Anda di halaman 1dari 8

DIKLUS: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

Nomor 2 (volume 3), September 2019 - 62

Pelatihan Guru TK dalam Pengembangan Karakter Anak


di UPT Pendidikan Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman

Ariefa Efianingrum 1), Farida Hanum 2), Arif Rohman 3), Joko Sri Sukardi 4), Murtamadji
5)
, Ebni Sholikhah 6)

Kebijakan Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta


efianingrum@gmail.com, faridahanum@uny.ac.id, arif_rohman@uny.ac.id, jokos@uny.ac.id,
murtamadji@uny.ac.id, ebnisholikhah@uny.ac.id*

Abstrak
Globalisasi membuat dunia semakin terbuka dan berdampak pada semakin
mudahnya pertukaran budaya yang belum tentu sesuai dengan konteks masyarakat
Indonesia. Sayangnya guru dinilai belum berhasil dalam mengembangkan karakter anak
dalam mentransformasikan budaya bangsa karena dinilai lebih focus pada materi
pelajaran. Untuk itu, keterampilan pengembangan karakter anak diperlukan para guru
agar tidak hanya menciptakan anak yang cerdas namun juga berkarakter. Program
pelatihan dipilih sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru-
guru TK se Kecamatan Ngaglik Sleman sebagai upaya mengembangkan karakter anak di
lingkungan sekolah. Pelatihan dilakukan dengan cara penyampaian materi dan action
plan. Keberhasilan pelatihan dievaluasi menggunakan model Ralph W. Tyler yang
berorientasi pada tujuan. Tujuan dari pelatihan adalah meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan guru terhadap pengembangan karakter anak. Pre-test dan post-test
digunakan untuk mengukur peningkatan pengetahuan guru terhadap pengembangan
karakter anak. Sedangkan evaluasi terhadap action plan dilakukan dengan melihat catatan
yang diserahkan para guru kepada tim PPM. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan pengetahuan Guru TK terhadap pengembangan karakter anak rata-rata 21.81
poin. Sedangkan action plan menunjukkan peningkatan keterampilan guru dari cara-cara
yang digunakan dalam mengembangkan karakter anak.
Kata kunci: pendidikan karakter, guru TK, pelatihan
Abstract
Globalization has an impact on the ease of cultural exchange which is not
necessarily in accordance with the context of Indonesian society. Unfortunately the
teacher is considered not successful in developing the children character in transforming
the nation's culture because more focused on the subject matter. For that reason, children's
character development skills are needed by teachers so that they not only create intelligent
but also character on children. The training program was chosen to improve the
understanding and skills of kindergarten teachers in Ngaglik Sleman to develop the
children character in their school environment. The training is carried out by delivering
material and action plans. The success of the training was evaluated using the goal-
oriented model by Ralph W. Tyler. The purpose of the training is to increase the teacher's
knowledge and skills towards the development of children's character. Pre-test and post-
test are used to measure teacher's increased knowledge of children's character
development. While the evaluation of the action plan did by looking the notes wich
submitted by teachers. The results show that there is an increase in TK teachers' knowledge
of children's character development on average 21.81 points. While the action plan shows
the improvement of teacher's skills from the ways used in developing children's character.
Keywords: education character, kindergarten teachers, training

Copyright © 2016, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (3), September 2019 - 63
Ariefa Efianingrum, Farida Hanum, Arif Rohman, Joko Sri Sukardi, Murtamadji, Ebni Sholikhah

