Anda di halaman 1dari 14

Perluasan dan

Pengembangan
Dakwah melalui
Teknologi
Digital 4.0
Seminar Meningkatkan Manajemen
Masjid Berbasis Ekonomi Kreatif 4.0

DECEMBER 6

Inspiring Session:
MASJID RAYA KEBAYORAN RESIDENCES
Junison Zaib

1
Pendahuluan
Sekarang dakwah berada dalam dunia yang mengalami perubahan yang cepat dan
masif. Perubahan terjadi begitu dinamis dan cepat dengan segala masalah yang
muncul. Jika situasi berubah, maka manusia yang hidup dalam situasi tersebut juga
terus mengalami perubahan. Perubahan-perubahan ini tentu saja berdampak dalam
seluruh segi kehidupan, termasuk dalam penyampaian dakwah oleh para ulama atau
da’i kepada umat.

Kegiatan dakwah ini antara lain didasarkan pada Alquran surah an-Nahl ayat 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Jika ditinjau dari perspektif ilmu komunikasi, maka dakwah termasuk ke dalam
komunikasi persuasif karena komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mengubah
atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh komunikator, seperti ulama atau da’i.

Dakwah (Arab: ‫دعوة‬, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru,
mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai
dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam.

Dakwah disampaikan oleh para ulama dimana sesuai dengan nash Al-Quran dan
Hadits, yang mana ciri atau sifat ulama, antara lain:

Pertama, paling takut kepada Allah. “Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah
adalah ulama” (QS. Fathir: 28) karena ia dianugerahi ilmu, tahu rahasia alam, hukum-
hukum Allah, paham hak dan batil, kebaikan dan keburukan, dan sebagainya.

Kedua, berperan sebagai “pewaris nabi” (waratsatul ambiya’). “Sesungguhnya ulama


itu adalah pewaris para nabi” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)”. Seorang ulama
menjalankan peran sebagaimana para nabi, yakni memberikan petunjuk kepada umat
2
dengan aturan Islam, seperti mengeluarkan fatwa, laksana bintang-bintang di langit
yang memberikan petunjuk dalam kegelapan bumi dan laut (HR. Ahmad).

Ketiga, terdepan dalam dakwah Islam, menegakkan ‘amar ma’ruf nahi mungkar,
menunjukkan kebenaran dan kebatilan sesuai hukum Allah, dan meluruskan penguasa
yang zhalim atau menyalahi aturan Allah.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin mengatakan, “Tradisi ulama adalah


mengoreksi penguasa untuk menerapkan hukum Allah; kerusakan masyarakat adalah
akibat kerusakan penguasa dan kerusakan penguasa itu akibat kerusakan ulama.”

Ulama adalah orang yang mendapat mandat memberikan pemahaman tentang Iman
dan Islam dengan seluruh eksistensinya kepada umat. Oleh karena itu dalam
mendakwahkan Al-Qur’an dan Hadist tidak boleh kalah dengan perubahan yang terjadi
bahkan harus memanfaatkan setiap perubahan yang terjadi. Memanfaatkan
perubahan yang terjadi bukan berarti sekedar mengikuti arus dunia ini, namun
bagaimana ulama bisa membuat umat menyembah dan beribadah kepada Allah SWT,
menjalankan perannya sebagai khalifah, menuntut ilmu dan meneruskan Ajaran Islam
menuntun perilaku manusia dan menunjukkan perbuatan amar ma’ruf nahi mungkar
di dunia yang terus berubah ini.

Penyebab perubahan yang cepat ini


disebabkan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi; antara lain
penerapan standar 4G (fourth-generation technology), atau generasi keempat dari
teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G dan 2G;
dimana 4G menyediakan jaringan pita lebar ultra untuk berbagai perlengkapan
elektronik seperti yang kita nikmati hingga hari ini. Sebentar lagi pada 2020, 5G atau
Fifth Generation (generasi kelima) akan resmi diliris sebagai sistem operasi seluler

3
standar telekomunikasi melebihi standar 4G. Teknologi 5G diprediksi memiliki
kecepatan sekitar 800Gbps, atau seratus kali lebih cepat dari kecepatan generasi
sebelumnya.

