya (dengan jumlah korban >
1000 orang meninggal):
a. Gempa Aceh, 26 Desember 2004, magnitudo 9.3, korban ~168.000 meninggal
b. Gempa Papua, 26 Juni 1976, magnitudo 7.1, korban ~ 9.000 meninggal
c. Gempa Yogyakarta, 27 Mei 2006, magnitudo 5.9, korban 6.234 meninggal
d. Gempa Ambon, 20 September 1899, magnitudo 7.8, korban 3.280 meninggal
e. Gempa Sumbawa, 19 Agustus 1977, magnitudo 8.0, korban 2.200 meninggal
f. Gempa Flores, 12 Desember 1992, magnitudo 7.5, korban 2.100 meninggal
g. Gempa Padang, 30 September 2009, magnitudo 7.6, korban 1.115 meninggal
GELOMBANG GEMPABUMI

■ Secara fisika, gelombang gempabumi dianggap merambat


sebagaimana layaknya gelombang air, yang menempuh
perjalanannya ke segala arah dari sumber penyebabnya, dalam
runtutan gelombang demi gelombang.
■ Pergeseran vertikal yang disebabkan oleh gelombang disebut
amplitudo, jarak antar gelombang yang berurutan disebut panjang
gelombang, waktu yang membentang antara dua gelombang disebut
sebagai perioda, dan jumlah gelombang yang melintasi suatu titik
pengamatan dalam satu detik disebut sebagai frekuensi.
INTENSITAS GEMPABUMI
■ Skala kualitatif yang banyak dipakai untuk mengukur intensitas gempabumi
berdasarkan apa yang dirasakan adalah skala Mercalli termodifikasi, yang
terbagi dalam 12 tingkatan, sebagai berikut:
1. Tidak terasa
2. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
3. Getaran dirasakan seperti ada kendaraan berat melintas.
4. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah,
benda tergantung bergoyang.
5. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak
mampu jatuh.
6. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
 
7. Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
8. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
9. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan parah.
9. Jembatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor, rel kereta api bengkok.
11. Rel kereta api rusak, bendungan dan tanggul hancur, seluruh bangunan hampir
hancur dan terjadi longsor besar.
12. Seluruh bangunan hancur lebur, batu dan barang-barang terlempar ke
udara, tanah bergerak seperti gelombang, aliran sungai dapat berubah, pasir dan
lumpur bergeser secara horizontal, air dapat terlempar dari danau, diikuti dengan
suara gemuruh yang besar, terjadi longsor skala besar, kebakaran, banjir,
tsunami di daerah pantai, dan aktivitas gunung berapi
Akibat Yang Ditimbulkan Gempa
 ■• Dampak fisik
Bangunan roboh 
• Kebakaran
• Jatuhnya korban jiwa
• Tanah lonsor akibat goncangan
• permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
• Banjir akibat rusaknya tanggul
• Gempa dasar laut menyebabkan tsunami
■ Dampak social
• Kemiskinan 
• Kelaparan
• Menimbulkan penyakit
• Bila pada skla yang besar(menimbulkan tsunami yang besar) dapat Melumpuhkan
politik, system ekonomi dll
Mitigasi sebelum gempa terjadi

■ Prinsip rencana siaga untuk rumah tangga


•  Rencana darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah diingat oleh
seluruh anggota keluarga.
• Tentukan jalan melarikan diri, Pastikan Anda dan keluarga tahu jalan yang paling
aman untuk keluar dari rumah saat gempa
• Tentukan tempat bertemu, Dalam keadaan anggota keluarga terpencar,misalnya ibu
di rumah, ayah di tempat kerja, sementara anak-anak di sekolah saat gempa terjadi,
tentukan tempat bertemu. Yang pertama semestinya lokasi yang aman dan dekat
rumah.
■ Prinsip rencana siaga untuk sekolah
      Sama dengan prinsip rencana siaga di rumah tangga. Gedung sekolah perlu
diperiksa ketahanannya terhadap gempa bumi. Sebaiknya sekolah dibangun
berdasarkan standar bangunan tahan gempa. 
Mitigasi saat terjadi gempa bumi
■ Bila Anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan. Hindari jendela dan bagian
rumah yang terbuat dari kaca. Gunakan bangku, meja atau perlengkapan rumah tangga
yang kuat sebagai perlindungan.tetap di sana namun bersiap untuk pindah. Tunggu
sampai goncangan berhenti dan aman untuk bergerak. Menjauhlah dari jendela kaca,
perapian, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh. Tetap di dalam
untuk menghindari terkena pecahan kaca atau bagian-bagian bangunan.
■ Jika malam hari dan Anda di tempat tidur. Cari tempat yang aman yang kuat dan tunggu
gempa berhenti. Jika gempa sudah berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah
tempat yang aman. 
■ Jika Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap tenang dan mintalah
yang lain untuk tenang juga. Jika sudah aman, berpindahlah ke tempat yang terbuka, jauh
dari pepohonan besar atau bangunan. Waspada akan kemungkinan gempa susulan.
■ Jika Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi dan jaringan listrik.
Hindari rekahan akibat gempa yang bisa sangat berbahaya.
■ Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil. Menjauhlah dari 
jembatan, jembatan layang atau terowongan.
■ Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh waspadalah
dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa.
■ Jika Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak beberapa
ratus meter dari pantai.
Mitigasi setelah gempa bumi
berlangsung
■  Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang terluka
atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian berikan
pertolongan pertama jika memungkinkan.
■  Bantu tetangga yang memerlukan bantuan. Orang tua, anak-anak, ibu hamil, ibu
menyusui dan orang cacat mungkin perlu bantuan tambahan.
■ Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk
pecahan gelas, kaca, dan obat-obatan yang tumpah.
■ Waspada dengan gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan lebih lemah dari
gempa utama. Namun, beberapa dapat cukup kuat untuk merobohkan bangunan
yang sudah goyah akibat gempa pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan.
Kembali ke rumah hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan keadaan
aman.
TERIMA KASIH!!!

Anda mungkin juga menyukai