fokus pada materi pelajaran dan kurang


PENDAHULUAN
menyentuh nilai-nilai yang terkandung di
Perubahan zaman yang ditopang dalam pelajaran tersebut. Hal ini karena
oleh perkembangan teknologi informasi guru kurang memahami nilai karakter yang
yang pesat, di satu sisi bermakna positif terdapat dalam materi pembelajarannya
namun di sisi lain membawa dampak yang (http://news.metrotvnews.com/). Guru
memprihatinkan untuk karakter generasi sebagai pendidik memiliki peran sebagai
muda. Perubahan yang dituntun globalisasi aktor dalam transfer of value disamping
dan ditunjang oleh revolusi informasi transfer of knowledge. Maka dari itu
menghasilkan arus pertukaran informasi diperlukan upaya untuk meningkatkan
semakin terbuka. Permasalahan menjadi pemahaman dan keterampilan guru untuk
semakin kompleks ketika media massa mengembangkan pendidikan karakter pada
bersifat terbuka tanpa ada pembatasan. anak.
Dampak yang dirasakan atas fenomena ini Sekolah sebagai lembaga sosial
adalah semakin mudahnya budaya negara seharusnya menjadi salah satu pihak yang
lain masuk ke dalam negeri dan ditirunya bertanggungjawab untuk memperkuat
budaya tersebut dalam berbagai bentuk karakter peserta didik melalui harmonisasi
seperti pola pergaulan, pola berpakaian, pola olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga
makan, dan pola perilaku lainnya sesuai Peraturan Presiden No.87 Tahun 2017.
(Sulistyarini, 2010). Kebijakan ini menekankan tentang
Anak merupakan modal dalam peningkatan pendidikan karakter
pembangunan. Namun amat miris melihat dilingkungan sekolah. Mengamati
fenomena tergerusnya moral pada anak yang perkembangan dalam konteks otonomi
diakibatkan minimnya keteladanan nilai- daerah, semua daerah berupaya untuk fokus
nilai etika dari lingkungan sosialnya. Belajar membangun keunggulan Sumber Daya
dari kasus meninggalnya Guru Budi di Jawa Manusia (SDM) melalui pendidikan. Salah
Timur, kita bisa melihat bahwa fondasi satunya adalah pendidikan karakter di
pendidikan karakter berupa nilai-nilai dasar sekolah yang implementasinya perlu
etika berupa rasa hormat telah hilang pada melibatkan berbagai pihak secara lintas
anak (pelaku). Pada akhirnya anak tidak sektoral. Keterlibatan stakeholder
menghormati dan menghargai guru sebagai pendidikan seperti dinas pendidikan,
orang tua kedua dilingkungan sekolah. sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat
Masih di provinsi yang sama, kasus lain kemudian perlu diberi tempat sehingga
dapat kita amati dari peristiwa dua orang dapat mewujudkan pendidikan karakter
pelajar yang kecanduan smartphone dan secara integratif.
mengalami gangguan jiwa hingga masuk Berdasarkan analisis situasi yang
rumah sakit. Pelajar tersebut marah sampai dilakukan pada saat penelitian tahun 2017,
membanting-banting benda atau menyakiti dihimpun informasi tentang kondisi
diri sendiri jika diminta melepaskan pendidikan di Wilayah UPT Pelayanan
smartphone dari tangannya Pendidikan Kecamatan Ngaglik Kabupaten
(http://news.liputan6.com/, 18 Januari 2018). Sleman. Terdapat sekolah-sekolah inti yang
Dari kasus ini maka dapat diamatibahwa sudah berkembang dan sekolah-sekolah
perkembangan teknologi berdampak pada imbas yang masih perlu dikembangkan.
menurunnya nilai etika dan kepedulian Wilayah yang berada di perbatasan antara
terhadap lingkungan sosial. Sikap perkotaan dan pedesaan memiliki potensi
individualis yang menjamur pada akhirnya hadirnya berbagai persoalan yang terkait
dapat menggerus karakter bangsa dan dengan perubahan nilai-nilai sosial dan
integrasi nasional. karakter dalam masyarakat. Luasnya
Di sisi lain, guru sebagai aktor utama cakupan Kecamatan Ngaglik dengan jumlah
dalam pendidikan dinilai belum sepenuhnya sekolah yang besar mengisyaratkan bahwa
berhasil dalam menanamkan pendidikan implementasi pendidikan karakter yang
karakter anak. Pasalnya, guru lebih banyak menjangkau semua wilayah di UPT

Copyright © 2017,Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (3), September 2019 - 64
Ariefa Efianingrum, Farida Hanum, Arif Rohman, Joko Sri Sukardi, Murtamadji, Ebni Sholikhah