Demikian pula halnya teknologi Cloud Computing


di mana data dan informasi secara permanen
tersimpan di server internet, dan tersimpan secara
sementara di komputer pengguna (client) termasuk
di dalamnya: smartphone, desktop, komputer
tablet, notebook, handheld, sensor-sensor, monitor
dan lain-lain maju dengan sangat pesat. Layanan
komputasi awan menyediakan infrastruktur IT
berupa CPU, RAM, storage, bandwith dan konfigurasi lain. Semua komponen tersebut
digunakan untuk membangun komputer virtual.

Revolusi Industri 4.0 mulai diperkenalkan pada tahun 2011 di Jerman sebagai salah
satu milestone kemajuan teknologi digital. Tidak bisa tidak, semua umat manusia tetap
harus mengikuti trend perubahan ini, jika tidak maka dia akan tertinggal dan akan
mengalami kesulitan kehidupan. Trend otomasi dan digital ini akan semakin intensif di
Indonesia pada masa yang disebut bonus demografi yang akan mencapai puncaknya
pada tahun 2020 – 2030 nanti. Trend Revolusi Industri 4.0 bisa jadi akan
memunculkan pusat-pusat dakwah digital, sedangkan bonus demografi yang akan
dialami Indonesia akan mendorong peluang lebih besar dalam dakwah.

Oleh karena itu Dewan Kemakmuran Masjid atau lembaga sejenis, dalam hal ini
melalui para ulama dan da’i, harus memanfaatkan setiap perubahan yang terjadi dan
menggunakan setiap peluang yang ada sehingga dakwah tersampaikan secara kreatif
namun dalam bingkai syariah sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah
SAW.

Perubahan cepat karena digitalisasi industri menyebabkan banyak pekerjaan yang ada
20 tahun lalu menghilang secara bertahap. Setelah petugas pos, penerjemah dan
pustakawan diprediksi juga hilang dan diganti dengan mesin. Bahkan profesi dosen

4
dan guru diprediksi akan menghilang karena kampus akan berubah menjadi semacam
event organizer (EO) yang menyelenggarakan kuliah dari para ilmuwan kelas dunia.
Kasir di supermarket, sopir taksi, pengiriman surat kabar, agen asuransi, dan sejumlah
besar akuntan juga diprediksi akan berkurang. Karena itu, kita tentu perlu memikirkan
kembali pekerjaan-pekerjaan tersebut, di mana kita terlibat hari ini.

Dalam konteks pendidikan, tantangannya bukan hanya ancaman keberadaan guru


dimana pekerjaan guru tergantikan tetapi juga dalam hal bagaimana pendidik
menghadapi generasi baru, generasi milenial atau Y (lahir 1981-1994) dan Z ( lahir 1995
up) yang memiliki karakteristik sendiri. Guru masa kini, misalnya, akan menghadapi
anak-anak yang sangat dekat dengan gadget dan atau perangkat pintar sejak mereka
masih bayi. Mereka biasanya disebut sebagai digital natives. Sementara para guru
memahami gadget dan perangkat lain sebagai imigran digital. Ini merupakan tantangan
bagi guru untuk mengantisipasi kondisi ini dalam proses pembelajaran mereka di ruang
kelas. Oleh karena itu, guru harus terus berpikir tentang bagaimana mereka dapat
memanfaatkan kedekatan siswanya dengan teknologi, seperti gadget, dalam proses
pembelajaran di kelas. Kalau tidak, kelas akan membosankan. Siswa akan lebih tertarik
bermain dengan gadget mereka (jika mereka diizinkan untuk dibawa ke kelas),
daripada mendengarkan ceramah guru yang mungkin monoton di kelas. Siswa bahkan
dapat berasumsi bahwa mereka tidak lagi membutuhkan guru karena mereka dapat
mengetahui berbagai isi pelajaran yang mereka butuhkan sendiri. Mereka bahkan
dapat mengetahui isi pelajaran jauh sebelum disampaikan di kelas. Keberadaan guru
dan ruang kelas tersebut dapat kita analogikan kejadiannya dengan proses dakwah
yang disampaikan para ulama dan da’i.