Pelayanan Pendidikan memerlukan SDM berperilaku sesuai dengan nilai dan


yang memadai dan waktu yang panjang. norma yang dijunjung tinggi dalam
Padahal pendidikan karakter pada anak di hidup diri sendiri dan masyarakat
dalam keluarga maupun di sekolah Dengan demikian, guru memiliki
merupakan kebutuhan yang mendesak tanggungjawab moral maupun
untuk dilakukan. Oleh karena itu, kegiatan tanggungjawab akademik. Tanggungjawab
PPM oleh Tim Jurusan Filsafat dan Sosiologi moral guru terfokus pada pengejawantahan
Pendidikan tentangpengembangan karakter nilai-nilai yang dijunjung tinggi bangsa dan
anak ini relevan dan penting untuk negara sehingga mampu menjadi teladan
dilakukan di UPT Pelayanan Pendidikan peserta didik. Sedangkan tanggungjawab
Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. akademik berkenaan dengan penguasaan
Guru merupakan sosok yang ilmu sesuai bidang keahliannya. Guru
memiliki peran strategis dalam mendidik kemudian untuk dituntut senantiasa belajar
anak. They are the heart of education who mendidik diri sendiri memperluas ilmu dan
inspire students to fulfil their potential (The memperdalam wawasan filosofisnya untuk
6th Education International World Congress, menjaga marwah pendidikan. Dua hal yang
2011). Dalam menjalankan tugasnya, diperlukan untuk mendapatkan guru yang
setidaknya ia harus memiliki empat demikian adalah dengan pemantapan
kompetensi yakni kompetensi pedagogi, program dan realisasi kualifikasi pendidikan
kompetensi professional, kompetensi guru (pre-service training) dan peningkatan
personal, dan kompetensi sosial. Kompetensi dan pemantapan kualitas guru (in-service
tersebut menunjang pelaksanaan pendidikan training) (Dwi Siswoyo, 2017). Salah satu
karakter di sekolah. Kompetensi personal upaya untuk meningkatkan dan
berarti guru harus memiliki kepribadian memantapkan kemampuan guru dalam
unggul yang patut diteladani karena pendidikan karakter yakni dengan pelatihan.
pendidikan karakter berkaitan dengan upaya Pelatihan memiliki manfaat bagi
keteladanan dan pembiasaan. Kompetensi guru antara lain; (1) membantu para guru
sosial menunjukkan kemampuan guru untuk membuat keputusan dengan lebih baik; (2)
menjalin komunikasi dengan stakeholder meningkatkan kemampuan para guru
pendidikan. Ia harus mampu berintegrasi menyelesaikan berbagai masalah yang
dengan orang tua maupun masyarakat dihadapinya; (3) terjadinya internalisasi dan
sebagai tri pusat pendidikan dalam operasionalisasi faktor-faktor motivasional;
melakukan pendidikan karakter. Kompetensi (4) timbulnya dorongan dalam diri guru
pedagogi berkenaan dengan kemampuan untuk terus meningkatkan kemampuan
mengelola pembelajaran karakter dengan kerjanya; (5) peningkatan kemampuan guru
cara mengupas nilai-nilai karakter dalam untuk mengatasi stress, frustasi dan konflik
materi yang ia ajarkan kepada peserta didik yang pada gilirannya memperbesar rasa
secara kreatif. Maka, bukan hanya materi percaya pada diri sendiri; (6) tersedianya
saja yang tersampaikan namun juga nilai- informasi tentang berbagai program yang
nilai yang terkandung didalamnya yang dapat dimanfaatkan oleh para guru dalam
dapat diteladani dan diamalkan oleh anak. rangka pertumbuhan masing-masing secara
Menurut I Gunadi (Mukti Amini, teknikal dan intelektual; (7) meningkatkan
2008) strategi pendidikan karakter dapat kepuasan kerja; (8) semakin besarnya
dilakukan melalui: pengakuan atas kemampuan seseorang; (9)
1. Pendidik menciptakan suasana aman makin besarnya tekad guru untuk lebih
yang hangat dan tentram mandiri; dan (10) mengurangi ketakutan
2. Pendidik berperan sebagai panutan yang menghadapi tugas-tugas baru di masa depan
positif bagi anak, sebab anak belajar (Sondang Siagian, 1997: 183-185).
terbanyak berasal dari apa yang dia lihat Begitu banyaknya manfaat yang
bukan dari apa yang dia dengar diperoleh dari pelatihan maka
3. Pendidik mengajak bersama dengan peningkatakan kinerja guru dalam
anak untuk mendisiplinkan diri agar mengembangkan karakter anak dapat