Revolusi Industri 4.0


Istilah revolusi industri terkait dengan beberapa perubahan mendasar yang terjadi di
bidang industri, mulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. Industri 1.0
ditandai dengan munculnya mekanisasi produksi untuk mendukung efektivitas dan
efisiensi kegiatan manusia. Fase ini terjadi sekitar akhir abad ke-18 yang lalu ditandai
dengan ditemukannya kereta api pertama dan mesin uap pada 1784. Saat itu, industri

5
diperkenalkan ke fasilitas produksi mekanik menggunakan tenaga air dan uap.
Pekerjaan peralatan yang awalnya mengandalkan tenaga manusia dan hewan akhirnya
digantikan oleh mesin. Industri 2.0 terjadi pada awal abad ke-20 yang ditandai dengan
produksi massal dan standardisasi kualitas. Perkembangan ini diikuti oleh lahirnya era
industri 3.0 sekitar tahun 1970 yang ditandai dengan penyesuaian dan fleksibilitas
otomatisasi dan berbasis robot manufaktur. Revolusi Industri 4.0 kemudian datang
untuk menggantikan industri 3.0 yang ada ditandai dengan cyber-fisik dan kolaborasi
manufaktur (Hermann et al, 2016).

Pemerintah baru meluncurkan “Making Indonesia 4.0” sejak 4 April 2018 sebagai
roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi
dan inovasi dalam memasuki era industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 sendiri merupakan
nama trend otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi industri (pabrik).

6
Revolusi industri 4.0 menghasilkan
industri cerdas, moduler, menciptakan
salinan dunia fisik secara virtual, dan
mengandalkan Internet of Thing (IoT),
komputasi awan, dan layanan internal
lintas organisasi.

Istilah yang dipopulerkan pada tahun


2011 dalam forum Hannover Fair di
Jerman tersebut, mempunyai empat
prinsip, diantaranya:

• Interoperabilitas (kesesuaian): kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan


manusia untuk berhubungan dan berkomunikasi satu sama lain. IoT akan
mengotomatisasikan proses tersebut secara masiv.
• Transparansi informasi: Kemampuan sistem informasi untuk menciptakan
salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrikasi digital
dengan data sensor.
• Bantuan Teknis: kemampuan sistem bantuan untuk membantu manusia dengan
mengumpukan dan membuat visualisasi informasi secara menyeluruh; dan
kemampuan sistem siber-fisik untuk membantu manusia secara fisik dengan
melakukan serangkaian tugas yang tidak menyenangkan, berat, atau tidak aman
bagi manusia.
• Keputusan Mandiri: Kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan
sendiri dan melakukan tugas semandiri mungkin.

Revolusi Industri 4.0 melahirkan


perbagai perubahan,
diantaranya: banyak
bermunculan perangkat cerdas
dengan IoT sebagai penopang
yang memudahkan manusia

7
dalam mengelola aktivitas sehari-hari (salah satu contohnya adalah Google Assistance),
disamping bermunculannya perusahaan-peruhaan berbasis teknologi, seperti Grab,
Gojek, Traveloka, dan lain-lain.

Kesiapan kita dalam menghadapi Revolusi Indutri 4.0 atau dalam


mengimplementasikan Making Indonesia 4.0 sebenarnya sangat bergantung pada
kemampuan kita dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Karena pendidikan
termasuk dakwah adalah akar dari segala sendi dalam kehidupan.

Revolusi Industri 4.0 sangat menekankan proses kreativitas. Kecerdasan sudah tidak
menjadi tolak ukur utama. Dunia dengan cepat mengalami perubahan, untuk bisa
menjangkau perubahan demi perubahan diperlukan proses kreativitas manusia, bukan
kepandaian atau kecerdasan. Dakwah berbasis kreativitas sangat diperlukan.

LMS sebagai alternative teknologi


Dakwah 4.0
Semakin banyak fakta bahwa menunjukkan dakwah telah berubah dari menjadi
tertutup dan terpusat pada kelompok / individu tertentu, terbuka secara sosial dan
berbagi secara digital semakin penting; kebutuhan umat pada pusat dakwah digital,
bukan hanya memerlukan teknologi saja, namun membutuhkan pelatihan sosial,
pengembangan materi dakwah yang sesuai dan praktis.

Kemampuan untuk berkolaborasi sangat diinginkan oleh masyarakat, oleh karena itu
kerjasama jamaah dengan komunikasi harus dilakukan, difasilitasi dalam paradigma
dakwah dalam lingkungan sosial kemasyarakatan.

Semakin banyak jejaring sosial, layanan web digunakan untuk dakwah yang fleksibel
dan informal sekaligus menyediakan akses ke para ulama atau da’i dan jamaah lainnya.

8
Umat dapat mengatur lingkungan mengaji pribadi mereka sesuai dengan minat
mereka, gaya belajar dan ambisi. Ini adalah kesempatan sekaligus tantangan bagi
jamaah yang mempelajari agama secara digital.

Kehadiran internet saat ini banyak memberi manfaat positif khususnya memudahkan
para ulama atau da’i mentransmisikan termasuk berinteraksi dalam dakwah melalui
aplikasi Instagram, YouTube, Facebook, twitter dan lain sebagainya kepada umat.
Namun karakteristik media sosial yang bersifat terbuka dan berbaur dengan informasi
sosial lainnya, maka penggunaan media sosial dapat juga bersifat disruptif dalam
penyampaian dakwah yang mana kemungkinan pada saat bersamaan terjadi
perundungan secara daring atau cyberbullying dikalangan pengguna, menurunnya
keterampilan berkomunikasi secara tatap muka, tidak waspada dan tidak hati-hati
dalam memilih lawan komunikasi, mengurangi sosialisasi dengan orang lain di dunia
nyata, gagal fokus dalam komunikasi dakwah.

Penyampaian dakwah secara digital sebenarnya mirip dengan proses e-learning;


dimana melalui penerapan teknologi informasi dan komputer dapat menciptakan
pengalaman belajar; dalam konteks e-learning adalah adanya interaksi antara yang
belajar dan yang membelajarkan. E-Learning dapat pula dipandang sebagai
pendekatan inovatif dalam menyampaikan pembelajaran yang telah dirancang dengan
baik, berpusat pada pembelajar, interaktif dan dapat memfasilitasi pembelajaran untuk
siapa saja, dimana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan atribut-atribut dan
sumber dari beragam teknologi digital bersama dengan bahan ajar lain yang tepat
untuk lingkungan belajar yang bersifat terbuka, terdistribusi dan fleksibel.

Agar penyampaian dakwah lebih efektif dan mencegah disruptif seperti halnya
penggunaan media sosial, pemanfaatan teknologi e-learning lainnya yakni Learning
Management System (LMS) merupakan alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam
penyampaian dakwah digital masa kini.

9
Penerapan LMS pada sentra-sentra dakwah
digital merupakan suatu keniscayaan.
Aplikasi LMS dapat di hosting pada Cloud
Computer secara aman dengan bandwidth
network yang lebar serta storage yang
sangat besar pada data center tier-4.
Apabila menggunakan aplikasi LMS – open
source, maka biaya awal yang diperlukan
hanyalah untuk menyewa hosting dan jasa
konsultan bagi implementasi dan pelatihan
content creator digital (da’i / ulama) yang
mengelola materi dakwah pada LMS tersebut, sedangkan aplikasi open source –
standard tidak berbayar.