Copyright © 2017,Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (3), September 2019 - 65
Ariefa Efianingrum, Farida Hanum, Arif Rohman, Joko Sri Sukardi, Murtamadji, Ebni Sholikhah

dilakukan dengan cara ini. Dengan adanya kompetensi keluarga. Materi ini untuk
pelatihan maka diharapkan pemahaman dan memberikan gambaran kepada para
keterampilan dalam mengembangkan guru tentang landasan yuridis
karakter anak disekolah semakin meningkat. pelaksanaan pendidikan anak, sekaligus
Sebagaimana diungkapkan oleh Budi sebagai media untuk menggali
Mulyawan (2012) dalam tulisannya bahwa pengalaman terkait kebijakan yang ada
pengalaman pelatihan menjadi salah satu dengan kasus-kasus yang pernah
factor yang dapat mempengaruhi dirasakan guru di sekolah. Materi ini
profesionalitas guru. Profesionalitas ini juga menyinggung bagaimana peran
berkaitan dengan tugas transfer of knowledge sekolah untuk mengembangkan
maupun transfer of value. karakter anak disamping peran orang
tua dan integrasi keduanya. Materi
kedua perkaitan dengan nilai anak.
METODE
Materi ini berkaitan dengan posisi anak
Pelatihan menggunakan beberapa yang memiliki posisinya tidak bisa
metode yakni ceramah dialogis, simulasi, digantikan dengan apapun. Dengan
dan penugasan. Ceramah dialogis digunakan demikian guru tidak bisa mengabaikan
untuk menyampaikan materi sekaligus berbagai potensi yang dimiliki dan
berdiskusi dengan guru-guru. Sharing mendiskreditkan salah satu anak karena
pengalaman oleh guru dan diskusi lain semua anak berharga. Materi
untuk memperdalam materi yang selanjutnya adalah sosialisasi terhadap
disampaikan. Disamping itu, untuk anak di era cyber. Materi ini membahas
mengetahui hasil pelatihan juga digunakan tetang pentingnya pengawasan dari para
metode pretest-post test dan penugasan. pendidik dalam era digital dimana anak-
Keduanya berfungsi untuk mengetahui anak semakin intens bertatap layar dan
tingkat keberhasilan pelatihan. minim bertatap muka. Sosialisasi antar
anak kemudian menjadi penting untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN menumbuhkan karakter saling
berempati dalam berperilaku.
1. Pelaksanaan Kegiatan Selain penyampaian materi,
Kegiatan PPM dilaksanakan disampaikan juga tentang isi buku KIE
pada tanggal 2 Agustus 2018 bertempat yang dapat digunakan oleh guru sebagai
di aula UPT Pelayanan Pendidikan panduan dalam melaksanakan
Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. pendidikan karakter di sekolah. Buku ini
Kegiatan diikuti oleh 25 guru TK. dibahas dan dijelaskan agar para guru
Kegiatan dimulai dengan pembukaan, mendapat kejelasan tentang cara
sambutan, dan perkenalan dari tim mengkomunikasikan pesan dengan
pengabdi disertai juga dengan efektif dan edukatif. Setelah
penyampaian tujuan diadakannya PPM. pembahasan buku, terakhir
Acara disambut oleh Kepala UPT. disampaikan post test untuk mengukur
Kepala UPT berharap bahwa acara PPM tingkat pemahaman guru setelah
setiap tahun dapat diselenggarakan mendapatkan pelatihan.
karena kebutuhan untuk Disamping penyampaian materi,
pengembangan karakter anak harus diskusi dan tanya jawab juga dilakukan.
selalu diingat dan mengikuti perubahan Para guru yang kurang memahami
sosial. Pada awal acara juga disampaian materi mengajukan pertayanyaan.
soal pretest untuk mengukur tingkat Disamping itu juga terlaksana diskusi
pemahaman guru sebelum pelatihan (sharing) pengalaman para guru dalam
dilaksanakan. menghadapi permasalahan di sekolah
Materi pertama yang sebagai petugas teknis dan berhadapan
disampaikan adalah kebijakan PAUD langsung dengan anak. Harapannya,
dalam meningkatkan peran dan

Copyright © 2017,Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (3), September 2019 - 66
Ariefa Efianingrum, Farida Hanum, Arif Rohman, Joko Sri Sukardi, Murtamadji, Ebni Sholikhah

masalah demi masalah dalam kegiatan melaksanakan proses pendidikan


pendidikan tak dapat dihindari. karakter. Untuk itu guru diarahkan
Kegiatan selanjutnya yaitu menjadi target dalam pelatihan ini.
action plan di sekolah masing-masing. Pelatihan telah dilakukan dengan
Peserta diminta untuk praktek melibatkan 25 guru TK se Kecamatan
pengembangan pendidikan karakter Ngaglik dan telah sesuai dengan target
dengan menggunakan buku yang peserta. Hanya saja tidak semua peserta
diberikan saat pelatihan sesuai dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
kreativitasnya masing-masing. Para guru dikarenakan kegiatan lain yang
dapat menuliskan action plan yang bersamaan. Selain itu, jumlah peserta
sudah dilakukan di sekolah yang yang telah mengembalikan angket
kemudian diserahkan kepada tim PPM lengkap pretest dan posttest sebanyak
sebagai hasilnya untuk dapat dicermati 20 orang. Selebihnya hanya hanya
tim pengabdi. Saat melakukan action mengembalikan form pretest atau
plan, para guru dapat melakukan posttest saja. Meskipun demikian,
konsultasi maupun tanya jawab secara jumlah tersebut telah memenuhi target
langsung maupun tidak langsung peserta yakni 20 orang.
dengan media telekomunikasi yang Kegiatan dilakukan dengan
dapat dijangkau seperti telepon dan penyampaian materi tentang konsep
email. yang berkaitan dengan pengembangan
karakter anak. Materi makna anak
2. Pembahasan disampaikan oleh Dr. Arif Rohman,
a. Pelaksanaan Kegiatan M.Si, materi kebijakan PAUD dalam
Pelaksanaan pelatihan meningkatkan peran dan kompetensi
pengembangan karakter dilakukan tidak keluarga disampaikan oleh Joko Sri
lepas dari permasalahan yang telah Sukardi, M.Si., dan materi sosialisasi
diungkapkan pada poin analisis situasi anak di era cyber disampaikan oleh Dr.
bahwa generasi masa kini atau dikenal Ariefa Efianingrum. Ketiga materi ini
dengan sebutan generasi Z, generasi disampaikan untuk memberikan
Post Millenial, atau juga disebut sebagai pemahaman kepada para guru TK agar
generasi Phi (generasi yang lahir di abad memiliki pandangan terhadap konsep-
21) merupakan generasi yang konsep yang berkaitan dengan
diharapkan menjadi harapan pengembangan karakter anak.
pembangunan masa depan. Sebutan Guru sebagai pendidik setiap
generasi diatas tidak lepas dari kondisi hari selalu dihadapkan pada teknis
sosial ketika anak itu lahir, yakni masa pembelajaran yang kadang kala abai
maju pesatnya tegnologi informasi dan dengan tataran konseptual yang
komunikasi yang membuat dunia menjadi landasan dalam melakukan
menjadi tanpa sekat. Persebaran teknis pembelajaran. Terutama terkait
informasi dan budaya luar kemudian dengan kebijakan dan perubahan sosial
menjadi tantangan pada tri pusat yang terjadi, bahwa guru dituntut harus
pendidikan agar anak-anak tetap mampu mengikuti perkembangan
menjadi generasi maju tanpa tersebut. Oleh karena itu, materi
melepaskan budayanya. Sehingga pertama bermanfaat bagi guru. Dalam
pelatihan pengembangan karakter anak konteks kebijakan, tidak jarang para
penting dilakukan kepada guru sebagai guru kurang memahami kebijakan yang
seorang pendidik agar mampu sedang berlaku saat ini sehingga dalam
mewujudkan anak yang bukan hanya menghadapi permasalahan dilapangan
cerdas namun juga berkarakter. merasa sedikit gamang. Hal ini
Pendidik sebagai actor strategis disampaikan oleh salah satu guru bahwa
di sekolah penting untuk selalu saat ini anak berkebutuhan khusus
meningkatkan kompetensinya untuk belum bisa diakomodir kehadirannya di

Copyright © 2017,Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (3), September 2019 - 67
Ariefa Efianingrum, Farida Hanum, Arif Rohman, Joko Sri Sukardi, Murtamadji, Ebni Sholikhah