Beberapa fitur utama dari LMS antara lain:

Setelah LMS dipasang pada cloud computer yang dapat diakses menggunakan jaringan
internet, maka yang sangat essential adalah:
10
• Adanya organisasi dan manajemen yang baik dan kompeten dalam mengelola
LMS sebagai bagian sentra dakwah digital.
• Pengembangan sentra-sentra dakwah digital yang terintegrasi secara nasional.
• Pelatihan para content creator (ulama, da’i) dalam:
o digitalisasi materi dakwah,
o pemilihan teknologi kreatif pengembangan content digital
o metodologi pengembangan dan penyampaian content
o pembaruan content dakwah secara periodik
o penyelenggaraan change management dakwah digital
o loop back / evaluasi sentra dakwah secara periodik (manajemen, kualitas
dan kuantitas content, dan aspek keunggulan operasi lainnya)

Penerapan teknologi digital di Masjid


Raya Kebayoran Residences
Tersedianya cloud computing dan atau web hosting yang murah, handal, aman yang
didukung oleh konektivitas internet kepada para penggunanya yang digunakan sebagai
infrastruktur dakwah harus dikelola oleh DKM atau lembaga sejenis secara amanah,
professional dan accountable. Pengelolaan ini tentu saja termasuk pengelolaan
11
manajemen masjid, sumber daya manusia, asset, keuangan bahkan pengembangan
ekonomi umat. Pengelolaan tersebut saat ii dimudahkan dengan memanfaatkan
aplikasi komputer yang tersedia secara open sources (tidak ada license fees).

Masjid Raya Kebayoran Residences yang peresmian penggunaannya sejak 28 April


2019 telah mulai memanfaatkan beberapa aplikasi open sources untuk tujuan dakwah
dan pengelolaan masjid yang ditempatkan pada cloud computing / hosting yang dapat
diakses menggunakan jaringan internet. Aplikasi open-sources yang telah digunakan
antara lain adalah:
• Learning Management System untuk tujuan e-learning/dakwah;
• HR Information System untuk tujuan pengelolaan SDM masjid seperti marbot,
imam, sekuriti, pengurus DKM dan jamaah;
• Accounting System untuk pengeloaan keuangan masjid
• Asset Management System untuk pengelolaan inventaris / asset masjid
• e-Commerce dipersiapkan untuk menunjang operasi mini market di lingkungan
masjid.

Dengan pesatnya perkembangan teknologi IoT (Internet of Things) yang dapat


diperoleh dengan biaya relative murah, dilingkungan MRKR juga telah digunakan smart
plug yang dapat mengontrol penggunaan listrik dari jaringan internet hingga 3000
Watt.
Smart plug ini dapat di integrasikan dengan aplikasi Google Home dan
Google Assistant.

Untuk tujuan pengamanan dimanfaatkan pula ip-CCTV pada jaringan Local Area
Network dengan kabel LAN PoE dengan fitur video fencing, alarm, auto patrol dan lain-
lain yang terintegrasi, yang memudahkan tugas pengamanan masjid baik secara lokal
maupun remote.

Peluang pemanfaatan perangkat berbasis IoT dengan biaya murah saat ini sudah
terbuka dan mudah diperoleh di pasar misalnya:

12
All in one universal infrared remote controller.

Smart home multifunctional gateway

Smart temperature and humidity sensor


Smart light bulb

Smart lock core security.

Pemanfaatan perangkat-perangkat berbasis IoT tersebut secara sederhana dan mudah


menghitung keekonomian dan penghematannya disamping memudahkan operasi
fasiltas yang dikelola pada lingkungan masjid.

13
Kesimpulan dan Saran
Menyesuaikan penyampaian dakwah digital secara kreatif pada era Industri 4.0
merupakan suatu keharusan.

Para da’i atau ulama harus memperisapkan diri agar mampu mengembangkan digital
content (materi dakwah digital) sesuai dengan tuntutan jamaah lintas generasi,
termasuk memilih teknologi dan metodologi pengembangan dan penyampaiannya.

Disarankan agar mengembangkan sentra-sentra dakwah digital terintegrasi secara


nasional agar penyampaian dakwah berkualitas, cepat dan efektif.

Disarankan untuk senantiasa mempertimbangkan pemanfaatan sistem open-sources


dan teknologi digital 4.0 dalam proses penyampaian dan pengelolaan dakwah,
manajemen DKM, pembangunan dan pengoperasian masjid.

Pemanfaatan teknologi digital 4.0 di masjid-masjid hari ini sudah menjadi keniscayaan
agar tak tertinggal dan sulit dalam era yang selalu berubah ini.

14

Anda mungkin juga menyukai