TK umum sehingga mempertanyakan Dalam pertemuan tersebut juga


kebijakan apa yang bisa mengatasi disampaikan buku tentang KIE, yakni
masalah tersebut. Masalah ini kemudian buku yang dapat digunakan oleh guru
menuntun pada kebijakan tentang sebagai salah satu referensi untuk
penyelenggaraan pendidikan wajib 9 melakukan pendidikan karakter pada
tahun yang mempersilakan anak untuk anak. Penekanan dari buku ini adalah
masuk pada pendidikan dasar pada usia tentang cara mengembangkan karakter
7 tahun tanpa kecuali, termasuk anak anak melalui komunikasi yang efektif.
berkebutuhan khusus. Untuk itulah Salah satu caranya adalah dengan
pemahaman guru terhadap kebijakan mencurahkan cinta kasih kepada anak.
pendidikan patut untuk ditingkatkan Dengan demikian diharapkan para guru
agar mampu membaca permasalahan di bukan hanya memahami konsep
lapangan. Sebagaimana manfaat tentang pengembangan karakter anak
pelatihan yang dituliskan oleh Sondang namun juga dapat mempraktekkan
Siagian (1997) bahwa tersedianya langsung di sekolah dengan penuh kasih
informasi tentang berbagai program san saying karena pengembangan
yang dapat dimanfaatkan oleh para guru karakter menyangkut moral knowing,
dalam rangka pertumbuhan masing- moral feeling, dan moral behavior
masing secara teknikal dan intelektual, (Lickona, 1991). Pendidikan karakter
membantu para guru membuat melalui sikap-sikap kasih merupakan
keputusan lebih baik, dan bagian dari moral feeling yang dapat
meningkatkan kemampuan para guru ditanamkan pada perilaku anak.
menyelesaikan berbagai masalah yang
dihadapinya. b. Evaluasi Kegiatan
Materi lain yang disampaikan Evaluasi pelatihan menggunakan
adalah sosialisasi anak di era Cyber model Ralph W. Tyler yang berorientasi
menjadi hal yang menarik juga bagi para pada tujuan. Adapun tujuan dari
guru. Hal ini dikarenakan tema tersebut pelatihan ini adalah untuk
sesuai dengan konteks anak didik meningkatkan pengetahuan dan
mereka sebagai generasi masa kini yang keterampilan guru TK dalam
tumbuh dierah digital. Perkembangan mengembangkan karakter anak. Pre-test
teknologi seperti lebih menarik bagi dan post-test digunakan untuk
anak dari pada bersosialisasi secara mengevaluasi pemahaman guru
langsung dengan teman sebaya. Dengan terhadap materi yang disampaikan.
demikian guru harus memiliki Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
kreativitas untuk menumbuhkan peningkatan rata-rata 21.81 poin dari 20
karakter “saling” kepada anak agar tidak peserta yang telah melengkapi pre-test
serta merta dikuasi oleh tegnologi. maupun post-test.
Dengan kata lain, nilai-nilai karakter
seperti gotong royong dan integritas Adapun hasilnya secara rinci
harus terus dilatihkan kepada anak dapat dilihat pada tabel berikut
melalui prakter-prakter sederhana
disekolah. Hasil dari praktek tersebut
secara instan belum bisa terlihat
sehingga memerlukan pembiasaan dan
keteladanan agar di masa depan yang
semakin berbasis tegnologi, anak-anak
tidak kehilangan karakternya. Maka dari
itu, pelatihan yang dilakukan dapat
mempersiapkan para guru menghadapi
tugas-tugas baru di masa depan
(Sondang Siagian, 1997).

Copyright © 2017,Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (3), September 2019 - 68
Ariefa Efianingrum, Farida Hanum, Arif Rohman, Joko Sri Sukardi, Murtamadji, Ebni Sholikhah

Berdasarkan hasil pengukuran pemahaman guru terhadap pengembangan


skor pre-test dan post-test yang karakter anak dengan kenaikan skor rata-
dilakukan, terdapat peningkatan rata 21.81 poin (31.36%). Sedangkan hasil
tertinggi yakni 40.4 poin sedangkan action plan menunjukkan perbaikan tentang
peningkatan paling rendah yakni 6.7 cara pengembangan karakter anak di
poin. Rata-rata peningkatan skor 21.81 sekolah. Maka, pelatihan pengembangan
poin, rata-rata skor awal adalah 69.55 karakter anak pada Guru TK di Kecamatan
menjadi 91.36 sehingga kenaikkannya Ngaglik dapat dikatakan berhasil.
adalah 31.36%. Hal ini menunjukan
bahwa penyampaian materi dalam
DAFTAR PUSTAKA
pelatihan mampu meningkatkan
pemahaman guru terhadap Achmad Zulfikar Fazli. 2017. Guru Dinilai
pengembangan karakter anak di Gagal Memberikan Pendidikan
sekolah. Hasil ini selaras dengan apa Karakter. Diunduh melalui
yang diungkapkan oleh Budi Mulyawan http://news.metrotvnews.com/peris
(2012) bahwa pengalaman dalam tiwa/0KvGVZGN-guru-dinilai-
pelatihan menjadi salah satu factor yang gagal-memberikan-pendidikan-
mempengaruhi guru dalam karakter
menjalankan tugasnya, maka guru dapat Aris Try Andreas Putra. 2012. Evaluasi
memanfaatkan watu semaksimal Program Pendidikan: “Pedekatan
mungkin untuk menambah Evaluasi Program Berorientasi
pengetahuan dan keterampilan melalui Tujuan (Goal-Oriented Evaluation
pelatihan. Approach: Ralph W. Tyler)”,
Selain itu evaluasi peningkatan Shautut Tarbiyah, Jurnal Studi
keterampilan juga dilakukan dari hasil Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman
action plan yang dilakukan oleh guru di IAIN Kendari, Ed-26 Tahun XVIII,
sekolah dan dilaporkan melalui lembar hal. 55-68.
kerja. Hasilnya menunjukkan bahwa Budi Mulyawan. 2013. Pengaruh Pengalaman
terdapat peningkatan terhadap cara- dalam Pelatihan terhadap
cara yang digunakan dalam Peningkatan Kompetensi
mengembangkan karakter anak di Profesional Guru Jurusan
sekolah. Guru mampu memberikan Penjaskesrek Undiksha Singaraja
sikap positif kepada anak seperti https://p2m.undiksha.ac.id/index.p
berkomunikasi dengan ramah, dan hp/MKFIS/article/viewFile/453/371
memberikan penguatan dalam bentuk Edy Sutrisno. 2014. Managemen Sumber
motivasi maupun reward. Guru juga Daya Manusia. Kencana Prenada
berusaha bersikap lebih arif dan Media Grup: Jakarta.
berusaha memahami perkembangan Lickona, Thomas. 1991. Educating for
masing-masing anak untuk dapat Character, How Our Schools Can
menyesuaikan sikap yang harus Teach Respect and Responsibility.
ditunjukkan pada anak agar dapat Bantam Books: New York.
membangun komunikasi efektif. Martin Luther King. 1947. The Purpose of
Education. Maroon Tiger:
the Morehouse College student
SIMPULAN
newspaper
Kegiatan PPM telah dilaksanakan Mukti Amini. 2008. Pengasuhan Ayah-Ibu
dengan lancar dan baik dengan jumlah yang Patut: Kunci Sukses
keterlibatan 25 guru sesuai target. Pelatihan Mengembangkan Karakter Anak.
dilakukan dengan penyampaian materi Dalam Character Building. Umar
untuk meningkatkan pemahaman guru Suwito, dkk. 2008. Yogyakarta:
terhadap pengembangan karakter anak. hasil Tiara Wacana.
pelatihan menunjukkan adanya peningkatan

Copyright © 2017,Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (3), September 2019 - 69
Ariefa Efianingrum, Farida Hanum, Arif Rohman, Joko Sri Sukardi, Murtamadji, Ebni Sholikhah

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 SW. Septiarti, dkk. 2017. Sosiologi dan
tentang Program Pengembangan Antropologi Pendidikan. Yogyakarta:
Karakter UNY Press.
Rio Audhitama Sihombing. 2018. Kecanduan The 6th Education International (EI) World
Smartphone, 2 Pelajar di Congress meeting in Cape Town.
Bondowoso Alami Gangguan Jiwa. (2011). Resolution on the Future of
Diunduh melalui the Teaching Profession. South
http://news.liputan6.com/read/323 Africa.
0086/kecanduan-smartphone-2-
Undang-undang No. 23 tahun 2003 tentang
pelajar-di-bondowoso-alami-
Perlindungan Anak Negara Republik
gangguan-jiwa
Indonesia.
Seto Mulyadi. 2008. Peran Pendidikan dalam
Membangun Karakter Anak (dalam
Character Building Lemlit UNY).
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sondang P. Siagian .1991. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara

Copyright © 2017,Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

Anda mungkin juga menyukai